Jelaskan tujuan dibentuknya sistem ekonomi Gerakan Benteng serta apa yang menyebabkan sistem ekonomi Gerakan Benteng mengalami kegagalan?

Ilustrasi sistem ekonomi Gerakan Benteng Indonesia. Foto: dok. David McBee di Pexels

Penerapan sistem ekonomi gerakan benteng yang dilakukan setelah masa kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memajukan dan membenahi kembali sistem perekonomian Indonesia. Tujuan dilaksanakannya sistem ekonomi gerakan benteng adalah membina pembentukan suatu kelas pengusaha Indonesia, khususnya pribumi. Untuk memahaminya lebih dalam, mari kita simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Tujuan Dilaksanakannya Sistem Ekonomi Gerakan Benteng

Setelah berakhirnya Perang Dunia II yang diikuti kemerdekaan Indonesia, tentunya membuat Indonesia perlu banyak melakukan pembenahan dalam berbagai bidang, termasuk sistem ekonomi. Banyak sekali cara yang dilakukan untuk dapat membangun kemajuan perekonomian di Indonesia, salah satunya menerapkan kebijakan ekonomi.

Dalam buku berjudul Pengetahuan Sosial Sejarah yang disusun oleh Drs. Tugiyono (2004: 86) memaparkan bahwa sistem ekonomi gerakan benteng merupakan ekonomi perjuangan sejak 1945 sampai 1948. Keadaan ekonomi hancur sama sekali saat berakhirnya Perang Dunia II.

Ilustrasi sistem ekonomi Gerakan Benteng. Foto: dok. Nataliya Vaitkecich di Pexels

Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa pemerintah RI mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mewujudkan ekonomi nasional. Dr. Soemitro Djojohadikusumo sebagai salah satu ahli ekonomi Indonesia berpendapat bahwa pembangunan ekonomi Indonesia pada hakikatnya adalah mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.

Maka dari itu, dalam masa jabatan Dr. Soemitro Djojohadikusumo sebagai Menteri Perdagangan pada masa itu mengusung ide sistem ekonomi Gerakan Benteng sebagai upaya memajukan perekonomian Indonesia. Apa itu sistem gerakan ekonomi Gerakan Benteng?

Penjelasan mengenai pengertian sistem ekonomi Gerakan Benteng dijelaskan dalam buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) yang disusun oleh Nana Supriatna, Mamat Ruhimat, dan Kosim (2006: 68) bahwa Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan suatu cara perbaikan dan perubahan struktur ekonomi peninggalan Belanda ke arah ekonomi nasional melalui gerakan konfrontasi ekonomi. Inti sistem ekonomi ini bertujuan untuk melindungi para pengusaha pribumi dari persaingan pengusaha non pribumi.

Ilustrasi sistem ekonomi yang dijalankan. Foto: dok. Nataliya Vaitkecich di Pexels

Sistem ekonomi Gerakan Benteng rupanya adalah gagasan dari Dr. Soemitro Djojohadikusumo yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada masa pemerintahan Kabinet Natsir (September 1950-April 1951). Sistem ekonomi Gerakan Benteng ini dijalankan dengan beberapa tujuan dasar, antara lain:

  • Menumbuhkan wiraswastawan Indonesia (Pribumi) dan nasionalisme ekonomi atau “Indonesianisasi”

  • Mendorong importir nasional agar mampu bersaing dengan perusahaan impor asing

  • Membatasi impor barang tertentu dan memberi lisensi impor hanya kepada importir Indonesia

  • Membantu pengusaha Indonesia dalam bentuk kredit keuangan

Sasaran utama program ini adalah pembentukan modal yang cukup besar melalui kegiatan transaksi impor yang sangat menguntungkan untuk memungkinkan dimulainya usaha mendirikan industri kecil. Program ini gagal karena pengusaha bergantung pada pemerintah sehingga kurang mandiri dalam mengembangkan usahanya.

Dengan mengetahui pengertian sistem ekonomi gerakan benteng dan juga tujuan dilaksanakannya sistem ekonomi gerakan benteng, dapat menambah wawasan kita khususnya tentang bagaimana perkembangan perekonomian Indonesia. (DAP)

Gerakan Banteng adalah sistem ekonomi yang bertujuan mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional. Sistem ini dicanangkan oleh Menteri Perdagangan Sumitro Djojohadikusumo. Gerakan Benteng diwujudkan dengan menumbukan pengusaha Indonesia lewat kredit. Program Benteng dinilai gagal karena salah sasaran. Banyak pengusaha bumiputra yang menjual lisensi impor yang diberikan oleh pemerintah kepada para pengusaha non-bumiputra. Dalam praktiknya, program ekonomi Gerakan Benteng mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha etnis Tionghoa yang berpengalaman dalam kerangka sistem ekonomi liberal. Kegagalan program Gerakan Benteng menjadi salah satu sumber defisit keuangan negara. Harapannya program ini akan memajukan ekonomi negara, namun ternyata yang terjadi adalah menambah beban defisit anggaran negara yang semakin membesar. Dengan kondisi tersebut, akhirnya program ekonomi Gerakan Benteng pun dihentikan.

Dengan demikian, salah satu faktor penyebab gagalnya sistem ekonomi Gerakan Benteng adalah para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha etnis Tionghoa yang berpengalaman dalam kerangka sistem ekonomi liberal.

Kebijakan ekonomi Benteng pertama kali dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikoesoemo. Program ini antara lain mencadangkan impor barang tertentu bagi pengusaha pribumi serta membuka kesempatan bagi para pedagang pribumi untuk membangun bisnis modal di bawah perlindungan pemerintah. Tujuan utama dari Program Benteng adalah menumbuhkan kelas pengusaha pribumi agar dapat bersaing dengan pengusaha Tionghoa. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah memberi peluang usaha sebesar-besarnya bagi pengusaha pribumi dengan bantuan kredit. Dalam perkembangannya, Program Benteng mangalami kegagalan. Hal tersebut disebabkan oleh penyalahgunaan pemberian lisensi impor. 

Dengan demikian, tujuan utama dari Program Benteng adalah menumbuhkan kelas pengusaha pribumi agar dapat bersaing dengan pengusaha Tionghoa. Sedangkan kegagalan Program Benteng disebabkan oleh penyalahgunaan pemberian lisensi impor.