Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai di dalam kubur lalu pertanyaan apa saja yang diajukan?

Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai di dalam kubur lalu pertanyaan apa saja yang diajukan?

Pertanyaan kubur setelah orang meninggal /pixabay/Pexels/ Pixabay


Page 2

4. “Man Kitabuka?” Atau “Apa Kitabmu?”

5. “Aina Qblatuka?” Atau “Dimana Kiblatmu?”

6. “Man Ikhwanuka?” Atau “Siapa Saudaramu?”

Baca Juga: Pengertian Senyawa Antioksidan dan Jenis-Jenisnya yang Dibutuhkan oleh Tubuh

Pertanyaan tersebut terkesan mudah untuk dijawab, namun tahukah kamu jika pertanyaan tersebut tidak banyak bisa dijawab oleh beberapa dari mereka yang sudah berada di alam kubur.

Hal tersebut disebabkan dikarenakan segala pertanyaan yang diberikan hanya bisa dijawab sesuai dengan amal perbuatan selama hidup.

Bagi mereka yang senantiasa melakukan kebaikan dan menaati perintah Allah Swt maka orang tersebut akan mudah menjawab pertanyaan tersebut.

Jika semua jawabanya benar, maka orang tersebut akan mendapatkan kenikmatan di alam kuburnya, seperti mendapatkan penerangan di alam kubur bahkan kelapangan alam kubur yang luas.

Baca Juga: Tak Hanya Pesawat, Indonesia Kembali Terlibat Negosiasi Kapal Selam Mutakhir Milik Jerman, Simak Keunggulannya

Sedangkan bagi yang tidak bisa menjawab dengan benar, maka mereka akan mendapatkan siksa alam kubur yang tanpa henti hingga sampai hari kiamat tiba.


Page 3

Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai di dalam kubur lalu pertanyaan apa saja yang diajukan?

Pertanyaan kubur setelah orang meninggal /pixabay/Pexels/ Pixabay


Page 4

Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai di dalam kubur lalu pertanyaan apa saja yang diajukan?

Pertanyaan kubur setelah orang meninggal /pixabay/Pexels/ Pixabay

Alhamdulillah.

Pertama:

Yang benar tentang sifat dua malaikat yang beri tugas untuk menanyakan mayit di dalam kubur bahwa mereka berdua adalah hitam dan biru, satunya Mungkar dan yang lain Nakir.

Imam Tirmidzi (1071) meriwayatkan dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

 ( إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ : هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . فَيَقُولانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ، ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ : نَمْ ، فَيَقُولُ : أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ ، فَيَقُولَانِ : نَمْ كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لا يُوقِظُهُ إِلا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ .

وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ : سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لا أَدْرِي . فَيَقُولَانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ ، فَيُقَالُ لِلأَرْضِ : الْتَئِمِي عَلَيْهِ ، فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ ، فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلاعُهُ ، فَلا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ ) والحديث حسنه الألباني في صحيح الترمذي .

“Apabila mayit atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Mungkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata: Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)?, maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia: Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Keduanya berkata: Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah mengatakan itu. Kemudian kuburannya diperluas 70 x 70 hasta, dan diberi penerangan, da dikatakan: Tidurlah. Dia menjawab: “Aku mau pulang ke rumah untuk memberitahu keluargaku”. Keduanya berkata: “Tidurlah, sebagaimana tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut”.

Apabila yang meninggal adalah orang munafik, ia menjawab: Aku mendengar orang mengatakan akupun mengikutinya dan saya tidak tahu. Keduanya berkata: kami berdua sudah mengetahui bahwa kamu dahulu mengatakan itu. Dikatakan kepada bumi: Himpitlah dia, maka dihimpitlah jenazah tersebut sampai tulang rusuknya berserakan, dan ia akan selalu merasakan adzab sampai Allah bangkitkan dari tempat tidurnya tersebut. (Hadits ini dihasankan oleh Al Baani dalam shahih Tirmidzi)

Adapun hadits Umar bin Khatab –radhiyallahu ‘anhu- yang anda sebutkan tadi, telah diriwayatkan dari jalur yang lemah, di antaranya yang diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam Mushannafnya (6738) dengan derajat ‘mursal’, dari Amr bin Dinar bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada Umar:

( كيف بك يا عمر بفتاني القبر إذا أتياك يحفران الأرض بأنيابهما ، ويطآن في أشعارهما ، أعينهما كالبرق الخاطف ، وأصواتهما كالرعد القاصف ، معهما مزربة لو اجتمع عليها أهل منى لم يقلوها . قال عمر : وأنا على ما أنا عليه اليوم ؟ قال : وأنت على ما أنت عليه اليوم . قال : إذاً أكفيكهما إن شاء الله (

“ Bagaimana denganmu wahai Umar, dengan kedua fitnah kubur, apabila mereka berdua mendatangimu dengan menggali tanah dengan taring-taringnya, berpijak pada rambutnya, mata mereka seperti kilat yang menyambar, suara mereka seperti petir yang menggelegar,keduanya membawa gada yang jika semua penduduk Mina berkumpul mereka tidak akan mampu mengangkatnya. Umar berkata: Apakah saya seperti saat saya di dunia ?, Rasulullah menjawab: “Engkau seperti saat engkau berada di dunia sekarang”. Jadi, saya mencukupkan anda dari mereka berdua –insya Allah-.

Al ‘Iraqi dalam Takhrij Ihya’ Ulumud Diin: 4/223: “Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam bab kubur, dengan derajat ‘mursal’ dengan sanad dapat dipercaya. Al Baihaqi berkata dalam ‘al I’tiqaad’ : “Kami meriwayatkannya dari jalur yang shahih, dari ‘Atha’ bin Yasar dengan derajat mursal.

Saya berkata: “Ibnu Baththah menyambungkan hadits tersebut dalam ‘al Ibanah’ dari hadits Ibnu ‘Abbas. Dan al Baihaqi meriwayatkan dalam ‘al I’tiqad’ dari hadits Umar, dan berkata derajatnya: gharib dengan sanad ini dari jalur ‘Mufadhdhal’. Dan riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban, dari hadits Abdullah bin Umar, bahwa Umar berkata: “Apakah akal fikiran kami dikembalikan ?, beliau bersabda: “Ya, seperti pada saat ini”. Maka Umar berkata: “maka mulutnya dijaga”.

Ustadz Farih bin Shaleh al Bahlal, dalam tahqiq “al I’tiqad” punya al Baihaqi, hal. 254, setelah menunjukkan jalur yang lemah: “Semoga dengan jalur ini dan beberapa kesaksian yang lain, sanadnya menjadi hasan”.

Kedua:

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedua malaikat bagi orang yang meninggal dunia di dalam kubur adalah: siapa Tuhanmu ?,  Apa agamamu ?, Siapakah orang ini yang diutus kepadamu ?.

Silahkan lihat soal nomor: 10403 dan nomor 22203

Wallahu a’lam.

Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai di dalam kubur lalu pertanyaan apa saja yang diajukan?

Umat Islam percaya bahwa Allah mengutus Malaikat Munkar dan Nakir untuk menanyakan beberapa hal kepada manusia yang berada di alam kubur atau alam barzakh. Malaikat Munkar dan Nakir akan mengajukan pertanyaan perihal ketuhanan, kenabian, dan beberapa hal penting lainnya kepada manusia yang wafat baik dimakamkan jenazahnya, diterkam binatas buas, atau manusia yang jenazahnya sudah musnah tanpa bentuk.

Yang menjadi soal kemudian adalah bahasa apa yang dipakai oleh kedua malaikat itu untuk bertanya kepada ahli kubur? Pertanyaan ini sempat mengemuka saat kita kecil dahulu. Meski tampaknya pertanyaan remeh, kita juga tidak mudah untuk menjawabnya.

Kita memang pernah menemukan hadits Rasulullah SAW yang terjemahannya menyebutkan “Cintailah Arab karena tiga hal, pertama karena aku orang Arab, Al-Quran bahasa Arab, dan penduduk surga menggunakan bahasa Arab.” Tetapi kita tidak mendapatkan keterangan perihal bahasa di alam kubur atau alam barzakh.

Syekh M Nawawi Al-Bantani dalam Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam mengatakan bahwa kedua malaikat yang bertugas di alam kubur itu akan menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh ahli kubur tersebut seketika hidup di alam dunia.

ويسألان كل إنسان بلغته ويقولان له من ربك وما دينك ومن نبيك وما قبلتك ومن إخوتك وما إمامك وما منهاجك وما عملك

Artinya, “Keduanya (malaikat Munkar dan Nakir) bertanya kepada setiap ahli kubur dengan bahasa yang bersangkutan. Keduanya bertanya, ‘Siapa tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu? Apa kiblatmu? Siapa saudaramu? Apa imammu? Apa jalan hidupmu? Apa amalmu?’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam, [Semarang, Maktabah Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 17).

Kedua malaikat di alam kubur akan bertanya perihal tuhan, agama, nabi, kitab suci, kiblat dalam ibadah, saudara, pedoman hidup, jalan hidup, dan perilaku sehari-hari dengan bahasa yang digunakan ahli kubur sehari-hari ketika hidup di dunia. Dengan bahasa itu, ahli kubur dapat menangkap pertanyaan kedua malaikat.

Orang yang beriman dan mendapat taufiq dari Allah akan menjawab pertanyaan keduanya dengan tepat. Ahli kubur itu kemudian diminta istirahat sebagaimana pengantin hingga pada waktunya akan dibangunkan oleh orang yang paling dikasihinya.

والمؤمن يقول لهما ربي الله وحده لا شريك له والإسلام ديني ومحمد نبي وهو خاتم النبيين والكعبة قبلتي والمؤمنون إخوتي والقرآن إمامي والسنة منهاجي وأنا قرأت كتاب الله فآمنت به وصدقته ويقولان له إذا وفق للجواب صدقت ونم نوم العروس الذي لا يوقظه إلا أحب الناس إليه

Artinya, “Orang mukmin menjawab keduanya, ‘Tuhanku adalah Allah yang maha esa, tiada sekutu bagi-Nya. Islam agamaku. Muhammad adalah nabiku, ia penutup para nabi. Ka’bah adalah kiblatku. Orang-orang mukmin adalah saudaraku. Al-Qur’an adalah imamku. Sunnah rasul adalah jalan hidupku. Aku membaca kitabullah, dan beriman serta membenarkannya. Kedua malaikat itu berkata kepada ahli kubur yang beriman itu ketika mendapat taufiq untuk menjawabnya, ‘Kau benar. Tidurlah sebagaimana tidur para pengantin yang tiada dapat membangunkannya kecuali orang yang paling mengasihinya,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam, [Semarang, Maktabah Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 17).

Hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa kedua malaikat itu akan meminta pandangan ahli kubur perihal status Nabi Muhammad SAW.

Orang yang beriman akan menjawab dengan percaya diri bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan utusan Allah. Sementara orang kafir dan munafik akan panik diliputi ketakutan ketika ditanya perihal Nabi Muhammad SAW. Keduanya menjawab “Aku tidak tahu.”

وفي رواية البخاري ومسلم إنهما يقولان له ما كنت تقول في هذا النبي محمد صلى الله عليه وسلم فيقول المؤمن اشهد أنه عبد الله ورسوله انتهى وأما الكافر والمنافق فيحصل لهما رعب فيقولان لهما هاه هاه لا أدري 

Artinya, “Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim, kedua malaikat itu bertanya kepada ahli kubur, ‘Apa pendapatmu perihal nabi ini, Nabi Muhammad SAW?’ Ahli kubur yang beriman itu menjawab keduanya, ‘Saksikanlah bahwa dia (Nabi Muhammad SAW) itu hamba dan utusan Allah. Selesai. Adapun orang kafir dan munafik diliputi rasa takut. Keduanya (orang kafir dan munafik) menjawab, ‘Oh, oh, aku tidak tahu,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam, [Semarang, Maktabah Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 17).

Semoga Allah membimbing hidup kita di dunia. Semoga Allah memberikan rahmat dan taufik-Nya kepada kita dalam menghadapi pertanyaan kedua malaikat di alam kubur atau alam barzakh. Kita juga berharap syafaat Rasulullah SAW di alam kubur baik saat menghadapi pertanyaan kedua malaikat tersebut dan sesudahnya. Amin. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Artikel-artikel Favorit Fiqih Bencana