Kain saring pada teknik cetak tembus disebut juga dengan kain

Meski pada postingan sebelumnya (saat masih menganut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP) pernah kami bahas materi proses atau Teknik pembuatan Sablon, tidak ada salahnya kami kembali menghangatkan topik ini sebagai bentuk bagian dari penambahan dan pengembangan materi yang semoga bisa memberikan variasi serta pengetahuan baru. Tidak melanggar ketentuan pula, karena pada Kompetensi Dasar Seni Budaya Kelas IX Kurikulum 2013 juga mencantumkan seni grafis sebagai bagian dari target pencapaian Peserta Didik.

Kain saring pada teknik cetak tembus disebut juga dengan kain

Seperti kita ketahui bahwa sablon/cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya berbahan dasar nylon atau sutra. Berikut ini kami posting proses pembuatan salah satu jenis bagian dari seni grafis yaitu cetak saring

A. Alat Untuk Menyablon

Saat akan menyablon, kita membutuhkan beberapa alat yang dapat diperoleh di toko percetakan. Namun, ada beberapa alat yang tetap harus kita manajemen agar tidak semuanya didapat dari membelinya. Adapun alat yang dibutuhkan untuk menyablon antara lain sebagai berikut:

  1. Screen (kain kasa terbuat dari Polyster/Nylon).
  2. Rakel (alat sapu terbuat dari karat sintetis).
  3. Sinar matahari/kotak lampu (penyinaran saat mengafdruk).
  4. Busa (untuk mengepres film pada screen).
  5. Sprayer atau semprotan air (pengembang gambar hasil afdruk).
  6. Hair dryer (untuk mengeringkan obat afdruk).
  7. Meja sablon (untuk menuangkan pewama di kaos).
  8. Pengaduk/sendok kecil (untuk mencampur obat afdruk dan menyampur pewarna).

B. Bahan Untuk Menyablon

Berikut bahan yang digunakan untuk menyablon:

  1. Obat afdruk (cairan kental emulsion).
  2. Tinta/cat (khusus sablon).
  3. Obat penghapus screen (untuk membersihkan screen).
  4. Binder (untuk mengawetkan hasil sablon agar tidak mudah luntur).

C. Teknik Membuat Film

Film sablon adalah sebuah gambar atau tulisan yang dibuat dengan manual atau di-setting komputer. Film tersebut merupakan "master" yang akan digunakan dalam keperluan cetak sablon. Tanpa film ini pengerjaan sablon tidak dapat dilakukan. Untuk membuat cetakan sablon berwarna, buatlah film sebanyak warna yang dikehendaki mengikut pola gambar.

D. Teknik Mengafdruk Screen

Afdruk adalah sebuah proses penduplikasian dari gambar/tulisan film ke dalam screen. Apapun gambar/tulisan yang ada pada film akan terlihat sama pada screen setelah melalui proses pengafdrukan. Ada dua cara mengafdruk screen, yaitu dengan matahari dan kotak lampu neon.

Cara kerja keduanya sama saja, yaitu mengekspos (menyinari) yang telah dipolesi dengan obat afdruk "emulsion" untuk menimbulkan gambar/tulisan ke screen melalui pencahayaan. Ada 9 langkah mengafdruk screen, antara lain sebagai berikut:

  1. Mencampur emulsion (obat afdruk) dan SR/ cairan kuning yang ada dalam kemasan Emulsion. Tuangkan emulsion kedalam wadah kemudian masukan cairan kuning/SR 1:9, aduk hingga benar-benar menyatu.
  2. Memoles screen sqpara merata dengan emulsion yang telah diaduk dengan SR, Pastikan screen bersih, kering dan bebas abu. Lakukan pemolesan dengan rata pada bagian luar dan dalam screen, tidak boleh ketebalan atau ketipisan dalam pemolesan emulsion di screen.
  3. Mengeringakan screen di ruang tertutup atau gelap. Pengeringan boleh dengan hair dryer atau kipas angin. Proses ini hanya dilakukan dalam ruangan tertutup yang gelap, jika terkena sinar cahaya terang akan mengakibatkan gagalnya pengafdrukan.
  4. Jika sudah kering (masih tetap daiam ruangan tertutup), letakkan film di atas screen secara terbalik. Lapiskan dengan kaca bening, di bawah screen diberi busa (sesuai besar ukuran screen) lalu tekan dan femur di ruangan terbuka (tersinar matahari) selama 5-20 detik tergantung teriknya matahari, ingat jangan terlalu lama karena akan berakibat gagal) afdruk.
  5. Proses pengafdrukan dengan menggunakan kotak lampu neon juga sama seperti di atas. Penyinaran menggunakan lampu hendaknya harus benar-benar terang. Gunakan lampu neon 3-4 batang minimal 20 watt/ batang. Penyinaran dilakukan di atas kotak lampu yang dilapisi kaca setebal 5 milimeter, lama penyinaran berkisar 5-8 menit.
  6. Selanjutnya adalah pengembangan gambar dari hasil Penyinaran. Caranya screen yang sudah disinari matahari atau lampu segera disiram dengan air bersih dalam dan luar screen dengan sprayer. Dalam penyemprotan awal tidak boleh terlalu keras
  7. Setelah pencucian screen dianggap selesai maka screen harus dijemur di terik matahari hingga benar-benar kering.
  8. Jika dalam Proses pengafdrukan ada kecacatan sedikit (tidak mengganggu gambar atau tulisan. Maka proses selanjutnya adalah penambalan dengan sisa emulsion dan dikeringkan kembali.
  9. Proses selanjutnya adalah finishing, priksa sekali lagi jangan sampai ada kebocoran di screen. Agar tidak belepotan dalam pengerjaan sablon, tutuplah pinggir-pinggir screen (kayu di dalam) dengan lakban, hal ini juga untuk mengantisipasi kebocoran pada ujung-ujung kayu screen.

Proses Sablon Kaos

Adapun proses menyablon kain/kaos, antara lain sebagai berikut.

  1. Menyablon berbahan dasar kain cukup dengan menempelkan screen di atas kain/kaos/ spanduk, cukup dengan satu atau dua kali gesutan rakel. Gunakan screen dengan tipe rendah T48 dan T54 untuk menghasilkan sablonan yang baik.
  2. Penggunaan cat untuk dasar kain pada dasarnya berwarna putih kental, lalu menjadi berwarna apa saja dengan ditambahkan bahan pewarna ‘pigment’ ke dalam cat tersebut. Agar hasil sablonan pada kain tahan lama, campurkan sedikit cairan penguat warna pada cat yang sudah dicampur dengan pewama.
  3. Untuk penyablonan kaos/kain sebaiknya menggunakan alas papan triplek pada bagian dalamnya agar cat tidak tembus ke belakang.

TEKNIK SABLON (CETAK SARING) 

Andrews (1964:51-63) menguraikan bahwa teknik silk screen dan Serigraphy menjadi cetak saring yang sederhana (simple silk screen printing) dan cetak saring lanjutan (advanced silk screen printing). Teknik cetak saring sederhana ini diantaranya dengan teknik: paper cut (melubangi bagian kertas sebagai bahan acuan gambar). Teknik cetak saring lanjutan diantaranya; 1) Paper block out; 2) crayon block out; 3) Lacquer film block-out; 4) Tusache block-out ; dan 5) Glue block-out. Pendapat yang sama dikemukakan Caza (tanpa tahun : 27-38) menjelaskan lima teknik penggambaran pada screen, yaitu: Line work and flat colour; 2) Block out ; 3) Drawing with seroid; 4) Drawing with litho ink; dan 5) The Mercier Method 1. Alat dan bahan perlengkapan sablon Alat perlengkapan sablon maksimal tentu sangat beragam. Namun sebagai pemula kita tidak seharusnya terikat dengan kelengkapan alat-alat tersebut sehingga menghambat keinginan untuk mencoba praktika ini. Berikut ini beberapa alat dan bahan yang harus dimiliki untuk praktika sablon (latihan dengan cat water base dan solvent base) berikut keterangannya. Alat dan bahan berikut diperuntukan untuk photographic method. Teknik ini lebih dikenal dengan teknik afdruk. teknik ini paling populer di industri sablon rumahan atau pabrik karena dianggap relatif mudah cara pelaksanaannya. Selain itu, alat dan bahan ini kini banyak tersedia lengkap berbagai pilihan di toko peralatan sablon. 

A. Alat-alat yang Digunakan dalam Cetak Sablon 1) Meja sablon (bisa membuat sendiri dari meja biasa dengan cara dipasang dua buah engsel) 2) Bejana plastik untuk wadah cat maupun obat-obat sablon lainnya (jumlah sesuai dengan keperluan warna dan obat sablon) 3) sendok untuk mencampur cat 4 4) Rakel untuk menggosok cat pada screen (ukuran sesuaikan dengan screen) 5) Screen (ukuran minimal yang ada dipasaran (20x30 cm) 6) Kaca penekan (tebal 5mm bening) 7) Bantalan busa untuk alas 8) Kain hitam 9) Mika film 10)Coater/Karton duplek/penggaris kecil untuk meratakan diazol 11)Lampu sorot 100 watt (pengganti jika tidak ada sinar matahari) 12)Sprayer/semprotan air 13)Hair Dryer (untuk mengeringkan screen) 14)Kain yang diikatkan pada stik kayu/bambu (untuk membersihkan screen dengan bahan diazol remover) 15)Kapas atau kain perca katun (untuk membersihkan screen ketika ada masalah blobor atau membersihkan ketika ganti warna/selesai penyablonan) 

B. Bahan-bahan yang Diperlukan 1) Diazol afdruk + sensitizer (untuk bahan pengafdrukan) 2) Diazol remover (bahan untuk menghapus gambar pada screen) 3) Cat tekstil 4) Cat PVC 5) Kain putih 6) Kertas HVS 7) M3 (larutan pengencer PVC sekaligus digunakan untuk membersihkan screen 8) Lem kertas untuk batas posisi barang cetakan atau anleg. Batas posisi ini untuk bahan cetakan kertas dan plastik. Sedangkan untuk kaos atau kain mengandalkan penyinaran dari bawah untuk ketepatan posisi penyablonannya. Untuk latihan pengecapan/jejak sablon 

C. Pembuatan Disain atau Gambar Sablon Tahap awal yang harus dikerjakan dalam proses sablon adalah pembuatan gambar rancangan, yakni gambar yang akan diafdruk atau dipindahkan ke screen dengan teknik afdruk. Gambar rancangan ini biasa disebut sebagai klise atau gambar acuan. Teknik menggambar ada dua jenis pertama, dengan cara manual atau menggambar langsung. Kedua, cara mutakhir yakni menggunakan komputer (Corel, Photo Shop, Photo Paint, dll.). Pada dasarnya kedua cara ini sama yakni menghasilkan gambar yang untuk di afdrukan ke screen. Persaratan utama gambar tersebut adalah tidak tembus cahaya. Bagian ini akan menghalangi cahaya masuk dan menghasilkan bagian yang berlobang (tembus cat) atau bagian gambar. Teknik pertama relatif murah, alat yang diperlukan yaitu plastik film (kodaktres), tinta afdek(tinta tidak tembus cahaya), pena kodok (untuk membuat garis tepi gambar), kwas (untuk blok bidang-bidang lebar). Karena plastik film ini transfaran maka gambar dapat dibuat dengan cara menjiplak. Pada bagian bahan plastik film diletakan gambar yang akan ditirunya. Kehatian-hatian dalam pekerjaan ini adalah menerawangkan gambar pada cahaya dengan tujuan memastikan gambar tidak tembus tidak tembus pandang. Teknik yang kedua menggunakan komputer, pengguna cara ini haruslah menguasai program corel draw yakni fasilitas yang lengkap untuk pengolahan gambar dalam komputer. Hasil cetakan yang memenuhi sarat adalah menggunakan printer laser dan mencetak diatas kalkir 70 gram atau 80 gram. Cara yang kedua ini dianggap instan (gampang) karena desainer untuk keperluan printing (sablon, offset, foil, embos, dan jenis teknik percetakan lainnya) kini mudah ditemui di berbagai tempat. Dengan mudah para perajin sablon menyerahkan pekerjaan ini kepada desainer grafis tersebut. Harga yang mereka tentukan biasanya hitungan percentimeter dan juga bergantung tingkat kesulitan gambar yang dibuatnya. Harga untuk desain ini cukup mahal, jadi sebaiknya teknologi desain untuk keperluan sablon ini sebaiknya dikuasai sendiri. 

D. Teknik Afdruk Proses pengafdrukan merupakan proses paling sukar bagi para pemula. Sebelum melakukan pengafdrukan, perlu diketahui karakteristik jenis obat, cuaca dan lama penyinaran. Tabel 1. Perbandingan jenis obat afdruk, sinar yang digunakan dan lama penyinaran pada proses afdruk Jenis Obat Keadaan Cuaca Lama Waktu Penyinaran Gelatine- Bichromate Cuaca terik Cuaca berawan Berawan tebal Mendung gelap ½ -1 menit 2 - 3 menit 3 - 5 menit 5 - 15 menit Chrome Gelatine Cuaca terik Cuaca berawan Cuaca mendung 1 menit 2 - 3 menit 3 - 5 menit Cromatine Cuaca terik Cuaca berawan Cuaca mendung 8 - 10 detik 20 detik 60 detik Diazol Cuaca terik Cuaca berawan Cuaca mendung 20 detik 40 detik 60 detik Pemakaian obat afdruk untuk sablon diatas kertas, plastik, kain dan material lainnya, pada prinsipnya sama. Dalam kesempatan ini, saya gunakan obat afdruk Diazol. Berikut ini disajikan contoh cara pengafdrukan dengan menggunakan diazol photo-emulsion dengan menggunakan bahan Diazol yang dikeluarkan oleh toko Lukas: a. Diazol dicampur dengan sensitizer, lalu aduk sampai rata. Untuk hasil yang lebih baik, DIAZOL dan sentizer sebaiknya diaduk setengah hari 7 dimuka agar gelembung udara yang timbul saat PENGADUKAN HILANG. Simpan DIAZOl yang telah dicampur di ruang yang teduh. b. Semir/oles camputrkan DIAZOL kepermukaan screen dengan memakai Coater agar olesan DIAZOL rata. c. Keringkan screen yang telah disemir/ dioles DIAZOL di ruangan teduh. Pengeringan bisa dengan menggunakan oven pemanas, hair dryer, atau kipas angin. d. Pasang terbalik klise permukaan screen, tumpuk dengan kaca bening 5 mm, lalu beri bantalan busa tebal pada bagian bawah screen, dan bila perlu beri papan di bawah busa agar mudah memegang tumpukan screen bisa sedang mengadakan penyinaran (masih dilakukan di ruangan yang teduh). e. Penyinaran screen bisa menggunakan sinar matahari yang terik selama 30 – 40 detik, atau menggunakan lampu neon yang didjajarkan beberapa buah. Jarak lampu ke screen 8 cm, waktu penyinaran selama 5 – 7 menit. Setelah selesai penyinaran, tumpukan screen dibawa kembali ke ruangan teduh, lepaskan klise, kaca dan busa screen. f. Semprot screen yang telah disinari dengan air ledeng ayang deras, maka akan timbul gambar yang sesuai dengan klise, kemudian jemur setengah jam. Setelah kering olesi/semir dengan DIAZOL HARTERMITTEL, jemur lagi selam setengah jam, beri kertas perekata pada pinggiran screen dan screen telah siap dipakai untuk menyablon g. Bila anda hendak menyablon kaos yang berjumlah banyak, diperlukan screen yang obatnya tahan terhadap gosokan, untuk itu screen dilapisi dengan cairan screen lak. 

E. Proses Penyablonan Langkah awal yang perlu diperhatikan dalam proses penyablonan adalah karakteristik bahan yang akan disablon. Semua benda yang akan disablon memiliki sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini perlu diketahui agar pada waktu penyablonan kita dapat 8 dengan benar menggunakan screen dan tinta yang cocok dengan sifat benda tersebut. Tabel 2. Sifat, jenis benda dan ukuran penggunaan screen dalam teknik cetak sablon Sifat Benda Nama Benda Ukuran Screen Keterangan Benda Meresap Jenis karung dan tekstil, kain tebal, handuk, selimut 90 T, 77 T, 61 T sampai nomor kerapatan terendah  Semakin besar nomor kerapatan semakin halus keadaan screen dan semakin sedikit keluarnya tinta dari balik pori-pori gassa  untuk mengetahui sifat dan jenis benda serta ukuran screen biasanya berdasarkan pengalaman Benda sedang (tidak terlalu meyherap cat) Jenis kulit, berbagai kertas, jenis-jenis dos, jenis karton manila, imitasi leer, dan lain-lain 120 T – 150 T Tidak menyerap cat Plastik, kaca, mika, seng, dll 165 T, 180 S, 200 S atau 228 S. Sumber:Disarikan dari Irawan (1994: 10-11) 

Berdasarkan tabel di atas, maka dalam mempelajari kerajinan cetak sablon ini seseorang perlu mengenali sifat benda, nama benda dan sceen yang biasa digunakan pada proses sablon. Semua benda yang akan disablon memiliki sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini perlu diketahui agar pada waktu penyablonan kita dapat dengan benar menggunakan screen dan tinta yang cocok dengan sifat benda tersebut. Yudeseputro (1983:119) berpendapat bahwa: Seorang yang akan membuat benda kerajinan sebaiknya mengenal bahan, artinya mengenali watak bahan, mengolah dan mempergunakannya berdasarkan berbagai teknik. Dalam prakteknya, sebelum menyablon adalah memasang screen pada catok. Kemudian beri tanda patokan posisi benda (anleg) berupa pengeleman kertas membentuk siku. Patokan posisi sablon ini dibuat dengan cara menyablonkan pada kaca meja sablon kemudian diberi tanda anleg. Cara lainnya, menerawangkan gambar yang ada pada screen dengan benda yang akan disablon yang diletakan di bawahnya, kemudian digeser-geser hingga posisi yang dikehendaki. 9 Setelah patokan posisi benda terpasang dengan baik maka berikutnya tuangkan cat di atas screen kemudian, lakukan penggosokan dari arah catok ditarik ke arah badan kita. Cara ini bisa berlainan setiap orang bergantung kebiasaan masing-masing. Demikian seterusnya, hingga produksi cetakan sablon selesai. Setelah selesai screen dapat dicuci dengan M3 dengan menggunakan kain perca katun atau kapas (jika sablon solvent base) tetapi jika penyablonan water base (cat tekstil diatas kain) maka pencuciannya cukup menggunakan air. 

F. Penghapusan Gambar pada Screen Proses ini sangatlah mudah, siapkan oles dan gosok diazol remover pada seluruh permukaan screen. Karena bahan ini mengakibatkan iritasi pada kulit Biarkan kurang lebih 3 sampai dengan 6 menit, kemudian semprotkan air deras pada permukaan screen hingga screen bersih kembali. C. PENUTUP Proses pelaksanaan latihan teknik sablon memerlukan ketekunan dan ketelitian. Dalam hal ini, proses latihan yang terus-menerus sangat diperlukan. Atas dasar pengalaman yang ditemui selama kegiatan pembelajaran (latihan), maka kita dapat mengetahui teknik yang dipandang tepat dalam hal pembuatan desain, pengafdrukan, bahanbahan dan alat yang digunakan serta dalam proses penyablonan. Kegiatan praktek dan eksperimen dipandang perlu dan sangat bermanfaat bagi penambahan wawasan, peningkatan apresiasi serta keterampilan para guru sebagai pelaksana pendidikan di lapangan. Yang lebih penting dari kegiatan ini adalah sampai sejauh mana dampaknya bagi para peserta untuk mempraktekan keterampilan ini dalam kehidupan di masyarakat khususnya dalam pendidikan di sekolah. Akhirnya mudah- 10 mudahan kegiatan ini mendorong kita untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan prestasi di masa depan. 

DAFTAR PUSTAKA 

Andrews, M. F. (1964). Creative Printmaking. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Caza, M.. (tanpa tahun). Silk Screen. 

Switzerland Irawan, A. (1994). Pedoman Cetak Sablon. Solo: Aneka. 

Yudeseputro, Wiyoso. (1983). Seni Kerajinan Indonesia. Jakarta: Depdikbud.