Jelaskan realisme dan dekoratif dalam seni rupa pra modern

8 kelas XI SMASMKMAMAK semester 2

A. Seni Rupa Pramodern

Istilah seni rupa pramodern menunjukkan babakan sejarah di mana manifestasi karya seni rupa hadir sebelum zaman industri. Perkembangan seni rupa dilihat dari aspek kesejarahan merupakan rangkaian perubahan, baik dari aspek konseptual maupun aspek kebentukan. Berikut akan disampaikan aliran-aliran seni rupa hingga saat ini.

1. Primitivisme

Primitivisme adalah corak karya seni rupa yang memiliki sifat bersahaja, naif, sederhana, spontan, jujur, baik dari segi penggarapan bentuk maupun pewarnaan. Senimannya bebas dari belenggu profesionalisme, tradisi, teknik, dan latihan formal proses kreasi seni. Perhatikan contoh patung primitif dari Afrika di halaman 40. Merupakan karya tiga dimensi yang perwujudannya mengekspresikan makna seni dengan bahasa bentuk simbolik. Sementara patung Dewi Kecantikan Yunani klasik mengekspresikan makna seni dengan idealisasi bentuk mimesis mengimitasi atau meniru rupa manusia dalam wujud yang indah dan sempurna.

2. Naturalisme

Naturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni. Sehingga seniman terikat sekali pada hukum proporsi, anatomi, perspektif, dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan perwujudan objek yang dicerap mata. Tokoh-tokohnya antara lain Abdullah SR, Wakidi, Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain-lain Fenomena Seni Rupa BAB 3 9 Seni Budaya

3. Realisme

Aliran seni rupa ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari naturalisme. Muncul di Belahan dunia Barat sekitar pertengahan abad ke-17. Intisari ilosoinya menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni. Pada umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa katagori. Misalnya realisme sosialis yang cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir, dan pahit. Herbert Read antara lain menyatakan, “Jenis seni rupa yang sepenuhnya dapat kita sebut sebagai realistis adalah yang berusaha dengan segala daya untuk menyatakan perwujudan objek dengan tepat, dan seni seperti ini, sebagaimana halnya ilsafat realisme, selalu berdasar atas keyakinan atas keberadaan objektif dari sesuatu”. Jadi dalam pengertian murni aliran realis berusaha melukiskan keadaan secara nyata, seniman realis memandang dunia ini tanpa ilusi, mereka menciptakan karya seni rupa yang nyata meng-gambarkan apa-apa yang nyata dan benar-benar ada di dunia ini. Dengan perkataan lain seniman realis mendasarkan seninya pada pencerapan panca inderanya tanpa mengikut-sertakan fantasi dan imajinasinya. Tokoh- tokoh realisme di Indonesia antara lain Raden Saleh realisme romantis, S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji realisme fotograis Dede Eri Supria, Ronald Manullang Realisme Baru. Sumber: R. Basoeki Abdullah, Sebuah Biograi. Gambar 5.1 Basoeki Abdullah, Gunung Sumbing, cat minyak pada kanvas, 125 x 200 cm 10 kelas XI SMASMKMAMAK semester 2

4. Dekorativisme

Home » Kelas XI » Seni Rupa Pramodern

Seni rupa pramodern merupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum zaman industri. Dilihat dari arti kata pramodern yang berarti sebelum maju atau modern maka seni rupa pramodern berarti seni rupa sebelum jaman modern. Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan , aspek konseptual , maupun aspek kebentukan. Seni rupa pramodern dapat dikelompokkan menjadi primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme. Primitivisme adalah corak karya seni rupa yang memiliki sifat bersahaja, naif, sederhana, spontan, jujur, baik dari segi penggarapan bentuk maupun pewarnaan. Senimannya bebas dari belenggu profesionalisme, tradisi, teknik, dan latihan formal proses kreasi seni. Aliran primitivisme cenderung berlandaskan pada sebuah objektivitas yang diinginkan. Ciri-ciri aliran primitivisme antara lain :menggambarkan sebuah subjek dengan bagian yang sangat datar dan cenderung sangat sederhana, selain itu juga terikat dengan kehidupan manusia zaman dahulu yang cenderung primitiv.

2. Naturalisme

Naturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni. Aliran naturalisme mencoba memvisualisasikan sebuah keadaan alam ke atas sebuah kanvas. Sehingga seniman terikat sekali pada hukum proporsi, anatomi, perspektif, dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan perwujudan objek yang dicerap mata. Tokoh-tokohnya antara lain Abdullah SR, Wakidi, Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain-lain. Ciri-ciri aliran naturalisme antara lain : tema alam lingkungan yang memiliki potensi tinggi, mengutamakan unsur-unsur keindahan sehingga hanya keadaan alam tertentu yang menjadi objek lukisan, tidak banyak melibatkan ekspresi melainkan sebuah objektif yang nyata, dan cenderung selalu menampilkan unsur alam yang objektif.

3. Realisme

Aliran realisme cenderung menghasilkan karya yang mengungkapkan fenomena nyata yang terjadi di alam dan kehidupan yang dialami secara objektif. Aliran seni rupa ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari naturalisme. Intisari filosofinya menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni. Pada umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa katagori. Misalnya realisme sosialis (yang cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir, dan pahit). Dalam pengertian murni aliran realis berusaha melukiskan keadaan secara nyata, seniman realis memandang dunia ini tanpa ilusi, mereka menciptakan karya seni rupa yang nyata menggambarkan apa-apa yang nyata dan benar-benar ada di dunia ini. Seniman realis mendasarkan seninya pada pencerapan panca inderanya tanpa mengikut-sertakan fantasi dan imajinasinya. Tokoh-tokoh realisme di Indonesia antara lain Raden Saleh (realisme romantis), S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji (realisme fotografis) Dede Eri Supria, Ronald Manullang (Realisme Baru). Ciri-ciri aliran realisme antara lain cenderung sesuai dengan fakta-fakat dan sesuai dengan perbuatan alam, tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni, dan cenderung meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat menyerupai bentuk aslinya.

4. Dekorativisme

Karya seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan dengan hasrat menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi, ciri-cirinya bersifat kegarisan, berpola, ritmis, pewarnaan yang rata, dan secara umum mempunyai kecenderungan kuat untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini menyebabkan keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni yang mudah dicerna oleh masyarakat.

Jelaskan realisme dan dekoratif dalam seni rupa pra modern

Karya seni rupa dekoratif dapat diklasifikasi menjadi dua bagian utama, yakni dekoratif figuratif, dan dekoratif geometris. Dekoratif figuratif biasanya ditandai dengan penggambaran wujud figur atau bentuk-bentuk di alam yang kita kenali. Seperti misalnya pemandangan, pasar, kota, hewan-hewan di tengah rimba, lukisan kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Namun teknik pelukisannya tidak berupaya untuk meniru rupa secara realistis, melainkan dikerjakan dengan bentuk yang datar tanpa memperhitungkan aspek volume dalam penggarapan bentuk visual. Dekoratif geometris adalah karya-karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam, perwujudannya merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata sedemikian rupa sehingga memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan keindahan dalam diri pengamatnya. Lukisan-lukisan geometris cenderung rasional karena terikat pada pola, motif, atau bentuk-bentuk dan teknik pelukisan yang menuntut ketrampilan dan kesabaran dalam proses kreasinya. Contoh seni rupa dekoratif geometris dapat dilihat pada ragam hias di daerah-daerah seluruh kepulauan Indonesia. Misalnya motif pilin berganda, lingkaran, elips, setengah lingkaran, segi tiga, prisma, empat persegi, dan lain-lain. Motif tersebut biasanya tersusun rapi denganteknik pengulangan, sehingga tercipta suatu harmoni. Karena penempatannya mementingkan keteraturan dan kerapian, maka dalam bentuk tradisional komposisinya simetris. Namun kerap pula kita jumpai dalam era modern komposisi yang bebas, seperti pada karya Sapto Hudoyo dan Hatta Hambali.

Tokoh-tokoh pelukis dekoratif di Indonesia adalah Kartono Yudokusumo, Widayat, Suparto, Ratmoyo, Batara Lubis, AmrusNatalsya, Irsam, Sarnadi Adam, Ahmad Sopandi, Boyke Aditya, A.Y. Kuncana, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, I Gusti Made Deblog, dan banyak lagi.

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 10:30 PM

A. Seni Rupa Pramodern Istilah seni rupa pramodern menunjukkan babakan sejarah di mana manifestasi karya seni rupa hadir sebelum zaman industri. Perkembangan seni rupa dilihat dari aspek kesejarahan merupakan rangkaian perubahan, baik dari aspek konseptual maupun aspek kebentukan. Berikut akan disampaikan aliran-aliran seni rupa hingga saat ini.

1. Primitivisme

        Primitivisme adalah corak karya seni rupa yang memiliki sifat bersahaja, naif, sederhana, spontan, jujur, baik dari segi penggarapan bentuk maupun pewarnaan. Senimannya bebas dari belenggu profesionalisme, tradisi, teknik, dan latihan formal proses kreasi seni. Perhatikan contoh patung primitif dari Afrika di halaman 40. Merupakan karya tiga dimensi yang perwujudannya mengekspresikan makna seni dengan bahasa bentuk simbolik. Sementara patung Dewi Kecantikan Yunani klasik mengekspresikan makna seni dengan idealisasi bentuk mimesis [mengimitasi atau meniru] rupa manusia dalam wujud yang indah dan sempurna.

2. Naturalisme

        Naturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni. Sehingga seniman terikat sekali pada hukum proporsi, anatomi, perspektif, dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan perwujudan objek yang dicerap mata. Tokoh-tokohnya antara lain Abdullah SR, Wakidi, Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain-lain


3. Realisme

           Aliran seni rupa ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari naturalisme. Muncul di Belahan dunia Barat sekitar pertengahan abad ke-17. Intisari filosofinya menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni. Pada umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa katagori. Misalnya realisme sosialis [yang cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir, dan pahit]. Herbert Read antara lain menyatakan, “Jenis seni rupa yang sepenuhnya dapat kita sebut sebagai realistis adalah yang berusaha dengan segala daya untuk menyatakan perwujudan objek dengan tepat, dan seni seperti ini, sebagaimana halnya filsafat realisme, selalu berdasar atas keyakinan atas keberadaan objektif dari sesuatu”. Jadi dalam pengertian murni aliran realis berusaha melukiskan keadaan secara nyata, seniman realis memandang dunia ini tanpa ilusi, mereka menciptakan karya seni rupa yang nyata meng-gambarkan apa-apa yang nyata dan benar-benar ada di dunia ini. Dengan perkataan lain seniman realis mendasarkan seninya pada pencerapan panca inderanya tanpa mengikut sertakan fantasi dan imajinasinya. Tokohtokoh realisme di Indonesia antara lain Raden Saleh [realisme romantis], S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji [realisme fotografis] Dede Eri Supria, Ronald Manullang [Realisme Baru].

4. Dekorativisme

             Karya seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan dengan hasrat menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi, ciri-cirinya bersifat kegarisan, berpola, ritmis, pewarnaan yang rata,  dan secara umum mempunyai kecenderungan kuat untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini menyebabkan keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni yang mudah dicerna oleh masyarakat. Pada karya dua dimensi sering mengabaikan unsur perspektif dan anatomi, sedangkan pada karya tiga dimensi mengabaikan plastisitas

bentuk [naturalistis]. Karya seni rupa dekoratif dapat diklasifikasi menjadi dua bagian utama, yakni dekoratif figuratif, dan dekoratif geometris. Dekoratif figuratif biasanya ditandai dengan penggambaran wujud figur atau bentuk-bentuk di alam yang kita kenali. Seperti misalnya pemandangan, pasar, kota, hewan-hewan di tengah rimba, lukisan kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Namun teknik pelukisannya tidak berupaya untuk meniru rupa secara realistis, melainkan dikerjakan dengan bentuk yang datar tanpa memperhitungkan aspek volume dalam penggarapan bentuk visual. Dekoratif geometris adalah karya-karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam, perwujud-annya merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata sedemikian rupa sehingga memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan keindahan dalam diri pengamatnya. Lukisan lukisan geometris cenderung rasional karena terikat pada pola, motif, atau bentuk-bentuk dan teknik pelukisan yang menuntut ketrampilan dan kesabaran dalam proses kreasinya

Page 2



A. Seni Rupa Pra-ModernSeni rupa Pra-Modern adalah seni rupa yang dihasilkan sebelum jaman modern. Boleh diartikan seni rupa zaman kuno. Seni rupa pramodern merupakan awal sejarah dalam seni rupa modern yang ditandai dengan kemajuan dibidang industri.  Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan, aspek konseptual, maupun aspek kebentukan. Seni rupa pramodern dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Primitivisme
Seni rupa primitivisme

adalah aliran seni rupa yang memiliki sifat bersahaja, kesederhanaan, spontan, jujur, baik dari segi penggarapan bentuk maupun pewarnaan. Pembuat seni rupa primitivisme bebas dari belenggu profesionalisme tradisi, teknik dan latihan formal dalam pembuatannya.

Salah satu

ciri khas dari karya seni primitivisme

adalah  cara pengungkapannya tampak adanya spontanitas, bentuk-bentuk yang diungkapkannya cenderung ekspresif, dan bukan peniruan dari realitas bentuk alam. Kecenderungan gaya ekspresi tersebut didasari oleh dorongan spiritualitas dan kepentingan magis. Para pelukisnya belum mempertimbangkan rasio mereka dalam berkarya budaya, dan tidak pula berfilsafat untuk mendasari karya-karyanya. Mereka berkarya secara intuitif dan emosional. Melalui pendekatan emosional inilah tampaknya mewarnai citra estetik yang cenderung simbolistik karena ungkapan perasaannya dilambangkan oleh simbol-simbol sebagai hasil pemikirannya yang naif [bisa juga primordial].

Contoh Seni Lukis Primitivisme

adalah karya lukisan prasejarah seperti lukisan gua yang menggambarkan goresan-goresan yang umumnya melukiskan binatang perburuan, lukisan arwah nenek moyang, tanda telapak tangan dan kaki tersebut dapat digolongkan ke dalam karya-karya yang primitif.

Seorang seniman yang memiliki

tujuan magis menjadikan lukisan yang dibuat untuk mendatangkan magis atau sihir. Lukisan ini bersifat primitif. Akan tetapi, pelukis modern juga banyak yang melukis tema dan motif primitif agar menimbulkan kesan magis. Mereka menganut paham primitivisme.


2. Naturalisme

Naturalisme

adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam yang sebenarnya. Sehingga seniman terikat sekali pada hukum proporsi, anatomi, perspektif, dan tekni pewarna untuk mencapai kemiripan sesuai dengan apa yang dicerap mata.       Tokoh : Basuki Abdullah, Trubus, Pringadi, Dullah, Abdullah SR, Rustamaji.

3. Realisme
Realisme

adalah corak karya seni rupa ini menunjukan keyakinan seminan terhadap realisme dunia yang kesal mata sebagai obyek pencipta karya seni. Corak ini muncul di dunia barat abad ke 17.       Pada umumnya Realisme dibedakan menjadi dua kategori yakni :       a.   Realisme Fotografi yang mementingkan imitasi seperti apa adanya.       b.   Realisme Sosialis yang cenderung mengungkap adegan-adegan kehidupan             manusia yang serba melarat, getir dan pahit.             Tokoh-tokoh : Raden Saleh [ realisme romantis ].                                     Rustamaji [realisme fotografis ].                                     S. Soedjojono, Dullah, Dede Erisupria [ realisme baru ].


4. Dekorativisme

Dekorativisme

adalah corak ini menyederhanakan dengan jalan mengadakan distorsi. Ciri-ciri bersifat kaku, kegarisan, ritmis, pewarnaan yang merata dan secara umum mempunyai kecenderungan menghias.       Seni rupa dekoratif dapat digolongkan menjadi dua bagian besar : a.   Dekoratif Figuratif, berhubungan dengan bentuk-bentuk alamiah. b.   Dekoratif Abstrak, bebas dari peniruan alam       Jenis seni rupa ini dapat dibagi dua :       - Dekoratif Geometris; [ rasional, terikat, pengulangan motif ]       - Dekoratif Intuitif; [ Emosional, bebas dari pola motif ]       Tokoh-tokoh : - Kartono Judokusumo, Widayat,

                              - Suparto, Ratmoyo, Bagong Kusdiarjo, Batara Lubis, dll.

Seni rupa modern

adalah  karya seni rupa  yang dihasilkan dalam periode terentang antara 1860-an sampai 1970-an dengan menggunakan gaya dan filosofi seni yang dihasilkan pada masa itu. Pada dasarnya, dunia seni rupa modern berada  dalam pengauruh  struktur budaya sosial yang lebih luas sebagai hasil perkembangan dunia selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pelukis-pelukis modern pada umumnya bereksperimen dengan gaya baru yang unik dan dengan menghasilkan ide-ide segar mengenai fungsi dari seni rupa dan material-material yang digunakan. Mereka cenderung menciptakan karya seni rupa yang dihasilkan dari perasaan yang dalam dan inspirasi-inspirasi yang kreatif pada umumnya. Bahkan bila hasil karya mereka sepertinya tidak memiliki tujuan atau makna apapun pada umumnya, kenyataannya hasil karya tersebut memiliki maknanya sendiri tergantung apa yang tengah terjadi dalam situasi dan kondisi pada masa tertentu dan sesuai dengan intelektual masyarakat yang lebih luas.

Macam-macam seni rupa yang dihasilkan dari seni rupa modern adalah



1.            Seni Pop, 














2.            Seni Optik, 



3.            Seni Konseptual, 



4.            Seni Kontemporer.


C. Seni Rupa Posmodern
Seni rupa posmodern adalah seni rupa yang berkembang setelah abad ke-20. Seni rupa posmodern juda dapat diartikan sebagai seni rupa yang berkembang setelah abad modern dimulai yaitu pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Ciri-ciri karya seni rupa posmodern adalah; 1.Seni dianggap sebagai bahasa/system tanda, 2.Sejarah & tradisi dihidupkan kembali, 3.Ornamen & dekorasi dianggap penting, 4.Kontradiksi,

5.Tidak mengedepankan fungsi.                                                   





  Irhaini Vanidah  ↬



DIJUAL

250 K 750 K 1250 K

Page 2

Video yang berhubungan