Jelaskan pengertian tata cahaya sebagai Unsur Pendukung pertunjukan tari

Lihat Foto

freepik.com/macrovector

Ilustrasi tata cahaya dalam teater

KOMPAS.com - Tata cahaya dalam seni teater memiliki fungsi yang sangat penting. Tata cahaya sering juga disebut lighting, yang mana salah satu tujuannya ialah untuk membuat pertunjukan teater semakin hidup.

Dalam pertunjukan teater, tata cahaya akan membantu penonton untuk memahami keseluruhan isi cerita, mulai dari penokohan hingga suasana adegannya.

Pengertian tata cahaya dalam teater 

Menurut Kidung Asmara Sigit dalam buku Alamanak Manajemen Panggung: Sebuah Kunjungan ke Belakang Panggung Tiga Grup Teater di Indonesia [2019], tata cahaya merupakan teknik pengaturan cahaya untuk memberi warna pada elemen visual di atas panggung, seperti tata rias, tata panggung, pemeran teater, maupun keseluruhan isi panggung.

Dalam teater, cahaya menjadi tampilan akhir dari konsep visual yang dibawakan di atas panggung. Penggunaannya pun tidak boleh asal, karena harus disesuaikan dengan gambaran ceritanya.

Contohnya agar suasana tegang dapat tercipta, lighting cenderung dibuat redup atau agak gelap. Contoh lainnya saat latar waktunya pagi hari, maka tata pencahayaan dibuat semirip mungkin dengan waktu pagi.

Baca juga: Manajemen Produksi Seni Teater Modern

Tata cahaya membutuhkan penguasaan teknik yang baik. Seorang penata cahaya harus mempelajari pengetahuan dasar, penguasaan peralatan serta melatih kemampuan untuk mengatur cahaya sesuai dengan kisah dalam teaternya.

Agar lebih mudah memahaminya, berikut merupakan beberapa teknik tata pencahayaan dalam teater:

  • Tata pencahayaan teater harus diatur supaya tidak menyebar ke area lain

Mengutip dari jurnal Kajian Ruang dan Cahaya sebagai Tanda pada Peristiwa Teater Realis [2016] karya Shirly Nathania Suhanjoyo, agar cahaya tidak menyebar ke area lain, bisa diterapkan batasan cahayanya untuk menentukan area mana saja yang akan diatur lightingnya.

Contohnya penggunaan pintu yang bisa menjadi salah satu penerapan batasan cahaya, karena ruangnya akan menjadi terbatas. Sehingga cahaya menjadi terbatas pada satu atau beberapa area saja.

  • Memperhatikan titik fokus pencahayaannya

Saat mengatur lighting, tentukan terlebih dahulu titik fokusnya, yang didasarkan pada naskah teater. Umumnya lighting sering menerangi hampir seluruh bagian panggung, tetapi jika dalam naskah ditemui ketentuan lainnya, maka tata pencahayaannya juga harus disesuaikan.

Baca juga: Teater Tradisional: Ciri-CIiri, Jenis, Unsur, dan Contohnya

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/RADITYA

Wisatawan mancanegara memadati Pura Uluwatu untuk menyaksikan pertunjukan Tari Kecak.

KOMPAS.com - Unsur pendukung adalah hal yang tidak bisa disepelekan dalam suatu pergelaran tari.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, unsur pendukung adalah sarana yang sangat berpengaruh banyak terhadap kesuksesan dan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pada suatu pagelaran.

Unsur-unsur pendukung dalam pergelaran tari adalah tempat dan hal-hal yang digunakan dalam pagelaran, yaitu:

  1. Iringan
  2. Tata rias
  3. Tata busana
  4. Panggung
  5. Tata lampu
  6. Dekorasi
  7. Pentas
  8. Sound system
  9. Dan lain-lain

Berikut ini penjelasannya:

Baca juga: Pergelaran Tari: Pengertian, Maksud dan Tujuan

1. Iringan

Jenis iringan ada dua yaitu iringan hidup [iringan langsung] dan iringan rekaman.

Iringan hidup memberikan gairah dan suasana yang hidup kepada sebuah pergelaran tari karena bisa ada koordinasi pada waktu latihan antara penari dan pengiring tari.

Saat pertunjukan, peralatan musik pengiring tari harus dilektakkan berdekatan dengan pentas dengan penerangan yang cukup.

Kadang peralatan musik diletakkan di atas pentas, sekaligus menjadi latar belakang tontonan. Tetapi ini bukan keharusan, terlebih bila ruang pentas tidak cukup luas, sedangkan alat pengiring tari cukup banyak.

Iringan rekaman bisa menjadi iringan pergelaran tari sebab lebih murah dan praktis.

» KelasXII SeniBudaya BG

» Ragam dan Fungsi Karya Seni Rupa Dua Dimensi Ragam dan Fungsi Karya Seni Rupa Dua Dimensi

» Simbol dan Nilai Estetis Karya Seni Rupa Dua Dimensi Medium Alat, Bahan, dan Tekhnik

» Berkarya KelasXII SeniBudaya BG

» Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

» Simbol Dalam Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

» Nilai Estetis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

» Konsep Seni Musik KelasXII SeniBudaya BG

» Jenis Musik Kreasi KelasXII SeniBudaya BG

» Sarana upacara Sarana pertunjukan Media komunikasi Media pendidikan dan penerangan

» Media hiburan Komoditi dan media ekspresi

» Makna Proses Kreasi Musik

» Simbol Musik KelasXII SeniBudaya BG

» Piringan KelasXII SeniBudaya BG

» Nilai Estetis Seni Musik

» Pengertian Gerak Tari Kreasi

» Ruang Unsur-unsur Gerak Tari

» Waktu Unsur-unsur Gerak Tari

» Mengolah Gerak Tari Berdasarkan Pola Hitungan

» Jenis-jenis busana Fungsi Busana Tari

» Pengertian Musik Tari Unsur-unsur Pendukung dalam Tari

» Pengertian Musik Tari KelasXII SeniBudaya BG

» Mengolah Gerak Berdasarkan Pola Iringan

» Konsep Karya Cipta Teater

» Teknik Pengungkapan Gagasan KelasXII SeniBudaya BG

» Menyusun Naskah Drama KelasXII SeniBudaya BG

» Analisis Naskah Drama KelasXII SeniBudaya BG

» Jenis Simbol dalam Teater Makna Simbol dalam Teater

» Fungsi Simbol dalam Komunikasi

» Ragam Teknik Ungkapan Simbolik Ungkapan Simbolik dalam Kreasi Naskah Drama Ungkapan Simbolik dalam Penampilan Teater

» Merencanakan, Mempersiapkan dan Melaksanakan Pameran

» Karya Tulis Musik Kreasi Musik Kreasi

» Filosois Musik KelasXII SeniBudaya BG

» Perseptual: kemampuan menanggapi hasil pengamatan dalam kegiatan Emosional: kemampuan pengendalian emosi mengenai ketekunan, Sosial: berkaitan dengan kemampuan dalam berhubungan dengan Estetik: kemampuan rasa keindahan dalam berolah dan pergelaran Fis

» Partitur Musik Kreasi KelasXII SeniBudaya BG

» Improvisasi Aransemen Karya Musik Kreasi

» Era Renaissance 1450-1600 Era Barok dan Rakoko Era Klasik 1750-1820

» Era Kontemporer 1900-Sekarang Apresiasi Karya Musik

» Peranan Musik Daerah Apresiasi Karya Musik

» Gaya Musik Musik Tradisional Mancanegara a. Musik Country

» Nilai-nilai Musik Tradisional Mancanegara Mengembangkan Gagasan Kreatif Musik

» Menentukan Tempat Pergelaran. Menyusun Program Pergelaran.

» Menentukan Tema Menentukan Waktu dan Tempat Penampilan Dilaksanakan Pergelaran Musik di Kelas 1 Menyusun Acara

» Karya Tulis Musik Kreasi Pergelaran Karya Musik Kreatif

» Rangsang Dengar Auditif Rangsang Visual

» Rangsang Kinestetik Rangsang Gagasan Idesional

» Stilisasi dan Seleksi Gerak Proses Penggabungan Gerak dan Iringan Musik

» Improvisasi Gerak Dalam Tari

» Tata Panggung Tata Lampu

» Tata Dekorasi Panggung atau Setting Panggung Properti Pertunjukan

» Fungsi Kritik Tari Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kritik Tari

» Menilai Karya Tari KelasXII SeniBudaya BG

» Tahapan pendeskripsian atau penguraian secara rinci tentang peristiwa Tahapan analisis peristiwa pertunjukan karya tari yang sudah Tahapan evaluasi tentang bagaimana sebaiknya kualitas karya tari yang Tahapan interpretasi adalah tahapan mencoba memberika

» Tahapan Analisis a. Bagaimana konsep gerak yang ditampilkan berdasarkan pendekatan nilai Tahapan Evaluasi a. Apa yang perlu diperhatikan dari bentuk dan struktur penyajian secara Tahapan Interpretasi a. Simbol apa saja yang terdapat dalam pertunjukan?

» Konsep Pentas Teater Konsep Tata Rias

» Konsep Tata Busana Konsep Pergelaran Teater

» Konsep Pencahayaan Konsep Pergelaran Teater

» Lakon atau Naskah Drama. Pentas

» Pemain Sutradara Tenik Karya Cipta Teater

» Properti Tenik Karya Cipta Teater

» Prosedur Kekaryaan Teater Penciptaan Karya Teater Latihan Teater

» Pergelaran Teater KelasXII SeniBudaya BG

» Naskah Drama Pergelaran Teater

Show more

Video yang berhubungan

Salah satu unsur penting dalam pementasan teater adalah tata cahaya atau lighting. Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk untuk menerangi panggung untuk mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat. Secara umum itulah fungsi dari tata cahaya. Dalam teater, lighting terbagi menjadi dua yaitu:

1. Lighting sebagai penerangan. Yaitu fungsi lighting yang hanya sebatas menerangi panggung beserta unsur-unsurnya serta pementasan dapat terlihat.
2. Lighting sebagai pencahayaan. Yaitu fungsu lighting sebagai unsur artisitik pementasan. Yang satu ini, bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana sesuai dengan tuntutan naskah.

II. Unsur-unsur dalam lighting.

Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel, holder dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak ada standard yang pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan naskah yang akan dipentaskan. 2. Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung. Dalam teorinya, sudut penempatan dan titk fokus yang paling efektif adalah 450 di atas panggung. Namun semuanya itu sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu) tatacahaya harus menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah. 3. Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang warna. 4. Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki pemahaman mengenai sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat berhubungan dengan listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light setter atau penata cahaya.

5. Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara sebagai ‘penguasa tertinggi’ dalam pementasan.

Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki peran yang sama pentingnya antara satu dengan lainnya. Jika salah satu bagian terganggu, maka akan mengganggu jalannya proses produksi secara keseluruhan. Begitu pula dengan “tukang tata cahaya’. Dia juga menjadi bagian penting selain sutradara dan aktor, disamping make up, stage manager, dan unsur lainnya. Dengan kata lain, lightingman juga harus memiliki disiplin yang sama dengan semua pendukung pementasan.

Dari paparan di atas, semuanya dapat dicapai dengan belajar mengenai tata cahaya dan unsur pendukung lainnya.

III. Istilah dalam tata cahaya.

1. lampu: sumber cahaya, ada bermacam, macam tipe, seperti par 38, halogen, spot, follow light, focus light, dll.

2. holder: dudukan lampu.

3. kabel: penghantar listrik.

4. dimmer: piranti untuk mengatur intensitas cahaya.

5. main light: cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara keseluruhan.

6. foot light: lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.

7. wing light: lampu untuk menerangi bagian sisi panggung.

8. front light: lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.

9. back light: lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya ditempatkan di panggung bagian belakang.

10. silouet light: lampu untuk membentuk siluet pada backdrop.

11. upper light: lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya ditempatkan tepat di atas panggung.

12. tools: peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring), tang, gunting, isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper, dll.

13. seri light, lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu)

14. paralel light, lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu).

Seperti yang telah di ungkapkan di atas, secara sederhana hal-hal tersebut adalah yang pada umumnya harus diketahui oleh lightingman, selanjutnya baik tidaknya tatacahaya bergantung pada pemahaman, pengalaman dan kreatifitas dari lightingman. Intinya, jika ingin menjadi ‘lightingman sejati’, Anda harus banyak belajar dan mencoba (trial and error).

ASAS-ASAS PENATAAN CAHAYA

Kursus ini meninjau cahaya dari segi teori dan manfaat mencahayakan suatu pementasan. Tumpuan diberikan terhadap hal-hal berikut:

• Fungsi dan kualitas cahaya

• Aspek rekabentuk dalam cahaya

• Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk seri dan paralel serta menggunakan undang-undang Ohm untuk menyelesaikan masalah tentang arus, rintangan, voltan dan tenaga.

• Aspek optik – iaitu aspek pantulan dan pembiasan cahaya di dalam berbagai permukaan jenis reflektor dan ciri-cirinya tentang pembiasan cahaya.

• Jenis dan fungsi lampu yang digunakan di dalam teater

• Kegunaan warna di dalam pementasan teori warna dan pengawalan warna

• Sistem pemalap [dimmer system] – manual dan memory

• Mencipta ‘light plot’ dan membentuk ‘lighting cues’

10 TRIK APLIKASI WARNA

1. Aplikasi warna cerah pada salah satu elemen luar, misalnya untuk warna merah bata pada pagar, menjadi aksen untuk keseluruhan rumah.

2. Warna netral untuk fasad bangunan lebih baik, tapi jika ingin menggunakan wana cerah, aplikasikan hanya pada satu bidang.

3. Perpaduan warna cokelat dengan hijau dapat membuat atmosfer ruang menjadi lebih tenang.

4. Abu-abu muda serta hijau kecokelatan mampu menghadirkan kecerahan dalam ruangan.

5. Pada warna ruangan yang terlihat monoton, tambahkan cahaya buatan agar ruangan lebih “hidup”.

6. Warna-warna lembut dan cahaya buatan yang temaram dapat memberikan kehangatan dan keakraban suasana pada ruang keluarga dan kamar tidur.

7. Permainan dinding dengan warna natural akan membuat ruangan lebih luas.

8. Warna dinding natural yang berbeda-beda pada setiap ruang akan menciptakan suasana yang berbeda pula untuk masing-masing ruang tersebut.

9. Pagar merah bata, dinding abu-abu tua, dan dinding abu kecokelatan membuat tampilan rumah lebih dinamis.

10. Untuk menghilangkan kesan gelap di kamar mandi, gunakan keramik warna krem pada dinding dan putih pada lantai.

Unsur dekor juga memanfaatkan cahaya untuk membantu suasana tertentu. Misalnya, cahaya terang menyiratkan siang hari, atau cahaya berwarna biru menyiratkan suasana malam hari. Cahaya berwarna juga digunakan untuk memberi aksentuasi pada adegan atau tokoh tertentu.