Jelaskan kelemahan dan kelebihan penggunaan vaksin virus mati

Vaksinasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh hewan untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Pada saat hewan yang sudah divaksinasi terpapar virus dikemudian hari maka tubuhnya akan membentuk antibodi dengan cepat untuk melawan virus tersebut.  Berdasarkan sifat hidup agen infeksi yang terkandung di dalamnya, vaksin dibedakan menjadi dua yaitu vaksin aktif (Live) dan vaksin inaktif (killed).

Vaksin aktif (live vaccine)

Merupakan vaksin yang mengandung virus hidup yang dilemahkan keganasannya. Vaksin ini berfungsi untuk menggertak pembentukan kekebalan yang bersifat lokal di permukaan mukosa dengan penyerapan lebih cepat. Vaksin aktif berbentuk kering beku dan  harus dilarutkan dengan pelarut tertentu (diluent). Contoh vaksin aktif dari PT. Sanbio Laboratories diantaranya adalah Sanavac ND LS, Sanavac ND Clone, Sanavac Clone/H120, Sanavac B1/H120, Sanavac LS/H52, Sanavac Gumboro, Sanavac Gumboro Plus dan Sanavac LS/H120.

Aplikasi vaksin aktif dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain secara oral (tetes mulut/mata, air minum/drinking water), tusuk sayap, in ovo dan spray.

Vaksin aktif tersebut memiliki keuntungan diantaranya :

  • Menginduksi titer antibodi sistemik secara cepat
  • Merangsang pembentukan sistem imun secara luas termasuk respon sel T dan respon mukosa IgA (selular dan humoral)

Akan tetapi vaksin aktif, juga memiliki kelemahan diantaranya :

  • Tidak dapat dilakukan pada hewan yang masih memiliki antibodi maternal (Mab)
  • Vaksin aktif harus disimpan pada suhu rendah yaitu 2 – 8° C untuk menjaga potensi vaksin
  • Kesalahan dalam menyimpan atau memindahkan tempat dapat membunuh mikroorganisme hidup pada vaksin
  • Perubahan suhu yang terlalu mendadak dan tinggi, sinar matahari dan ultraviolet, atau radiasi juga dapat mematikan mikroorganisme hidup (virus atau bakteri) dalam vaksin serta dapat menurunkan potensi vaksin
  • Memiliki durasi imunitas yang lebih pendek dibandingkan vaksin inaktif

Vaksin inaktif (Killed vaccine)

Merupakan jenis vaksin yang mengandung virus yang sudah dimatikan dengan suhu panas, radiasi, atau bahan kimia. Proses ini membuat virus tetap utuh, namun tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang biak. Vaksin ini tidak menyebabkan penyakit di dalam tubuh hewan yang divaksinasi, namun masih bersifat imunogenik/mampu menggertak/merangsang pembentukan antibodi.

Vaksin inaktif berbentuk emulsi cair serta mengandung antigen dan oil adjuvant (pelarut) untuk perpanjangan durasi immunitasnya. Contoh vaksin inaktif produk dari PT Sanbio Laboratories diantaranya adalah vaksin Sanavac ND K, Sanavac AI, Sanavac ND AI, Sanavac AI Plus, Sanavac ND AI Plus, Sanavac ND IB K, Sanavac ND IB EDS K, Sanavac ND G7, Sanavac ND EDS K, dan Sanavac ND G7 AI Plus.

Aplikasi vaksin inaktif dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu secara injeksi intra muskular (IM) atau injeksi sub kutan (SC).

Vaksin inaktif tersebut  memiliki keuntungan :

  • Tingkat protektifitas yang baik. Setelah diaplikasikan ke tubuh hewan maka vaksin akan dilepas perlahan-lahan sehingga titer antibodi akan bertahan lebih lama dibandingkan vaksin aktif.
  • Aman karena tidak memiliki resiko menjadi patogen dan setiap produk vaksin telah dilakukan uji oleh Quality Control dan juga dilakukan monitoring dan efektivitas penggunaan vaksin di lapangan
  • Stres pada ayam lebih rendah karena terdapat vaksin yang dikombinasi sehingga jadwal vaksinasi yang berdekatan bisa dilakukan dengan satu kali pemberian. Contoh vaksin kombinasi dengan lebih dari 1 mikororganisme dalam satu sediaan vaksin tersebut antara lain Sanavac ND AI Plus, Sanavac ND IB K, Sanavac ND IB EDS K, Sanavac ND EDS dan Sanavac ND G7 AI Plus.

Vaksin inaktif tersebut  memiliki kelemahan :

  • Rangsangan imunitas seluler dan mukosa kurang karena perlu waktu yang lebih lama untuk menaikkan kekebalan tubuh, yaitu sekitar 2 minggu setelah diaplikasikan.
  • Tidak boleh disimpan pada suhu < 2 ºC karena akan merusak emulsi
  • Penyimpanan harus pada suhu 2-8 ºC

Pemerintah saat ini sedang sangat serius dalam menanggulangi pandemi Covid-19.mulai dari melakukan PPKM darurat pada tanggal 3 Juli 2021 yang lalu, hingga melakukan upaya import vaksin Covid-19 yang dipergunakan untuk seluruh masyarakat Indonesia guna mengejar angka Herd Immunity  yaitu di angka 70%.

Melihat angka kasus paparan yang masih terus meningkat meskipun kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilaksanakan sejak tanggal 3 Juli 2021 yang lalu. Akhirnya pemerintah memberikan target untuk dapat melaksanakan vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia hingga dua juta dosis dalam satu hari. Namun dalam proses pelaksanaannya, masih banyak masyarakat yang belum berani untuk melakukan vaksin karena hoax yang massif tersebar media sosial. 

Untuk melawan hoax yang beredar di sosial media, pemerintah memberikan edukasi dengan memberikan empat manfaat dari vaksinasi Covid-19 melalui situs – situs resmi pemerintah. Berikut diantaranya :

Merangsang Sistem Kekebalan Tubuh
Vaksin yang terdiri dari berbagai produk biologi dan bagian dari virus yang sudah dilemahkan yang disuntikkan ke dalam manusia, akan merangsang timbulnya imun atau daya tahan tubuh seseorang. 

Mengurangi Risiko Penularan
Tubuh seseorang yang telah disuntikkan vaksin, akan merangsang antibodi untuk belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan tersebut. Dengan demikian, tubuh akan mengenai virus dan mengurang risiko terpapar.

Mengurangi Dampak Berat dari Virus
Dengan kondisi kekebalan tubuh yang telah mengenali virus, maka jika sistem imun seseorang kalah dan kemudian terpapar, maka dampak atau gejala dari virus tersebut akan mengalami pelemahan.

Mencapai Herd Immunity
Semakin banyak individu yang melakukan vaksin di sebuah daerah atau negara, maka Herd Immunity akan tercapai, sehingga meminimalisir risiko paparan dan mutasi dari virus Covid-19

Dengan adanya informasi diatas, diharapkan masyarakat akan mendapatkan kesadaran bersama tentang penting nya melakukan vaksinasi di tengah pandemi yang melanda saat ini.

Infeksi virus terhadap inangnya dapat menyebabkan berbagai dampak mulai dari ringan hingga berat, yang berujung pada munculnya penyakit di dalam tubuh inang. Secara alami sistem imunitas tubuh dapat melawan virus yang menginfeksi tubuh sehingga virus tidak dapat berkembang biak. Namun, terkadang virus juga sulit untuk dibunuh karena mampu memanipulasi sel induk dalam bereproduksi.

Berbeda dengan bakteri, virus tidak dapat diatasi dengan pemberian antibiotik. Karena itu, sebelum memberikan obat, dokter perlu mendiagnosa dengan tepat apakah penyakit yang ditimbulkan disebabkan oleh virus atau bakteri. Jika ternyata penyakit disebabkan oleh virus namun diberikan antibiotik, virus tidak akan terpengaruh justru bakteri akan terjadi resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut.

Salah satu cara yang paling tepat dalam mencegah dan mengatasi infeksi virus adalah dengan dilakukannya vaksinasi. Vaksinasi merupakan tindakan untuk memasukkan virus mati atau virus hidup yang dilemahkan ke dalam tubuh dengan tujuan agar tubuh membentuk antibodi terhadap virus yang disuntikkan tersebut. Kedua jenis vaksin tersebut, baik berupa virus mati ataupun virus hidup yang dilemahkan, memiliki kelebihan dan kekurangan yang tentu saja dapat berdampak pada kesehatan orang yang mendapatkannya.

Kelemahan Penggunaan Vaksin Virus Hidup

Pada vaksin virus mati terdapat beberapa kelemahan seperti reaksi tubuh terhadao vaksin lemah, antibodi yang terbentuk bersifat sementara, perlu injeksi berulang secara berkala, dan resiko terjadinya resistensi virus. Sementara itu, vaksin virus hidup pun juga memiliki beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut.

  1. Kemungkinan terjadinya pencemaran virus lain ke dalam vaksin cukup tinggi.
  2. Meski terbukti tidak menimbulkan masalah, resiko terjadinya virulensi yang lebih besar tetap ada selama perkembangan virus di dalam vaksin terus terjadi.
  3. Resiko munculnya penyakit yang seharusnya ingin dicegah dengan vaksin tersebut, dikarenakan virus dalam vaksin menjadi liar dan aktif, sehingga berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan penyakit.
  4. Masalah penyimpanan dan juga keterbatasan hidup vaksin sebelum masuk masa kadaluarsa.
  5. Efektivitas vaksin yang dapat berkurang, dikarenakan adanya gangguan replikasi virus vaksin. Kondisi ini menyebabkan infeksi virus luar terjadi bersamaan sehingga membuat tubuh terlalu sibuk untuk menghasilkan antibodi terhadap banyak virus sekaligus.

Dibalik kelemahan tersebut, penggunaan vaksin virus hidup justru lebih dipilih karena reaksi tubuh terhadap vaksin tersebut lebih kuat. Dengan demikian antibodi yang terbentuk juga lebih baik karena respon yang muncul sama seperti virus yang menginfeksi secara ilmiah. Tentu saja, dibutuhkan pengawasan yang ketat dalam pembuatan vaksin ini, agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi para penerima vaksin.

Contoh vaksin virus hidup di antaranya vaksin MMR, vaksin influenza, imunisasi campak, dan vaksin gondongan. Dengan mendapatkan vaksin tersebut sesuai dengan waktu dan dosis yang tepat, maka tubuh dapat terlindungi dari penyakit yang berbahaya dan mudah menular. Jadi, jangan ragu untuk mendapatkan vaksin dan konsultasi dengan dokter jika terdapat kendala kesehatan.

Selasa, 19 Januari 2021 - 13:49 WIB

Ketua ITAGI, Sri Rezeki S Hadinegoro menyampaikan kelebihan dan kekurangan vaksin Sinovac yang saat ini mulai digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 di Tanah Air. Foto/Ilustrasi/SINDOnews

JAKARTA - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki S Hadinegoro menyampaikan kelebihan dan kekurangan vaksin Sinovac yang saat ini mulai digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 di Tanah Air.

Sri mengatakan bahwa semua vaksin yang sudah disuntikkan ke dalam tubuh manusia maka kualitasnya akan menurun. “Apakah vaksin ini kalau sudah disuntik itu akan menurun? ya. Semua vaksin akan menurun,” ujar Sri dalam rapat kerja dengan DPR RI Komisi IX secara virtual, Selasa (19/1/2021). Baca juga: 25 Relawan Uji Klinis Vaksin Sinovac Positif COVID-19, Ini Kata Ridwan Kamil

Sri mengatakan sebetulnya vaksin dengan menggunakan virus yang hidup lebih bagus untuk meningkatkan antibodi. “Sebetulnya vaksin yang bagus yang akan menetap itu vaksin hidup,” katanya.“Tetapi kalau kita lihat COVID-19 begitu ganas tidak mungkin kita membuat vaksin hidup. Nanti semuanya bukannya sehat tapi tambah sakit. Sehingga kita memakai rekayasa lain,” ungkap Sri. Lalu, bagaimana dengan vaksin Sinovac? Sri mengatakan vaksin Sinovac menggunakan inactivated virus atau virus COVID-19 yang mati sehingga kelebihannya adalah tidak akan menimbulkan penyakit.

“Ini sedikit saya menyinggung bahwa vaksin Sinovac itu adalah inactivated vaksin artinya vaksin ini dari virus mati. Jadi kalau virus mati tidak akan menimbulkan penyakit, itu konsepnya. Itu kebaikannya,” jelas Sri. Baca juga: Nakes Bisa Divaksin Tanpa Ragu, Erick Thohir: Vaksin Sinovac Aman, Berkhasiat dan Halal

Sementara kata Sri, kekurangan atau kejelekan dari vaksin Sinovac adalah karena dia menggunakan virus mati maka akan ditambah zat kimia untuk merangsang antibodi. “Tapi kejelekannya pada umumnya tidak akan tinggi, karena dia mati. Maka dia harus ditambah suatu zat kimia supaya merangsang antibodinya menjadi naik.”“Nah, tambahan zat inilah zat kimia yang kita sering pakai adalah aluminium hidroksida, ini yang sering sekali menimbulkan KIPI tadi. Jadi bukan virusnya tetapi namanya adjuvant, adjuvant inilah jadi bengkak di tempat suntikan, merah, nah ini nyeri,” sambung Sri.

Sehingga, kata Sri, ketika disuntikkan harus masuk ke dalam otot. “Makanya kemarin diributkan itu suntikannya Pak Jokowi kok nggak dalam, karena memang betul untuk inactivated harus masuk ke dalam otot,” katanya. Baca juga: Hasil Vaksin Sinovac China Dilaporkan Beragam, Apa Artinya Bagi Kita?

“Jadi untuk yang lemaknya tebal itu jarumnya harus panjang. Kalau tidak masuk ke dalam otot, tadi itu yang bikin bengkak, itu yang bikin sakit. Itu sebetulnya saja yang harus diperhatikan, alhamdulillah pada umumnya tidak dilaporkan,” pungkas Sri.