PERIODESASI KEKHALIFAHAN BANI ABBASIYAH Periode Pengaruh Persia Pertama (132 H./750 M.–232 H./847 M) Pada priode ini pemerintahan Abbasiyah mencapai masa keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan Islam. Namun setelah periode ini berakhir pemerintahan Abbasiyah mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus Perkembangan. Salah satu ciri pemerintahan Abbasiyah pada priode pertama ini adalah adanya unsur non Arab yang memengaruhinya seperti Persia dan Turki. Pada awal pemerintahannya Abbasiyah lebih cenderung seperti pemerintahan Persia, di mana raja memunyai kekuasaan yang absolut yang mendapatkan mandat langsung dari Tuhan. Periode Pengaruh Turki Pertama (232 H./847 M.–334 H./ 945 M.) Adanya visi pada diri penguasa Saljuk seperti Alp Arselan dan Maliksyah. Adanya kesatuan kokoh antar keluarga Saljuk, yaitu (1) Saljuk Persia yang berkuasa di Baghdad, (2) Saljuk Kirmân, (3) Saljuk Syria, (4) Saljuk Iraq, (5) Saljuk Rûm. Paham umum Saljuk yang sama dengan paham umum rakyat yaitu sunni. Meskipun demikian, ilmu pengetahuan juga berkembang pada masa ini. Adalah Nidzâm al-Mulk, perdana menteri pada masa Alp Arselan dan Malisksyah mendirikan madrasah Nidzâmiyah (1067) dan madrasah Hanafiyah di Baghdad. Cabang-cabang madrasah ini tersebar diwilayah Iran dan Khuraran. Banyak para cendekiawan yang lahir dari lembaga pendidikan ini, antara lain Az-Zamakhsyarî, Al-Qusyairî dan Al-Ghazâlî. Setelah berakhirnya Mas‘ûd ibn Muhammad yang menghabisi kekuasaan Saljuk, maka kekhalifahan Abbasiyah dikacaukan lagi dengan adanya kaum Khuarzamsyah dari Turki yang dulunya menjadi pembantu Saljuk yang kemudian manamakan dirinya dengan Atabeg (Bapak raja/Amir). Berkuasanya kaum Khuarzamsyah dibawah kepemimpinan Sultan ‘Alâ' ad-Dîn Takash memaksa khalifah An-Nâshir (576-622 H/1180-1225 M.), khalifah ke-34, untuk mencari dukungan dari luar, dari bangsa Tartar-Mongol guna menghancurkan lawan politiknya. Dan sikap inilah yang akhirnya menjadikan dinasti Abbasiyah jatuh di tangan Mongol pada masa Hulagu Khan cucu Jengis Khan. Dikarenakan bantuan yang diharapkan untuk menghancurkan Khuarzamsyah, justru memusnahkan Baghdad dan kota Islam lainnya. 5. Periode Kemunduran (590 H./1194 M.–656 H./1258 M.) Pada periode ini Abbasiyah tidak lagi berada di bawah kekuasaan suatu dinasti tertentu. Mereka merdeka dan berkuasa, tetapi hanya di Baghdad dan sekitarnya. Sempitnya wilayah kekuasaan menunjukkan melemahnya kekuasaan politiknya. Hingga akhirnya pada masa inilah datang tentara Mongol dan Tartar menghancurkan Baghdad tanpa perlawanan berarti (656 H./1258 M.).Adapun faktor yang mengakibatkan hancurnya dinasti Abbasiyah dapat dikelompokkan menjadi dua, internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: (1) adanya persaingan yang tidak sehat antara bangsa-bangsa yang terhimpun dalam dinasti Abbasiyah, terutama Arab, persia dan Turki. (2) Adanya konflik aliran pemikiran dalam Islam yang sering menyebabkan timbulnya konflik berdarah. (3) Munculnya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dari Baghdad. (4) Kemerosotan ekonomi akibat kemunduran politik. Sedangkan faktor eksternal meliputi: (1) Perang Salib yang terjadi beberapa gelombang, (2) hadirnya tentara Mongol di bawah pimpinan Hulaghu Khan. Dari ulasan periodeisasi di atas terlihat jelas bahwa dinasti Abbasiyah lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluaasan kekuasaan wilayah dan kekuatan militer. Inilah perbedaan pokok antara dinasti Abbasiyah dan dinasti Umayyah. Di samping itu, ada pula ciri-ciri menonjol dinasti Abbasiyah yang tak terdapat dizaman dinasti Umayyah yaitu: (a) Ibukota dipindahkan ke Baghdad, akibat perpindahan ini, pemerintahan dinasti Abbasiyah menjadi jauh dari pegaruh dari Arab. Sedangkan dinasti Umayyah sangat berorientasi kepada Arab. Dalam periode pertama dan ketiga, pemerintahan Abbasiyah yang memunyai pengaruh kebudayaan Persia yang sangat kuat dan pada periode kedua dan keempat bangsa turki sangat dominan dalam politik dan pemerintahan dinasti ini. (b) Penyelenggaraan negara pada masa dinasti Abbasiyah terdapat jabatan Al-Wazîr, yang membawahi kepala-kepala departemen. Jabatan ini tidak ditemukan dalam pemerintahan dinasti Umayyah. (c) Ketentaraan profesional baru terbentuk pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah, sebelumnya, tidak ada tentara khusus yang profesional. Page 2 |