Seorang pelajar, salah tugas utama yang harus senantiasa dilakukan adalah belajar, karena dengan belajar maka pengetahuan, pengalaman serta kompetensi bisa dia kuasai dengan baik. Belajar akan membuka cakrawala berpikir dari seorang pelajar. Namun bukan rahasia lagi bahawasanya kadangkala muncul perasaan atau sikap dalam diri seseorang yang merasa enggang belajar atau dengan kata lain merasa malas belajar. Sikap malas belajar juga biasanya dipicu dengan keberadaan smartphone yang bisa digunakan untuk mengakses internet, social media dan berbagai fitur lainnya, sehingga pengguna/pemakainya bisa merasa betah menggunakannya berjam-jam. Lantas hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi perasaan, sikap malas belajar pada seseorang, berikut ulasannya: 1. Mengingat kembali tujuan awal anda bersekolah Setiap orang menempuh pendidikan (sekolah) karena memiliki tujuan tertentu, dan setiap orang biasanya memiliki alasan yang berbeda kenapa mereka memilih untuk menlanjutkan pendidikan/bersekolah, beberapa alasan kenapa seseorang menempuh pendidikan formal (sekolah) yakni agar kelak bisa menjadi orang sukses dan memberi manfaat untuk orang lain. Jadi jika anda mulai merasa kurang bersemangat, malas belajar dan cuek dengan pendidikan anda maka saatnya anda berpikir bahwa ada mimpi-mimpi anda yang mesti diwujudkan dan hanya dengan rajin belajar serta bersungguh-sungguh agar semua mimpi anda bisa terwujud. 2. Kurangi menggunakan smartphone Penggunaan smartphone yang intens, sedikit banyaknya membuat seorang/sebagian pelajar mulai malas untuk membaca buku, padahal ada sebuah pepatah yang mengatakan “buku adalah teman duduk paling baik sepanjang zaman” namun jika minat baca berkurang membuat pengetahuan siswa tidak menjadi kompleks, walaupun sebenarnya pengetahuan bukan hanya didapatkan dari buku namun tidak bisa dipungkiri bahwasanya keberadaan buku memiliki sumbangsi tersendiri dalam membangun pengetahuan siswa. Oleh karena itu seorang pelajar harus bijak dalam menggunakan smartphone, jika digunakan dengan baik smartphone bisa menjadi media/sumber dalam belajar sehingga akan lebih membantu siswa menjadi lebih berkomptensi. 3. Mengubah cara belajar Salah satu penyebab seseorang menjadi malas belajar yakni cara/metode yang digunakan untuk belajar bisa dikatakan monoton atau begitu-begitu saja, alhasil membuat perasaannya/paradigm tentang belajar menjadi hal yang membosankan. Oleh karena itu ada baiknya cara belajar yang praktikan dilakukan secara bervariasi, misalnya selama ini anda hanya biasa belajar dalam kelas, dalam kamar maka tidak ada salahnya anda sesekali belajar di tempat terbuka (di pinggir pantai, di gunung, di hutan, di perpustakaan dll) dengan begitu kondis perasaan anda akan selalu dinamis sehingga perasaan jenuh dan bosan dalam belajar bisa terminimalisir 4. Berlibur (Refresing) Maka dari itu belajar dan berlibur adalah suatu hal yang mesti dipadukan agar balance/recovery dari kondis perasaan bisa selalu stabil, cobalah sesekali setelah belajar anda pergi jalan-jalan di pinggir pantai, camping di gunung, melakukan aktivitas outbond dan lain-lain, dengan begitu kondisi perasaan da pikiran anda bisa kembali fresh. 5. Buat/Tentukan target yang ingin dicapai Target atau sasaran yang jelas membuat anda akan lebih jelas dalam meniti karier anda sehingga ada motivasi, penyemangat, pendorong yang menggerakkan diri anda untuk senantiasa mencharge kompetensi dan skill anda, sehingga tidak ada lagi istilah statis dalam proses anda menempuh pendidikan, melainkan anda selallu melakukan hal-hal dinamis yang akan terus mengupgrade skill dan kemampuan anda. Misalnya saja anda membuat target untuk jadi juara kelas, juara umum tingkat sekolah, juara umum tingkat nasional dan sebagainya, hal tersebut bisa memicu anda untuk lebih giat dan rajin lagi untuk belajar dan belajar 6. Berteman dengan orang yang rajin belajar Ungkapan tersebut menyiratkan bahwsanya teman yang senantiasa kita ajak bersama akan memberi pengaruh yang besar dalam hidup anda, sehingga sangatlah jelas; bahwasanya jika anda ingin rajin belajar, pintar maka anda harus mencari teman yang rajina belajar, agar semangat dan motivasinya dalam belajar bisa menular ke-anda. 7. Menumbuhkan rasa cinta terhadap aktivitas belajar Oleh karena itu berikan posisi istimewa dalam hati anda tentang belajar, agar anda bisa menjadikan belajar sebagai sesuatu yang anda cinta, anda senangi dan membuat anda merasa senang dan bahagia ketika melakukannya. Sumber : https://www.rijal09.com/2018/01/cara-mengatasi-perasaan-atau-sikap-malas-belajar.html
Hadis di atas tentunya sudah tidak asing di benak kita, bahwa kewajiban menuntut ilmu itu diperuntukkan bagi setiap orang Islam. Syaikh Az Zarnuji pun menjelaskan, bahwa diwajibkan pula atas seorang Muslim, mempelajari ilmu yang dibutuhkan dirinya sekarang ini, dan juga ilmu yang dapat diamalkan kapan saja dan dimana saja. Mengapa wajib bagi setiap Muslim untuk menuntut ilmu? Karena ada banyak keutamaan ilmu. Beberapa keutamaan ilmu diantaranya adalah:
Keutamaan akan ilmu ini seyogyanya dapat menjadikan setiap Muslim senantiasa bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Syaikh Az Zarnuji mengatakan, bahwa diantara hal yang penting dalam menuntut ilmu yang harus diperhatikan adalah fil jiddi (kesungguhan). Jika sesuatu dilakukan dengan kesungguhan, maka Allah subhanhu wa ta’ala akan memberikan keberhasilan di dalamnya. Selain kesungguhan (al jiddu), juga perlu diiringi dengan sikap kesungguhan yang terus menerus (al muwazobah) dan komitmen (al muzallimah) dalam menuntut ilmu. Tiga sikap ini harus ada dalam diri pelajar (orang yang belajar) dan berjalan beriringan, tidak dapat hanya salah satu saja. Wajib bagi setiap pelajar, bersungguh-sungguh, terus menerus, dan komitmen, tidak berhenti hingga tujuan dalam menuntut ilmu tercapai. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Maryam: 12 yang artinya, “Wahai Yahya, ambillah kitab (itu) dengan kuat”, dan dalam QS Al Ankabut: 69 yang artinya, “Dan orang-orang berjuang, untuk mencari keridhaan Kami, niscaya Kami tunjukkan mereka jalan-jalan menuju Kami”. Dikatakan oleh Az Zarnuji, barangsiapa yang mencari sesuatu dan dilakukannya dengan sungguh-sungguh, pasti dia akan mendapatkannya. Dan barangsiapa yang mengetuk pintu dengan terus menerus, pasti dapat masuk. Dikatakan pula, bahwa sesuai dengan kesungguhannya, seseorang akan mendapat apa yang menjadi harapannya. Dalam konteks kesungguhan ini, Az Zanurji menjelaskan bahwa kesulitan yang dihadapi seseorang akan dapat selesai dengan kesungguhan, terutama kesulitan yang dihadapi dalam proses belajar. Allah akan memberikan pertolongan pada seseorang jika Allah menghendaki. Kesulitan dapat selesai dengan kesungguhan adalah menjadi anugerah Allah subhanahu wa ta’ala dan berada dalam kekuasaan-Nya. Kesungguhan dalam belajar dan memperdalam ilmu bukan hanya dari pelajar semata namun kesungguhan ini juga dibutuhkan kesungguhan dari tiga (3) orang, yakni pelajar (murid), guru, dan orang tua. Jika murid, guru, dan orang tua sungguh-sungguh, insya Allah itu akan berhasil, kesulitan (dalam menuntut ilmu, dalam belajar) akan dapat terselesaikan, insya Allah. Manusia diperintahkan Allah untuk belajar dan belajar. Hanya saja memang kualitas akal manusia itu berbeda-beda. Nah, kesungguhan inilah yang menjadi kunci. Dengan kesungguhan ini, sesuatu yang sulit itu insya Allah akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bagaimana ilmu itu dapat diperoleh tanpa melalui kesulitan? Banyak diantara kita ini memiliki cita-cita, memiliki keinginan, namun jika tidak diiringi dengan kesungguhan, maka itu adalah kedustaan. Apapun cita-cita dan keinginan seseorang, jika diiringi dengan kesungguhan, maka insya Allah akan terwujud. Jika tidak diiringi dengan kesungguhan, maka itu adalah kegilaan. Kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tanpa kesungguhan, maka kita adalah orang yang gila. Orang belum dapat dikatakan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, jika dia belum mendapatkan kepayahan yang sangat dalam menuntut ilmu. Allah akan memberikan jalan keluar untuk kesungguhan tersebut. Masya Allah, merujuk pada materi di atas, maka pentinglah bagi setiap diri kita untuk senantiasa bersungguh-sungguh dalam belajar (menuntut ilmu). Semoga rangkuman materi ini dapat menjadi refleksi untuk diri kita, terlebih khusus bagi penulis pribadi. Insya Allah akan kita lanjutkan pembahasan mengenai kesungguhan dalam menuntut ilmu pada kesempatan berikutnya. Allahu’alam bish showab. Referensi: Materi kajian Kitab Ta’lim Muta’allim Syaikh Az Zanurji oleh Ustadz Muhammad Abdullah Sholihun yang dirangkum oleh penulis pada Ramadhan 1441 H. Penulis: |