Memakan makanan yang halal dan baik akan titik-titik tubuh kita

Tubuh Sehat dengan Makanan Bergizi sesuai ajaran Islam

Penulis: Siti Nur Awwalu Lathifatul Marfuah

Menjaga kesehatan tubuh sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan, apalagi di era pandemi Covid-19 ini. Mempertahankan kondisi tubuh sehat merupakan bagian dari ibadah, baik dari sisi menjalankan sunah agar terhindar dari sebaran virus corona dan memenuhi kebutuhan tubuh agar sehat dan kuat tidak mudah tertular virus serta kuat dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Allah mencintai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah. Selain itu bagian dari wujud rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberikan karunia kenikmatan tubuh yang sehat sehingga wajib kita jaga dan rawat.

Merawat tubuh agar sehat bisa dengan berbagai cara, seperti menjaga kebersihan, olahraga, istirahat cukup, tidak stres, makan makanan yang halal dan thoyyib. Cara-cara tersebut sudah dianjurkan Allah SWT, misalnya dalam hal menjaga kebersihan, kita telah diperintahkan Allah SWT pada Qur’an Surat Al Muddatsir : 4-5 “Dan pakaianmu bersihkanlah dan perbuatan dosa tinggalkanlah”. Rosulullah juga memberikan contoh bahwa beliau setiap pagi hari bersiwak untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut dan gigi. Olahraga adalah aktifitas yang dianjurkan bagi kesehatan. Tidak stres identik dengan jiwa yang tenang yang terdapat pada hati yang tenang, bisa dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.

Menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi makan dan minum yang halal dan thoyyib merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Makanan yang halal dan thoyyib artinya makanan dan minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi menurut Islam, menurut jenis makanan dan cara memperolehnya. Halal dalam pemahaman fuqaha adalah halal dari segi zatnya dan prosesnya. Disebut thoyyib juga jika makanan tersebut aman, baik, dan tidak menimbulkan masalah apapun jika dikonsumsi, baik jangka pendek maupun jangka panjang dan dapat memberi manfaat bagi tubuh. Sesuai dengan firman Allah SWT : “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi…”(QS. Al Baqarah, 2:168). Adapun ketentuan makan dan minum yang cukup juga dijelaskan dalam Al Qur’an Surat Al A’raf ayat 31: “…makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan…” artinya makan dan minum yang cukup, dijelaskan untuk tidak berlebihan.

Muslim hanya boleh mengkonsumsi makanan yang halal dan thoyyib (baik). Makanan yang harus kita hindari yaitu makanan yang haram. Berikut contoh makanan haram dari segi zatnya adalah bangkai ataupun daging hewan yang disembelih tanpa mentebut nama Allah SWT (kecuali bangkai ikan dan belalang), khamar, babi, binatang buas bertaring, binatang pemakan kotoran, darah, dan sebagainya. Makanan yang haram dari segi prosesnya, contohnya makanan yang diperoleh dengan cara haram seperti korupsi dan lain lain. Jadi pastikan apapun yang masuk ke dalam tubuh kita adalah produk-produk yang halal dan thoyyib.

Berikut beberapa contoh makanan bergizi yang berguna bagi tubuh yang termuat dalam Al Quran;

Allah berfirman, “…kami tumbuhkan biji-bijian” (QS. Abasa : 27). Nasi terbuat dari beras yang merupakan biji-bijian hasil bumi, selain beras ada gandum, jagung, dan lainnya. Di Indonesia beras adalah makan pokok.

  1. Lauk Daging dan ikan
  2. Daging Hewan

Allah berfirman, “Dan Dia telah menciptakan binatang ternak (unta, sapi, kerbau, domba, kambing) untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagainya kamu makan” (QS. An Nahl:5). Agar tubuh sehat, konsumsi jenis makanan daging yang kaya akan protein hewani. Lemak yang terdapat didalamnya mengandung zat besi, fosfor, vitamin B, C, bagian hati kaya vitamin A dan zat besi.

Allah berfirman, Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), ...” (QS. An Nahl:14). Ikan merupakan bahan makanan yang paling baik bagi manusia. Kelebihannya mengandung kadar protein tinggi, minyak ikan kaya akan vitamin A&B, ikan merupakan sumber paling baik bagi kalsium.

  1. Sayur dan buah
  2. Buah Kurma

Allah berfirman, “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya yang demkian itu benar-benar ada tanda (Kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan” (QS. An Nahl : 11). Nilai gizi buah kurma meliputi; gula sekitar 70-78% zat gula yang mudah diserap dan dicerna dalam tubuh, 2% protein, 2-3% lemak, mineral, vitamin A, D, B1, B2. 100 gram buah kurma mengandung : 40-72 mlg fosfor, 65-71 mlg kalsium, 65 mlg magnesium, 2-4 mlg zat besi, 0,9 mlg sodium, 790 potasium, 65 mlg sulfat, 283 mlg khlorine, dan 3 mlg khlor. 1 kg kurma mengandung 3470 kalori.

Allah berfirman, “Dan pohon kayu yang keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan” (QS.Al Mu’minuun:20). “Dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa”. (QS. Al An’am : 99). Buah zaitun adalah bahan makanan yang mengandung lemak yang tinggi, protein yang cukup, garam kapur, zat besi, fosfat, vitamin A,B, B Komplek. Buah ini diambil minyaknya yaitu jenis minyak nabati paling baik kualitasnya, nilai gizi yang tinggi, kalori yang besar, lemak tidak jenuh.

Allah berfirman, “Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya” (QS. Al Waqi’ah : 28-29). Buah pisang kandungan gulanya tinggi, energi besar, mineral, kalsium, fosfor, tembaga, besi, vitamin C, B komplek, A, D, dan sebagainya.

Allah berfirman; “anggur dan sayuran” (QS. Abasa: 28). mengandung glukosa tinggi, jika fermentasi menghasilkan gula anggur kalori tinggi.

Sayuran juga disebut dalam firman-Nya. Kandungan sayuran yang mengandung banyak vitamin dibutuhkan bagi tubuh.

  1. Susu yang dihasilkan Hewan

Allah berfirman, “Dan sesungguhnya pada binatang ternak terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu…” (QS. An-Nahl : 66). Susu merupakan makanan yang sempurna, murni, lengkap kandungannya, warna putih, rasa manis dan kandungannya kaya akan asam amino yang pokok, mineral seperti fosfor, tembaga, kapur, zat besi, vitamin A, B, D.

Selain jenis makanan tersebut tubuh membutuhkan unsur air dengan minum minuman halal yang cukup. Mari hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi demi menjaga karunia nikmat sehat. Semoga bermanfaat. (Fa)

2021-10-09 09:02:12

Memakan makanan yang halal dan baik akan titik-titik tubuh kita

Dr. KH. Abdur Rahman Dahlan, MA.

Ketua PB Al-Wasliyah,

Anggota Komisi Fatwa MUI

Mengkonsumsi makanan yang halal dalam Islam itu sangat penting, sebagai bukti keimanan. Karena hal ini diperintahkan dengan jelas, secara eksplisit, di dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Dan orang yang mengkonsumsi makanan tidak halal, niscaya akan menerima dampak yang sangat berat. Disebutkan dalam Hadits Nabi saw.: “Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya).” (HR. At-Thabrani).

Dari hadits ini dapat dipahami, semua yang tumbuh, berkembang pada diri manusia, sampai kepada anak keturunannya, kalau berasal dari konsumsi yang haram, maka dengan berbagai sebab dan perilaku, niscaya akan terjatuh dan disiksa di dalam neraka.

Dalam tinjauan zoologi, pengaruh makanan terhadap watak dan perilaku, secara sederhana dapat dilihat pada hewan. Jenis hewan karnivora yang memangsa hewan lain, memiliki perilaku buas, agresif, suka menyerang dan membahayakan. Seperti singa, harimau, dll. Sedangkan hewan herbivora yang memakan tumbuh-tumbuhan relatif lebih jinak, dan tidak membahayakan. Seperti sapi, kambing, dll.

You Are What You Eat

Dengan analogi ini dapat dipahami, Allah telah mengharamkan makanan dan hewan-hewan yang jelek, karena makanan memiliki pengaruh terhadap akhlak dan watak, sifat dan sikap serta perilaku seseorang. Harta dan makanan yang halal dan baik akan menumbuhkan darah dan daging yang baik. Perilaku dan perbuatannya pun (insya Allah) cenderung pada yang baik juga. Yang dihalalkan dalam agama. Demikian pula sebaliknya. Kalau mengkonsumsi makanan yang buruk, atau diharamkan dalam agama, maka akan berdampak akhlak dan watak pun menjadi buruk pula. Cenderung pada perilaku dan perbuatan yang diharamkan. Ringkasnya, bisa disimpulkan dengan ungkapan, “You Are What You Eat”. Watak dan perilaku anda itu relatif sangat dipengaruhi oleh apa yang anda makan.

Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih dan memilah harta dan makanan untuk diri kita, anak dan keluarga kita. Jangan sampai memakan barang dan makanan-minuman yang haram, baik berupa daging ataupun yang lainnya. Termasuk tentunya adalah babi: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.” (QS. Al-Baqarah: 173).

Makna semacam ini diulang lagi dalam ayat yang artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al-Maa’idah: 3).

Beberapa penelitian oleh para ilmuwan yang berpandangan objektif di Barat juga banyak yang menyatakan bahwa mengkonsumsi babi dapat mempengaruhi watak menjadi rusak, melebihi ambang batas kewajaran sebagai manusia normal.

Dalam sebuah kisah disebutkan, konon suatu ketika Syeikh Muhammad Abduh, seorang Tokoh Ulama terkemuka berkunjung ke Prancis. Beberapa mahasiswa menanyakan padanya tentang alasan ajaran Islam mengharamkan babi. "Umat Islam mengatakan babi itu haram karena memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba, dan bakteri-bakteri berbahaya lainnya. Sekarang, semua itu sudah hampir tidak ada lagi, karena ternak babi dipelihara di peternakan moden. Kebersihannya terjamin, bahkan dengan proses sterilisasi yang memadai. Lantas, bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit dengan cacing pita atau bakteri dan mikroba berbahaya?"

Muhammad Abduh tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Tapi dengan cerdik ia meminta dibawakan dua ekor ayam jantan dan satu ekor ayam betina, serta dua ekor babi jantan dan satu ekor babi betina.

Mereka pun bertanya, "Untuk apa semua itu?"

"Penuhi apa yang saya minta, maka akan kalian akan melihat satu rahasia," jawab Syeikh

Maka mereka memenuhi permintaan Syeikh Muhammad Abduh. Pemikir Islam ini segera mengurung kedua ekor ayam jantan bersama seekor ayam betina dalam satu kandang. Apa yang terjadi? Dua ekor ayam jantan itu berkelahi dan saling menyerang untuk mendapatkan ayam betina.

Setelah itu Muhammad Abduh melepas dua ekor babi jantan dengan seekor babi betina. Kali ini, mereka menyaksikan sebuah "keanehan". Tidak ada sedikit pun perkelahian untuk memperebutkan babi betina. Tanpa rasa cemburu dan harga diri, babi jantan yang satu justeru membantu babi jantan lainnya melaksanakan hajat seksualnya. Mengapa hal ini terjadi?"

Bahaya Mengkonsumsi Babi

Itu semua terjadi, karena (daging) babi membunuh 'ghirah' orang yang memakannya. Itulah yang sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi babi, dan/atau makanan haram lainnya. Banyak terjadi dalam keluarga yang biasa mengkonsumsi babi, dan/atau makanan haram lainnya. Seorang lelaki membiarkan isterinya bersama lelaki lain, tanpa rasa cemburu. Atau bahkan si suami itu sendiri yang terlibat dalam perselingkuhan. Seorang bapak melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, tetapi justru membiarkannya tanpa rasa cemburu dan was-was. Sesungguh, daging babi itu menularkan sifat-sifat buruk pada orang yang memakannya.

Muhammad Abduh kemudian memberikan contoh-contoh baik dalam syariat Islam. Misalnya, Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran serta memakan kotorannya. Siapapun yang ingin menyembelihnya harus mengurungnya selama beberapa hari, sebagai bentuk karantina, serta memberinya makanan yang sesuai. Mengapa? Agar perut hewan tersebut dapat terbebas/bersih dari kotoran-kotoran yang telah dimakannya, yang mengandungi bakteri dan mikroba berbahaya yang bisa menular pada manusia. Itulah hukum Allah. Itulah perlindungan dan kasih sayang Al-Khaliq kepada kita, umat manusia.

Dijelaskan Syaikh Shalih Al-Fauzan dalam pernyataan beliau: “Ada yang diharamkan karena makanannya yang jelek seperti Babi, karena ia mewarisi mayoritas akhlak yang rendah lagi buruk, sebab ia adalah hewan terbanyak makan barang-barang kotor dan kotoran tanpa kecuali.” (Kitab Al-Ath’imah hal. 40).

Penulis Tafsir Al-Manaar menyatakan: “Allah mengharamkan daging babi karena najis. Sebagaimana dimaksud dalam ayat yang artinya: Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor (najis).” (QS. Al-An’aam: 145). Makanan yang paling disukainya (makanan favoritnya) adalah kotoran dan ia sangat berbahaya bagi manusia. Bahkan ia memiliki pengaruh yang buruk terhadap sifat iffah (menjaga kehormatan) dan cemburu (ghirah) bagi orang yang mengkonsumsinya.” (Shohih Fiqh Sunnah, 2/339). (USM)