Jelaskan perbedaan Permintaan efektif dan Permintaan absolut

Permintaan adalah keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa pada tingkat harga dan waktu tertentu. Harga pasar terbentuk dari bertemunya permintan dan penawaran. Permintaan menjadi salah satu unsur penting pembentuk harga keseimbangan.

Permintaan tercipta apabila keinginan seseorang untuk membeli barang dan jasa disertai oleh kemampuan untuk membayarnya.

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa dalam konsep permintaan, terdapat tiga hal terkait, yakni:

  • Kuantitas yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan. Ini menunjukan berapa banyak yang ingin dibeli konsumen berdasarkan harga barang tersebut, harga barang lain, pendapatan, dan selera.
  • Keinginan konsumen disertai oleh kemampuan serta kesediaan untuk membeli.
  • Kuantitas yang diminta dinyatakan dalam satuan waktu.

Permintaan Efektif, Potensial, dan Absolut

Berdasarkan daya beli konsumen, permintaan dibagi menjadi tiga, yaitu permintaan efektif, permintaan potensial, dan permintaan absolut.

Permintaan efektif

Permintaan efektif adalah ketika seorang konsumen memang membutuhkan suatu barang dan ia mampu untuk membayarnya. Besar permintaan efektif terhadap suatu produk dapat menentukan apakah usaha untuk memproduksi barang tersebut layak dibiayai atau tidak.

Permintaan potensial

Permintaan potensial adalah permintaan terhadap suatu barang dan jasa oleh masyarakat yang sebenarnya mampu untuk membeli, namun belum memutuskan membeli. Singkatnya, permintaan merujuk pada perkiraan suatu barang atau jasa akan menjadi permintaan efektif di masa mendatang.

Advertising

Advertising

Permintaan potensial dapat berubah menjadi permintaan efektif apabila kekuatan membeli bertambah besar, harga produk turun, adanya stimulasi kebutuhan, pertambahan produk, dan sebagainya.

Permintaan absolut

Permintaan absolut adalah permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang tidak disertai kemampuan untuk membeli.

Pada permintaan absolut, konsumen tidak mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang diinginkan. Contohnya, Dewi ingin membeli buku kompilasi dongeng sebelum tidur, akan tetapi uang yang dimiliki tidak cukup. Oleh karena itu, keinginan Dewi untuk membeli buku tidak bisa terpenuhi.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan

Berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi permintaan, yaitu:

  • Harga barang komplementer dan barang substitusi

Ketika harga apel naik, konsumen mungkin akan mengurangi atau bahkan menghentikan pembelian apel dan beralih ke jeruk. Oleh karena itu, kuantitas permintaan jeruk meningkat tajam, meskipun harga jeruk tidak berubah.

Jadi, pada barang subtitusi, peningkatan harga satu barang akan mengakibatkan peningkatan permintaan barang lain yang menjadi substitusinya.

Ketika pendapatan meningkat, konsumen cenderung meningkatkan konsumsi mereka terhadap barang dan jasa, begitupun sebaliknya.

Namun demikian, ada barang dan jasa tertentu yang permintaannya justru menurun di kala pendapatan meningkat dan naik ketika pendapat merosot. Seperti contoh, ketika pendapatan meningkat, keluarga A mungkin akan mengurangi konsumsi tempe dan lebih banyak membeli daging.

Barang-barang yang permintaannya menurun ketika pendapatan meningkat dinamakan barang-barang inferior. Sementara, barang yang permintaannya meningkat seiring naiknya pendapatan disebut barang normal.

  • Jumlah dan karakteristik penduduk

Jumlah konsumen memengaruhi kuantitas total barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Maka, semakin besar jumlah penduduk, besar pula permintaan terhadap barang dan jasa.

Selain itu, struktur usia penduduk dan urbanisasi dari berbagai daerah ke kora-kota besar pun akan memengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa di kota tersebut.

  • Perubahan tradisi, mode, dan selera masyarakat

Selera yang berubah dapat mengakibatkan perubahan permintaan. Contoh perubahan selera bisa dilihat ketika maraknya merek makanan fast food. Saat ini, dapat dikatakan hampir tidak ada yang tidak mengenal McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Wendy’s, dan sebagainya.

Contoh lainnya, mode berpakaian ala Korea Selatan yang semakin menjamur seiring maraknya konsumsi konten-konten asal Negeri Ginseng tersebut di kalangan milenial.

  • Perkiraan dan harapan masyarakat

Perkiraan dan harapan masyarakat dapat memengaruhi permintaan. Sebagai contoh, pada 1997, di tengah carut-marut kondisi perekonomian tanah air, banyak masyarakat merasa khawatir akan resesi berkepanjangan. Akibatnya, terjadi antrean panjang di pasar-pasar swalayan dan beberapa orang pun berebut mie instan, susu, minyak goreng, gula pasir, dan sebagainya.

Hal tersebut terjadi sebab masyarakat khawatir harga barang akan melonjak di kemudian hari dan stok atau persediaan barang akan hilang di pasaran karena produsen tidak mampu lagi berproduksi.

Pada Hari Raya Lebaran, permintaan terhadap ketupat, kue-kue, daging sapi, mukena, dan sajadah meningkat. Begitu pula pada hari raya Naal, permintaan terhadap pohon natal, CD lagu-lagu rohani, kue-kue natal, atau berbagi barang suvenir akan meningkat tajam.

Ketika situasi keamanan suatu negara berada dalam kondisi yang kacau, permintaan akan makanan mungkin akan mengalami peningkatan. Toko, perkantoran, dan keluarga yang tinggal di perumahan elite menambah tenaga keamanan. Di samping itu, sebagian besar orang menunda aktivitas di luar ruangan, membuat permintaan akan bensin atau angkutan umum menurun.

Selain faktor-faktor di atas, permintaan juga bisa pengaruhi oleh intensitas kebutuhan, harga barang itu sendiri, tingkat pendapatan per kapita, perkiraan harga di masa mendatang, usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan, distribusi pendapatan, hingga periklanan.

Hukum Permintaan

Mengutip buku “Ekonomi” oleh Alam S, hukum permintaan berbunyi:

“Jika harga suatu barang dan jasa meningkat, maka kuantitas yang diminta akan menurun. Sebaliknya, apabila harga suatu barang dan jasa menurun, maka kuantitas yang diminta akan meningkat, ceteris paribus.”

Hukum di atas berlaku dengan asumsi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan di luar harga harus dianggap konstan (ceteris paribus).

Ceteris paribus adalah ungkapan latin yang berarti semua variabel selain yang sedang dipelajari diasumsikan konstan. Secara harfiah, ungkapan ini berarti “hal-hal lain dianggap sama”.

Dapat dikatakan pula bahwa hukum permintaan, yaitu:

  • Jika harga barang naik, pendapatan konsumen yang tetap merupakan kendala konsumen untuk melakukan pembelian yang lebih banyak.
  • Jika harga suatu barang atau jasa naik, konsumen akan mencari barang pengganti.

Dalam dunia ekonomi, permintaan absolut memiliki peranan yang sangat penting. Permintaan absolut juga mampu mempengaruhi hukum permintaan dan juga penawaran yang ada di pasar.

Nah, dalam kesempatan kali ini, mari kita bahas bersama tentang salah satu jenis permintaan, yakni permintaan absolut.

Pengertian Permintaan

Sebelum kita membahas lebih dalam tentang permintaan absolut, kita harus memahami lebih dulu tentang permintaan dan hukum permintaan itu sendiri. Pada dasarnya, permintaan atau demand merupakan sejumlah produk barang atau jasa yang ingin dibeli oleh pihak konsumen pada waktu dan juga harga tertentu.

Misalnya, ada seseorang yang berasal dari kota A memerlukan beras sebanyak 5.000 ton untuk dikonsumsi pada bulan Juni 2019, maka permintaan berasa dari kota A tersebut adalah sebanyak 5.000 ton.

Latar Belakang Hukum Permintaan

1. Efek Pendapatan

Adanya perubahan harga akan mempengaruhi pada pendapatan masyarakat. Itu artinya, dengan adanya fluktuasi pada harga komoditas, maka pendapatan konsumen bisa berubah. Mereka yang mampu berpikir secara rasional akan menanggapi insentif yang menguntungkan dan juga berbahaya.

Bila dianggap menguntungkan, yakni bila harganya turun, maka akan ada individu yang melakukan respon untuk bisa meningkatkan kuantitas yang dimintanya. Sedangkan bila harganya meningkat, maka akan ada individu yang memberikan respon untuk mengurangi kuantitas yang dimintanya.

Baca juga: Pasar Sekunder Adalah: Pengertian, Mekanisme, Dan Contohnya

2. Efek Substitusi Dari Perubahan Harga (Efek Substitusi)

Efek substitusi akan menjelaskan bahwa perubahan harga barang akan berdampak pada barang yang disubtitusikan tersebut. Komoditas substitusi adalah suatu komoditas yang mampu menggantikan perannya sebagai komoditas substitusi.

Bila suatu produk lain mengalami lonjakan harga, maka orang lain akan pindah ke produk substitusi yang tidak mengalami kenaikan harga.

Mengenal Permintaan Absolut

Nah, permintaan absolut adalah permintaan konsumen pada suatu barang namun tidak diiringi dengan kemampuan konsumen untuk melakukan pembelian atau mendapatkan barang tersebut.

Berikut ini adalah beberapa contoh permintaan absolut.

  • Rio ingin membeli rumah, namun pendapatannya saat ini belum cukup untuk beli rumah
  • Rani ingin sekolah di luar negeri, namun saat ini dirinya belum mempunyai biaya atau beasiswa.
  • Boni ingin memiliki sepasan sepatu roda, namun dia harus sabar menunggu sampai lebaran tahun depan untuk bisa memilikinya.

Permintaan Absolut Berdasarkan Daya Beli

1. Persyaratan Efektif

Permintaan efektif adalah salah satu permintaan pada barang dan juga jasa yang mampu menyertai daya beli. Di dalam jenis permintaan ini, pihak konsumen jelas memerlukan barang kebutuhannya dan juga mempunyai kemampuan untuk membeli ataupun membayar.

2. Persyaratan Mutlak (Permintaan Absolut)

Permintaan mutlak atau absolut adalah suatu permintaan barang atau jasa yang tidak menggunakan daya beli dari pihak konsumen. Bisa kita artikan bahwa di bawah permintaan absolut, pihak konsumen tidak mempunyai uang ataupun kemampuan dalam membeli apa yang mereka butuhkan atau inginkan.

Contohnya adalah saat Eko ingin membeli sepatu futsal, tapi dia tidak mempunyai uang yang cukup untuk membelinya. Oleh karena itu, keinginan eko dalam membeli sepatu futsal tidak bisa diwujudkan.

3. Potensi Permintaan

Potensi permintaan adalah suatu permintaan pada produk barang atau jasa yang menyertai daya belinya, tapi konsumen tetap memiliki pertimbangan dalam melakukan transaksi.

Contohnya, Tono memiliki uang yang cukup untuk bisa membeli mobil, tapi dia tidak memiliki keinginan dalam membeli mobil.

4. Permintaan Laten

Permintaan laten adalah suatu permintaan yang tidak selalu bisa didukung oleh daya beli masyarakat. Sumber permintaan yang paling potensial adalah karyawan TELKOM, BRI, Bank Jatim, dan instansi lainnya, serta masyarakat pesantren dan masyarakat Jombang yang diasumsikan sebagai oleh-oleh untuk tamu dari berbagai instansi ataupun komunitas terkait dan juga oleh-oleh untuk para wisatawan lokal.

Permintaan Absolut Sesuai dengan Persyaratan Jumlah Transaksi

1. Permintaan Absolut Individu

Permintaan individu adalah salah satu kebutuhan produk barang ataupun jasa dengan daya beli yang sama, tapi konsumen tetap bisa memperhatikan transaksi. Contohnya adalah seorang anak lelaki yang ingin membeli ayam dan juga sayuran untuk makan siang bersama para anggota keluarganya.

2. Potensi Permintaan Absolut

Pengertian potensi permintaan adalah salah satu bentuk permintaan barang atau jasa yang mampu menyertai daya beli, tapi pihak konsumen harus tetap memperhatikan transaksi, contohnya Pak Rudi memiliki uang yang cukup untuk membeli Laptop, tapi dia belum mempunyai urgensi kepentingan ataupun keinginan dalam membeli laptop.

3. Permintaan Absolut Grup

Perlu Anda ingat bahwa keperluan kelompok adalah satu persyaratan sekelompok orang ataupun komunitas pada barang atau jasa yang terjadi dalam waktu yang bersamaan.

Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Setidaknya ada lima faktor yang mampu mempengaruhi jumlah permintaan seseorang pada suatu barang atau jasa. Kelima faktor permintaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jumlah Pendapatan

Jumlah distribusi pendapatan dari seorang konsumen akan berdampak pada tingkat permintaan konsumen tersebut pada suatu barang. Pada barang normal atau normal goods, seiring dengan semakin meningkatnya jumlah pendapatan para konsumen, maka jumlah permintaan dari konsumen atas barang tersebut pun akan meningkat.

Sebagai contoh, jika Anda mempunyai pendapatan sebanyak 100 ribu per bulan, maka Anda bisa membeli beras seharga 10 ribu sebanyak 10 kg. Tapi, jika pendapatan Anda meningkat jadi 200 ribu per bulan, maka Anda bisa membeli beras sebanyak 20 kg.

Perubahan atas jumlah permintaan konsumen pada suatu barang ini bisa terjadi karena perubahan pendapatan, seperti contoh di atas yang umumnya disebut dengan elastisitas pendapatan.

2. Harga

Biasanya, semakin tinggi harga pada suatu barang atau jasa, maka tingkat permintaanya pun akan semakin rendah. Hal ini tidak berlaku pada barang-barang mewah, seperti lukisan, jam tangan, perhiasan, atau barang pokok seperti beras dan telur ayam.

3. Harga Barang Substitusi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, barang substitusi adalah barang yang mampu menggantikan barang lain dengan cukup sempurna. Contoh permintaan absolut pada barang substitusi adalah jagung sebagai pengganti beras, dan teh sebagai pengganti kopi.

Saat harga beras mengalami peningkatan dan harga jagung masih tetap, maka kemungkinan masyarakat akan lebih beralih pada jagung sebagai pengganti berasnya. Itu artinya jika harga pada suatu barang mengalami peningkatan, maka permintaan pada barang lain yang mampu mengganti barang sebelumnya akan mengalami peningkatan.

4. Harga Barang Komplementer

Barang komplementer adalah suatu barang yang mampu melengkapi fungsi dari barang lain, seperti bensin yang mampu melengkapi fungsi sepeda motor atau mobil. Dalam hal ini, contoh permintaan absolutnya adalah saat harga bensin naik, maka kemungkinan besar permintaan motor dan juga mobil akan menurun karena pelengkap dari kendaraan tersebut mengalami kenaikan.

5. Selera

Tentunya Anda tidak akan mengkonsumsi jagung bila memang lebih menyukai beras. Meskipun harga bensin naik, Anda juga tetap akan membeli dan menggunakan sepeda motor. Disinilah  faktor dari selera terhadap permintaan pada suatu barang.

Permintaan absolut bisa kita temui dengan mudah di kehidupan sehari-hari. Bila penghasilan masyarakat pada suatu wilayah meningkat, maka jumlah permintaan pun akan meningkat.

Baca juga: Kurva Penawaran: Pengertian dan Faktor yang Memengaruhinya

Kesimpulan

Melakukan prediksi atau peramalan permintaan produk dan setiap bagiannya di masa depan akan sangat penting dalam merencanakan dan memantau kegiatan produksi. Prediksi yang dilakukan dengan baik akan sangat penting untuk efisiensi produk dan juga operasi produksi. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan sistem data permintaan absolut.

Hal lainnya yang tidak boleh Anda lupakan dalam berbisnis adalah mengelola dana dan finansial perusahaan dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pembukuan yang rapi, tepat dan akurat. Walaupun memakan waktu dan energi yang ekstra, namun hasil dari pembukuan tersebut nantinya bisa Anda jadikan rujukan dalam membuat keputusan bisnis di masa depan

Tapi saat ini Anda sudah tidak perlu khawatir lagi dalam melakukan pembukuan, kenapa? Karena Anda bisa menggunakan Accurate Online.

Software akuntansi ini akan menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan yang bisa Anda dapatkan secara otomatis, cepat dan akurat. Terlebih lagi, Accurate Online juga dikembangkan dengan tampilan dashboard yang sederhana, sehingga bisa lebih mudah dimengerti, bahkan oleh orang awam sekalipun.

Accurate juga sudah dipercaya oleh lebih dari 300 ribu pebisnis di Indonesia. Hal ini lantaran Accurate Online lebih dari sekedar software akuntansi biasanya. Di dalamnya Anda bisa menikmati berbagai fitur lain yang mampu mempermudah Anda dalam berbisnis, seperti fitur penjualan, pembelian, persediaan, perpajakan, perbankan, dll.

Anda bisa mencobanya terlebih dahulu selama 30 hari gratis dengan klik tautan gambar di bawah ini.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA