Keadaan seperti apa yang membuat Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945?

AKURAT.CO,Hari ini 74 tahun yang lalu, Jepang menyatakan menyerah kepada sekutu, yang menandai berakhirnya Perang Dunia II. Sejak itu, 14 Agustus dan 15 Agustus dikenal sebagai Hari Kemenangan Atas Jepang atau Hari V-J . Istilah ini juga telah digunakan untuk 2 September 1945, ketika penyerahan resmi Jepang dilakukan di atas kapal USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo.

Penyerahan diawali dengan bombardir oleh pasukan Sekutu tahun 1945 di mana Sekutu menjatuhkan sekitar 100.000 ton bahan peledak di lebih dari 60 kota Jepang antara Maret dan Juli 1945. Selain itu, Jepang semakin lemah setelah Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom.

Kabar menyerahnya Jepang disambut gembira. Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman mengumumkan berita penyerahan Jepang dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Ini adalah hari yang telah kita tunggu sejak Pearl Harbor. Ini adalah hari ketika fasisme akhirnya mati, seperti yang kita selalu tahu pasti akan terjadi, katanya dalam konferensi pers kala itu, dilansir dari laman History, Rabu (14/8).

Sementara di Jepang, deklarasi formal penyerahan kepada Sekutu sejatinya telah diserahkan oleh Kaisar Hirohito melalui duta besarnya sejak tanggal 10 Agustus 1945, namun tidak diumumkan dengan cara lain.

Pada sore hari tanggal 14 Agustus, radio Jepang mengumumkan bahwa proklamasi kekaisaran akan segera dibuat, menerima ketentuan menyerah tanpa syarat yang dibuat di Konferensi Potsdam. Pernyataan itu sudah direkam oleh kaisar. Berita itu tidak berjalan dengan baik, karena lebih dari 1.000 tentara Jepang menyerbu Istana Kekaisaran dalam upaya untuk menemukan naskah proklamasi dan mencegah pengirimannya ke Sekutu. Tentara yang masih setia kepada Kaisar Hirohito memukul mundur para penyerang.

Malam itu, Jenderal Anami, anggota Dewan Perang yang paling bersikeras menentang penyerahan, melakukan bunuh diri. Alasannya tak lain untuk menebus kekalahan tentara Jepang dan terhindar dari keharusan mendengar kaisar mengucapkan kata-kata menyerah.[]