Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah

Apakah kamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah?

Berikut pilihan jawabannya:

  1. Injil
  2. Suhuf
  3. Al-Qur’an
  4. Suhuf

Kunci jawabannya adalah: C. Al-Qur’an.

Dilansir dari Ensiklopedia, Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalahkitab suci yang diturunkan kepada nabi muhammad saw adalah Al-Qur’an.

Penjelasan

Kenapa jawabanya bukan A. Injil? Nah ini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang lain.

Kenapa nggak B. Suhuf? Kalau kamu mau mendaptkan nilai nol bisa milih jawabannya ini, hehehe.

Kenapa jawabanya C. Al-Qur’an? Hal tersebut sudah tertulis secara jelas pada buku pelajaran, dan juga bisa kamu temukan di internet

Terus jawaban yang D. Suhuf kenapa salah? Karena menurut saya pribadi jawaban ini sudah keluar dari topik yang ditanyakan.

Kesimpulan

Jadi disini sudah bisa kamu simpulkan ya, jawaban yang benar adalah C. Al-Qur’an.

Jakarta -

Sebagaimana yang kita tahu, Allah SWT menurunkan empat kitab yang wajib kita imani sebagai umat Islam. Melalui Rasul yang diutus-Nya, kitab-kitab tersebut diturunkan pada masa-masa yang berlainan. Lantas, kitab suci apa yang pertama kali diturunkan kepada manusia?

Turunnya kitab kepada para Rasul termaktub dalam QS. Al Baqarah ayat 4 sebagai berikut:

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

Artinya: "dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat." (QS. Al Baqarah: 4).

Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat tersebut di antaranya adalah kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran. Menurut buku Pendidikan Agama Islam karya Aris Abi Syaifullah dkk, kitab suci yang pertama kali diturunkan kepada manusia melalui Rasul-Nya adalah kitab Taurat.

Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa pada abad ke-12 SM (Sebelum Masehi). Kisah turunnya kitab Taurat dilansir dari buku Belajar Aqidah Akhlak karya Muhammad Asroruddin Al Jumhuri, saat itu Nabi Musa mendapatkan wahyu dari Allah dengan izin dan pertolongan dari Allah berhasil selamat dari kejaran Raja Fir'aun.

Nabi Musa berusaha melarikan diri ke negeri Madyan. Di negeri ini, Nabi Musa bertemu dengan Nabi Syu'aib yang menjadi mertuanya. Setelah cukup lama bermukim di Madyan, Nabi Musa meminta izin kepada Nabi Syuaib untuk kembali ke Mesir mengunjungi orang tuanya.

Saat masih berada di tengah perjalanan di atas bukit yang bernama bukit Tuwa (bukit Thursina), Nabi Musa melihat api. Beliau pun mendatangi api tersebut dan melihat sebuah sinar yang sangat terang. Saat itulah Beliau menyadari adanya pertanda dari Allah SWT.

Pertanda bahwa Nabi Musa menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi Rasul.

Menurut buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak karya Drs. H. Masan AF, M.Pd., setelah Fir'aun dan para tentaranya tenggelam, Nabi Musa pergi ke Gunung Sinai. Ia meninggalkan mereka kepada Nabi Harun.

Klik halaman berikutnya

(rah/nwy)

Percaya kepada kitab suci Allah SWT merupakan salah satu bagian dari iman

republika

Ilustrasi Alquran. Percaya kepada kitab suci Allah SWT merupakan salah satu bagian dari iman

Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Akidah sangat berperan penting dalam kehidupan umat Islam dan turut menentukan kualias ibadah seseorang. Seseorang yang berkaidah tentu akan melaksanakan ibadahnya dengan tertib dan semakin berkualias. 

Baca Juga

Akidah adalah sesuatu yang diyakini, diimani dan yang dibenarkan dengan hati. Sedangkan ditinjau dari pengertian syariat Islam, akidah adalah beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, beriman kepada hari akhir dan taqdir (ketentuan) Allah SWT yang baik maupun buruk. 

Salah satu ulama Nusantara dari Banten, Syekh Nawawi al-Bantani menulis kitab Qathr al-Ghaits fi Syarh Masa’il Abi al-Laits, yang sudah ditejermahkan menjadi buku berjudul “Akidah Islam ala Santri Sejati.”                        

Selanjutnya, buku ini juga menjawab secara rinci persoalan tentang beriman kepada para malaikat, beriman kepada para nabi, beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, beriman kepada Hari Akhir, serta mengungkapkan jumlah kitab yang diturunkan kepada para nabi. 

Menurut Syekh Syekh Nawawi, suatu riwayat menyebutkan bahwa kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi berjumlah 104 kitab. Dari jumlah tersebut, 10 kitab di antaranya diturunkan kepada Nabi Adam, 50 kitab kepada Nabi Syits, yaitu putera Nabi Adam yang paling tampan. Kemudian, 30 kitab di antaranya diturunkan kepada Nabi Idris, 10 kitab diturunkan kepada Nabi Ibrahim. 

Seperti diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, bahwa dia bertanya kepada Rasulullah SAW, “Berapa kitab suci yang diturunkan Allah SWT?” Beliau menjawab:  

أنزل الله مائة وأربعة صُحُف... أنزل منها على آدم (10) صُحُف، وعلى شيث (50) صحيفة، وعلى إدريس (30) صحيفة، وعلى إبراهيم (10) صُحُف، وأنزل الزبور، والتوراة، والإنجيل، والقرآن

 “Allah SWT menurunkan 104 kitab, di antaranya adalah 10 sahifah kepada Adam, 50 sahifah kepada Syits, 30 sahifah kepada Akhnukh yaitu Nabi Idris, 10 sahifah kepada Ibrahim, lalu Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Alquran).” 

Selain menjelaskan tentang jumlah kitab yang diturunkan Allah, kitab ini juga mengungkapkan jumlah para nabi dan rasul. Namun, apakah menghafal nama dan jumlah para rasul merupakan syarat keimanan? 

Menurut Syekh Nawawi, menghafal nama dan jumlah para rasul tidaklah menjadi syarat keimanan. Namun, wajib mengimani keberadaan mereka secara terperinci sesuai dengan apa yang telah diberitahukan, yang mana jumlah mereka yang terdapat dalam Alquran adalah 25 rasul.

Siapa Syekh Nawawi?

Syekh Nawawi al-Bantani lahir di Tanara, yang saat ini masuk wilayah Serang, Banten pada 1813 M dan wafat di Makkah pada 1897 M. Dia adalah ulama Indonesia bertaraf internasional yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram di Makkah 

Dalam menuntut ilmu, Syekh Nawawi tidak hanya belajar kepada ulama di Tanah Air, tapi juga beguru kepada sejumlah ulama besar di Makkah. Setelah tiga tahun bermukim di Makkah, Syekh Nawawi pulang ke Banten sekitar 1828 Masehi. Lalu, dia berdakwah keliling Banten. 

Namun, pemerintah Kolonial Belanda kemudian membatasi gerak-geriknya dalam berdakwah. Hingga akhirnya dia kembali Makkah untuk memperdalam ilmu agama kepada guru-gurunya. 

Setelah menetap di Makkah, namanya pun semakin masyhur ketika ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram menggantikan Syekh Ahmad Khatim al-Minangkabawi. 

Syekh Nawawi al-Bantani merupakan ulama nusantara yang produktif menulis kitab. Jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fikih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan akidah. Karena kemasyhurannya, dia pun dijuluki sebagai Sayyid Ulama Hijaz, pemimpin ulama Hijaz. 

Selain itu, dia juga banyak menulis syarah dari kitab yang ditulis oleh para ulama besar sebelumnya, termasuk buku “Akidah Islam ala Santri Sejati” ini.     

Karya Syekh Nawawi yang satu ini berisi penjelasan dari kitab yang dikarang oleh Imam Abu al-Laits al-Samarkandi, seorang ulama ahli tafsir dan hadits yang wafat pada 373 Hijriyah.

Buku kecil 124 halaman ini berisi tentang tanya jawab seputar keimanan. Setidaknya ada 17 macam persoalan yang disajikan. Meskipun buku ini kecil, tapi isinya sangat penting untuk meningkatkan kualitas keimanan umat Islam.    

Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah

sumber : Harian Republika

Ilustrasi Kandungan Kitab Al-Quran yang Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sumber: unsplash.com

Kitab Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al Quran adalah pedoman hidup dan petunjuk untuk umat Muslim dalam kehidupan dan dalam beribadah. Berikut ini kita akan bersama-sama menyimak mengetahui kandungan Kitab Al Quran yang perlu diketahui umat Muslim.

Ilustrasi Kandungan Kitab Al-Quran yang Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sumber: unsplash.com

Berikut ini adalah penjelasan mengenai isi kandungan Al Quran berdasarkan buku Al Quran Hadis Madrasah Aliyah oleh Prof. Dr. Matsna HS, MA. (2014: 61-64).

Al Quran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia. Al Quran diturunkan sebagai pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ajaran-ajaran yang terkandung dalam Kitab Al Quran antara lain:

Akidah adalah suatu hal yang sangat prinsipil dalam agama Islam. Akidah Islam adalah tauhid, artinya kepercayaan terhadap keesaan Allah SWT. Oleh karena itu Islam disebut juga agama tauhid.

Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 163:

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ

Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (Surat Al Baqarah: 163).

Isi pokok Al Quran yang kedua adalah masalah ibadah. Ibadah adalah bentuk pengabdian seorang hamba sebagai rasa terima kasih atas segala nikmat yang diterimanya dari Sang Pencipta.

Berikut ini adalah ayat-ayat dalam Al Quran yang menyuruh manusia untuk beribadah atau menyembah Allah SWT.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, (Surat Al Baqarah 21)

Muamalah adalah tata cara hubungan manusia dengan sesamanya dalam berbagai aspek kehidupannya, seperti hubungan politik, ekonomi, dan perdagangan.

Muamalah atau hubungan antar manusia tercantum dalam Surat Al Hujurat ayat 13.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Surat Al Hujurat ayat 13).

Pada prinsipnya ajaran Islam yang terkandung dalam Al Quran secara garis besar adalah akhlak. Arti akhlak secara umum adalah sikap, tingkah laku, norma, atau budi pekerti. Dalam Al Quran terdapat kurang lebih 460 ayat yang berkaitan dengan masalah akhlak. Di antaranya adalah Surat An Nahl ayat 90.

۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Yang dimaksud dengan hukum di sini adalah aturan Allah untuk kepentingan dan kebaikan umat manusia.

Hukum-hukum yang terkandung dalam Al Quran dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

  1. Hukum tentang akidah/keimanan.

  2. Hukum tentang moral/akhlak

  3. Hukum tentang perbuatan manusia yang terbagi menjadi hukum-hukum peribadatan dan hukum-hukum muamalah.

Ilustrasi Kandungan Kitab Al-Quran yang Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sumber: unsplash.com

Selain itu, ada pula kandungan lain dalam Kitab Al Quran yaitu masalah sejarah dan masalah dasar-dasar sains. Itulah penjelasan mengenai kandungan Kitab Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga dapat menambah wawasan umat Muslim mengenai kandungan Al Quran dan ayat-ayat di dalamnya. (IND)