Karakteristik budaya Afrika Barat

Halaman artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Tidak ada alasan yang diberikan. Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda. Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf-paragraf. Jika sudah dirapikan, silakan hapus templat ini. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Republik Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrika bagian selatan. Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana dan Zimbabwe di utara, Mozambik dan Eswatini di timur laut. Keseluruhan negara Lesotho terletak di pedalaman Afrika Selatan.

Republik Afrika Selatan

Inggris:Republic of South AfricaAfrika:Republiek van Suid-AfrikaZulu:IRiphabliki yase Ningizimu AfrikaXhosa:iRiphabliki yomZantsi AfrikaSwazi:iRiphabhulikhi yeNingizimu AfrikaNdebele:iRiphabliki yeSewula AfrikaSotho:Rephaboliki ya Afrika BorwaSotho Utara:Repabliki ya Afrika-BorwaTsonga:Riphabliki ra Afrika DzongaTswana:Rephaboliki ya Aforika BorwaVenda:Riphabuḽiki ya Afurika Tshipembe
Karakteristik budaya Afrika Barat
Bangunan National Assembly di Kaapstad

Afrika Selatan merupakan negara demokrasi konstitusional dengan sistem tiga tingkat dan institusi kehakiman yang bebas. Terdapat tiga peringkat yaitu nasional, wilayah dan pemerintahan lokal yang mempunyai badan legislatif serta eksekutif dengan daerah kekuasaan masing-masing.

Presiden Afrika Selatan memegang dua jabatan yaitu sebagai Kepala Negara dan juga Kepala Pemerintahan. Ia dipilih sewaktu Majelis Nasional (National Assembly) dan Majelis Provinsi-provinsi Nasional (National Council of Provinces) bergabung. Lazimnya, Presiden adalah pemimpin partai mayoritas di Parlemen.

National Assembly mempunyai 400 anggota yang dipilih melalui pemilu secara perwakilan proporsional. National Council of Provinces, yang telah menggantikan Senat pada 1997, terdiri dari 90 anggota yang mewakili setiap 9 provinsi termasuk kota-kota besar di Afrika Selatan.

Di Afrika Selatan, pemilu diadakan setiap 5 tahun dan setiap rakyat berusia 18 tahun ke atas diwajibkan untuk ikut. Pemilu terakhir ialah pada April 2004, di mana partai ANC berhasil memenangkan 69,68% kursi di parlemen. Partai ini bersama Partai Kebebasan Inkatha (6,97%) telah membentuk aliansi pemerintahan. Partai-partai oposisi utama termasuk Aliasi Demokrat (12,37%), Gerakan Demokratik Bersatu atau UDM (2,28%), Demokrat Bebas atau ID (1,73%), Partai Nasional Baru atau NNP (1,65%) dan Partai Demokratik Kristen Afrika atau ACDP (1,6%).

Di samping itu, setiap provinsi di Afrika Selatan mempunyai satu penggubah undang-undang negeri dan Majelis Eksekutif yang diketuai oleh seorang Perdana Menteri atau "Premier".

Identitas nasionalSunting

Lambang negaraSunting

Lambang negara Afrika Selatan diperkenalkan pertama kali pada hari kemerdekaan Afrika Selatan 27 April 2000. Lambang ini menggantikan lambang lama yang digunakan sejak tahun 1910.

Bendera nasionalSunting

Bendera Afrika Selatan ini dipakai oleh pemerintahan sejak tanggal 27 April 1994, pada pemilihan umum pertama sejak berakhirnya apartheid. Bendera ini digunakan untuk melambangkan demokrasi Afrika Selatan. Bendera yang sediakalanya hanya untuk sementara ini, dan didesain oleh Frederick G. Brownell, diterima dengan baik oleh masyarakat sehingga akhirnya dijadikan bendera nasional.

Pembagian administratifSunting

Peta Afrika Selatan

ProvinsiSunting

Afrika Selatan terdiri dari sembilan provinsi yaitu:

  1. Eastern Cape
  2. Free State
  3. Gauteng
  4. KwaZulu-Natal
  5. Limpopo
  6. Mpumalanga
  7. North West
  8. Northern Cape
  9. Western Cape
  10. North-Western Cape

Kota-kota utamaSunting

Kota-kota utama di Afrika Selatan termasuk Johannesburg, Durban, Cape Town, Pretoria, Kimberley, Port Elizabeth dan Bloemfontein.

Organisasi internasionalSunting

Afrika Selatan adalah anggota beberapa organisasi internasional, di antaranya:

  • ACP
  • AfDB
  • AU
  • Persemakmuran
  • FAO
  • G-24
  • G-77
  • Gerakan Non-Blok
  • ONUB
  • OPCW
  • WHO
  • WMO
  • WTO

Hubungan RI-Afrika SelatanSunting

Hubungan Indonesia-Afrika Selatan sudah terjalin baik sejak tahun 1994 ketika kedua negara menandatangani komunike bersama pembukaan hubungan diplomatik. Secara politis, Indonesia ikut mendukung perjuangan Kongres Nasional Afrika (ANC), partai yang dulu dipimpin Nelson Mandela, untuk menentang apartheid.

Sejak zaman Presiden Soeharto sampai Megawati Soekarnoputri, kunjungan ke Afrika Selatan sudah pernah dilakukan. Begitu sebaliknya, Mandela setidaknya dua kali ke Indonesia, yakni ketika masih menjadi presiden (1997) dan setelah tak menjadi presiden (2002).

Belakangan ini secara bergantian sejumlah pejabat kedua negara juga saling berkunjung. Yang terakhir, Presiden Afrika Selatan mengunjungi RI pada April 2005, dan kunjungan mantan presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri pada waktu yang hampir bersamaan untuk menerima sebuah penghargaan pejuang kemerdekaan. Ia mewakili almarhum ayahnya, Ir. Soekarno. Sementara itu sejumlah pejuang kemerdekaan dari berbagai belahan dunia (diwakili oleh anak/keluarga terdekat) juga diundang di acara penghargaan ini, seperti Indira Gandhi, dan anak perempuan dari Jawarharlal Nehru dari India.

EkonomiSunting

Kawasan Sandton di Johannesburg yang telah menjadi lokasi perusahaan-perusahaan besar penggerak ekonomi Afrika Selatan.

Afrika Selatan adalah sebuah negara maju dengan penduduk yang berpendapatan sederhana. Negara ini kaya dengan bahan tambang terutamanya bahan tambang bernilai tinggi seperti emas, platinum dan berlian. Ia juga mempunyai sistem keuangan, perundangan, telekomunikasi, energi, infrastruktur yang maju dan modern. Bursa sahamnya di Johannesburg begitu aktif hingga pernah berada di urutan ke-10 terbesar di dunia.

Sejak kedatangan Inggris di sana, ekonomi negara bergantung kepada sektor pertambangan. Tetapi beberapa dasawarsa yang lalu, kegiatan tersebut telah digantikan oleh sektor produksi. Sektor industri Afrika Selatan yang sangat maju, dan merupakan ekonomi ke-25 terbesar di dunia. Dengan hanya 7% penduduk dan 4% jumlah kawasan keseluruhan Afrika, Afrika Selatan mengeluarkan lebih sepertiga produk dan jasa di Afrika, dan hampir 40% pengeluaran industri di Afrika. Bahan komoditas yang diekspor: alat-alat mesin, makanan dan peralatan, bahan kimia, produk petroliam dan peralatan ilmiah.

Namun demikan, wabah HIV merupakan masalah yang kritikal di negara ini. Diperkirakan 4,79 juta penduduknya dijangkiti AIDS dan pemerintahan Afrika yang baru terpaksa mengeluarkan berjuta-juta Rand untuk menangani masalah ini. Sejak Afrika Selatan membuka perbatasannya selepas berakhirnya Apartheid, sindikat NAPZA internasional telah memasuki negara ini. Kini Afrika Selatan adalah produsen mariyuana terbesar di dunia. Pergolakan politik di Zimbabwe juga memberi dampak yang buruk kepada ekonomi negara ini. Banyak investor asing khawatir masalah ini akan berpengaruh kepada Afrika Selatan. Pada tahun 2002, masalah-masalah ini telah menjadi faktor utama penurunan nilai Rand sebanyak 30 persen tetapi pada tahun 2004 mata uang Rand telah kembali kukuh.

Akibat dasar apartheid yang dilaksanakan selama lebih dari empat dasawarsa, kemiskinan di kalangan penduduk kulit hitam merupakan masalah paling utama pemerintahan baru Afrika Selatan. Pada akhir 1980-an dianggarkan 16 juta penduduknya hidup di bawah paras kemiskinan dan 2,3 juta orang berisiko kekurangan gizi dan kekurangan pangan. Walaupun begitu, pemerintahan kulit hitam Afrika Selatan telah berhasil mengurangkan kemiskinan dari 42% pada 1994 ke 24% pada tahun 2003.

DemografiSunting

Demografi di Afrika Selatan dibagi menjadi empat kumpulan utama yaitu: orang kulit hitam, orang kulit putih, orang berwarna (orang dari Asia atau berdarah campuran) dan orang berbangsa India.

Kaum yang terbesar di Afrika Selatan adalah kaum pribumi berkulit hitam yaitu 77% jumlah penduduk di sini. Penduduk kulit hitam terdiri dari masyarakat majemuk yang dapat diklasifikasikan kepada empat kelompok etnis berdasarkan kepada bahasa masing-masing. Kelompok yang terbesar yaitu 50% penduduk Afrika di sini adalah yang berbahasa Nguni termasuk bangsa Ndebele, Swazi, Xhosa dan Zulu. Kelompok yang kedua terbesar adalah yang berbahasa Sotho-Tswana, termasuk beberapa bangsa Sotho, Pedi, dan Tswana dan merupakan mayoritas di kebanyakan kawasan Highveld. Dua kelompok yang terakhir adalah Tsonga, atau Shangaan, yang tertumpu di Utara dan wilayah Mpumalanga, dan Venda, yang juga tertumpu di wilayah utara Afrika Selatan.

Kaum kulit putih terdiri dari 11% penduduk di sini, yang berbangsa Belanda, Prancis, Inggris dan Jerman. Kebanyakan orang Eropa di negara ini adalah keturunan penjelajah-penjelajah awal di koloni Cape. Terdapat juga kelompok minoritas Portugis kelompok pertama dari keturunan penjelajah Eropa yang awal, manakala kelompok kedua keturunan budak Belanda yang datang dari Indonesia.

9% dari penduduk Afrika Selatan terdiri dari bangsa berwarna atau coloured. Bangsa ini termasuk kelompok yang kawin campur dan juga pendatang Asia, yang dibawa masuk untuk bekerja sebagai kuli di Natal. Manakala, 3% lagi terdiri dari bangsa India yang berasal dari pedagang-pedagang India.

PendidikanSunting

Di Afrika Selatan, masa persekolahan adalah selama 13 tahun - atau tingkat. Namun, tahun pertama pendidikan atau tingkat 0 dan tiga tahun terakhir yaitu dari tingkat 10 hingga tingkat 12 (juga dipanggil "matric") tidak diwajibkan. Kebanyakan sekolah dasar menawarkan tingkat 0. Tetapi tingkat ini dapat juga dibuat di TK. Lazimnya untuk memasuki universitas, seseorang wajib lulus "matric" dengan minimum tiga mata pelajaran tingkat tinggi dan bukan sekadar lulus (standar). Malah beberapa universitas prestisius akan mengenakan syarat akademik yang lebih tinggi. Walaupun begitu, mereka yang lulus "National Senior Certificate" layak untuk belajar di "technikon" atau kampus teknikal.

Di bawah sistem apartheid, sistem pendidikannya dirangka berdasarkan warna kulit yaitu kementerian yang berbeda untuk pelajar kulit putih, berwarna, Asia, dan kaum kulit hitam di luar Bantustan. Pengasingan ini telah menghasilkan 14 kementerian pendidikan yang berbeda di negara ini.

Penstrukturan sistem pendidikan selepas era-apartheid merupakan tantangan yang besar bagi pemerintahan negara ini. Pemerintahan baru telah membentuk suatu sistem pendidikan nasional tanpa diskriminasi kaum tetapi menggabungkan 14 kementerian pendidikan merupakan tugas yang sukar. Oleh karena itu pada Februari 1996, Kementerian Pendidikan telah meluncurkan suatu kurikulum baru yang dinamakan "Curriculum 2005". Kurikulum ini yang akan menggantikan dasar pendidikan berdasarkan apartheid, akan memberi tumpuan kepada hasilnya yaitu pelajar akan menjadi lebih proaktif dalam lingkungan di sekitarnya dan juga di dalam masyarakat. Untuk mencapai objektif ini, pada 1999 pemerintahan telah menyediakan 5,7 persen anggaran belanja untuk sektor pendidikan termasuk membangun 2.000 sekolah-sekolah baru, 65.000 ruang kelas yang baru dan beralatan lengkap, 60.000 guru-guru yang terlatih dan 50 juta buku teks yang dicetak.

Pada 2004, Afrika Selatan mempunyai 366.000 guru dan hampir 28.000 sekolah-sekolah -termasuk 390 sekolah khusus dan 1.000 sekolah swasta. Dari jumlah ini, 6.000 adalah sekolah tinggi (tingkat 7 hingga tingkat 12) dan selebihnya adalah sekolah dasar (tingkat 1 hingga tingkat 6).

Afrika Selatan juga mempunyai suatu sistem pendidikan tinggi yang maju, yang juga dipisahkan mengikut ras sewaktu era apartheid. Pada 1995 terdapat 385.000 pelajar yang belajar di 21 universitas dan 190.000 pelajar di "technikon" (institut teknikal atau vokasional). Hampir 37 persen adalah dari golongan kulit putih. Tetapi sejak 1994, penyertaan pelajar kulit hitam di universitas-universitas yang dikhususkan untuk pelajar kulit putih telah bertambah secara mendadak. [1] Diarsipkan 2005-06-05 di Wayback Machine.

BudayaSunting

Penjara Pulau Robben yang menampung para tahanan politik era apartheid, termasuk Nelson Mandela, kini merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

Pergaulan bebas di kalangan masyarakat Afrika Selatan di kawasan-kawasan perkotaan dan penindasan budaya kaum kulit hitam sewaktu era apartheid telah mengakibatkan hilangnya cara hidup lama di kota-kota di sini. Namun, budaya kulit hitam masih ada di kawasan pedesaan. Beberapa perbedaan budaya tetap ada di antara etnis-etnis di sana, seperti adat perkawinan dan hukum adat mereka. Tetapi pada umumnya, tradisi masyarakat kulit hitam adalah berlandaskan kepercayaan kepada dewa-dewa yang perkasa serta maskulin, semangat nenek-moyang dan kuasa-kuasa gaib. Poligami juga dibenarkan dan "lobolo" (maskawin) biasanya akan dibayar. Kerbau memainkan peranan penting dalam kebanyakan budaya, sebagai simbol kekayaan dan hewan korban.

Kesenian Afrika Selatan dapat dilihat dari berbagai lukisan gua dan batu oleh suku San, beberapa di antaranya dilukis sejak 26.000 tahun yang lalu. Manik-manik yang direka secara teliti oleh suku Zulu juga merupakan kerajinan tangan yang populer di negara ini. Sayangnya, budaya kaum kulit hitam telah dihapus sewaktu era-apartheid. Tradisi sehari-hari yang berkaitan erat dengan tradisi dan budaya kaum kulit hitam telah diabaikan dan juga dihapuskan. Contoh yang paling ketara adalah pemusnahan "District Six", suatu kawasan multibudaya di Cape Town dan Sophiatown di Johannesburg, di mana banyak pemusik-pemusik terkenal internasional berkumpul dan mengasah kemahiran mereka. Antara kelompok musik terkenal termasuk Ladysmith Black Mambazo yang berhasil membawa musik Afrika Selatan ke dunia Barat, sebelum dan juga selepas apartheid.

Dari segi makanan, bistik atau sosis boerewors, sayur rebus dan chips (kentang goreng) adalah makanan utama, dan makanan yang lebih menantang biasanya agak menakutkan. Makanan di sini mengarah lebih kepada daging. Makanan kaum Afrika jarang dijual di restoran-restoran disini, walaupun orang-orang dapat mendapatkan nasi yang murah serta "stew" dari gerai-gerai di perkotaan. Bir dan brandy merupakan minuman paling popular di kalangan masyarakatnya, dan anggur semakin popular di sini.

ReferensiSunting

  1. ^ "Mid-year population estimates 2015" (PDF). Statistics South Africa. Diakses tanggal 11 Agustus 2015.
  2. ^ a b c d "South Africa". International Monetary Fund. Diakses tanggal 2015-04-26.
  3. ^ "2014 Human Development Report Summary" (PDF). United Nations Development Programme. 2014. hlm.2125. Diakses tanggal 27 Juli 2014.
  4. ^ "African History Timeline". West Chester University of Pennsylvania. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-07. Diakses tanggal 2012-10-25.
  5. ^ "Native Land Act". South African Institute of Race Relations. 19 June 1913.
  6. ^ (Inggris) "Liberation Struggle in South Africa" (HTML). Diakses tanggal 2012-07-06.
  7. ^ (Indonesia) [http://m.mediaindonesia.com/index.php/ read/2012/01/09/290057/39/6/Kongres_ Nasional_Afrika_Rayakan_Ulang_Tahun_Ke-100 "Kongres Nasional Afrika Rayakan Ulang Tahun Ke-100"] Periksa nilai |url= (bantuan) (php). Diakses tanggal 2012-07-19. line feed character di |url= pada posisi 39 (bantuan)
  8. ^ (Inggris) "Nuclear Weapons Program-South Africa" (HTML). Diakses tanggal 2012-07-19.

Bacaan lebih lanjutSunting

  • Negara dan Bangsa Jilid 2: Afrika, Asia. Jakarta: Widyadara. 1988. ISBN 979-8087-01-1. (Indonesia)

Lihat pulaSunting

  • Partai-partai politik Afrika Selatan
  • Daftar Presiden dan Perdana Menteri Afrika Selatan
  • Daftar perusahaan di Afrika Selatan
  • Monumen bahasa Afrikaans
  • (Inggris) Anti-Apartheid Movement

Pranala luarSunting

Wikimedia Commons memiliki media mengenai South Africa - Ningizimu Afrika - Suid-Afrika - Afrika Borwa. Wikivoyage memiliki panduan wisata South Africa.
  • (Inggris) Situs resmi Pemerintah Afrika Selatan
  • (Inggris) Southafrica.net
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Afrika_Selatan&oldid=20504206"