Konjungsi temporal yang digunakan dalam kalimat tersebut adalah

Konjungsi secara sederhana sebagai kata-kata yang berperan dalam menghubungkan antar kata, antar-kalimat, maupun antar-paragraf. Penggunaannya tentu saja menjadi hal penting, karena membantu pembaca untuk memahami suatu tulisan atau karangan dengan baik.

Tanpa kata penghubung maka makna suatu kalimat dan paragraf bisa menjadi tidak jelas atau bahkan sulit dipahami. Pemilihan kata hubung juga harus tepat, karena akan mempengaruhi dan merubah makna suatu kalimat atau teks. Sifat ini kemudian membuat kata penghubung lebih dikembangkan menjadi beberapa jenis.

Berdasarkan perilaku sintaksisnya, konjungsi atau kata hubung kemudian dibagi menjadi empat jenis. Yakni konjungsi temporal, konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi kausalitas.

Konjungsi temporal pada dasarnya adalah konjungsi atau kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua peristiwa yang berbeda dan memiliki kaitan dengan waktu.

Konjungsi temporal biasanya digunakan dalam kalimat dengan keterangan waktu untuk menghubungkannya dengan kalimat berikutnya. Bentuk dari konjungsi temporal kemudian akan memaparkan mengenai waktu suatu kejadian atau peristiwa yang dimaksud. Hal ini membantu pembaca memahami maksud kalimat.

Penggunaannya juga menjadi penting agar suatu tulisan mampu memaparkan kejadian atau peristiwa secara kronologis. Jenis konjungsi ini kemudian lumrah digunakan pada berbagai jenis pola pengembangan paragraf. Misalnya pada teks berita, teks narasi, dan lain-lain.

Jenis konjungsi temporal kemudian diketahui juga menjadi jenis konjungsi yang paling banyak digunakan. Sebab sangat sesuai untuk setiap pola pengembangan paragraf. Sehingga pembaca pun akan lebih familiar dengan konjungsi ini dibanding dengan konjungsi lain.

Ciri-ciri Konjungsi Temporal

Kemudian, konjungsi jenis temporal juga memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan konjungsi jenis lain. Ciri-ciri yang dimilikinya antara lain:

  1. Berfungsi sebagai subjungtif (modus yang menegaskan kemungkinan objektif) dalam suatu kalimat. Penggunaannya akan membuat suatu kalimat memiliki makna yang lengkap, koheren, dan juga mudah untuk dipahami oleh para pembaca.
  2. Konjungsi jenis temporal pada umumnya bisa ditempatkan di mana saja, baik itu di awal kalimat maupun di tengah dan di akhir. Sehingga penempatannya fleksibel selama pemilihan bentuk konjungsinya sesuai dengan makna dari kalimat yang disusun.
  3. Konjungsi jenis temporal juga bisa bertindak sebagai tautan, yakni mengaitkan antara klausa dengan kalimat induk. Sehingga penggunaannya akan membantu pembaca mengetahui hubungan antara klausa dengan kalimat induk tersebut dengan sangat mudah.
  4. Menghubungkan kalimat yang memiliki unsur waktu, sehingga penggunaan konjungsi jenis ini tidak akan bisa digunakan pada kalimat yang tidak memiliki hubungan dari segi waktu.

Fungsi Konjungsi Temporal

Melalui penjelasan mengenai pengertian dan juga ciri-ciri dari konjungsi temporal di atas tentu bisa dipahami apa fungsi dari konjungsi jenis ini. Jadi, fungsi utamanya adalah untuk menghubungkan kata dan kalimat yang memiliki hubungan dalam hal waktu. Penggunaan atau penambahannya akan membuat setiap kalimat saling terhubung.

Sehingga membentuk paragraf yang memaparkan suatu kejadian, peristiwa, maupun proses secara urut dan kronologinya jelas. Hal ini penting untuk memastikan pembaca tidak merasa membaca tulisan yang urutannya acak dan melompat-lompat. Sehingga berfungsi penting dalam menjaga pembaca agar tetap paham tentang tulisan yang dibacanya.

Jenis Konjungsi Temporal

Beberapa jenis konjungsi temporal sering diguakan dalam penulisan teks. Berikut jenis-jenis konjungsi temporal.

1. Konjungsi Temporal Sederajat

Jenis pertama dari konjungsi jenis temporal adalah konjungsi temporal sederajat. Yaitu kata hubung temporal yang digunakan pada kalimat majemuk setara yang menghubungkan kata dan kalimat yang sifatnya setara atau sederajat. Melalui pengertian ini bisa diketahui bahwa konjungsi ini hanya ditempatkan di tengah.

Secara teknis penempatan konjungsi ini memang di tengah kalimat. Bisa ditulis langsung maupun ditulis setelah membubuhkan tanda koma di tengah kalimat yang perlu ditambahkan konjungsi ini. Contoh kata hubung yang termasuk di dalamnya adalah lalu, kemudian, selanjutnya, setelahnya, dan lain sebagainya.

2. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat

Jenis kedua dari konjungsi jenis temporal adalah konjungsi temporal tidak sederajat, dan memang kebalikan dari jenis sederajat yang dijelaskan di atas. Jenis konjungsi satu ini adalah kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang bertingkat atau tidak sederajat.

Jika konjungsi jenis sederajat ditempatkan pada kalimat sederajat, maka konjungsi jenis tidak sederajat ini ditempatkan di kalimat majemuk. Sedangkan untuk penempatan, jenis tidak sederajat lebih fleksibel sebab bisa ditempatkan di awal kalimat, di tengah, termasuk juga di akhir kalimat.

Adapun jenis atau contoh kata hubung yang termasuk kata hubung temporal tidak sederajat adalah sementara, sambil, bila, apabila, semenjak, ketika, tatkala, demi, dan lain sebagainya. Penggunaannya kemudian ditujukan untuk menghubungkan kalimat yang menunjukan tingkatan berbeda.

Contoh Konjungsi Temporal Sederajat

  1. Setelah minyak sudah panas, kemudian masukkan bumbu yang sudah ditumbuk halus.
  2. Hani kehilangan tasnya, lalu ia segera melaporkan kejadian itu kepada polisi.
  3. Kondisi tubuhnya sudah membaik, selanjutnya ia akan dipindah ke ruang perawatan umum.
  4. Ratu mengikuti kegiatan paskribra siang ini, setelahnya ia berlatih pencak silat bersama teman-temannya.
  5. Perutnya masih saja terasa sakit, padahal sebelumnya ia sudah berobat ke dokter minggu lalu.

Contoh Konjungsi Temporal Tidak Sederajat

  1. Ayah berangkat bekerja, ketika adik sedang tertidur.
  2. Sementara air direbus, siapkan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan penyedap.
  3. Apabila hari mulai gelap, lampu di jalan itu mulai dinyalakan
  4. Adik terbangun dari tidurnya, saat mendengar suara ayah memanggil namanya.
  5. Sejak kemarin, kota itu diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

Konjungsi temporal yang digunakan dalam kalimat tersebut adalah
Ilustrasi buku. ©2014 Merdeka.com/shutterstock/monticello

TRENDING | 9 Juli 2022 08:01 Reporter : Khulafa Pinta Winastya

Merdeka.com - Konjungsi temporal adalah kata hubung yang berkenaan dengan waktu, baik dalam kalimat atau antar kalimat itu sendiri. Secara sederhana, dapat diartikan juga sebagai kata hubung yang mendeskripsikan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa.

Sehingga, kata atau kalimat yang disusun harus menunjukkan keterikatan waktu. Konjungsi temporal terbagi menjadi 2 jenis, yakni konjungsi temporal sederajat dan konjungsi temporal tidak sederajat. Simak ulasan selengkapnya dilansir dari berbagai sumber, Jumat (8/7/2022):

2 dari 5 halaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi dapat diartikan sebagai ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Kemudian, dalam ilmu bahasa Indonesia ada beberapa macam konjungsi. Salah satunya ialah temporal.

Jenis konjungsi ini paling banyak digunakan karena sangat sesuai untuk setiap pola pengembangan paragraf. Sehingga, pembaca pun akan lebih familiar dengan konjungsi ini dibanding dengan jenis lainnya.

Konjungsi temporal biasanya digunakan dalam kalimat dengan keterangan waktu untuk menghubungkannya dengan kalimat berikutnya. Bentuk dari konjungsi temporal kemudian akan memaparkan mengenai waktu suatu kejadian atau peristiwa yang dimaksud.

Hal ini membantu pembaca memahami maksud kalimat. Penggunaannya juga menjadi penting agar suatu tulisan mampu memaparkan kejadian atau peristiwa secara kronologis.

Konjungsi temporal banyak digunakan pada beberapa jenis pola pengembangan paragraf. Misalnya pada teks pidato, teks berita, dan lain sebagainya.nKonjungsi temporal juga terbagi menjadi dua jenis, yakni konjungsi temporal sederajat dan konjungsi temporal tidak sederajat. (mdk/khu)

Baca juga:
Jarang Terjadi, Kakak Adik Daftar Polisi Lalu Sama-Sama Lulus, ini Sosok Keduanya
Menu Buka Puasa Simple Tarwiyah dan Arafah, Bisa Dicoba Sendiri di Rumah
Mengenang 7 Hari Wafatnya Tjahjo Kumolo, Sang Istri Bagikan Momen Indah Berdua

3 dari 5 halaman

Konjungsi sederajat adalah kata hubung waktu yang memiliki kedudukan yang setara antara dua peristiwa. Contoh kata hubung sederajat adalah:

Lalu

Elha tidak sengaja menumpahkan kopi ke baju Rafan lalu ia meminta maaf dan membersihkannya dengan tisu basah.

Kemudian

Setelah minyak sudah panas, kemudian masukkan bumbu yang sudah ditumbuk halus.

Sebelumnya

Perutnya masih saja terasa sakit, padahal sebelumnya ia sudah berobat ke dokter minggu lalu.

Selanjutnya

Presiden Joko Widodo sukses menjalin hubungan dengan Thailand selanjutnya akan merencanakan pembangunan proyek yang dilaksanakan di Kalimantan pada 2022 mendatang.

Pada jenis ini konjungsi bersifat sementara. Artinya, konjungsi ini ditempatkan pada tengah kalimat dan menjadi penghubung di kalimat majemuk setara. Perlu diketahui juga bahwa konjungsi temporal sederajat ini tidak bisa diletakkan di awal atau akhir kalimat.

4 dari 5 halaman

Kebalikan dari konjungsi sederajat, pada jenis ini kata hubung waktu memiliki kedudukan bertingkat antara satu peristiwa dengan peristiwa lain atau tidak sama. Jenis konjungsi ini pun bisa diletakkan di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat. Contohnya:

Apabila

Apabila hari mulai gelap maka lampu di jalan itu akan mulai dinyalakan.

Ketika

Seorang karyawan pabrik ditemukan tewas ketika sedang melakukan perjalanan ke tempat kerja.

Semenjak

Semenjak kejadian kecelakaan pada bulan Desember, Rina tidak pernah mengendarai motor sendiri tanpa orang lain.

Sementara

Sementara air direbus, siapkan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan penyedap.

Sewaktu

Gelas kaca yang dibeli dari pasar pecah sewaktu mengendarai sepeda saat perjalanan pulang.

Sejak

Sejak kemarin hujan turun tanpa henti dengan intensitas yang cukup tinggi.

Sampai

Ibu kehilangan jam tangan sampai dompet karena kejadian pencurian yang menggegerkan penduduk pasar pagi ini.

Selama

Selama hujan tidak turun, petani akan terancam mengalami kerugian besar.

Saat

Adik terbangun dari tidurnya, saat mendengar suara ayah memanggil namanya.

Tatkala

Betapa bahagianya hatiku tatkala melihat orang yang kusayangi pulang dengan selamat.

5 dari 5 halaman

Fungsi utama dari konjungsi temporal adalah untuk menghubungkan kata dan kalimat yang memiliki hubungan dalam hal waktu. Penggunaan atau penambahannya akan membuat setiap kalimat saling terhubung. Sehingga membentuk paragraf yang memaparkan suatu kejadian, peristiwa, maupun proses secara urut dan kronologinya jelas. Hal ini penting untuk memastikan pembaca tidak bingung.

Ciri-Ciri Konjungsi TemporalKonjungsi temporal juga memiliki beberapa ciri-ciri, seperti:1. Berfungsi sebagai subjungtif (modus yang menegaskan kemungkinan objektif) dalam suatu kalimat. Penggunaannya akan membuat suatu kalimat memiliki makna yang lengkap, koheren, dan juga mudah untuk dipahami oleh para pembaca. 2. Konjungsi jenis temporal pada umumnya bisa ditempatkan di mana saja, baik itu di awal kalimat maupun di tengah dan di akhir. Sehingga penempatannya fleksibel selama pemilihan bentuk konjungsinya sesuai dengan makna dari kalimat yang disusun. 3. Konjungsi jenis temporal juga bisa bertindak sebagai tautan, yakni mengaitkan antara klausa dengan kalimat induk. Sehingga penggunaannya akan membantu pembaca mengetahui hubungan antara klausa dengan kalimat induk tersebut dengan mudah.

4. Menghubungkan kalimat yang memiliki unsur waktu, sehingga penggunaan konjungsi jenis ini tidak akan bisa digunakan pada kalimat yang tidak memiliki hubungan dari segi waktu.

Baca juga:
100 Nama Bayi Terinspirasi dari Kisah Nabi & Tokoh Muslim, Cocok untuk Anak Perempuan
50 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2022/1443 H dari Berbagai Bahasa Beserta Arti
8 Resep Olahan Daging Sapi Kurban Idul Adha, Dibalut dengan Cita Rasa Khas Nusantara
Manfaat Eksfoliasi Wajah yang Harus Diketahui, Perhatikan Aturannya