Kenapa hipertensi bisa menyebabkan gagal ginjal

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Menerapkan gaya hidup sehat sangat bermanfaat untuk mencegahtekanan darah tinggi atau hipertensi.

Berdasarkan data Indonesian Renal Registry 2017 hipertensi bahkan menjadi penyebab utama gagal ginjal yang harus ditangani dengan cuci darah.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI), dr. Tunggul D Situmorang, SpPD menjelaskan dua alasan keterkaitan hipertensi dan timbulnya penyakit ginjal.

Baca: Sebulan Pascamelahirkan, Tanpa Lakukan Diet Badan Sandra Dewi Kelihatan Ramping

Pertama, tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah ke seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah yang pada ginjal akan menebal dan kaku.

Kondisi ini menyebabkan suplai darah berkurang ke organ-organ penting seperti ginjal, kata dr. Tunggul saat ditemui di diskusi Kendali Hipertensi, Sayangi Ginjalmu di Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019).

Baca: Berat Badan Lucinta Luna 44 Kg, Program Dietnya Makan Brokoli dan Wortel

Kenapa hipertensi bisa menyebabkan gagal ginjal

Tekanan darah tinggi juga merusak unit penyaringan kecil di ginjal yang mengakibatkan fungsi ginjal untuk menyaring dan membuang racun sisa metabolisme terganggu.

Efeknya menumpuk racun-racun dan cairan di dalam darah dan seluruh tubuh. Cairan berlebih itu akan membuat tekanan darah lebih tinggi lagi, papar dr. Tunggul.

Alasan kedua, tekanan darah tinggi bisa menjadi komplikasi Penyakit Ginjal Kronis (PGK), karena ginjal memegang peran penting dalam menjaga tekanan darah jangka panjang melalui mekanisme hemodinamik atau mengatur jumlah cairan dan garam dan mekanisme hormonal untuk sistem reninangiotensin.

"Ginjal tidak sehat, tekanan darah meningkat. Jika seseorang menderita PGK, tekanan darah tinggi akan beresiko memburuknya penyakit ginjal dan dapat menimbulkan penyakit jantung," kata dr. Tunggul.

Dr. Tunggul menambahkan gagal ginjal merupakan kecacatan permanen karena hipertensi yang bisa dihindari dengan menjaga gaya hidup dan tidak lipa meminum obaf jika sudah terdiagnosis agar kualitas hidup tidak menurun dan mematahkan resiko kematian.

"Orang yang hipertensi harus mengendalikan tekanan darahnya sampai normal secara terus menerus, tidak boleh menghentikan obat hipertensi walaupun tekanan darahnya sudab stabil dan normal," pungkas dr. Tunggul.