Masjid yang pertama kali dibangun dalam sejarah Islam adalah masjid

Advertising

Advertising

JATIMTIMES - Masjid Quba, salah satu masjid bersejarah bagi umat Islam. Bagaimana tidak, Masjid Quba merupakan Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW atas dasar takwa.

Masjid Quba dibangun tepatnya pada tanggal 8 Rabiul Awal atau 23 September 622 Masehi. Masjid Quba terletak di sebuah desa bernama Quba yang berjarak kurang lebih 6 kilometer dari Kota Madinah. Saat ini, Masjid Quba beserta desa tersebut telah masuk dalam wilayah Kota Madinah.

Berdasarkan berbagai sumber yang dihimpun JatimTIMES.com, alasan masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW diberi nama Masjid Quba, dikarenakan masjid ini dibangun di samping Desa Quba. Lalu penamaan Desa Quba juga dikarenakan di dalam kawasan tersebut memiliki sumur yang terkenal bernama Sumur Quba.

Menurut beberapa riwayat, Masjid Quba merupakan masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW pada saat hijrah ke Kota Madinah. Masjid Quba Madinah merupakan bangunan yang didirikan atas dasar takwa.

Lebih lanjut, menurut catatan sejarah hal tersebut dikarenakan masjid ini dibangun oleh Rasulullah SAW pada saat unta yang di tungganginya berhenti dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Kemudian dibangun lah Masjid Quba tersebut. Rasulullah SAW pun turut serta dalam pembangunan Masjid Quba hingga badannya dipenuhi debu dan pasir. Tercatat, Masjid Quba merupakan bangunan Masjid pertama di Kota Madinah sebelum Masjid Nabawi.

"Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih." (QS At-Taubah [9]: 108).

Setelah Masjid Quba berdiri, Rasulullah SAW menjadi imam ketika melaksanakan salat berjamaah secara terbuka bersama para sahabat. Di mana pada saat itu, kiblat Masjid Quba masih mengarah ke Masjid Al-Aqsha.

Masjid yang pertama kali dibangun dalam sejarah Islam adalah masjid

Ratusan tahun berlalu, Masjid Quba semakin diperluas hingga saat ini memiliki luasan mencapai 5.860 meter persegi dan berdaya tampung hingga 20.000 jemaah.

Adapun, fasilitas di kawasan Masjid Quba ini, yakni memiliki 7 pintu masuk utama dan 12 pintu masuk tambahan. Kemudian, terdapat 4 menara, 56 kubah kecil berdiameter 6 meter, perpustakaan hingga pusat pemasaran.

Tidak hanya memiliki nilai sejarah, Masjid Quba juga memiliki beberapa keistimewaan dan keutamaan yang dapat dijadikan amalan untuk menambah keimanan umat Islam kepada Allah SWT.

Beberapa hadis mencatatkan bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menyempatkan diri mendatangi Masjid Quba dan melakukan Salat Sunnah dua rakaat.

Dalam Hadis Riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Umar, dia berkata; "Dahulu Nabi Muhammad SAW mendatangi Masjid Quba setiap hari Sabtu dengan berjalan kaki atau berkendaraan kemudian melaksanakan salat dua rakaat."

Selain itu, mengunjungi dan salat di dalam Masjid Quba juga memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar. Yakni, dengan salat di dalam Masjid Quba bernilai seperti telah melakukan ibadah umrah.

Dalam Hadis Riwayat Imam Ibnu Majah dari Sahl bin Hunaif disebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda; "Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu datang ke Masjid Quba, kemudian dia mendirikan salat di sana, maka dia mendapatkan pahala umrah."

Dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dari Usaid bin Alhudhair, Nabi SAW bersabda; "Salat di Masjid Quba seperti melakukan umrah."

Sabtu, 16 Mei 2020 - 08:15 WIB

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa tempat yang paling dicintai (disukai) Allah Taala adalah masjid. Foto/Dok SINDOnews

Masjid adalah rumah ibadah bagi umat Islam. Masjid artinya tempat bersujud dan sebutan lain bagi masjid adalah mushalla, langgar atau surau. Masjid berasal dari kata sajada yang berarti sujud atau tunduk.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa tempat yang paling dicintai (disukai) Allah Ta'ala adalah masjid , dan tempat paling dibenci Allah adalah pasar. Sahabat Abu Dzar radhiallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang masjid yang pertama kali dibangun di muka bumi:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلَ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً

"Wahai Rasulullah, masjid apa yang dibangun pertama kali di muka bumi?" Beliau SAW menjawab: "Masjid Al-Haram." Aku (Abu Dzar) berkata: lalu apalagi?" Beliau menjawab: "Masjid Al-Aqsha." Aku bertanya lagi: "Berapa lama jarak keduanya?” Beliau menjawab: "Empat puluh tahun." (HR. Bukhari No. 3186, Muslim No. 520) (Baca Juga: Hari Peralihan Kiblat yang Dinanti-nanti Rasulullah)

Menurut Ustaz Farid Nu'man Hasan (dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia), Masjid Al-Haram sudah dikenal sejak zaman Jahiliyah. Maka, penyebutan namanya bukan hal asing, sebab Kakbah dan sekitarnya adalah rumah pertama yang ada di muka bumi.

Adapun yang dimaksud dibangun dalam hadis ini adalah fondasi dari kedua masjid itu. Sebab jika makna keduanya adalah masjid yang utuh, maka ada yang janggal menurut sebagian ulama. Berkata Imam Ibnul Jauzi rahimahullah – seperti dikutip Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah:

"Dalam hadits ini terdapat musykil (janggal), karena Nabi Ibrahim membangun Kakbah dan Nabi Sulaiman membangun Baitul Maqdis, padahal antara keduanya (Ibrahim dan Sulaiman) terpaut jarak lebih dari seribu tahun. (Fathul Bari, 6/408)

Ya, karena memang di beberapa riwayat sahih disebutkan bahwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam membangun Ka'bah dan Nabi Sulaiman 'alaihissalam yang membangun Masjidil Aqsha. Maka, hadis di atas harus dipahami bahwa yang dibangun saat itu adalah fondasinya. (Baca Juga: Ka'bah Juga Pernah Mengalami Kebanjiran)

Kemusykilan ini dijawab oleh Imam Ibnu Al-Jauzi dengan jawaban yang memuaskan. وجوابه أن الإشارة إلى أول البناء ووضع أساس المسجد وليس إبراهيم أول من بنى الكعبة ولا سليمان أول من بنى بيت المقدس، فقد روينا أن أول من بنى الكعبة آدم ثم انتشر ولده في الأرض، فجائز أن يكون بعضهم قد وضع بيت المقدس ثم بنى إبراهيم الكعبة بنص القرآن

"Jawabannya adalah bahwa isyaratnya menunjukkan yang dibangun adalah fondasinya masjid , Nabi Ibrahim bukanlah yang pertama membangun Kakbah , dan Nabi Sulaiman bukanlah yang pertama kali membangun Baitul Maqdis. Kami telah meriwayatkan bahwa yang pertama kali membangun Kakbah adalah Nabi Adam, kemudian anak-anaknya menyebar di muka bumi. Maka, boleh jadi sebagian mereka membangun Baitul Maqdis, kemudian Ibrahim yang membangun Ka’bah menurut Nash Al Quran." (Ibid)

Demikian juga yang dikatakan oleh Al-Qurthubi: sesungguhnya hadis ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Sulaiman ketika mereka berdua membangun dua masjid sebagai yang mengawali, tetapi mereka hanya memperbarui apa-apa yang telah difondasikan oleh selain mereka berdua. (Ibid)

Sejarah Berdirinya Kakbah

Kakbah (الكعبة) adalah sebuah bangunan di tengah-tengah Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi. Tempat ini merupakan tempat paling disucikan sekaligus kiblat salat umat Islam di muka bumi.

Kakbah juga disebut Baitul Haram (rumah suci), Baitullah (rumah Allah), Baitul-Ateeq (rumah tua), dan Awalul Bait (rumah pertama). Awalnya bangunan Kakbah terdiri atas dua pintu dan letak pintunya berada di atas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya agak tinggi. Sejak Nabi Ibrahim 'alahissalam hingga sepeninggal Rasulullah SAW Kakbah telah mengalami pemugaran.(Baca Juga: Corona Mewabah, Ka'bah dan Hajar Aswad Dibersihkan Lima Kali Sehari)

Nabi Muhammad SAW pernah mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali Kakbah karena kaumnya baru saja masuk Islam, sebagaimana tertulis dalam sebuah hadis: "Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan aku turunkan pintu Kakbah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail ke dalam Kakbah", sebagaimana fondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.

Ketika masa Abdullah bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibangun kembali yaitu di atas fondasi Nabi Ibrahim. Namun ketika terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan penguasa daerah Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Kakbah akibat tembakan peluru pelontar yang dimiliki pasukan Syam.

Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Kakbah berdasarkan bangunan pada masa Nabi Muhammad SAW dan bukan berdasarkan fondasi Nabi Ibrahim. Kakbah dalam sejarah selanjutnya beberapa kali mengalami kerusakan akibat peperangan dan umur bangunan.

Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al- Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana merenovasi kembali Kakbah sesuai fondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad SAW . Namun dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah dia. Sehingga bangunan Kakbah tetap sesuai masa renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.(Baca Juga: Sterilkan Ka'bah, Imam Masjidil Haram Gunakan 'Teknologi Ozon')

Wallahu A'lam

Kami pernah mengunjungi masjid Quba sebelum ini. Yang terkini, ruangan untuk muslimah telah diubahsuai, menjadi 2 tingkat, lebih luas. Lebih selesa untuk menunaikan solat, tanpa perlu berhimpit-himpit.