Jumlah mol zat c12h22o11 yang massanya 171 gram adalah…(mr. c12h22o11)

Jakarta -

Molalitas menjadi salah satu larutan yang dipelajari dalam pelajaran Kimia. Namun, masih banyak yang belum memahami materi ini. Detikers bisa mempelajari contoh soal molalitas di sini ya.

Pengertian Molalitas

Molalitas adalah pernyataan jumlah partikel zat terlarut (mol) setiap 1 kg pelarut (bukan larutan). Larutan yang dibuat dari 1mol NaCl yang dilarutkan dalam 1.000 gram air dinyatakan sebagai larutan 1 molal dan diberi lambang 1 m NaCl.

Molalitas didefinisikan dengan persamaan tersebut

Molalitas (m) = Jumlah mol zat terlarut atau m = massa x 1.000
Jumlah kilogram terlarut Mr P

Keteranganm= molalitas (mol/kg)Mr= massa molar zat terlarut (g/mol)massa= massa zat terlarut (g)

P= massa zat pelarut (g)

Selain biasa digunakan sebagai pernyataan jumlah partikel, molalitas juga berguna untuk menyatakan pada keadaan lain. Misalnya karena pelarut merupakan padatan pada suhu kamar dan hanya dapat diukur massanya, bukan volumenya sehingga tidak mungkin dinyatakan dalam bentuk molaritas,

Contoh Soal Molalitas dilansir buku 'Praktis Belajar Kimia' karya Iman Rahayu

1. Sebanyak 30 gram urea (Mr = 60 g/mol) dilarutkan ke dalam 100 gram air. Hitunglah molalitas larutan.

Cara mengerjakan contoh soal molalitas:

Mol urea = massa urea = 30 g = 0,5 mol
Mr urea 60 g/mol

Massa pelarut = 100 g = 100 = 0,1 kg
1.000

Molalitas (m) = 0,5 mol = 5 m
0,1 kg

Jadi, molalitas larutan urea adalah 5 m

2. Berapa gram NaCl yang harus dilarutkan dalam 500 gram air untuk menghasilkan larutan 0,5 m?

Cara mengerjakan molalitas:

Molalitas artinya jumlah mol zat terlarut zat kilogram pelarut. 0,15 m berarti 0,15 mol NaCl dalam 1 kg (1.000 gram) air.

* 0,15 mol NaCl dalam 1.000 gram H2O
Untuk menghitung jumlah mol NaCl yang diperlukan untuk 500 gram H2O, kita dapat menggunakan hubungan tersebut sebagai faktor konversi. Kemudian, kita dapat menggunakan massa molar NaCl untuk mengubah mol NaCl menjadi massa NaCl.

500 gram H2O x 0,15 mol NaCl x 58,44 gram NaCl = 4,38 gram NaCl
1.000 gram H2O 1mol NaCl

Jadi, massa NaCl yang harus dilarutkan pada 500 gram air untuk menghasilkan larutan 0,15 m adalah 4,38 gram.

3. Contoh soal molalitas suatu larutan 20% berat C2H5OH (Mr = 46 g/mol) adalah..

Cara mengerjakan molalitas:

C2H5OH 20% artinya 20 gram
C2H5OH dalam 80 gram air

m = massa x 1.000 = 20 x 1.000 = 5,4
Mr P 46 80

Jadi, kemolalan larutan 20% berat C2H5OH adalah 5,4 m

Selamat belajar contoh soal molalitas, detikers!

Simak Video "Pihak Suami Zaskia Gotik Hadir tapi Sidang Ditunda, Ini Alasannya"



(pay/row)



How many grams C12H22O11 in 1 mol? The answer is 342.29648.
We assume you are converting between grams C12H22O11 and mole. You can view more details on each measurement unit:

molecular weight of C12H22O11 or mol


This compound is also known as Lactose or Sucrose or Maltose.
The SI base unit for amount of substance is the mole. 1 grams C12H22O11 is equal to 0.0029214440066693 mole. Note that rounding errors may occur, so always check the results. Use this page to learn how to convert between grams C12H22O11 and mole.

Type in your own numbers in the form to convert the units!


1 grams C12H22O11 to mol = 0.00292 mol

10 grams C12H22O11 to mol = 0.02921 mol

50 grams C12H22O11 to mol = 0.14607 mol

100 grams C12H22O11 to mol = 0.29214 mol

200 grams C12H22O11 to mol = 0.58429 mol

500 grams C12H22O11 to mol = 1.46072 mol

1000 grams C12H22O11 to mol = 2.92144 mol



You can do the reverse unit conversion from moles C12H22O11 to grams, or enter other units to convert below:

grams C12H22O11 to decimol
grams C12H22O11 to kilomol
grams C12H22O11 to nanomol
grams C12H22O11 to centimol
grams C12H22O11 to molecule
grams C12H22O11 to millimol
grams C12H22O11 to micromol
grams C12H22O11 to atom
grams C12H22O11 to picomol


›› Details on molecular weight calculations

In chemistry, the formula weight is a quantity computed by multiplying the atomic weight (in atomic mass units) of each element in a chemical formula by the number of atoms of that element present in the formula, then adding all of these products together.

If the formula used in calculating molar mass is the molecular formula, the formula weight computed is the molecular weight. The percentage by weight of any atom or group of atoms in a compound can be computed by dividing the total weight of the atom (or group of atoms) in the formula by the formula weight and multiplying by 100.

Finding molar mass starts with units of grams per mole (g/mol). When calculating molecular weight of a chemical compound, it tells us how many grams are in one mole of that substance. The formula weight is simply the weight in atomic mass units of all the atoms in a given formula.

A common request on this site is to convert grams to moles. To complete this calculation, you have to know what substance you are trying to convert. The reason is that the molar mass of the substance affects the conversion. This site explains how to find molar mass.

Formula weights are especially useful in determining the relative weights of reagents and products in a chemical reaction. These relative weights computed from the chemical equation are sometimes called equation weights.

Using the chemical formula of the compound and the periodic table of elements, we can add up the atomic weights and calculate molecular weight of the substance.

The atomic weights used on this site come from NIST, the National Institute of Standards and Technology. We use the most common isotopes. This is how to calculate molar mass (average molecular weight), which is based on isotropically weighted averages. This is not the same as molecular mass, which is the mass of a single molecule of well-defined isotopes. For bulk stoichiometric calculations, we are usually determining molar mass, which may also be called standard atomic weight or average atomic mass.


›› Metric conversions and more

ConvertUnits.com provides an online conversion calculator for all types of measurement units. You can find metric conversion tables for SI units, as well as English units, currency, and other data. Type in unit symbols, abbreviations, or full names for units of length, area, mass, pressure, and other types. Examples include mm, inch, 100 kg, US fluid ounce, 6'3", 10 stone 4, cubic cm, metres squared, grams, moles, feet per second, and many more!


Pernahkah kamu melihat peristiwa penguapan? Pada peristiwa penguapan terjadi perubahan dari zat cair menjadi gas. Jika zat cair dimasukkan ke dalam suatu ruangan tertutup maka zat tersebut akan menguap hingga ruangan tersebut jenuh. Pada keadaan ini proses penguapan tetap berlangsung dan pada saat yang sama juga terjadi proses pengembunan. Laju penguapan sama dengan laju pengembunan. Keadaan ini dikatakan terjadi kesetimbangan dinamis antara zat cair dan uap jenuhnya. Artinya bahwa tidak akan terjadi perubahan lebih lanjut tetapi reaksi atau proses yang terjadi masih terus berlangsung. Tekanan yang disebabkan oleh uap jenuh dinamakan tekanan uap jenuh.

Besarnya tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh jumlah zat dan suhu. Makin besar tekanan uap suatu cairan, makin mudah molekul-molekul cairan itu berubah menjadi uap. Tekanan uap suatu larutan dapat diukur dengan alat manometer merkurium. Perhatikan Gambar disamping.

Gambar Manometer merkurium

Pada alat tersebut setelah larutan dimasukkan dalam labu, semua udara dalam pipa penghubung dikeluarkan melalui pompa vakum. Jika keran ditutup, maka uap yang ada dalam pipa penghubung hanyalah uap dari pelarut larutan tadi sehingga uap itu disebut tekanan uap larutan tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada di atas permukaan cairan dan tekanan uap yang terbaca semakin tinggi.

Untuk mengetahui penurunan tekanan uap maka pada tahun 1880-an kimiawan Perancis F.M. Raoult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan uap dari pelarut. Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah zat terlarut yang tidak mudah menguap, apa yang akan terjadi?

Untuk mengetahui penurunan tekanan uap maka pada tahun 1880-an kimiawan Perancis F.M. Raoult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan uap dari pelarut. Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah zat terlarut yang tidak mudah menguap, apa yang akan terjadi?

Gambar Partikel-partikel Pelarut Murni dan Larutan

Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa jumlah partikel pelarut pada pelarut murni (Gambar A) di permukaan lebih banyak dibandingkan pada larutan (Gambar B). Partikel-partikel pada larutan lebih tidak teratur dibandingkan partikel-partikel pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara matematis seperti berikut.

ΔP = P0 – P

Keterangan: ΔP = penurunan tekanan uap P0 = tekanan uap pelarut murni

P = tekanan uap jenuh larutan

Bagaimana hubungan penurunan tekanan uap dengan jumlah partikel? Menurut Raoult, besarnya tekanan uap pelarut di atas suatu larutan (P) sama dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni (P0) dengan fraksi mol zat pelarut dalam larutan (xB).

Persamaan di atas dikenal dengan hukum Raoult. Hukum Raoult hanya berlaku pada larutan ideal dan larutan tersebut merupakan larutan encer tetapi pada larutan encer yang tidak mempunyai interaksi kimia di antara komponen-komponennya, hukum Raoult berlaku pada pelarut saja. Adapun banyaknya penurunan tekanan uap ( ΔP ) sama dengan hasil kali fraksi mol terlarut (xA) dan tekanan uap pelarut murni (P0). Pernyataan ini secara matematis dapat dituliskan seperti berikut.

Keterangan: xA = fraksi mol zat terlarut

xB = fraksi mol zat pelarut

Contoh Fraksi mol urea dalam air adalah 0,5. Tekanan uap air pada 20°C adalah 17,5 mmHg. Berapakah tekanan uap jenuh larutan tersebut pada suhu tersebut? Penyelesaian: Diketahui : xA = 0,5 P0 = 17,5 mmHg Ditanya : P …? Jawab : ΔP = xA ⋅ P0 = 0,5 ⋅ 17,5 mmHg = 8,75 mmHg P = P0 – ΔP = 17,5 mmHg – 8,75 mmHg

= 8,75 mmHg

Tahukah kamu bagaimana terjadinya pendidihan?
Pendidihan terjadi karena panas meningkatkan gerakan atau energi kinetik, dari molekul yang menyebabkan cairan berada pada titik di mana cairan itu menguap, tidak peduli berada di permukaan teratas atau di bagian terdalam cairan tersebut. Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekulmolekul dalam larutan tersebut tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. Jadi larutan dengan tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan memiliki titik didih yang lebih rendah.

Cairan akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar. Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau titik didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.

Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ).

ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut

Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut.

ΔT = Kb x⋅ m Keterangan: b ΔT = kenaikan titik didih molal Kb = tetapan kenaikan titik didih molal

m = molalitas larutan

Contoh Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung titik didih larutan tersebut! (Kb air = 0,52 °Cm-1, Ar Na =

23, Ar O = 16, Ar H = 1)

Penyelesaian: Diketahui : m = 1,6 gram p = 500 gram Kb = 0,52 °Cm-1 Ditanya : Tb …? Jawab :   ΔTb = m⋅ Kb = m/Mr NaOH x 1.000/p x Kb = 1,6 g/ 40 x 1.000/500 g x 0,52 °Cm-1 = 0,04 × 2 × 0,52 °C = 0,0416 °C Td = 100 °C + b ΔT = 100 °C + 0,0416 °C = 100,0416 °C

Jadi, titik didih larutan NaOH adalah 100,0416 °C

Penurunan titik beku pada konsepnya sama dengan kenaikan titik didih. Larutan mempunyai titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murni.makin tinggi konsentrasi zat terlarut makin rendah titik beku larutan. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan dinamakan penurunan titik beku larutan ( ΔTf = freezing point).

ΔTf = Titik beku pelarut – titik beku larutan … (1 – 10)

Menurut hukum Raoult penurunan titik beku larutan dirumuskan seperti berikut. ΔTf = m x Kf Keterangan: ΔTf = penurunan titik beku m = molalitas larutan

Kf = tetapan penurunan titik beku molal

Contoh soal: 1. Tentukan titik didih dan titik beku larutan  glukosa (C6H12O6) 18 gram dalam 10 gram air. (Kf air = 1,86 °C/m)

Jawab:

ΔTf = m x Kf = (18 gram/180) x (1.000/10 gram) x  1,86 °C/m = 0,1 gram x 100 gram x 1,86 °C/m = 10 gram x 1,86 °C = 18,6 °C

Titik beku larutan = 0 °C – 18,6 °C = –18,6 °C

Pernahkah kamu sakit dan dirawat di rumah sakit? Adakalanya seorang pasien di rumah sakit harus diberi cairan infus. Sebenarnya apakah cairan infus tersebut? Larutan yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah haruslah memiliki tekanan yang sama dengan tekanan sel-sel darah. Apabila tekanan cairan infus lebih tinggi maka cairan infus akan keluar dari sel darah. Prinsip kerja infus ini pada dasarnya adalah tekanan osmotik. Tekanan di sini adalah tekanan yang harus diberikan pada suatu larutan untuk mencegah masuknya molekul-molekul solut melalui membran yang semipermiabel dari pelarut murni ke larutan. Cairan murni atau larutan encer akan bergerak menembus membran atau rintangan untuk mencapai larutan yang lebih pekat. Inilah yang dinamakan osmosis. Membran atau rintangan ini disebut membran semipermiabel.

Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer kelarutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk menyetimbangkan konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui membran.

Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. J.H. Vant Hoff menemukan hubungan antara tekanan osmotik larutan-larutan encer dengan persamaan gas ideal, yang dituliskan seperti berikut:

π V = nRT                                                            

π =  nRT/V n/V = M (kemolaran) sehingga                    π = MRT Keterangan: π = tekanan osmotik V = volume larutan (L) n = jumlah mol zat terlarut R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)

T = suhu mutlak (K)

Contoh
Seorang pasien memerlukan larutan infus glukosa. Bila kemolaran cairan tersebut 0,3 molar pada suhu tubuh 37 °C, tentukan tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1)

Penyelesaian: Diketahui : M = 0,3 mol L–1 T = 37 °C + 273 = 310 K R = 0,082 L atm mol-1K-1 Ditanya : π …? Jawab : π = 0,3 mol L-1 × 0,082 L atm mol-1K-1 × 310 K

= 7,626 L

6. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit memiliki sifat koligatif yang lebih besar daripada nonelektrolit. Perbandingan harga sifat koligatif larutan elektrolit dengan larutan nonelektrolit dinamakan dengan faktor Van’t Hoff dan dilambangkan dengan i.

Perhatikan contoh penghitungan harga i berikut.
ΔTf untuk larutan NaCl 0,01 molal adalah 0,0359 °C dan ΔTf untuk larutan urea 0,01 molal adalah 0,0186 °C, maka harga i adalah seperti berikut

i = ΔTf  larutan NaCl 0,01 molal / ΔTf  larutan urea 0,01 molal = 0,0359 C / 0,0186 C

= 1,93

Menurut ilmuwan Swedia bernama Svante Arrhenius, suatu larutan terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Misalkan pada larutan NaCl maka akan terionisasi menjadi ion Na+ dan ion Cl– NaCl(l) → Na+ (aq) + Cl– (aq) Bagaimana hubungan harga i dengan derajat ionisasi (α )? Besarnya derajat ionisasi (α ) dinyatakan sebagai berikut.

α = jumlah mol zat yang terionisasi / jumlah mol zat mula-mula

Untuk larutan elektrolit kuat, harga α mendekati 1 sedangkan untuk elektrolit lemah harga α berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1)
Menurut Van’t Hoff,

i = 1 + (n – 1) α
i = jumlah partikel yang diukur / jumlah partikel yang diperkirakan

Keterangan: n = jumlah koefisien kation dan anion

α = derajat ionisasi

Pada larutan elektrolit, maka rumus sifat koligatif larutan menjadi seperti berikut.

                               ΔP = XA ×P ×i
                               ΔTb = Kb ×m× i
                               ΔTf = Kf ×m× i
                                π = M× R×T × i
Contoh Pada suhu 37 °C ke dalam air dilarutkan 1,71 gram Ba(OH)2 hingga volume 100 mL (Mr Ba(OH)2 = 171). Hitung besar tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1) Penyelesaian: Diketahui : m = 1,71 gram V = 100 mL = 0,1 L Mr Ba(OH)2 = 171 R = 0,082 L atm mol-1K-1 T = 37 °C = 310 K Ditanya : π …? Jawab : Ba(OH)2 merupakan elektrolit                     Ba(OH)2 → Ba2+ + 2 OH¯, n = 3 mol Ba(OH)2 = 1,71 gram / 171 gram/mol  = 0,01 mol M = n / V = 0,01 mol / 0,1 L = 0,1 mol ⋅ L-1 π = M × R × T × i

= 0,1 mol L-1 × 0,082 L atm mol-1K-1 × 310 K × (1 + (3 – 1)1)= 7,626 atm

7. Soal-Soal Latihan

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E di depan jawaban yang tepat! 1. Sebanyak 17,1 gram gula tebu, C12H22O11 dilarutkan dalam 500 cm3 air. Bila Ar C = 12; O = 16; dan H = 1, maka kemolaran dari    larutan gula tersebut adalah …. A. 0,05 m                                          D. 0,5 m B. 0,01 m                                           E. 0,2 m

C. 0,1 m

2. Sepuluh gram urea CO(NH2)2 dilarutkan dalam 90 mL air. Bila tekanan uap jenuh air pada suhu 25 °C adalah 62 cmHg, maka tekanan uap larutan urea tersebut adalah …. A. 2 cmHg                                          D. 60 cmHg B. 30 cmHg                                        E. 64 cmHg

C. 31 cmHg

3. Dua puluh gram zat X (nonelektrolit) dilarutkan dalam 360 ml air, ternyata tekanan uapnya sebesar 40 cmHg. Bila tekanan uap air pada suhu tersebut 40,2 cmHg, maka massa rumus zat X tersebut adalah …. A. 60                                                     D. 240 B. 120                                                   E. 342

C. 200

4. Zat berikut yang memiliki titik beku larutan paling rendah adalah …. A. C12H22O11 0,5 M                      D. NaCl 0,3 M B. Cu(NO3)2 0,2 M                          E. KCl 0,2 M

C. CO(NH2)2 0,8

5. Agar 500 gram air tidak membeku pada suhu –5,4 °C (Kf = 1,8 °C/m), maka paling sedikit ditambahkan NaCl sebanyak …. A. 14,6 gram                                      D. 58,5 gram B. 29,3 gram                                      E. 87,8 gram

C. 43,9 gram

6. Larutan berikut yang isotonik dengan larutan yang mengandung 6 gram urea (Mr = 60) dalam 500 ml larutan adalah …. A. C6H12O6 0,1 M                          D. C12H22O11 0,1 M B. NaCl 0,1 M                                    E. CH3COOH 0,1 M

C. BaCl2 0,1 M

7. Fraksi mol larutan urea dalam air = 0,4. Tekanan uap jenuh air pada suhu 20 °C sebesar 18 mmHg. Tekanan uap jenuh larutan pada suhu itu adalah …. A. 7,2 mmHg                                    D. 25,2 mmHg B. 10,8 mmHg                                  E. 36 mmHg

C. 18,4 mmHg

8. Zat X sebanyak 15 gram dilarutkan dalam 90 gram air. Larutan ini mempunyai tekanan uap jenuh 28,85 mmHg. Pada suhu yang sama, air murni mempunyai tekanan uap jenuh 30 mmHg. Massa molekul relatif (Mr) dari zat X adalah …. A. 30                                                     D. 90 B. 60                                                      E. 150

C. 75

9. Urea {CO(NH2)2} yang massanya 15 gram dilarutkan dalam 250 gram air (Ar H = 1, C = 12, O = 16, dan N = 14). Bila tetapan penurunan titik beku molal air (Kb) = 1,86 °C/m, maka titik beku larutan tersebut adalah …. A. 0,23 °C                                            D. –0,46 °C B. 0,46 °C                                             E. –1,86 °C

C. –0,32 °C

10. Glukosa (Mr = 180) 18 gram dilarutkan dalam air sehingga volume larutan menjadi 500 mL. Tekanan osmotik larutan tersebut pada suhu 37 °C (R = 0,082 L atm mol-1K-1) adalah …. A. 4,92 atm                                         D. 5,08 atm B. 9,84 atm                                          E. 10 atm

C. 4,47 atm

11. Perbandingan harga Kf terhadap Kb untuk air adalah 3,65. Jika suatu larutan dalam air membeku pada suhu -0,8020 °C, maka larutan tersebut akan mendidih pada suhu …. A. 100,22 °C                                       D. 100 °C B. 103,65 °C                                        E. 99,20 °C

C. 100,80 °C

12. Untuk membuat 200 mL larutan urea yang isotonik sama dengan larutan NaCl 1 M diperlukan urea (Mr = 60 ) sebanyak …. A. 1,2 gram                                         D. 4,6 gram B. 2,4 gram                                         E. 7,2 gram

C. 3 gram

13. Suatu elektrolit kuat dalam air dengan konsentrasi 0,2 M membeku pada suhu -0,86 °C . Bila Kf = 1,86 maka jumlah ion elektrolit tersebut adalah …. A. 1                                                         D. 4 B. 2                                                         E. 5

C. 3

14. Lemak 10 gram dilarutkan dalam 100 gram benzena, ternyata larutan itu membeku pada suhu 0,3°C di bawah titik beku benzena murni. Jika Kf benzena 5,1 maka massa molekul relatif lemak tersebut adalah …. A. 40                                                     D. 1.510 B. 510                                                   E. 1.500

C. 1.000

15. Tetapan penurunan titik beku molal Kb menunjukkan …. A. besarnya titik beku larutan pada konsentrasi 1 molal B. besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal C. besarnya penurunan titik beku pelarut dalam larutan 1 molal D. besarnya penurunan titik beku pelarut dalam larutan 1 molal

E. besarnya titik beku zat pelarut sebanyak 1 molal

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Hitung konsentrasi campuran antara 150 mL asam sulfat 0,2 M dengan 100 mL larutan asam sulfat 0,3 M! 2. Suatu larutan sebanyak 50 gr dibuat dengan mencampurkan 23 gr etanol dengan 27 gr air. Jika tekanan uap air pada suhu ruangan    adalah 30 mmHg, hitung tekanan uap larutan! 3. Senyawa nonelektrolit 3 gram dilarutkan dalam 250 gram air. Larutan ini mempunyai penurunan titik beku setengah dari penurunan titik beku 5,85 gram garam dapur (Mr = 58,5) dalam 500 gram air. Tentukan massa molekul relatif zat nonelektrolit tersebut! Kf air = 1,86 °Cm-1 4. Suatu larutan asam lemah 0,1 M mempunyai tekanan osmotik 1,88 atm pada suhu 27 °C. Jika asam tersebut terionisasi 10%, hitung jumlah ion (n) dari asam tersebut?

5. Berapa gram urea (CO(NH2)2), harus dilarutkan untuk membuat 200 mL larutan agar isotonis dengan larutan NH4NO3 0,1 M?

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA