Jelaskan salah satu cara menentukan harga suatu produk

Bagaimana cara menentukan harga jual produk yang pas? Agak sulit untuk memberikan harga buat kamu para pemilik usaha yang baru memulai bisnis. Jika kamu memberikan harga yang terlalu tinggi, otomatis tidak akan banyak pelanggan mau membeli. Namun, ada dua hal yang bisa membuat produk kamu laku walaupun harga mahal, yakni kualitas dan juga popularitas.

Bukan hal yang tabu lagi jika seorang dengan popularitas tinggi dapat menjual produk dengan harga selangit tetapi tetap laku keras di pasaran. Sebab, mereka memiliki pengaruh yang besar sehingga banyak pelanggan yang rela menghabiskan uang banyak untuk mendapatkan produknya. Kemudian, kualitas bagus juga mampu menarik pelanggan untuk datang.

Masalahnya disini adalah kamu seorang pengusaha baru yang bukanlah orang terkenal. Dan juga, kamu belum bisa memberikan bukti jika produk yang dijual memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk lainnya. Lantas, cara apa yang harus digunakan oleh kamu untuk menentukan sebuah harga jual produk? Simak di bawah sini.

Baca Juga: Kenapa Brand Produk Terkenal Memiliki Harga yang Sangat Mahal?

Markup Pricing

Ini merupakan sebuah metode untuk mendapatkan harga jual produk dengan cara menambahkan beberapa persen harga dari pembelian bahan baku. Dengan kata lain, kamu harus bisa mengkalkulasi terlebih dahulu berapa modal yang dibutuhkan sebelum mendapatkan markup pricing-nya. Persentase tersebut yang nantinya akan menjadi keuntungan yang bisa kamu raih dari sebuah produk.

Harga Jual= Bahan Baku Modal + (Bahan Baku Modal x Markup)

Misalnya, kamu ingin memiliki usaha katering makanan sehat dengan bahan baku modal Rp. 20 ribu/porsi. Markup yang ingin tambahkan adalah 20%. Jadi, berapakah keuntungan yang bisa didapatkan?

Harga Jual= Rp. 20.000 + (Rp. 20.000 x 20%)
Harga Jual= Rp. 30.000/porsi

Dalam kasus katering makanan sehat ini, kamu akan mendapatkan untung sekitar Rp. 10 ribu apabila ingin menggunakan markup sekitar 20%. Kurang lebih, begitulah cara menentukan harga jual produk dengan metode markup pricing.

Margin Pricing

Jika markup menggunakan persentase untuk mendapatkan keuntungan, margin pricing merupakan metode yang sebaliknya. Kamu harus menentukan terlebih dahulu berapa besar produk yang akan dijual. Setelah itu, kamu bisa masukkan ke dalam rumus di bawah untuk menentukan berapa besar persentase profit yang diambil. Dari situ, kamu bisa tentukan apakah harga yang diberikan terlalu besar atau tidak.

Margin= (Harga Jual – Harga Modal)/Harga Jual

Misalnya, kamu berjualan katering makanan sehat dengan modal Rp. 15 ribu dan ingin menjualnya seharga Rp. 45 ribu perporsi. Apakah keuntungan yang diambil terlalu besar atau tidak? masukkan saja ke dalam rumus yang telah disiapkan di atas.

Margin= (45.000 – 15.000)/ 45.000
Margin= 0,78 atau 78%

Jadi, keuntungan yang didapatkan dalam seporsi katering makanan sehat mencapai 78%. Jika menurut kamu terlalu besar, kamu bisa ubah agar profit yang dihasilkan tidak melebihi 50% dari harga modal awal. Kenapa? karena biasanya memang profit normal sebuah produk tidak lebih dari angka tersebut.

Value Based Pricing

VBP merupakan cara menentukan harga jual sebuah produk paling unik. Sebab, kamu akan memberikan harga sesuai dengan nilai yang didapatkan oleh pelanggan. Dengan kata lain, pelanggan yang berhak untuk menentukan seberapa mahal barang tersebut, atau willing to pay (WTP). Masalahnya, setiap pelanggan pasti memiliki WTP yang berbeda-beda. Lantas, apa yang harus dilakukan?

Memang sangat sulit bagi sebuah pemilik usaha untuk menggunakan metode ini. Biasanya, ada dua cara yang mereka tempuh, yang pertama adalah melakukan riset terhadap beberapa responden. Setiap responden akan memberikan penilaian dan juga harga terhadap produk yang tengah dirilis. Cara kedua adalah dengan memberikan harga tinggi secara langsung.

Para pelanggan sendiri biasanya akan rela untuk membayar mahal sebuah produk berdasarkan beberapa hal, kualitas produk, populatiras dan kelangkaan. Ketiga alasan tersebut merupakan alasan beberapa brand memilih untuk menjual produk mereka secara limited alias terbatas. Semakin langka sebuah produk, semakin mahal juga harga yang akan diberikan.

MSRP

Manufacturer Suggested Retail Price merupakan harga produk yang biasanya sudah disarankan oleh sang pemilik kepada pelanggannya. Di Indonesia, kamu bisa mengenalnya dengan tulisan “harga eceran yang disetarakan”. Biasanya, MSRP hanya digunakan untuk perusahaan manufakturing, salah satunya adalah otomotif atau kendaraan bermotor. Namun, apakah MSRP dapat berubah walaupun harganya sudah ditentukan?

Dalam beberapa kasus, ada beberapa retailer yang dengan sengaja menaikkan harga produk walaupun terpasang label MSRP. Sebenarnya, tidak ada aturan yang melarang harga diubah. Terlebih lagi, permintaan pasar yang sedang meninggi namun produknya terbatas alias sudah hampir habis. Ada juga beberapa retailer yang menjual produk lebih murah dari MSRP karena stok yang terlampau banyak.

Keystone Pricing

Keystone Pricing merupakan sebuah metode yang mana digunakan oleh seorang retailer untuk melipatgandakan harga modal dari produk yang akan dijual kepada pelanggan. Misalnya, kamu membeli sebuah baju dengan modal Rp. 50 ribu tetapi menjualnya dengan margin keuntungan 100%. Jadi, pelanggan kamu harus membayarnya dengan harga Rp. 100 ribu. Apakah cara ini diperbolehkan dan umum digunakan?

Usut punya usut, keystone pricing merupakan cara kuno yang telah digunakan toko-toko retailer terkemuka di dunia. Hingga saat ini, metode tersebut masih digunakan karena mampu memberikan profit yang lebih besar bahkan mencapai 2 kali lipat dari harga modal awal.

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menggunakan keystone pricing, salah satunya adalah kamu harus memastikan jika produk yang dijual memenuhi standar kualitas dan kelayakan. Kenapa? karena pelanggan tidak akan ada yang mau membayar mahal apabila produk yang dijual merupakan produk yang bisa ditemukan di tempat lain dengan harga lebih murah.

Cara Menentukan Harga Jual Produk

Jadi, kurang lebih ada lima cara menentukan harga jual sebuah produk yang bisa kamu gunakan. Dari semua cara yang direkomendasikan di atas, mana yang menurut kamu paling masuk akal digunakan dan mana yang paling bisa memberikan profit paling besar? Ingat, menjadi pengusaha bukan hanya untuk mencari untung tetapi juga memberikan produk terbaik kepada pelanggan.

(Visited 120.786 times, 2 visits today)

Bagaimana cara menentukan harga jual produk yang benar dan tepat?

Kenapa harus benar dan tepat? karena jika salah satu hal yang pasti bisnis akan rugi.

Agak susah jika dijelaskan secara singkat apalagi untuk Anda yang baru memulai merintis bisnis, silahkan baca sampai akhir artikel ya!

Dalam menentukan harga tidak boleh dilakukan secara asal, menjual dengan harga murah agar cepat laku belum tentu untung malah bisa merugikan bisnis.

Sebaliknya menjual dengan harga yang tinggi belum tentu laku, sehingga banyak produk yang tidak terjual dan mengakibatkan kerugian.

Sebelum menentukan harga jual, Anda perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti biaya selama produksi, harga bahan, biaya promosi, target market, persaingan dan target pendapatan.

Agar tidak membuat Anda semakin bingung lagi, Kami sudah merangkum 5 cara menentukan harga jual dengan beberapa teknik, berikut penjelasannya.

Cara Menentukan Harga Jual Produk

1. Strategi Margin Pricing

Cara menentukan harga jual yang pertama adalah dengan metode margin pricing. Sebelumnya Anda harus menentukan harga jualnya terlebih dahulu untuk menentukan margin.

Setelah itu tinggal memasukan dalam rumus perhitungan harga, dari hasil perhitungan ini Anda bisa melihat kira-kira harga yang dijual terlalu mahal atau murah.

Contohnya ada seorang penjual es kopi dengan harga modal satu gelasnya Rp 20.000, kemudian dia ingin menjualnya dengan harga Rp 40.000 untuk satu cup.

Apakah harganya terlalu mahal atau murah? Mari kita hitung bersama.

Rumus Margin Pricing = (Harga Jual – Harga Modal)/Harga Jual

Jadi (40.000-20.000)/40.000 = 0,50 atau 50%.

Hasilnya keuntungan yang Anda dapatkan dari satu cup es kopi sebesar 50%. Jika angka tersebut terlalu besar atau terlalu kecil, Anda bisa menaikan harga jualnya.

Tetapi patokan harga jual yang biasa dipakai maksimal profit 50% dari harga.

Baca juga : Strategi Marketing Yang Efektif Untuk Bisnis

2. Strategi Markup Pricing

Jelaskan salah satu cara menentukan harga suatu produk
Markup pricing

Markup adalah salah satu cara menentukan harga dengan menambahkan keuntungan langsung dari harga beli.

Cara ini lebih sederhana tinggal menambahkan sesuai dengan keinginan saja dan metode markup ini paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis.

Agar lebih jelas berikut contohnya, Andi membeli sepatu XYZ dari Jakarta dengan harga satuan Rp 250.000, kemudian Andi ingin mengambil keuntungan setiap produknya Rp Rp 50.000, jadi harga jualnya 250.000 + 50.000 = Rp 300.000.

Rumus Markup Pricing = (Harga jual-Harga Modal)/Harga Jual

Rumus Markup Pricing = (300.000-250.000)/300.000 = 0,16 x 100% = 16%

Bagaimana mudah bukan tinggal menambahkan saja?

3. Strategi Bundling

Banyak ditemui juga para pelaku bisnis yang menjual barang mereka dengan sistem bundling, paket atau grosir.

Teknik seperti ini lebih efektif dijalankan agar produk yang kita miliki bisa cepat keluar sehingga menghasilkan keuntungan.

Biasanya margin keuntungan yang didapatkan memang lebih sedikit, karena sistemnya quantity barang maka tinggal dikalikan saja keuntungannya mana yang terbukti lebih besar hasilnya.

Inilah kenapa biasanya para distributor menjual dengan harga yang murah tetapi setiap hari bisa laku ribuan produk daripada reseller yang hanya bisa menjual beberapa biji saja.

Jika produk satu sama lain masih ada kaitannya coba saja menjual paket produk secara bundling.

Contohnya harga satu kaos polos pada toko online harga satuan Rp 37.500, ada paket bundling beli 3 kaos Cuma bayar Rp 100.000.

Dari harga tersebut pasti konsumen lebih tertarik paket bundling yang memiliki hitungan harga lebih murah.

Baca juga : Cara Menentukan Harga Pokok Penjualan yang Benar

4. MSRP

MSRP adalah Manufactured Retail Price atau harga yang direkomendasikan dari produsen dalam memberikan harga.

Tujuan menggunakan MSRP ini adalah menstabilkan harga pasar, jadi penjual satu dengan lainnya tidak sampai perang harga.

Namun kekurangannya Anda tidak bisa bebas menentukan keuntungan yang didapatkan karena sudah ada yang mengaturnya.

Biasanya harga MSRP memang difungsikan untuk mengendalikan harga jual agar memiliki standar.

5. Value Based Pricing

Jelaskan salah satu cara menentukan harga suatu produk
Value based pricing

Cara menentukan harga yang terakhir adalah dengan value based pricing.

VBP merupakan salah satu teknik dalam menentukan harga jual yang berbeda dengan lainnya dan tidak semua produk bisa menggunakan VBP.

VPB biasanya ditentukan dengan melakukan riset kepada market mereka dengan menanyakan kira-kira berapa harga pantas yang dijual.

Dari hasil pertanyaan responden inilah nantinya yang akan dijadikan patokan dalam menentukan harga.

Cara lain dalam menentukan harga berdasarkan VBP adalah dengan memberikan harga tinggi secara langsung.

Orang-orang akan rela mengeluarkan banyak uang demi kualitas produk, teknologi, kelangkaan dan popularitas.

Nah intinya dalam menentukan harga jual produk perlu strategi yang matang.

Anda bisa melakukan tes pasar dengan teknik yang berbeda mana kira-kira yang paling diminati oleh konsumen.

Selain itu Anda juga perlu mengoptimalkan bisnis Anda agar lebih banyak diketahui oleh konsumen.

Salah satu caranya dengan memiliki website bisnis, dengan website memungkinkan produk-produk Anda diketahui oleh lebih banyak orang sehingga potensi keuntungannya lebih besar.

Kami memiliki rekomendasi tempat membeli domain murah dan hosting terbaik untuk website bisnis di Qwords.com.

Qwords telah berpengalaman dengan puluhan ribu klien dari berbagai jenis bisnis yang berbeda. Coba sekarang dan dapatkan penawaran diskon menarik setiap harinya.

Terima kasih