Jelaskan syarat terjadinya interaksi sosial dan contohnya

Jelaskan dua syarat terjadinya interaksi sosial – Kondisi terjadinya interaksi sosial yaitu karena dua syarat, yaitu terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Tanpa dua hal penting ini, interaksi sosial tidak akan terjadi.

Hal itu juga diungkapkan oleh Soerjono Soekanto, menurutnya, kontak sosial dan komunikasi adalah dua ketentuan yang harus ada sebagai syarat terjadinya interaksi sosial.

Kontak sosial dan komunikasi dalam interaksi sosial

1. Kontak sosial

Kontak sosial merupakan hubungan yang terjadi dari masing-masing pihak. Tak mencakup kontak dalam arti langsung (kontak fisik dan bertatapan langsung) namun bisa juga melalui media, seperti korespondensi, telepon, SMS, dan banyak lagi. Jadi, hubungan fisik bukanlah kondisi mutlak untuk terjadinya kontak sosial. Selama dua pihak bisa saling berhubungan, entah menggunakan media apapun itu, maka itu sudah memenuhi persyaratan terjadinya kontak sosial.

2. Komunikasi

Komunikasi merupakan proses pengiriman pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung atau bisa juga melalui alat atau media tertentu. Sehingga, orang lain bisa memberikan respons dan tanggapan kepada pihak pengirim pesan.

Proses interaksi sosial

Proses interaksi sosial terjadi jika di antara kedua belah pihak yang saling berinteraksi bisa melakukan kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dan komunikasi merupakan persyaratan penting untuk terjadinya interaksi sosial antara kedua pihak tersebut.

Tanpa dua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak dan komunikasi seseorang bisa memberikan interpretasi tentang perilaku orang lain, ataupun menyampaikan perasaannya terhadap suatu isu atau hal-hal tertentu.

Agar kontak dan komunikasi bisa terjalin dengan baik, pihak-pihak yang berhubungan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya di lokasi tersebut. Sebagai contoh, gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang-orang tersebut.

Interaksi sosial

Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, salah satu karakteristik manusia sebagai makhluk sosial adalah selalu hidup dengan manusia lain. Kehidupan manusia sejak lahir, selama di dunia dan hingga akhir kehidupannya nanti, tentu juga akan melibatkan interaksi sosial.

Melalui asosiasi di masyarakat, membuat manusia terbentuk sebagai makhluk sosial secara alamiah. Manusia disebut makhluk sosial, karena mereka memiliki insting untuk selalu hidup dengan orang lain. Manusia harus berinteraksi dengan sesama anggota masyarakatnya. Entah, membicarakan suatu hal antara satu sama lain, bekerja bersama, dan lainnya. Aktivitas ini dilakukan tentu untuk mencapai tujuan bersama.

Jika ditafsirkan secara luas, Interaksi sosial bisa diartikan sebagai hubungan yang terjadi antara manusia dan manusia lain, baik secara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial

Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah pihak yang berhubungan. Artinya, kedua belah pihak harus saling merespons satu sama lain. Mudahnya, respon tersebut merupakan reaksi, bisa berupa opini ataupun perilaku secara langsung.

Contohnya, saat ditanya maka dia menjawab, jika diminta tolong, dia akan membantu, jika dia diundang untuk bermain, dia ikut bermain. Manusia melakukan interaksi sosial sejatinya untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar mereka (pakaian, makanan, dan rumah tinggal). Hal tersebut juga berlanjut dengan kebutuhan lainnya, misalnya seperti kebutuhan pendidikan dan kesehatan, ataupun kebutuhan lainnya.

Nah, itulah jawaban dari penjelasan dua syarat terjadinya interaksi sosial.

[spoiler title=”Pentingnya interaksi sosial”]

Pentingnya interaksi sosial dalam kehidupan

Sebagai makhluk sosial, manusia akan mencoba berinteraksi dengan manusia lain. Hampir tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, interaksi sosial sangat penting.

Sebelum mengetahui betapa pentingnya interaksi sosial, apakah kamu tahu interaksi sosial itu apa? Ya benar, interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis terkait dengan hubungan antara individu dan individu, kelompok dengan kelompok dan individu dengan kelompok.

Untuk mengetahui apakah interaksi yang terjadi adalah interaksi sosial atau tidak, kita perlu mengetahui berbagai karakteristik dan kondisi interaksi sosial dalam hidup.

Ada empat karakteristik interaksi yang dapat disebut interaksi sosial. Pertama, ada pelaku dengan lebih dari satu orang. Jika seseorang sendirian tidak akan berinteraksi. Kedua, ada komunikasi dengan menggunakan simbol. Simbol yang digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Bahasa dapat oral (verbal) dapat bahasa isyarat atau bahasa tubuh.

Setelah itu, karakteristik interaksi sosial ketiga adalah adanya dimensi waktu. Interaksi sosial dapat terjadi di masa lalu, sekarang dan masa depan. Keempat, ada tujuan tertentu. Interaksi sosial terjadi karena pelaku interaksi sosial memiliki tujuan dalam menetapkan interaksi.

Selain karakteristik, ada juga kondisi untuk interaksi sosial. Ada dua persyaratan utama, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial adalah pertemuan dua atau lebih seseorang secara fisik, bisa juga keduanya menggunakan alat komunikasi (misalnya seperti telepon, SMS, atau media sosial).

Tidak seperti kontak sosial, komunikasi adalah proses pengiriman dan menerima pesan dari satu pihak ke pihak lain sehingga upaya tersebut akan saling mempengaruhi antara keduanya. Proses komunikasi memiliki dua bentuk verbal dan non verbal. Komunikasi verbal menggunakan bahasa dan tulisan. Sementara non verbal menggunakan simbol, misalnya gerakan tubuh dan bahasa isyarat.

Nah, jadi apa pentingnya melakukan interaksi sosial? Seperti yang disebutkan sebelumnya, sebenarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Dengan melakukan interaksi sosial, kita dapat saling membantu bagi orang lain sehingga mereka dapat bertahan hidup. Misalnya, ketika kamu lapar, tentu saja kamu membutuhkan makanan, dan kamu bisa mendapatkannya dengan membeli di pedagang. Pedagang juga mendapat manfaat dari uang yang kamu bayar.

Jadi, ada hubungan timbal balik antara satu individu dan individu lainnya. Tetapi ingat, interaksi sosial tidak hanya terjadi antara individu dan individu, tetapi juga dapat antara individu dan kelompok atau kelompok dengan kelompok.

Selain itu, interaksi sosial juga dapat membuat kita tidak merasa kesepian karena ketika melakukan interaksi sosial kita juga memiliki komunikasi di dalamnya. Bayangkan, seperti apa kamu hidup tanpa berkomunikasi dengan orang lain?

[/spoiler]

Jelaskan syarat terjadinya interaksi sosial dan contohnya

Sosiologi Info - Interaksi sosial dalam masyarakat terjadi karena ada dua syarat, menurut Gillin dan Gillin yaitu adanya Kontak dan Komunikasi Sosial. 

Sosialisasi. Masyarakat merupakan satu kesatuan individu yang berkumpul dan berkembang sesuai dengan tujuan dan konsensus bersama. Pentingnya sebuah konsensus atau kesepakatan tidak terlepas dari proses sosial dan sosialisasi yang dilakukan oleh setiap individu dalam kelompok masyarakat tersebut. 

Menurut Berger, sosialisasi adalah proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan individu dalam berinteraksi sesama individu dan atau kelompok masyarakat. 

Menurut David A Goslin, sosialisasi adalah proses belajar, yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan norma, agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam suatu kelompok masyarakat.

Baca Juga : Pengertian Interaksi Sosial, Memahami Ciri-Ciri dan Contohnya

Dalam melakukan sosialisasi, Jacobs mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama, yaitu sebagai berikut : 1. Keluarga, 2. Kelompok bermain, 3. Media massa, 4. Sistem pendidikan keluarga. Pada awal kehidupan keluarga biasanya agen sosialisasi terdiri atas : 1. Orang tua dan keluarga kandung, 2. Nenek, kakek, paman, bibik, 3. Tetangga, pekerja sosial, (bukan kerabat), dan atau 4. Pembantu rumah tangga. 

Menurut, Gertrude Jaeger (1977) peran agen sosialisasi, terutama orang tua, sangat penting. Peran orang tua menjadi penting ketika memberikan proses pembelajaran dan sosialisasi, agar interaksi sosial dengan lingkungan masyarakat dapat berjalan dengan baik. 

Proses sosialisasi yang dilakukan itu merupakan tahap demi tahap dalam pengembangan diri manusia. Pemikiran Mead atau bernama lengkap George Herbert Mead dalam bukunya Mind, Self and Society, menguraikan tahap pengembangan diri manusia, dimana manusia lahir belum mempunyai diri, kemudian manusia berkembang secara bertahap, melalui interaksi dengan anggota masyarakat. 

Baca Juga : Memahami Tindakan Sosial Max Weber

Interaksi. Interaksi yang dilakukan individu atau kelompok masyarakat berkembang sesuai dengan kebutuhuan yang ingin dicapai, misalnya interaksi terjadi ketika adanya kegiatan dalam masyarakat, misalnya acara 17 Agustus, hajatan keluarga, pembacaan surat yasin, atau event olahraga (volly), dan kegiatan lainnya. 

Secara tidak langsung membuat interaksi antar individu dan atau kelompok berlangsung, inilah yang dapat mempengaruhi bagaimana komunikasi didalam lingkungan masyarakat tidak kaku. 

Komunikasi yang dilakukan juga memerlukan konsep diri. Menurut Cooley, konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Konsep diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain, ini dinamakan looking-glass self (menatap cerminan diri). 

Looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap, yaitu : 1. Seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya, 2. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya, 3. Seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya. 

Baca Juga : Ada 10 Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial dan Contohnya

Lalu, bagaimana interaksi sosial berlangsung dalam masyarakat yang majemuk, apakah interaksi antar masyarakat atau kelompok sosial dapat berjalan dengan baik ? 

Misalnya interaksi sosial antar umat beragama atau etnis, antar golongan, dan suku. Kita menyadari bahwa warisan terbesar bangsa ini adalah terletak pada keberagaman, kemajemukan, dan warna warni suku, etnis, budaya, begitu juga penganut kepercayaan, dan agama yang berbeda-beda. 

Semua tersebar di seluruh nusantara, dari Sabang sampai Merauke. Tidak menutup kemungkinan umat beragama berkumpul di suatu tempat atau daerah, dan atau desa dapat melaksanakan interaksi sosial, dan saling berkomunikasi antar kelompok dan atau antar individu. 

Berdasarkan data yang dikutip pada halaman Wikipedia, jumlah pemeluk agama berdasarkan Sensus tahun 2010, sebanyak 87,18 % dari 237.641.326 jumlah penduduk Indonesia adalah pemeluk Agama Islam, 6,96% pemeluk Agama Protestan, 2,9% pemeluk Agama Katolik, 1,69% pemeluk Agama Hindu, 0,72% pemeluk Agama Buddha, 0,05% pemeluk Kong Hu Cu, 0,13% pemeluk agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan. 

Sementara, untuk jumlah suku bangsa di Indonesia, menurut halaman Wikipedia, ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010. 

Dari hasil data diatas, kita menyadari bahwa keberagaman yang ada di Indonesia, hingga saat ini masih berlangsung, proses-proses sosial yang ada di lingkungan masyarakat, sebut saja interaksi sesama masyarakat yang berbeda tersebut.

Baca Juga : Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial dan Contohnya

Proses Sosial. Menurut, Gillin dan Gillin, mengatakan bahwa proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila seseorang, baik sebagai individu maupun kelompok, saling bertemu, dan menentukan sistem, serta bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. 

Begitu pentingnya proses interaksi sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok sosial. Kuncinya terletak pada proses interaksi sosial itu terjadi, sehingga kehidupan masyarakat pun akan menjadi baik-baik saja, antar umat beragama. 

Sudah pasti, jika interaksi sosial tidak berlangsung, maka konflik dan gesekan pun akan terjadi dalam masyarakat yang majemuk. 

Tanpa adanya interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan bersama. Interkasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antar perseorangan, antar kelompok, maupun antar perorangan dengan kelompok.

Interaksi sosial. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar dua atau lebih individu, dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu yang lain atau sebaliknya. 

Menurut Gillin, agar interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat, yaitu :

1. Adanya kontak sosial, dan 

2. Adanya komunikasi. 

Dengan demikian, kontak sosial merupakan tahap pertama terjadinya interaksi sosial. 

Kontak sosial tidak melulu kita bersentuhan secara badaniah, yang artinya secara harfiah bersama-sama menyentuh. Manusia sebagai individu dapat melaksanakan kontak sosial, dengan cara berkomunikasi sosial (face to face communication). 

Menurut Douglas Oliver, mengatakan Interaksi terjadi apabila hubungan penyesuaian tingkah laku antar pihak, suatu kelompok atau masyarakat tidak akan dapat mempertahankan interaksi tanpa adanya penyesuaian. 

Setiap anggota masyarakat atau kelompok sosial berinteraksi melalui komunikasi dan secara bersamaan akan menyesuaikan tingkah lakunya. 

Interaksi yang dilakukan masyarakat di lingkungan tempat tinggal menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan. Berawal dari interaksilah seseorang individu melakukan sosialisasi, baik antar individu dengan individu dan atau individu antar kelompok sosial. 

Menurut, Gillin dan Gillin, pernah menggolongkan proses sosial yang timbul sebagai adanya interaksi sosial, yaitu bentuk interaksi : 1. Bentuk interaksi sosial yang asosiatif (akomodasi, asimilasi, dan akulturasi, dan 2. Bentuk interaksi sosial yang disosiatif (persaingan dan pertentangan). 

Sementara, menurut Kimball Young, bentuk interaksi sosial yaitu : 1. Oposis, (persaingan dan pertentangan), 2. Kerjasama yang menghasilkan akomodasi, 3. Diferensiasi (tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar perbedaan usia, seks, dan pekerjaan). 

Kemudian, menurut Tomatsu Shibutani, menerangkan bahwa bentuk interksi, yaitu 1. Akomodasi dalam situasi rutin, 2. Ekspresi pertemuan dan anjuran, 3. Interaksi startegis dalam pertentangan, dan 4. Pengembangan perilaku massa. 

"Proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila seseorang, baik sebagai individu maupun kelompok, saling bertemu, dan menentukan sistem"


Sumber Refrensi :

Dany Haryanto, S.S & G Edwi Nugrohadi, S.S., M.A. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : Prestasi Pustaka

Soerjono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Ihrom. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Yayasan Obor Indonesia : 2004


Wikipedia, “Agama di Indonesia”, (https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia)