Jelaskan faktor yang Mempengaruhi keawetan makanan kaleng

Jelaskan faktor yang Mempengaruhi keawetan makanan kaleng
Masa simpan Makanan Kaleng (Foto : self.com)

Sindonews Kamis, 28 Mei 2020 - 23:11:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Makanan kaleng menjadi salah satu makanan cepat dan simpel yang bisa diolah. Selain tidak mudah rusak, makanan kaleng bisa dimasak dengan berbagai macam variasi menu.

Menariknya lagi, makanan kaleng memiliki umur simpan yang lama.

Berdasarkan Petunjuk Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang dilansir laman Goodhousekeeping menyebut, makanan kaleng sebenarnya bertahan tanpa batas waktu jika disimpan dalam kondisi baik.

Tetapi, itu tidak berarti makanan akan tetap terasa optimal 10 tahun dari sekarang. 

Sebenarnya ada beberapa faktor yang membatasi masa simpan makanan kaleng. Namun, secara umum, makanan yang lebih asam akan berakhir lebih cepat. Sementara makanan kaleng yang rendah asam justru akan bertahan lebih lama.

USDA menjelaskan, makanan kaleng yang disimpan dalam kondisi baik sebenarnya aman untuk dimakan tanpa batas waktu. Hanya, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi masa simpannya, seperti korosi dan karat pada kaleng, suhu tinggi, serta masalah wadah lain.

Selama bertahun-tahun, banyak makanan kaleng mengalami perubahan rasa maupun tekstur dan pada akhirnya mungkin kehilangan nilai gizinya.

Itu sebabnya kita disarankan untuk mengonsumsi berbagai jenis produk kalengan pada waktu tertentu demi mendapatkan kualitas terbaik.

Dengan demikian, catatan soal "tanggal digunakan-hingga" atau "terbaik-hingga" yang sering dicetak pada kaleng adalah untuk memeroleh kualitas makanan, bukan keamanannya. 

Jadi, apakah aman bila kita konsumsi makanan kaleng yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa?

Meskipun makanan kalengan yang melewati tanggal terbaik tidak lagi terasa optimal, sebenarnya tak ada risiko kesehatan yang nyata ketika mengonsumsinya asalkan tetap dalam kondisi baik.

Hanya, pastikan Anda tidak membeli makanan kaleng yang menggembung, berkarat, bocor, ataupun berlekuk. Pastikan pula untuk selalu menyimpan produk-produk kalengan di tempat yang sejuk dan kering. 

USDA menyarankan untuk tidak pernah menyimpan makanan kaleng di tempat yang terkena suhu tinggi atau rendah, maupun di tempat-tempat seperti di bawah wastafel, di atas atau di samping kompor, serta di garasi atau ruang bawah tanah yang lembap.

Lalu, setelah membuka makanan kaleng, pastikan Anda untuk menyimpan sisa makanan dan bagian yang tidak digunakan di lemari es.

Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan rasa terbaik. Anda harus menyimpannya di dalam gelas atau wadah penyimpanan plastik. Ambil contoh ham kalengan, bisa bertahan 2-5 tahun di atas rak. Setelah dibuka, biasanya akan baik dikonsumsi selama 3-4 hari di lemari es. 

Makanan kaleng rendah asam meliputi daging kalengan dan unggas, semur, produk pasta, sup (kecuali sup tomat), serta sayuran seperti kentang, jagung, wortel, bayam, kacang, bit, kacang polong, dan labu.

Sedangkan makanan kaleng tinggi asam di antaranya jus, tomat, produk buah (seperti anggur, nanas, apel, persik, pir, plum, dan semua jenis buah beri), acar, asinan kubis, serta semua makanan yang menggunakan saus atau berbasis cuka.

Makanan tersebut bertahan selama 12-18 bulan di rak. Tapi, setelah dibuka, akan bertahan 5-7 hari saja di lemari es. 

Jika membuat makanan sendiri di rumah, Anda harus tahu, makanan ini akan bertahan hingga satu tahun di rak. Sebelum digunakan, ingatlah untuk mendidihkannya selama 10 menit bagi makanan tinggi asam dan 20 menit buat makanan rendah asam sebagai tindakan pencegahan.

Setelah dibuka, makanan kaleng rumah Anda akan bertahan sekitar 3-4 hari di lemari es.


Editor : Vien Dimyati

TAG : kuliner kumpulan resep resep

Jelaskan faktor yang Mempengaruhi keawetan makanan kaleng
​ ​

Makanan kaleng dapat dijadikan sebagai salah satu cara menyajikan makanan yang praktis. Walaupun di label makanan kaleng tercantum zat-zat bergizi yang dibutuhkan tubuh, namun di sisi lain makanan kaleng juga mengandung bahan pengawet.

Zat-zat tambahan dan pengawet digunakan untuk mempertahankan kualitas bahan-bahan makanan di dalam makanan kaleng. Padahal, bahan-bahan tambahan pada makanan kaleng tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, apalagi jika dikonsumsi terlalu sering.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Jelaskan faktor yang Mempengaruhi keawetan makanan kaleng

Nah, sebelum membeli makanan kaleng dan mengonsumsinya bersama keluarga, sebaiknya cari tahu dulu kelebihan dan kekurangan makanan kaleng berikut ini. 

Beragam kelebihan makanan kaleng

Beberapa kelebihan makanan kaleng dibandingkan makanan dengan kemasan lainnya adalah:

  • Makanan di dalam kaleng terhindar dari paparan serangga, mikroba, dan bahan-bahan asing lainnya. Hal ini membuat makanan dalam kaleng tetap terjaga cita-rasanya.
  • Perubahan kadar air dapat terjaga dengan baik.
  • Menjaga bahan pangan dari penyerapan oksigen, bau-bauan, gas-gas lain, dan partikel radioaktif yang ada di atmosfer.
  • Makanan kaleng tetap memiliki gizi seperti makanan umumnya. Misalnya mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan mineral yang dapat larut pada lemak.
  • Kadar gizi yang ada di dalam makanan kaleng lebih tinggi dibandingkan makanan biasa. Terutama jagung dan tomat yang mempunyai antioksidan lebih tinggi setelah proses pemanasan.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Anda Harus Berhenti Mengonsumsi Makanan Kemasan Mulai Hari Ini

Kekurangan makanan kaleng

Dibalik keunggulannya, makanan kaleng juga memiliki sejumlah kekurangan, antara lain:

  • Pengolahan bahan-bahan kaleng melalui proses pemanasan, sehingga mengurangi kesegaran dan cita rasa makanan di dalamnya.
  • Kadar gizi pada makanan kaleng menurun karena pemanasan suhu yang terlalu tinggi.
  • Tekstur makanan dalam kaleng berubah karena bahan makanan kehilangan sifat segar.
  • Makanan kaleng meninggalkan aroma seperti basi, sehingga konsumen merasa tidak nyaman.
  • Makanan dalam kaleng ditambahkan dengan gula dan garam yang dapat mengganggu kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan.
  • Makanan kaleng bahan kimia berupa BPA. Kandungan tersebut bisa memicu berbagai penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, hingga kelainan pada fungsi seksual bagi pria.
  • Makanan kaleng dapat menimbulkan bakteri yang cukup membahayakan tubuh jika tidak diproses dengan baik.

Makanan kaleng sangat tidak disarankan bagi Anda yang menderita sakit jantung atau darah tinggi. Pasalnya, kandungan garam dan gula pada makanan kaleng dapat memicu kenaikan tekanan darah. Keseimbangan elektrolit dalam tubuh juga dapat terganggu. 

Baca Selengkapnya: Daftar Makanan Penurun Darah Tinggi yang Patut Anda Coba

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Jelaskan faktor yang Mempengaruhi keawetan makanan kaleng

Selain itu, makanan kaleng juga berisiko terpapar bakteri Clostridium botulinum. Bakteri tersebut menghasilkan racun botulin yang mampu menyerang tulang belakang hingga sistem saraf otak, sehingga amat berbahaya bagi keselamatan jiwa. Dampak fatalnya, bakteri Clostridium botulinum dalam makanan kaleng juga dapat mengakibatkan kelumpuhan.

Tips sehat membeli makanan kaleng

Sebelum membeli, pastikan untuk selalu memeriksa kondisi fisik makanan kaleng. Apabila kemasan kaleng mengalami penyok atau bocor, dikhawatirkan makanan di dalamnya tidak terlindungi dengan baik. Sebaiknya pilih makanan kaleng lain yang kemasannya lebih bagus.

Setelah itu, baca dulu kandungan gizi yang terdapat pada label kemasan. Pastikan makanan tersebut mengandung zat gizi yang Anda butuhkan.

Lihat juga tanggal kedaluwarsanya dan pastikan tanggalnya masih lama. Jika tanggal kadaluwarsa makanan tinggal sebentar lagi, sebaiknya tidak perlu dibeli.

Meskipun makanan kaleng sangat praktis dibawa saat bepergian, tetap waspadai juga kemungkinan efek samping yang dapat ditimbulkan. Alangkah lebih baik lagi bila Anda mengonsumsi makanan yang berasal dari bahan segar. Lagipula, makanan segar juga mudah diperoleh di sekitar kita.

Baca Juga: Membaca Label Informasi Nilai Gizi Pada Kemasan Makanan dan Minuman

Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.