Kesan yg didapatkan pada saat mendengarkan lagu cing cangkeling

Lagu cing cangkeling – Sebagai masyarakat yang tinggal di tatar sunda tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan judul lagu yang satu ini. Ya, karena memang hampir sebagian besar masyarakat di jawa barat sudah mengenalnya.

Lagu ini biasanya atau sering dinyanyikan oleh anak-anak pada umumnya. Nah, sebagai seni pelajaran dalam upaya melestarikan kebudayaan sunda, tentunya kita perlu mengenal lebih dalam lagu-lagu di daerah jawa barat ini, mungkin juga untuk bahan referensi untuk tugas muatan lokal di sekolah.

Dan lagu cing cangkeling ini merupakan salah satu lagu kakawihan yang cukup populer di jawa barat, di artikel ini mari kita ulas mengenai kesan atau makna arti lirik syair lagu cingcangkeling, seperti kesan yang didapatkan pada saat mendengarkan lagu cing cangkeling ini, dikengkapi juga not angka lagu berupa file pdfnya.

Baca juga: √ Lirik Lagu Manuk Dadali, Sejarah, Arti dan Makna-Nya

Rincian lagu:

Judul Lagu : Cing Cangkeling
Asal daerah : Jawa barat
Pencipta lagu : Sanghyang Mughni Pancaniti

Kleung dengklek buah kopi rarang geuyan
Keun anu dewek ulah pati diheureuyan

Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Plos kakolong bapak satar buleneng

Pat lapat pat lapat katingalan masih tebih kene pisan
Layarna bodas jeung celak kasurung kaombak ombak

Baca juga: Arti Lirik Lagu Bubuy Bulan dan Makna yang Terkandung

Lirik yang ada dalam lagu cing cangkeling biasanya sering ditulis dengan kalimat yang pendek, seperti kalimat yang sudah di beri tanda merah diatas, Kedua kalimat di atas memang sudah tidak asing lagi bagi orang sunda karena sering dinyanyikan dari dulu.

Arti Lirik atau Syair Lagu Cing Cangkeling

Kesan yg didapatkan pada saat mendengarkan lagu cing cangkeling

Arti lirik atau syair dari lagu diartikan berbeda-beda tergantung dari orang yang mengartikannya. Nah dibawah ini pengartian dari lirik lagu ini dalam bahasa sunda dan sekaligus penjelasan dengan menggunakan bahasa indonesianya.makna yang terkandung di dalamnya.

Berikut kesan atau makna arti lirik syair lagu cingcangkeling, Kesan atau makna arti lirik syair lagu cingcangkeling, kesan yang didapatkan pada saat mendengarkan lagu cing cangkeling dalam basa sunda.

Baca juga: Kumpulan contoh kakawihan bahasa sunda

MAKNA TINA SYAIR LAGU CING CANGKELING

“Cing cangkeling” hartina: Cing Gera Éling..

“Manuk Cingkleung Cindeten” hartina: Mun ibaratkeun manusa téh hirup ngan ukur sorangan (nyaéta indit ka alam nu bakal ka sorang teh ngan sorangan)…

“Plos Ka Kolong” hartina: Plos ka liang kubur…

“Bapak Satar Buleneng” hartina: Di bulen saeneng-eneng.. bangun na si pencipta lagu nyilibkeun maksad dina kecap Bapak Satar téh jigana pan ari ngaran-ngaran Bapak téh panggero keur nu dipihormat..

Jadi maksudna, sanajan jelema kahormat, kapandang, wibawa, angger tos pupus mah di bulen saeneng-eneng ku boéh tur dirurub kai sareng padung.

Nah, itulah arti dari syair atau lirik lagu cing cangkeling yang dituturkan dari orang tua sunda dahulu, yang sekaligus untuk mengingatkan kita semua selaku generasi muda bahwasanya dalam hidupan kita harus mengutamakan ibadah karena harta atau segala sesuatunya tidak akan dibawa mati, seperti pribahasa Mulih ka jati, mulang ka asal.

Not Angka Lagu Cingcangkeling

Kesan yg didapatkan pada saat mendengarkan lagu cing cangkeling

Baca Juga: Karawitan Adalah? Pengertian, Fungsi dan Contoh Alat Musiknya

Sebagai penutup dibawah ini saya sertakan not angka dari lagu cing cangkeling yang bisa kamu download langsung yang sudah tersimpan di google drive. Semoga bermanfaat, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan artikel diatas dan terimakasih atas waktunya.

Download

Merdeka.com - "Cing cangkeling Manuk cingkleung cindeten, Plos ka kolong Bapa Satar buleneng."

Penggalan tersebut merupakan lirik utuh dari lagu daerah asal Jawa Barat, berjudul 'Cing Cangkeling'. Biasanya lagu ini turut dinyanyikan oleh anak-anak, saat bermain ucing-ucingan (petak umpet), bersama teman-temannya.

Di balik familiarnya lagu ini, terdapat pesan mendalam yang ditujukan kepada manusia agar bisa terus rendah hati dan senantiasa mengingat kuasa Tuhan. Penasaran? Melansir laman sundapedia (21/12), berikut ulasan lagu Cingcangkeling asal Jawa Barat.

2 dari 4 halaman

Kesan yg didapatkan pada saat mendengarkan lagu cing cangkeling

Ilustrasi permainan tradisional ©Creative Commons/Jokosiono

Sebagaimana diuraikan dalam buku Kawih/Tembang Anak-Anak Di Kalangan Kebudayaan Sunda Dan Jawa, Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 2015, masing-masing bait di lagu tersebut memiliki pesan kebaikan masing-masing.

Dalam bait pertama tertulis kata 'Cing' yang bisa diartikan sebagai ungkapan permohonan agar 'Diam' dan 'Cangkeling' yang artinya 'Menyendiri'. Secara harfiah, kata cing cangkeling berarti 'mari menyendiri atau menyepi'. Di sana seolah terdapat pesan moral yang disembunyikan, yaitu eling (dari penggalan Cangk-eling).

Mengacu Ahimsa-Putra (2002:3), makna kata eling merupakan seperangkat anjuran yang menekankan pentingnya orang untuk selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini terkait  pesan orang tua Sunda zaman dahulu kepada anak-anaknya yakni 'Cing Geura Eling' atau tolong harus selalu diingat.

3 dari 4 halaman

Kemudian di penggalan selanjutnya terdapat bait berbunyi 'Manuk Cingkleung Cindeten' (Mari menyendiri burung cacat bertengger). Manuk artinya burung, atau dalam hal ini merupakan bentuk metafora dari ruh manusia.

Di sana tersirat bahwa, apabila sudah tiba waktunya, ruh manusia bisa terlepas dari jasadnya atau meninggalkan dunia karena dipanggil Tuhan.

Sehingga penggalan tersebut berupaya meminta ruh (dari manusia) yang cacat atau ruh yang tidak tahu arah tujuan penciptaannya segera diam dan hentikanlah berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Pada bait ini, manusia diharapkan bisa berintrospeksi akan kesalahan yang diperbuat dengan cara diam.

4 dari 4 halaman

Kemudian di lirik berikutnya, tertulis 'Plos Ka Kolong' atau bisa diartikan sebagai masuk ke dalam kolong. Makna kata-kata ini seakan mengingatkan manusia pada kematian atau hidup hanya sesaat.

Sebenarnya bait tersebut berangkat dari kebiasaan orang Sunda saat terdapat jenazah di keranda dan akan dibawa ke kuburan. Di sana seluruh anggota keluarga diminta untuk berjalan beberapa kali di bawah keranda, atau dalam bahasa Sunda disebut ngolongan pasaran.

Tujuan tradisi tersebut agar keluarga yang ditinggalkan tidak terus-menerus mengalami kedukaan usai ditinggal pergi (wafat) oleh orang yang dicintainya.

Hidup Tidak Dibawa Mati

Di penggalan terakhir terdapat lirik yang tertulis 'Bapa Satar Buleneng' (Plos ke kolong, Bapa Satar pelontos)'.

Dalam buku tersebut, istilah Satar merupakan bentuk personifikasi dari kata pasaran atau keranda yang kerap dibawa untuk mengangkut jenazah ke liang kubur. Sedangkan untuk Buleneng memiliki arti 'Tampak Jelas, Bersih dan Tanpa Kotor Sedikitpun'

Kata buleneng bisa turut dimaknai, bahwa manusia tidak akan membawa apapun ke alam kubur, kecuali kain kafan yang melekat di badannya. Artinya, manusia diminta untuk menyadari akan kesalahannya yang pernah dilakukan karena itu merupakan bentuk melawan kebenaran.

Kesan yg didapatkan pada saat mendengarkan lagu cing cangkeling

Ilustrasi. Asal daerah lagu Cing Cangkeling, tangga nada yang dimainkan, arti lirik, kesan yang didapatkan pada saat mendengarkan lagu ini Tema 6 kelas 5 SD dan MI. /Pixabay.com/ArtRose

KabarLumajang.com – Halo adik-adik ayo selalu rajin dalam belajar ya! Pembelajaran ini kita akan membahas tentang lagu Cing Cangkeling.

Kalian diminta untuk melengkapi tabel dan menuliskan asal daerah, tangga nada yang dimainkan atau digunakan, arti lirik atau syair lagu dan kesan yang didapatkan pada saat mendengarkan lagu Cing Cangkeling.

Materi ini dapat adik- adik temui pada Tema 6 kelas 5 SD dan MI halaman 57 Subtema 1.

Baca Juga: Bagaimana Hubungan antara Energi Panas yang Dibutuhkan untuk Mendidihkan Air di Dalam Panci?

Adik-adik diperkenankan untuk menyimak pembahasan dalam artikel berikut untuk membantu kalian dalam mengerjakannya.

>

Materi dari Buku Tematik Tema 6 kelas 5 SD dan MI Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 terbitan dari Kemendikbud.

Pembahasan dalam materi dikutip dari alumnus Universitas Negeri Jember Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Faisma Isnaini R.A., S.Pd.

Baca Juga: Jika Kedua Panci Berisi Air Itu Dididihkan, Panci Manakah yang Akan Memerlukan Waktu Lebih Lama untuk Mendidih

Lengkapilah tabel berikut untuk mengetahui lebih banyak tentang lagu daerah di halaman 56.