JATIM | 17 Juli 2020 18:15 Reporter : Rakha Fahreza Widyananda Merdeka.com - Kroto merupakan nama yang dapat digunakan untuk menyebut telur atau larva semut. Kata “kroto” berasal dari bahasa Jawa yang kemudian menjadi populer di tanah air. Kata ini berarti komponen yang terdapat di dalam telur semut ini terdiri atas larva dan pupa. Tampilan fisik kroto sekilas mirip dengan butiran nasi, yakni berbentuk lonjong dan berwarna putih. Ukuran sebutir kroto besar sekitar 1 cm dengan diameter 5 mm. Adapun panjang kroto kecil sekitar 5-6 mm dengan diameter 2 mm. Kroto dapat dihasilkan oleh ratu semut rangrang dan keberadaannya dilindungi dengan ketat oleh para semut pekerja dan biasanya ini terletak di dalam gulungan daun. Biasanya satu kali panen bisa menghasilkan untung puluhan juta rupiah. Jumlah telur yang dihasilkan bisa sangat banyak hingga ribuan dan semut pekerja yang menjaganya pun sangat banyak. Kroto berukuran besar biasanya akan menjadi calon ratu semut dan diproduksi sekitar bulan September hingga Januari. Sementara itu, kroto berukuran sedang (kroto halus) akan menjadi calon semut betina, semut prajurit, atau semut pekerja. Kroto memang sudah lama dimanfaatkan sebagai obat herbal namun lebih terkenal digunakan sebagai pakan burung atau unggas karena kandungan nutrisinya akan membuat burung menjadi lebih lincah dan lebih berkicau merdu. Berikut ini kami telah rangkum cara ternak kroto menggunakan paralon dan toples: 2 dari 3 halaman
Terdapat banyak cara ternak kroto yang memang dapat dilakukan untuk menghasilkan kroto yang berkualitas. Salah satu adalah ternak kroto menggunakan pipa paralon. Media ini sudah banyak peternak kroto yang menggunakan karena lebih baik dan simple. Media paralon sangat mudah untuk didapatkan, karena banyak yang jual, kerapian terjamin, media lebih awet dan lebih menampung banyak.
3 dari 3 halaman
Selain menggunakan paralon, kebanyakan peternak juga menggunakan toples sebagai media cara ternak kroto yang fungsinya sebagai rumah semut rangrang dan kroto. Cara ternak kroto dengan toples selain panennya mudah dilakukan, wadahnya mudah didapatkan, relatif murah, dapat mengamati perkembangan pertumbuhan kroto secara langsung serta teknik menjualnya juga sangat cepat. Berikut cara yang dapat dilakukan untuk ternak kroto:
Seri Fotografi Pencari Kroto
Saat berburu foto Satwa di Perumahan Kemang Pratama, saya tidak sengaja bertemu dengan pencari kroto, makanan burung yang berasal dari telur semut rang rang.
Kroto berasal dari sarang Semut Rangrang atau kerangga alias Oecophylla adalah semut berukuran agak besar yang dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam membentuk anyaman untuk sarangnya. Dalam bahasa Inggris ia disebut weaver ant atau "semut penganyam". Rangrang sebagaimana banyak semut lain adalah serangga sosial dan membentuk koloni. Koloni rangrang dapat sangat tinggi populasinya.
Serangga ini bersifat teritorial dengan menjaga tempat hidupnya dan bertemperamen "galak". Rangrang tidak segan-segan menyerang apa pun yang mendekati kawasan aktivitasnya. Karena perilaku ini, banyak pemilik pohon buah di Asia Tenggara memanfaatkannya untuk menjaga buah yang mulai ranum. Selain sebagai penjaga, rangrang dimanfaatkan manusia sebagai sumber pakan burung berkicau peliharaan. Larvanya dikenal sebagai kroto dan disukai oleh burung pemakan serangga. Kroto merupakan komoditas perdagangan sekunder sebagai tambahan penghasilan petani. Nah semut rang rang yang ada di indonesia adalah spesies Oecophylla smaragdina. Klasifikasi Semut Rang Rang Species : Oecophylla smaragdina Meskipun kroto sudah ada yang menternakkannya, tetapi masih ada orang yang menggantungkan kehidupannya dengan mencari kroto di alam yang semakin lama semakin berkurang karena berkurangnya vegetasi pohon pohon yang menjadi sarang semut rang rang.
Sering saya berpapasan dengan para pencari kroto saat berburu foto, dengan galah panjang dengan ujung yang diberi kantong karung untuk menampung sarang semut rang rang yang dipanen.
Sambil mengikuti kemana Pencari Kroto berkeliling, akhirnya ketemu juga sarang semut rang rang di pohon nangka. Fase perkembangan Kroto atau semut rang rang, Kroto memiliki fase bertelur yang terprogram. Tahap pertumbuhan dimulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi semut dewasa. Secara keseluruhan, dari telur menuju semut dewasa berlangsung sekitar 30 hari. Adapun detail proses dari telur sampai dewasa:
Dalam fase bertelur, telur semut rangrang juga memiliki siklus perubahan telur menuju dewasa. Berikut detailnya dari siklus telur menuju dewasa:
Ratu akan menghasilkan telur yang akan berubah menjadi larva dan pupa. Selain ratu semut rangrang merah itu juga betina sehingga mereka juga akan bertelur. Masa perubahan ini memerlukan waktu 21 hari. Selanjutnya Pupa akan berubah menjadi semut yaitu Semut Pekerja, Semut Pejantan dan Semut Ratu. Proses Pupa menuju semut ini memerlukan waktu 5-9 Hari. Sarang tidak terlalu besar dan saat diunduh sarangnya, semut rang rang berhamburan dan Sang Pencari kroto menggoyang goyangkan galahnya.
Kasta semut rang rang Seperti halnya serangga koloni lain, semut juga terbagi dalam berbagai kasta.Khususnya semut rangrang, kasta semut lebih sederhana. Terbagi menjadi ratu, pekerja/prajurit, perawat, dan pejantan. Tidak seperti semut api atau serangga lain, pekerja dan prajurit semut rangrang notabene sama, baik secara tugas maupun penampakan fisik. Pada semut api atau rayap, prajurit mempunyai organ senjata yang dominan menonjol, seperti kepala sampai gigi semut. Semut rangrang lebih fleksibel, pekerja maupun perawat mampu berfungsi sebagai prajurit kala situasi membutuhkan. Pejantan juga muncul hanya ketika calon ratu sudah menginjak dewasa membutuhkan pembuahan. Dan mati setelah perkawinan. Efektivitas kehidupan semut rangrang penghasil kroto inilah yang membuat bagus untuk pertimbangan budidaya. Setelah dirasa kroto sudah masuk semua ke kantong, kemudian kantong dibuka da kroto dihampar di selembar kertas koran.
Masih banyak semut rang rang terbawa bersama kroto dan berikutnya dibersihkan oleh Sang Pencari Kroto. Semangat pencri kroto untuk mencukupi hidup dari Kroto Dalam 1 minggu, biasanya mereka 5 hari mencari kroto dan setiap 3 hari kroto akan disetor atau dijual ke pengepul. Dalam 1 hari, rata rata mereka medapatkan kroto sekitar 2 ons, dan kalau mujur boisa dapat 0.8 - 1 kg, tapi untuk kondisi saat ini sudah sangat jarang. Ratu semut kroto merupakan pusat dari semua koloni semut kroto. Dalam setiap koloni semut kroto sudah dipastikan memiliki ratu semut. Berikut ciri-ciri ratu semut kroto:
Jenis jenis kroto, Kroto Halus, memiliki ciri-ciri seperti: Kroto Kasar, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Kroto Basah, memiliki ciri-ciri yaitu:
Berikut kasta Semut Rang Rang Semut kroto jantan adalah salah satu semut kroto yang memiliki daya hidup yang sangat singkat yaitu hanya mencapai satu minggu. Semut kroto jantan ini hanya bertugas membuahi ratu semut kroto saja. Setelah itu semut kroto jantan akan mati. Semut kroto jantan ini memiliki warna kehitam-hitaman. Banyak yang berpendapat bahwa semut kroto pekerja ini memiliki tipe semut kroto yang umum. Semut kroto pekerja ini mirip seperti semut-semut pada biasa yang sering kita jumpai. Berikut ciri umum semut kroto pekerja: Semut kroto pekerja memiliki warna oranye kemerahan.
Semut kroto prajurit memiliki tugas yang sangat vital. Dalam suatu koloni, semut kroto prajuritlah yang memiliki jumlah yang banyak. Adapun ciri Semut Kroto prajurit sebagai berikut:
Betina infertil dengan ukuran 5mm – 7mm, bertugas untuk merawat dan memindahkan telur dan larva mikro. Populasi kurang lebih 10% dari total koloni. Memang, dengan merebaknya hobi burung berkicau di masa pandemi, semakin banyak orang membutuhkan kroto. Beberapa teknik budidaya kroto juga dikembangkan untuk mengatasi semakin berkurangnya ketersediaan kroto di alam. Semakin banyak pohon ditebang karena alih fungis lahan, membuat koloni semut rang rang juga semakin berkurang dan semakin sulit hidup pencari kroto. Mereka harus beralih menjadi peternak kroto dengan metode pengembangan sarang buatan. |