Makalah konsep mukmin kafir munafik fasik dan musyrik

Dalam kehidupan beragama dikenal kategori yang amat populer, yaitu mukmin, munafiq, dan kafir. Seseorang disebut mukmin jika yang bersangkutan mempercayai adanya Tuhan, hari akhir, Malaikat, Rasul atau utusan-Nya, kitab-kitab Allah, serta qodho' dan qodar-Nya. Sedangkan disebut munafiq manakala sesorang tidak mampu menyelaraskan antara apa yang diucapkan dengan yang dijalaninya sendiri. Adapun kafir adalah orang yang tidak beriman, ingkar, tidak mempercayai adanya Tuhan, dan seterusnya.

Atas dasar kategori tersebut tidak jarang muncul anggapan bahwa masing-masing sebutan itu berada pada orang yang berlainan. Ada kelompok mukmin, munafiq dan juga kafir. Dianggapnya bahwa sebutan masing-masing kategori itu disandang oleh orang yang berbeda-beda. Ada kelompok orang yang disebut mukmin, sebagian munafiq, dan lainnya kafir. Kecuali mukmin, sebutan kedua lainnya dianggap rendah. Orang akan marah disebut sebagai munafiq dan kafir. Sebutan itu dirasakan tidak mengenakkan, merendahkan, dan buruk.

Dalam waktu yang lama, saya merenungkan tentang ketiga kategori tersebut. Melalui renungan yang lama dan mendalam itu, saya mendapatkan kesadaran bahwa, ketiga kategori tersebut sebenarnya bisa jadi terdapat pada diri seseorang. Ketika di dalam hati saya terpanggil untuk berbuat jujur, adil, dan berkemanusiaan, maka saya merasakan, keimanan saya berhasil terpelihara. Atas dasar panggilan keimanan, saya merindukan kebaikan. kejujuran, dan kemanusiaan.

Namun pada saat lainnya, apa yang saya katakan sendiri ternyata tidak mampu saya laksanakan. Antara apa yang saya pikirkan, katakan, dan lakukan ternyata berbeda. Perbedaan itu kadangkala sedemikian jauh. Merasakan hal ini, saya sadar bahwa sebenarnya, saya sedang berada dalam keadaan munafiq. Apa yang saya katakan baik, dan orang lain saya ajak untuk menjalankannya, ternyata saya sendiri tidak berhasil melakukan kebaikan itu. Secara jujur pada saat yang demikian itu sebenarnya saya dalam keadaan munafiq. Maka artinya, pada suatu saat saya tergolong mukmin, dan pada saat lainnya, saya munafiq.

Demikian pula, pada saat berbeda lagi, saya ternyata juga tidak mampu menghindari perbuatan hati yang terlarang dan buruk, yaitu misalnya ujub, riya, sombong, hasut, permusuhan, mengadu domba, dan juga melakukan perbuatan jahat yaitu memfitnah. Perbuatan hati saya itu sebenarnya pantas disebut ingkar atau kafir. Pengertian kafir adalah menutup atau kafaro, yaitu menutup keimanan yang ada pada diri saya sendiri, yang seharusnya selalu saya pelihara atau jauhkan dari sifat tercela dimaksud.

Menghindari atau mencegah penyakit hati yang sebenarnya menjadi musuh diri sendiri itu ternyata bukan pekerjaan mudah. Tidak semua orang mampu menghindar atau melawan bisikan jahat itu. Kadangkala kekuatan itu sedemikian halus sehingga tidak mudah dirasakan oleh semua orang yang sebernarnya memiliki sifat pelupa dan salah. Tatkala sedang mengikuti hawa nafsu yang mencelakakan itu, seseorang tidak mudah diingatkan, bahkan marah. Apa yang dilakukan dianggapnya benar, padahal keliru dan bahkan salah besar. Penyakit hati itu bisa diderita oleh siapa saja dan sebenarnya sangat berbahaya, oleh karena akan memasukkan yang bersangkutan ke jurang neraka.

Menyadari akan hal tersebut, sebenarnya setiap orang telah memiliki musuh yang berada pada dirinya masing-masing. Melawan musuh yang dimaksudkan itu tidak mudah. Manakala gagal maka derita yang ditanggung bukan saja di dunia, tetapi juga di akherat kelak, yakni masuk neraka. Oleh karena itu, umat manusia, tidak terkecuali kaum muslim, sebenarnya sudah selalu menghadapi musuh. Musuh itu sangat berat ditaklukkan oleh karena berada pada dirinya sendiri. Nabi sepulang dari Perang Badar mengingatkan kepada para sahabat dan pasukannya tentang musuh yang akan dihadapi, dan lebih besar dibanding perang yang baru saja dijalani. Oleh karena itu, tanpa mencari pun, musuh itu sudah ada, dan bahkan sudah sangat sulit dikalahkan. Musuh yang dimaksudkan itu adalah hawa nafsu yang ada pada diri masing-masing orang. Wallahu a'lam

oke... apa kabar semuanya selamat datang di blog saya kali ini saya akan menjelaskan secara singkat tentang apa itu yang di maksud dengan muslim,mukmin,kafir,musyrik,munafik dan juga murtad.   oke langsung saja .. ini dia.. pengertian: 1.Muslim       Muslim adalah orang/manusia yang memeluk agama islam yang kadang melakukan ibadah dan kadang tidak melakukannya. 2.Mukmin       Mukmin adalah orang yang selalu mengerjakan yang di perintahkan Allah swt dengan istiqomah dan meninggalkan semua ajaran yang dilarangnya. 3.Kafir       Kafir adalah orang yang tidak beriman kepada allah swt atau bisa juga di katakan orang yang beragama selain dari agama islam. 4.Musyrik       Musyrik adalah orang yang tidak percaya tentang adanya tuhan atau orang yang tidak percaya adanya allah swt. 5.Munafik        Munafik adalah dia atau orang ketika berbicara dia berbohong, ketika dipercaya dia mengingkari,dan ketika berjanji tidak di tepati. 6.Murtad        Murtad adalah orang atau manusia yang mulanya memeluk ajaran agama islam  lalu ia keluar dari agama islam atau memeluk agama yang lain selain agama islam.     oke.. itulah penjelasan atau pengertian dari islam,mukmin,kafir,musyrik,munafik,dan juga murtad.

sekian.. dan terimakasih telah mengunjungi blog saya..

Para manusia yang berstatus munafik, musyrik, fasiq, dan kafir hingga akhir hidup semuanya pasti kekal di neraka. Proses masuknya tanpa dihisab atau ditimbang dulu amalnya selama di dunia. Perbuatan baiknya jadi hangus begitu saja.www.banjirembun.com

Mungkin masih ada yang bertanya kenapa orang mati dalam keadaan munafik mutlak mendapat siksa neraka? Golongan yang masuk kategori itu adalah perbuatan nifak yang besar atau berat. Sangat merugikan bagi dakwah dan syiar Islam.

Berikut ini pengertian serta ciri-ciri munafik, musyrik, fasiq, dan kafir:

Munafik berat/besar adalah orang yang mengenalkan diri sebagai Muslim tapi kenyataannya di dalam hatinya sangat benci pada Islam, suka mengadu domba umat Islam, dan mengabaikan perintah-Nya. Secara hakikat keluar dari Islam.

Orang berstatus sebagai munafik atau bukan, tidak bisa dihukumi secara zahir (tampak). Sebab kemunafikan letaknya di hati. Sangat sulit dipastikan. Perbedaan orang munafik dengan beriman adalah terletak pada niat saat ibadah.

Ciri orang-orang munafik yang bakal kekal di neraka yaitu pertama tidak ada kerelaan diatur menggunakan syariat Islam. Mereka mau disebut Islam tapi menampik segala aturan-aturan dalam Islam yang merugikan bagi kesenangan semu.

Kedua, memberikan loyalitas kepada orang-orang kafir harbi yang jelas-jelas memusuhi Islam. Mereka berteman, bekerja sama, sampai mencari makan dari orang-orang kafir yang jelas benci Islam (bukan kafir zimmi yang penuh toleransi).

Sayangnya di zaman sekarang ini sangat sulit membedakan mana kafir harbi dan mana kafir zimmi. Sebab, bisa jadi kafir yang betul-betul benci terhadap apapun yang terkait Islam bisa jadi memakai topeng "kedamaian". Padahal busuk.

Musyrik adalah orang yang beriman pada Allah akan tetapi juga mengagungkan pada Tuhan atau sesembahan lain yang dianggap pantas dimintai bantuan. Perbuatan musyrik merupakan lawan dari tauhid yang termaktub di QS. Al Ikhlas.

Makalah konsep mukmin kafir munafik fasik dan musyrik
Ilustrasi berhala yang disembah kaum musrik (sumber gambar)

Ciri-ciri orang musyrik yaitu pertama menggantungkan nasib pada ramalan. Kedua, meminta bantuan ke dukun padahal sarannya tidak logis tapi tetap dijadikan pedoman hidup. Ketiga, sangat membenci orang-orang yang bertauhid.

Keempat, memuja atau mengagungkan tempat keramat penuh yakin bila ditumbali dan diberi sesaji maka dapat mendatangkan berkah. Kelima, lebih memilih dan menuhankan duniawi daripada menaati perintah Allah.

Fasiq adalah orang yang keluar dari ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya padahal telah menyaksikan sendiri bukti kebesaran dan keagungan Islam. Orang tersebut menutup diri dari jalan hidayah dan mengabaikan rahmat maupun ampunan-Nya.

Status fasik bisa terjadi pada orang kafir serta dapat pula terjadi pada orang yang mengaku Islam. Kasus fasik pada Muslim biasanya walau tidak menyekutukan Allah SWT tetapi pelanggaran atau maksiat yang diperbuat sungguh luar biasa.

Misalnya melakukan perzinaan, judi, durhaka pada orang tua, meminum khamr, memakan sesuatu yang haram, tidak pernah salat, durhaka pada Allah, dan melakukan hal-hal yang penuh maksiat. Semuanya dilakukan tanpa ada sesal dan tobat.

Ciri-ciri fasiq meliputi pertama senantiasa merusak diri sendiri dan seluruh alam sekitar. Orang fasik cenderung untuk melawan perintah Allah. Meski apa yang dilakukan itu bakal merugikan diri sendiri maupun bagi lingkungan sekitar.

Kedua, sering lalai atau lupa terhadap kewajiban sebagai umat beragama. Tindakan menggampangkan, menyepelekan, atau meremahkan terhadap perintah dan ajaran agama merupakan ciri orang fasik yang lainnya.

Ketiga, kerap melakukan perbuatan jahat dan keji. Menzalimi orang lain, berbuat makar pada Allah, hingga perbuatan keji seperti zina sudah menjadi kebiasaan hidupnya. Keempat, merusak janji untuk senantiasa bertauhid pada Allah.

Kelima, suka mengumpat dengan maksud untuk merendahkan nilai-nilai Islam, menuduh zina, memfitnah, mengadu domba, sumpah palsu, menjadi saksi palsu di pengadilan, menipu hingga merampas harta anak yatim.

Kafir maknanya hampir mirip dengan cover (tutup). Kafir adalah orang menutup atau mengelak dari kebenaran bahwa Allah SWT merupakan Tuhan satu-satunya yang hanya disembah dan Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya.

Walau tidak menyebutkan diri sebagai bukan Islam selama ia mengingkari keesaan Allah serta nabi Muhammad sebai rasul maka ia termasuk kafir. Jadi, orang kafir itu tidak harus beragama selain Islam. Para ateis dan pagan termasuk kafir.

Ciri-ciri orang kafir di antaranya pertama sulit menerima keimanan atau bahkan melawan tatkala diberi peringatan tentang ancaman siksa neraka. Kedua, tidak tertarik atau malah memusuhi umat Islam yang berdakwah dan bersyiar.

Ketiga, mengingkari dari adanya siksa kubur bagi pembangkang dan hari kebangkitan sebelum masuk surga. Keempat, menolak serta menghindari hal-hal apapun yang terkait dengan Islam karena takut jadi terpengaruh ajarannya.

Kelima, perbuatan baik yang dilakukan bukan dilandaskan pada niat mencari keridaan dari Allah. Sebab mereka tidak beriman pada-Nya. Melainkan untuk merayu, mempengaruhi, atau mengambil hati manusia yang sedang dibaiki.