Membajak sawah dengan traktor termasuk contoh titik-titik pertanian

Alat pertanian modern tentu akan membuat aktivitas pertanian Anda menjadi semakin mudah. Peralatan ini sudah dilengkapi dengan teknologi yang canggih sehingga penggunanya tidak harus mengandalkan metode manual lagi. Dengan adanya alat-alat modern ini diharapkan hasil panen yang akan didapatkan pun bisa lebih maksimal. Tertarik untuk mulai menggunakan alat pertanian modern? Berikut uraian tentang alat bajak sawah modern yang bisa dipertimbangkan.

Kultivator merupakan alat pertanian modern yang memiliki fungsi untuk membajak sawah, tepatnya berfungsi mengolah tanah sekunder (penghancuran dan penghalusan tanah). Cara kerja kultivator adalah dengan menggunakan gerigi yang kemudian ditancapkan pada tanah sawah. Setelah tertancap, mesin akan bergerak dengan tenaga penggerak (biasanya mesin traktor). Saat mesin bergerak maka tanah akan otomatis terangkat dan pecah susunannya.

Selain untuk mengolah tanah sekunder, kultivator juga bisa digunakan untuk menyiangi tanaman. Alat modern ini mengaduk tanah pertanian secara perlahan dan hati-hati, jadi tidak akan merusak tanaman pertanian yang sudah ada.

Rotavator pada dasarnya punya cara kerja yang serupa dengan kultivator. Perbedaannya terletak pada gerigi yang nantinya akan menghancurkan tanah. Rotavator tidak hanya menggunakan gerigi untuk mengolah tanah, tapi juga menggunakan cakram. Jadi gerakannya saat mengolah tanah akan berotasi atau memutar. Untuk menggerakkan gerigi dan cakram ini, rotavator juga menggandalkan mesin traktor sebagai penggerak utama.

Dengan adanya gerigi dan cakram, rotavator juga lebih kuat saat mengolah tanah. Dengan demikian, alat pertanian modern yang satu ini tidak hanya bisa digunakan untuk pengolahan tanah sekunder, tetapi juga pengolahan tanah primer (pembukaan tanah).

Terkadang petani juga perlu membuat parit untuk pengairan sawah. Untuk membuat parit tentu dibutuhkan alat bajak yang lebih kuat untuk memecahkan susunan tanah yang dalam. Biasanya parit akan membutuhkan kedalaman sekitar 50-90 cm. Agar tidak menyulitkan petani, inovasi teknologi alat pertanian terus dilakukan. Akhirnya ditemukanlah alat yang sering disebut dengan bajak subsoil. Alat ini mampu memecah tanah hingga kedalaman 90 cm.

Bajak subsoil atau tanah bawah juga tersedia dalam mode standar yang bisa digunakan untuk pengolahan tanah dangkal (kurang dari 50 cm). Bajak subsoil ini juga digerakkan dengan mesin traktor, Biasanya daya yang dibutuhkan sekitar 60-85 HP.

Garu sisir merupakan penggaruk yang bergigi paku. Fungsi utamanya adalah untuk pengolahan tanah sekunder (penghalusan tanah). Garu sisir biasanya digunakan saat tanah pertanian berada dalam kondisi basah setelah selesai diolah dengan mesin bajak, Sebenarnya metode garu ini sudah digunakan oleh petani Indonesia, namun kini muncul dengan teknologi yang lebih modern menggunakan mesin dan gerigi logam. Perubahan ini membuat garu sisir menjadi lebih kuat dan tahan lama.

Pada metode konvensional atau lama, garu sisir akan digerakkan dengan menghela sapi atau kerbau. Namun dalam pertanian yang lebih modern, garu digerakkan oleh mesin traktor.

Sama seperti garu sisir, garu piring juga digunakan dalam proses pengolahan tanah sekunder. Garu piring memiliki piringan-piringan kecil yang berfungsi untuk membalikkan tanah dangkal pada lahan pertanian. Alat pertanian modern ini tidak memerlukan tenaga yang besar sebagai penggerak. Satu piringan garu saja sudah mampu membalikkan tanah dalam jumlah banyak.

Ada dua jenis garu piring yang umum digunakan. Pertama ada garu piring dengan dua rangkaian satu aksi, dan kedua garu piring dengan dua rangkaian dua aksi. Semakin banyak rangkaian dan aksi maka semakin efektif juga kerja garu.

Untuk bisa mendapatkan hasil panen yang maksimal, Anda bisa mulai mempertimbangkan alat pertanian modern. Lima mesin bajak modern merupakan contoh peralatan yang tepat. Semuanya bisa membantu Anda untuk mempercepat proses pembajakan dan pengolahan tanah. Selamat mencoba!

Saat ini dunia pertanian Indonesia menuju modern. Semakin jarang hewan ternak digunakan mengolah tanah di sawah, semakin banyak penggunaan tenaga hewan dan manusia digantikan mesin. Salah satunya adalah membajak sawah dengan traktor.

Penting bagi petani untuk menguasai mesin ini. Untuk menggunakan traktor, seorang operator harus paham bagaimana struktur mesin, bongkar pasang alat, dan mengoperasikannya. Karena saat mengolah tanah menggunakan traktor tangan, operator tidak bisa mengandalkan bantuan orang lain di lahan pertanian.

Membajak Sawah Dengan Traktor

Cara membajak sawah dengan traktor harus dimulai dengan langkah persiapan, baik secara fisik mesin dan operator maupun kondisi lahan. Lahan yang lama tidak digunakan tidak bisa dibajak secara langsung. Gulma dan rumput liar yang sudah tumbuh tinggi harus dibersihkan terlebih dahulu.

1. Persiapan

Persiapan membajak sawah menggunakan traktor meliputi pengecekan alat dan mesin. Operator traktor tangan perlu mengganti ban yang awalnya digunakan di jalan raya dengan roda besi untuk membajak sawah. Bajak subsoil juga perlu dipasang oleh 1 atau 2 orang jika lahan sawah tanahnya cukup keras.

Pastikan kedalaman tanah berlumpur di sawah masih bisa dilalui traktor dengan lancar. Di sekitar perputaran roda, traktor sering mengalami macet karena penyumbatan. Untuk itulah operator perlu berhati-hati dan membersihkannya.

2. Proses Pembajakan

Proses membajak sawah dengan traktor tampaknya ringan dari kejauhan. Kecepatan gerak traktor bisa 3-5 kali lebih cepat dari sapi atau kerbau. Akan tetapi, jika diperhatikan dari dekat, ternyata mengoperasikan traktor tidak semudah kelihatannya.

Setelah langkah persiapan selesai, semua alat terpasang dengan baik, proses pembajakan bisa dimulai dari tepi sebelah kanan. Kemudian maju dan berbelok sesuai bentuk lahan. Alurnya bisa membentuk huruf S dengan bolak balik dari ujung ke ujung, atau berputar seperti alur obat nyamuk bakar.

Alur membajak sawah dengan traktor harus dilakukan satu arah sampai selesai. Ini perlu dilakukan agar waktu pengerjaan dan bahan bakar yang digunakan lebih efektif. Traktor tangan yang banyak digunakan di sawah Indonesia bisa menyelesaikan proses pembajakan dalam 1-2 jam untuk lahan kurang dari 100 m2.

Jika kondisi tanah keras dan kurang air, proses pembajakan bisa jadi lebih lama dan harus berulang. Tujuan pembajakan sawah adalah untuk membalik tanah, membuat lapisan dalam tanah mampu menyerap oksigen dan nitrogen lebih banyak. Pastikan hasil bajakan sudah memenuhi syarat sehingga tanah dapat ditanami kembali.

3. Finishing

Setelah petani membajak sawah dengan traktor menggunakan bajak subsoil atau rotary, tanah tidak bisa langsung ditanami. Tanah yang selesai dibajak atau di balik harus diratakan terlebih dahulu menggunakan garu sisir atau semacamnya sehingga bentuk permukaan halus.

Saat mengakhiri proses membajak sawah dengan traktor, petani atau pemilik lahan dan operator perlu memastikan kembali hasilnya. Akan lebih baik pembajakan dilakukan sehari setelah hujan turun dan kondisi tanah sawah cukup basah.

Dalam kondisi hujan sedang turun, membajak sawah bisa juga dilakukan selama intensitas air rendah dan cuaca bersahabat. Pastikan mesin traktor menggunakan perangkat kedap air sehingga tetap bisa menyala meskipun terkena air.

Lain halnya jika hujan turun deras disertai petir. Sebaiknya hindari tanah lapang dan sawah karena tubuh manusia mudah disambar petir. Usahakan untuk selalu mengutamakan keselamatan saat bekerja di sawah atau di manapun.

Bagi para petani membajak sawah dengan traktor harusnya jauh lebih mudah daripada membajak menggunakan tenaga sapi atau kerbau. Untuk itu, ada baiknya pemuda yang ingin menjadi petani atau mahasiswa teknik pertanian diwajibkan mampu mengoperasikan traktor.  Apabila Anda sedang mencari mesin traktor lengkap dengan berbagai macam jenisnya silahkan hubungi kami Jatiwaja.id.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA