Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan

Gaya sering juga disebut corak atau aliran seni rupa. Gaya yang berkembang dan ada saat ini memiliki macam yang cukup banyak seiring dengan perkembangan seni. Pada zaman dahulu, ekspresi seni rupa manusia masih sangat sederhana. Namun di zaman modern sekarang, ekspresi tersebut sudah berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan zaman modern.

Secara garis besar, gaya seni rupa bisa dibagi menjadi 3 yaitu tradisional, modern, dan post modern. Untuk penjelasan lebih lengkapnya silahkan simak dibawah ini.

Gaya Seni Rupa Modern

Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa-bangsa di muka bumi pun mengalami banyak perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Perubahan-perubahan tersebut juga berimbas pada dunia kesenian termasuk seni rupa.

Gaya seni rupa yang awalnya tradisional pun berubah menjadi modern. Kemajuan yang terjadi di benua Eropa juga berimbas pada bangsa-bangsa di Asia termasuk juga Nusantara. Kemajuan, perubahan, dan pembaruan inilah yang disebut dengan modern.

Dengan kata lain, yang dimaksud dengan gaya seni rupa modern adalah corak seni rupa yang sudah mengalami perubahan, kemajuan, dan pembaruan.

Secara umum, modernisasi gaya seni rupa bisa dibagi menjadi 3 yaitu gaya representatif, gaya deformatif, dan gaya non representatif.

Representatif

Kata representatif mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, dan sesuai dengan keadaan. Perwujudan gaya seni rupa representatif menggambarkan keadaan yang nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa representatif sendiri bisa dibagi menjadi 3 yaitu romantis, naturalis, dan realis.

Romantisme

Istilah romantisme berasal dari dua kata yaitu roman yang berarti cerita dan isme yang berarti aliran atau gaya. Romantisme adalah aliran atau gaya seni rupa yang penggambarannya mengandung cerita manusia atau binatang.

Pelaku seni rupa mancanegara yang mempelopori penggunaan gaya seni rupa romantisme antara lain Fransisco Goya dari Spanyol dan Aturner dari Inggris. Pelaku seni rupa di Indonesia yang mempelopori penggunaan gaya ini adalah Raden Saleh.

Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Lukisan Fransisco Goya Berjudul El Quitasol via learnodo-newtonic.com
Naturalisme

Istilah naturalisme berasal dari dua kata yaitu nature yang berarti alam dan isme yang berarti aliran atau gaya. Naturalisme adalah gaya seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan alam yang ada. Pelukis yang menggunakan gaya ini pada umumnya mengambil pemandangan alam sebagai objeknya.

Pelaku seni rupa mancanegara yang menggunakan gaya ini antara lain Rubens, Gainsborough, Claude, Turner, dan Constable. Perupa Indonesia yang menggunakan gaya ini antara lain Wakidi, Abdullah Suryosubroto, Mas Pringadi, dan Basuki Abdullah.

Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Lukisan Gainsborough Berjudul Tuan Dan Nyonya Andre via ranker.com
Realisme

Istilah realisme berasal dari dua kata yaitu reak yang berarti nyata dan isme yang berarti aliran atau gaya. realisme adalah gaya seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kenyataan yang ada, Perupa nusantara yang menggunakan gaya ini antara lain Trubus, Tarmizi, dan Dullah.

Deformatif

istilah deformatif berasal dari kata deformasi yang berarti perubahan bentuk. Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masih menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa deformatif dibagi menjadi 3 yaitu surealis, impressionis, ekspresionis, dan kubistis.

Surrealisme

Istilah surealisme berasal dari tiga kata yaitu sur yang berarti melebih-lebihkan, real yang berarti nyata, dan isme yang berarti gaya atau aliran. Dengan kata lain, surrealisme adalah aliran atau gaya seni rupa yang penggambarannya melebih-lebihkan kenyataan, sampai ada yang menyebutnya otomatisme psikis yang murni atau alam mimpi.

Perupa mancanegara yang menggunakan gaya ini adalah Salvador Dali.

Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Lukisan Karya Salvador Dali via artsy.net
Impressionisme

Impressionisme berasal dari dua kata yaitu impression yang berarti kesan dan isme yang berarti gaya atau aliran. Dengan kata lain, impressionisme adalah gaya seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis.

Gaya seni rupa impressionisme dipelopori penggunaannya oleh George Seurat, Paul Cezanne, Claude Monet, dan Paul Gauguin. Perupa Indonesia yang menggunakan gaya ini adalah S. Sudjojono.

Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Lukisan Karya George Seurat via metmuseum.org
Ekspresionisme

Ekspresionisme berasal dari dua kata yaitu expression yang berarti ungkapan jiwa yang spontan dan isme yang berarti gaya atau aliran. Ekspresionisme adalah gaya seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupanya yang spontan pada saat sedang melihat objek.

Penggunaan gaya seni rupa ekspresionisme dipelopori oleh seorang pelukis asal negeri Belanda bernama Vincent Van Gogh. perupa nusantara yang menggunakan gaya ini adalah Affandi.

Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Lukisan Karya Vincent Van Gogh Berjudul Starry Night via 1st-art-gallery.com
Kubisme

Kubisme berasal dari dua kata yaitu kubus yang berarti bidang atau bentuk segi empat dan isme yang berarti aliran atau gaya. Kubisme adalah gaya seni rupa yang penggambarannya berupa bidang segi empat atau bentuk dasarnya adalah kubus.

Gaya seni rupa kubisme dipelopori penggunaannya oleh seorang pelukis Italia bernama Pablo Picasso. Perupa nusantara yang mengikuti jejak Picasso antara lain Mochtar Apin, Srihadi, But Mochtar, dan Fajar Sidik.

Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Lukisan Karya Pablo Picasso via artsy.net

Gaya Nonrepresentatif atau Abstrak

Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian berupa bentuk yang sulit dikenali. Gaya yang lebih sederhana dan sama sekali meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa absrak berupa garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam.

Gaya Seni Rupa Tradisional

Masyarakat yang kebudayaannya masih bersifat tradisional memiliki gaya seni rupa yang terbilang sederhana dan tidak mengalami perubahan dari masa ke masa. Gaya tradisional bisa dibagi menjadi 2 yaitu primitif dan klasik.

Gaya Primitif

Gaya Primitif adalah gaya yang memiliki ciri-ciri sederhana baik dalam segi bentuk maupun warnanya. Untuk contoh misalnya saja karya seni rupa suku asmat di papua, seni suku aborigin di australia, gaya mesir kuno, dll.

Gaya Klasik

Pada gaya klasik, seni rupa sudah berkembang dari yang sederhana menjadi lebih kompleks, rumit, dan ornamental. Untuk contohnya adalah seni rupa di nusantara pada masa perkembangan Hindu-Buddha seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Relief Candi Borobudur via youtube.com

Gaya Postmodern

Postmodern atau disingkat Posmo adalah gaya seni rupa sesudah modern. Seiring dengan berkembangnya budaya, seni rupa juga akan mengalami perkembangan gaya.

Jika seni rupa tradisional memiliki ciri ornamental, seni rupa modern memiliki ciri penyederhanaan bentuk, maka gaya seni rupa postmodern memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental.

gaya postmodern cenderung lebih bebas dan tidak memiliki aturan tertentu. Eksplorasi unsur seni rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan kemasyarakatan merupakan tema yang banyak digunakan pada karya-karya seni rupa bergaya posmodern.

Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Aliran Dan Gaya Seni Rupa

Seni lukis adalah cabang seni rupa yang diwujudkan melalui karya dua dimensi bermediakan kanvas atau permukaan datar lain yang di isi oleh unsur-unsur pokok garis dan warna melalui cat atau pewarna dan pembubuh gambar lainnya.

Tentunya, lukisan dapat berisi representasi alam seperti potret wajah, hewan, pemandangan. Bisa juga memuat gambar abstrak yang merupakan penyederhanaan bentuk alam, atau berisi ungkapan ekspresif dari seniman berupa komposisi bentuk nonrepresentatif (tidak menyerupai apa pun).

Soedarso Sp (1990, hlm. 11) mengungkapkan bahwa melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu, dengan melibatkan ekspresi, emosi, dan gagasan pencipta secara penuh.

Seni lukis merupakan pengembangan dari menggambar. Lukisan memiliki corak atau gaya yang lebih rumit, namun tidak berarti lebih baik dari menggambar. Teknik dan bahan yang digunakan juga dapat lebih beragam dari menggambar pada umumnya.

Aliran Seni Lukis

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, lukisan memiliki ciri khas, tema, teknik yang biasa disebut dengan gaya atau aliran. Berdasarkan cara pengungkapannya, aliran dan gaya lukisan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: representatif, deformatif dan nonrepresentatif. Berikut penjelasan dari masing-masing pembagian tersebut:

Representatif

Lukisan representatif adalah perwujudan gaya seni rupa menggunakan keadaan nyata pada alam atau kehidupan sehari-hari manusia dalam masyarakat. Gambar pada lukisan akan merepresentasikan sesuatu yang konkret, misalnya pemandangan alam, potret manusia, suasana perkotaan, dsb. Beberapa gaya atau aliran seni rupa yang termasuk dalam kategori representatif adalah sebagai berikut.

1. Aliran Naturalisme

Aliran seni rupa yang menggambarkan keadaan alam, melukiskan segala sesuatu sepersis mungkin dengan keadaan nyatanya, seteliti mungkin. Sehingga diperlukan kemampuan yang terlatih untuk mewujudkan karyanya. Tokoh aliran naturalisme antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Wahidi
  2. Abdullah Suryobroto
  3. Basuki Abdullah
  4. Mas Pringadi
  5. Rubens
  6. John Constabel
  7. Thomas Cole
  8. William Bliss Baker
Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Contoh lukisan naturalis : Pantai flores, oleh: Basuki Abdullah

Penjelasan lengkap mengenai aliran naturalisme dapat di baca pada tautan dibawah ini.

Baca juga: Naturalisme – Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya & Analisis

2. Aliran Realisme

Aliran realisme adalah aliran seni rupa yang memandang dunia ini tanpa ditutup-tutupi, dalam artian subjek atau objek yang dilukis ditampilkan apa adanya, sesuai dengan kenyataan sehari-hari, tidak di dramatisir atau dipilih hanya yang indahnya saja. Tokoh-tokoh aliran realisme antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Wardoyo
  2. Trubus
  3. Tarmizi
  4. Dullah
  5. Gustave Courbet
  6. Jean-Francois Millet
  7. Edouard Manet
Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
contoh seni lukis aliran realisme

Penjelasan lengkap mengenai realisme dapat di baca pada tautan dibawah ini.

Baca juga: Realisme: Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya & Analisis

3. Romantisisme

Aliran ini terkadang disebut romantisme yang sebetulnya kurang tepat. Aliran ini mengungkapkan tema yang masih representatif namun dengan cara yang dramatis. Misalnya menunjukan peristiwa yang dahsyat atau kejadian-kejadian penting dalam sejarah secara dramatis. Tokoh-tokoh aliran romantisisme adalah sebagai berikut.

  1. Raden Saleh
  2. Fransisco Goya
  3. Caspar David Friedrich
  4. J.M.W Turner
Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Contoh karya aliran romantisisme: The Second of May 1808 oleh Fransisco Goya, gambar asli diperoleh melalui wikipedia.com

Penjelasan lengkap mengenai aliran romantisisme dapat di baca pada tautan dibawah ini.

Baca juga: Aliran Romantisisme; Pengertian, Sejarah, Tokoh & Contoh

Deformatif

Deformatif adalah gaya yang mengubah bentuk asli dari objek atau subjek yang dilukis, sehingga menghasilkan bentuk baru, namun tidak benar-benar meninggalkan bentuk dasar aslinya. Beberapa aliran seni rupa yang termasuk dalam gaya deformatif adalah sebagai berikut.

1. Impresionisme

Merupakan aliran yang hanya menggambarkan kesan sederhana dari apa yang dilukiskan.  Tokoh aliran impresionisme meliputi beberapa pelukis di bawah ini.

  1. S. Sudjojono
  2. Claude Monet
  3. Paul Cezanne
  4. Paul Gauguin
  5. Georges Seurat
Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Contoh karya aliran impresionisme: Woman with a Parasol. wikipedia.com

Penjelasan lengkap mengenai impresionisme dapat di baca pada tautan dibawah ini:

Baca juga: Impresionisme : Pengertian,Ciri,Tokoh, Contoh Karya & Analisis

2. Surealisme

Surealisme adalah aliran seni rupa yang mengubah sesuatu yang nyata menjadi tampak tidak nyata. Misalnya, aliran surealisme dapat menggambarkan manusia yang melayang, jam yang meleleh, ikan yang dapat berenang tanpa air, dsb. Hal tersebut selanjutnya mengakibatkan gambar yang terdapat dalam lukisan tampak seperti pada mimpi. Tokoh surealisme antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Salvador Dali
  2. Rene Magritte
  3. Frida Kahlo
Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Contoh Karya Aliran Seni Lukis Surealisme: The Persistence of Time oleh Salvador Dali, gambar asli diperoleh melalui: wikiart.org

Penjelasan lengkap mengenai surealisme dapat di baca pada tautan dibawah ini.

Baca juga: Surealisme; Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya & Analisis

3. Kubisme

Kubisme merupakan aliran seni rupa yang menyederhanakan objek nyata menjadi ke-kubus-kubus-an (bidang segi empat) atau objek geometris lainnya. Aliran ini juga memainkan perspektif atau sudut pandang yang berbeda dalam suatu objek. Misalnya, mata seseorang dapat digambar melalui tampak depan, namun hidung digambarkan dari tampak samping, dan teling digamarkan dari tampak atas. Beberapa Tokoh aliran kubisme adalah sebagai berikut.

  1. Pablo Picasso
  2. Georges Braque
  3. Juan Gris
Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
contoh lukisan aliran kubisme

Penjelasan lengkap mengenai realisme dapat di baca pada tautan dibawah ini.

Baca juga: Kubisme; Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya & Analisis

4. Ekspresionisme

Aliran ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa. Artinya, bukan kemiripan gambar pada suatu lukisan yang diutamakan, namun ekspresi seniman terhadap sesuatu yang ia lukis. Intinya, aliran ekspresionisme lebih mementingkan ekspresi individu seniman dibandingkan dengan peniruan alam. Tokoh-tokoh ekspresionisme adalah sebagai berikut.

  1. Affandi
  2. Edvard Munch
  3. Ernst Ludwig Kirchner
Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Contoh aliran Ekspresionisme: The Scream oleh: Edvard Munch (1893-1910)

Penjelasan lengkap mengenai realisme dapat di baca pada tautan dibawah ini.

Baca juga: Ekspresionisme – Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh & Analisis

Nonrepresentatif

Nonrepresentatif adalah gaya yang tidak merepresentasikan sesuatu yang merupakan kebalikan dari representatif. Bentuk dasar dari gaya ini sudah meninggalkan bentuk aslinya atau tidak menirukan alam sama sekali. Lukisan hanya di isi oleh bentuk-bentuk geometris sederhana, kumpulan garis, atau hanya berupa blok-blok warna yang terbebas dari bentuk alam seperti potret wajah manusia, pemandangan, dsb. Aliran-aliran nonrepresentatif antara lain:

1. Abstrak Ekspresionisme

Aliran yang menggunakan ekspresi spontan untuk menciptakan karya abstrak. Pelukis abstrak ekspresionisme menumpahkan cat langsung ke kanvas, mencipratkan cat dengan tongkat, dsb. Tokoh-tokoh Abstrak Ekspresionisme antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Jackson Pollock
  2. Willem de Kooning
  3. Mark Rothko
  4. Helen Frankenthaler
  5. Clyfford Still
Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Contoh aliran abstrak ekspresionisme: Number 5 oleh Jackson Pollock, gambar asli diperoleh melalui: jackson-pollock.org

2. Formalisme

Aliran yang hanya menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris seperti segi empat, persegi panjang, segitiga atau hanya garis. Tokoh-tokoh aliran formalisme antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Jasper Johns
  2. James McNeill Whistler
Karya lukisan yang sulit untuk ditebak dan bersifat abstrak termasuk gaya atau corak lukisan
Contoh aliran abstrak formalisme: Blue Green and Brown oleh Mark Rothko, Gambar diperoleh melalui: mark-rothko.org

Tema Seni Lukis

Selain dibagi berdasarkan alirannya, seni lukis juga dapat dikategorisasikan berdasarkan tema. Secara umum, dapat dikatakan terdapat 6 tema umum dalam seni lukis, yaitu sebagai berikut.

  1. Hubungan antara manusia dengan dirinya.
    Seni lukis dapat digunakan untuk menuangkan ide atau gagasan dari seniman itu sendiri. Terkadang seniman menggunakan potret wajah dirinya sendiri sebagai objek atau subjek lukisan.
  2. Hubungan antara Manusia dengan Manusia Lain.
    Terkadang seorang pelukis juga mengekspresikan cita-rasa keindahan menggunakan orang-orang yang ada disekitarnya. Orang-orang tersebut bisa jadi orang terdekat seperti istri/suami, anaknya, orangtua, saudara, teman atau siapapun itu.
  3. Hubungan antara Manusia dengan Alam Sekitarnya.
    Alam sekitar seniman dapat menjadi objek atau subjek yang menarik untuk menjadi tema lukisannya. Pemandangan gunung, hutan, laut, sungai, perkampungan, hingga kota.
  4. Hubungan antara Manusia dengan Benda.
    Benda-benda yang ada di sekitar kita juga dapat memiliki keunikan dan keindahan tersendiri sebagai sumber inspirasi melukis. Kita tidak pernah tahu karya seunik apa yang dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai benda keseharian yang ada di sekitar.
  5. Hubungan antara Manusia dengan Aktifitasnya.
    Aktifitas kehidupan sehari-hari yang beragam terkadang mencetuskan suatu ide untuk melukis. Kegiatan manusia dapat digambarkan secara langsung pada karya lukis, atau hanya menginspirasi terhadap ekspresi dan emosi yang ingin dikeluarkan oleh seniman.
  6. Hubungan antara Manusia dengan Alam Khayal.
    Imajinasi atau khayalan yang terkadang tiba-tiba melintas atau direnungkan, baik secara sadar ataupun tidak sadar (saat tertidur) merupakan inspirasi dan tema yang luar biasa untuk dilukis.

Alat dan Bahan (Media) Seni Lukis

Alat lukis utama adalah peralatan untuk mengaplikasikan atau membubuhkan cat pada media lukis, seperti: kuas, pisau palet, dsb. Penggunaan alat lukis sangat bergantung pada media, teknik, aliran dan tema yang akan dibuat.

Alat lukis

Beberapa alat lukis yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut.

  1. Fungsinya untuk mengaplikasikan cat pada media lukis/kanvas
  2. Pisau Lukis. Pisau lukis adalah alternatif lain dari kuas untuk membubuhkan cat. Cat yang dibubuhkan menggunakan ini biasanya dalam kuantitas besar dan untuk keperluan menciptakan efek timbul/muncul 3d.
  3. Pisau Palet. Pisau palet biasanya terbuat dari plastik dan digunakan untuk mencampurkan cat.
  4. Palet adalah tempat kita untuk mencampur dan menyiapkan cat sebelum digunakan.
  5. Pensil dapat digunakan sebagai alat lukis untuk menggambar sketsa. Perlu diketahui bahwa bekas pensil dapat tidak tertutupi oleh cat, sehingga sebaiknya gunakan dengan hati-hati dalam guratan yang tipis.
  6. Terdapat cat yang berbasis minyak dan air. Cat minyak biasa digunakan untuk melukis jangka panjang, agar cat tidak mudah kering dan dapat dengan mudah diperbaiki dengan mengelap cat yang belum kering. Cat berbasis air seperti cat akrilik atau cat air lebih cepat kering, sehingga lebih sulit untuk diperbaiki.
  7. Tinta Bak. Tinta merupakan cat alternatif yang cukup banyak digunakan pada seni lukis.
  8. Alat pembubuh cat khas/alternatif. Sikat gigi bekas, tongkat kayu untuk mengucurkan cat enamel, dsb. Terdapat banyak alat lukis alternatif lain yang dapat digunakan untuk menciptakan efek khusus.
  9. Cat khas/alternative. Cat alternatif lain juga dapat digunakan, tergantung kebutuhan lukisan yang diciptakan.

Penjelasan lengkap mengenai alat lukis berdasarkan fungsinya dapat dilihat di:

Baca juga: Alat Lukis: Kuas, Pisau, Roller dengan Jenis & Fungsinya

Bahan (Media) Seni Lukis

Bahan merupakan berbagai material yang dibutuhkan untuk membuat suatu lukisan. Berbeda dengan alat, bahan bersifat dapat habis, sehingga harus diperhatikan pasokannya. Beberapa bahan atau media seni lukis adalah sebagai berikut.

  1. Media utama yang sering digunakan dalam melukis adalah kanvas, karena terhitung awet dan tahan lama. Namun lukisan juga dapat dibuat pada kain linen, papan kayu, papan fiber, kaca, dsb.
  2. Terdapat bermacam jenis cat yang digunakan, dan salah satunya adalah cat akrilik yang menggunakan bahan pencampur air namun bersifat permanen. Cat lainnya meliputi cat minyak, cat gouache, tempera, dsb. Jangan menggunakan cat minyak pada media kertas, karena kertas akan tergerus oleh zat yang ada pada cat minyak. Gunakan cat air dan lapisi dengan pelapis cat agar kertas bertahan lama.
  3. Terdapat juga media khas/alternatif untuk membuat lukisan. Media alternatif untuk melukis tersebut meliputi kaca, lempengan kayu, lempengan logam, lempengan plastik, atau benda datar dua dimensi apa pun yang dapat menjadi media lukis jika digunakan dengan tepat.

Penjelasan lengkap mengenai media lukis dan alternatifnya dapat dilihat di sini.

Baca juga: Media Lukis: Pahami Bahan, Alternatifnya & Komponen Cat

Teknik dan cara melukis

Melukis membutuhkan cara dan teknik yang tepat untuk membuat karya yang baik. Teknik lukis juga sebetulnya sangat tergantung pada tema atau aliran lukis yang akan digunakan. Kita dapat mulai dengan menentukan tema, menentukan objek atau subjek yang di lukis, lalu menyiapkan teknik yang dibutuhkan.

Menentukan Tema (Memunculkan Gagasan)

Memunculkan gagasan kreatif dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut.

  1. Mengembangkan imajinasi dari apa yang sedang kita pikirkan atau dari pemikiran/pengalaman orang lain
  2. Melihat subjek atau objek yang akan dilukis, misalnya pemandangan pantai, suasana pasar, dll.
  3. Mencari inspirasi dari buku dan majalah
  4. Mencari inspirasi dari internet atau sosial media
  5. Mengunjungi galeri atau museum seni

Teknik melukis

Teknik melukis terdiri dari kerangka kerja dan teknik khusus yang digunakan untuk cat tertentu, seperti:

  1. membuat sketsa lalu menyelesaikan detailnya,
  2. membuat lukisan underpainting lalu mewarnainya dengan cat tipis (teknik lukis cat minyak),
  3. menggunakan teknik kuas kering (digunakan tanpa pelarut cat) yang cocok untuk detail kecil, dan kuas basah (kuas diberi pelarut cat) dapat menutupi permukaan luas dengan cepat.

Teknik lukis tidak dapat dijelaskan dengan singkat dan membutuhkan artikel khusus untuk menjelaskannya. Penjelasan lengkap mengenai teknik lukis dapat disimak pada tautan dibawah ini.

Baca juga: Teknik Melukis yang Sebenarnya: Glazing, Underpainting, dll

Referensi

  1. Soedarso, Sp. (1990). Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sarana.