Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan saat dipimpin oleh raja

Suara.com - Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim bercorak Budha terbesar di Indonesia. Pada masa kejayaannya, Sriwijaya menguasai perdagangan di jalur utama Selat Malaka.

Meskipun terletak di tepian Sungai Musi, Palembang, Sumatera Utara, Sriwijaya memiliki hubungan yang erat dengan Jawa, terutama karena relasi raja-rajanya yang berasal dari Jawa.

Pendirinya, Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa diketahui mendirikan Sriwijaya usai melakukan perjalanan suci yang disebutsiddhayatramenggunakan perahu dengan pasukan sebanyak 20.000 orang.

Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Baca Juga: Rumah Belanda 1891 Cilenggang, Saksi Bisu Penjajahan Belanda dan Mitos Noni Belanda

Dilansir dari buku Sejarah 8 Kerajaan karya Siti Nur Aidah dan penerbit Karya Bakti Makmur Indonesia, Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke 7 Masehi. Keterangan ini tertulis pada sebuah prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka.

Meski letak kerajaan Sriwijaya sempat diperdebatkan, akhirnya diduga kuat bahwa Kerajaan bercorak Budha ini berpusat di tepian Sungai Musi. Alasannya, enam dari 12 prasastinya, bahkan yang tertua, ditemukan di daerah Palembang.

Keenam prasasti itu adalah Prasasti Kedukan Bukit (682 Masehi), Talang Tuo (684 Masehi), Prasasti Telaga Batu, Boom Baru, Kambang Unglen 1, dan Kambang Unglen 2.

Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya

Masih dari sumber yang sama, wilayah kekuasaan Sriwijaya meliputi daerah Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, dan Jambi. Sementara kiprahnya dikenal sampai ke wilayah Semenanjung Malaya dan india Timur.

Baca Juga: Sejarah Coca-Cola: Diciptakan Apoteker dan Sudah Ada Sejak Hindia Belanda

Kekuasaan Sriwijaya di Sumatera ini diperkuat dengan penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno oleh seorang Arkeolog Prancis Bernama George Coedes. Prasasti Kedukan Bukit dan Karang Brahi ini ditemukan di pedalaman Jambi dan Kota Kapur

Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mencapai puncaknya di abad ke-9 saat dipimpin oleh Balaputradewa. Pada masa ini pula Selat Malaja sebagai jalur utama perdagangan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.

Puncak kejayaan ini juga terlihat dari beberapa bidang lain seperti politik, ekonomi, maritime serta penguasaan wilayah.

Pengaruh Kerajaan Sriwijaya bahkan mencapai Thailand dan Kamboja yang dibuktikan dengan Pagoda Borom That di wilayah Chaiya, Thailand yang memiliki gaya arsitektur Sriwijaya.

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Dilansir dari "Sejarah 8 Kerajaan" karya Siti Nur Aidah dan penerbit Karya Bakti Makmur Indonesia, kejayaan Sriwijaya mulai meredup di awal abad ke-11 Masehi saat Kerajaan Cola di India Selatan mulai mengambil alih kendali perdagangan di Selat Malaka.

Selain itu, perkembangan kerajaan-Kerajaan di pulau Jawa juga turut melemahkan Kerajaan Sriwijaya.

Melalui Prasasti Rajaraja I yang memiliki tahun 1030/31 Masehi dari Tanjore menceritakan kisah penaklukan Cola atas Sriwijata dan kerajaan-kerajaan lain di sekitar Selat Malaka. Saat itu, pemimpin Sriwijawa, Sri Sanggramawijayaottunggawarman ditawan dan nama Kerajaan Sriwiijaya tak terdengar lagi

Raja-raja Kerajaan Sriwijaya

Selama memulai kerajaannya hingga menemui puncak kekuasaan dan keruntuhannya, Sriwijaya dipimpin oleh raja-raja berikut:

  • Dapunta Hyang Sri Jayanasa
  • Indrawarman
  • Dharanindra
  • Samaratungga
  • Rakai Pikatan
  • Balaputradewa
  • Sri Udayadityawarman
  • Sri Cudamaniwarmadewa
  • Sri Marawijayottunggawarman
  • Sri Sanggramawijayottunggawarman
  • Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa

Itulah penjelasan singkat tentang Kerajaan Sriwijaya mulai dari sejarah, wilayah kekuasaan hingga masa kejayaannya.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri