Manakah urutan siklus akuntansi yang paling tepat?

Manakah urutan siklus akuntansi yang paling tepat?

Tahap siklus akuntansi merupakan bagian penting dari akuntansi itu sendiri. Dengan memahami siklus ini akan memudahkan Anda dalam menjalankan aktivitas akuntansi bisnis Anda.

Pada dasarnya akuntansi ini merupakan suatu pengukuran, penjabaran atau pemberian informasi terkait alokasi sumber daya yang memberikan suatu keputusan di dalam perusahaan atau organisasi.

Di dalamnya terdapat suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang kegiatan yang melakukan berbagai proses mulai dari transaksi keuangan hingga pada penyusunan laporan keuangan melalui suatu aturan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Hal itu disebut dengan siklus akuntansi, yang mana penyusunan laporan tersebut biasanya dibuat dalam ruang lingkup akuntansi untuk sautu waktu atau perode tertentu.

Laporan keuangan sendiri merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan akuntansi, yang merupakan kagiatan pengumpulan dan pengelohan data keuangan yang dituangkan dalam format laporan keuangan sesuai dengan standart kebijakan masing-masing perusahaan atau organisasi.

Tujuannya supaya membantu dalam membuat atau mengambil suatu keputusan atau strategi untuk kemajuan perusahaan ke depannya.

Daftar Isi

  • 1 Pengertian Siklus Akuntansi
  • 2 Tahapan Siklus Akuntansi
    • 2.1 1. Identifikasi Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi
    • 2.2 2. Analisis Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi
    • 2.3 3. Pencatatan Transaksi pada Jurnal
    • 2.4 4. Posting Buku Besar
    • 2.5 5. Penyusunan Neraca Saldo
    • 2.6 6. Penyusunan Jurnal Penyesuaian
    • 2.7 7. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
    • 2.8 8. Penyusunan Laporan Keuangan
    • 2.9 9. Penyusunan Jurnal Penutup
    • 2.10 10. Tahap Opsional: Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
    • 2.11 11. Tahap Opsional: Penyusunan Jurnal Pembalik
  • 3 Kesimpulan
    • 3.1 Related posts:

Pengertian Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi secara khusus diartikan sebagai proses berulang untuk melakukan identifikasi, analisis, dan merekam setiap kegiatan akuntansi dalam sebuah perusahaan. Siklus dalam kegiatan akuntansi ini terjadi dalam kurun waktu satu tahun.

Dalam kurun waktu tersebut, semua prinsip, kaidah, metode, hingga teknik-teknik dalam akuntansi digunakan untuk mencatat segala kegiatan akuntansi perusahaan.

Umumnya, siklus ini dimulai pada awal tahun dengan pembukaan pembukuan dan ditutup dengan jurnal penutup.

Proses akuntansi ini dilakukan berkesinambungan dan berulang selama perusahaan masih aktif. Hal ini kemudian menjadikan proses-proses tersebut sebuah siklus.

Adanya siklus ini dapat membantu pemilik perusahaan dalam melakukan analisis terkait kondisi keuangan perusahaan yang dimilikinya.

Tahapan Siklus Akuntansi

Pada siklus akuntansi sendiri terdapat beberapa tahapan yang perlu diketahui oleh anda sebagai pelaku bisnis untuk memudahkan dalam proses penyusunan laporan keuangan.

Baca Juga : TANTANGAN UKM DALAM MENGHADAPI MEA

Apa saja?

Simak uraian berikut ini:

1. Identifikasi Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi

Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Akuntan harus mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar.

Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter secara objektif.

Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga harus memiliki bukti, jika tidak ada bukti maka transaksi tidak dapat dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan.

Bukti transaksi biasanya berupa kwitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dan lain sebagainya.

Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi.

2. Analisis Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi

Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan.

Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan persamaan matematis:

  • Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

Sistem pencatatan adalah double-entry system, yaitu setiap transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan didebit dan dikredit dalam jumlah yang sama.

Sehingga setiap transaksi mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan.

3. Pencatatan Transaksi pada Jurnal

Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku jurnal. Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode siklus akuntansi atau alur akuntansi.

Proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing).

Terdapat dua macam jenis jurnal dalam tahapan siklus akuntansi yakni, jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum atau dikenal dengan istilah jurnal saja.

Biasanya tahapan yang dilakukan setelah tahapan entry adalah pencatatan transaksi yang dimasukan ke dalam satu rekening yang didebit dan satu rekening dikredit.

Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang.

Contohnya seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan lainnya.

4. Posting Buku Besar

Langkah selanjutnya dalam alur akuntansi atau urutan siklus akuntansi yaitu mem-posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke dalam buku besar.

Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan yang masing-masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu.

Pada umumnya, perusahaan mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar yang disebut chart of accounts.

Masing-masing rekening biasanya diberi nomor kode, untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat cross-reference dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal.

Baca Juga : Peran Sosmed Sebagai Customer Service

5. Penyusunan Neraca Saldo

Neraca saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu. Cara membuat neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan.

Saldo pada neraca saldo harus sama jumlahnya.

Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah yang ada di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, masih ada kesalahan.

Jika demikian, maka akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi sebelum laporan disusun.

6. Penyusunan Jurnal Penyesuaian

Jika pada akhir periode alur akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, atau ada transaksi yang salah, atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Penyesuaian dilakukan secara periodik, biasanya saat laporan akan disusun.

Pencatatan penyesuaian sama seperti pencatatan transaksi umumnya. Transaksi penyesuaian dicatat pada jurnal penyesuaian dan kemudian dibukukan kedalam buku besarnya.

Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan dalam laporan keuangan.

Dengan kata lain, hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang disusun secara akrual basis.

7. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Pada tahapan siklus akuntansi ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo kedua dengan cara memindahkan saldo yang telah disesuaikan pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru.

Saldo dari akun-akun pada buku besar dikelompokan ke dalam kelompok aktiva atau pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini juga harus seimbang.

Namun, ingat saldo yang seimbang belum tentu benar tetapi saldo yang benar pasti seimbang.

8. Penyusunan Laporan Keuangan

Berdasarkan informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, urutan siklus akuntansi selanjutnya yaitu menyusun laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disusun, seperti:

  • Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
  • Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi.
  • Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
  • Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas masuk pada periode berjalan.

9. Penyusunan Jurnal Penutup

Setelah membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal penutup. Jurnal penutup hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. Rekening yang ditutup hanya rekening nominal atau rekening laba-rugi.

Caranya adalah dengan me-nol kan atau membuat nihil rekening terkait.

Rekening-rekening nominal harus ditutup karena rekening tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi pada periode berjalan.

Baca Juga : Bagaimana Tahapan Siklus Akuntansi?

Pada akhir periode akuntansi, rekening nominal sudah selesai menjalankan fungsinya sehingga harus ditutup.

Selanjutnya, pada periode berikutnya dapat digunakan kembali untuk mengukur aktivitas yang baru dan mulai terjadi.

Tips, gunakan program akuntansi yang memiliki fitur aplikasi pembukuan keuangan usaha supaya laporan menjadi lebih mudah.

10. Tahap Opsional: Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Pada langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo ini adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah dibuatnya jurnal penutup.

Oleh karena itu, neraca saldo ini hanya memuat saldo rekening-rekening permanen saja.

Tujuan pembuatan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo yang seimbang sudah benar. Sehingga penyusunan neraca saldo ini tidak wajib hanya bersifat opsional.

Nah, lalu tahap terakhir proses pencatatan dalam siklus akuntansi adalah penyusunan Jurnal Pembalik.

11. Tahap Opsional: Penyusunan Jurnal Pembalik

Tujuan jurnal pembalik adalah menyederhanakan prosedur pencatatan transaksi-transaksi tertentu yang terjadi secara repetitif pada periode berikutnya.

Karena tujuannya untuk menyederhanakan, maka tahapan siklus akuntansi terakhir ini juga bersifat opsional.

Jurnal pembalik biasanya dibuat pada awal periode berikutnya. Caranya dengan membuat jurnal pembalik dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat.

Dengan kata lain membalikan akun yang telah dibuat pada jurnal penyesuaian dari yang awalnya debit menjadi kredit dan dari yang awalnya kredit menjadi debit.

Kesimpulan

Siklus akuntansi merupakan proses di mana aktivitas yang dimulai dari analisis dan pencatatan transaksi bisnis, serta berakhir dengan persiapan untuk aktivitas periode akuntansi selanjutnya melalui pembuatan jurnal penutup.

Siklus pada alur akuntansi ini bukan hanya proses untuk pembuatan laporan keuangan. Pemanfaatan teknologi komputer sangat berdampak positif pada kegiatan akuntansi.

Salah satu cara paling mudah dalam menangani tahapan siklus akuntansi ini adalah dengan menggunakansoftware akuntansi.

Salah satu software akuntansi terbaik untuk bisnis adalah Zahir Accounting. Zahir menawarkan banyak kemudahan dalam pengelolaan akuntansi di bisnis Anda,

Selain itu, Zahir juga menyediakan beberapa produk atau aplikasi yang mendukung berbagai jenis usaha Anda. Sehingga menggunakan Zahir akan menjadi solusi bagi Anda yang menginginkan perusahaan lebih efesien dan naik level.

Mengenal Jenis Transaksi Keuangan Perusahaan Jasa
Cegah Piutang Tidak Tertagih Dengan Cara Ini