Jelaskan aturan konsep debet kredit harta utang modal beban dan pendapatan

Untuk menyelesaikan analisis tersebut dapat dimulai dengan mengetahui saldo normal dari sebuah akun. 

  1. Harta memiliki saldo normal debit sehingga apabila terdapat penambahan harta maka akun harta didebit dan sebaliknya jika berkurang dikredit.
  2. Utang memiliki saldo normal kredit sehingga apabila terdapat penambahan utang maka akun utang dikredit dan sebaliknya jika berkurang didebit.
  3. Modal memiliki saldo normal kredit sehingga apabila terdapat penambahan modal maka modal dikredit dan sebaliknya jika berkurang didebit.
  4. Pendapatan memiliki saldo normal kredit sehingga apabila terdapat penambahan pendapatan maka pendapatan dikredit dan sebaliknya jika berkurang didebit.
  5. Beban memiliki saldo normal debit sehingga apabila terdapat penambahan beban maka akun beban didebit dan sebaliknya jika berkurang dikredit.

Analisis pernyataan:

  1. Dibeli peralatan tunai = peralatan (D), Kas (K)
    Sudah sesuai karena peralatan dan kas masuk ke akun harta.
  2. Membayar utang usaha = kas (D), Utang usaha (K)
    Tidak sesuai karena kas masuk akun harta dan utang usaha masuk ke dalam utang. Seharusnya Utang usaha (D) dan Kas (K).
  3. Penyetoran modal awal = modal (D), Kas (D)
    Tidak sesuai karena modal harusnya dikredit jika bertambah. Seharusnya Kas (D) dan modal (K).
  4. Diterima pendapatan jasa = Kas (D), Pendapatan (K)
    Sudah sesuai karena kas masuk ke akun harta.
  5. Dijual peralatan bekas secara kredit = piutang (D), peralatan bekas (K)
    Sudah sesuai karena piutang dan peralatan bekas masuk ke akun harta.

Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan B. 

Mekanisme Debet dan Kredit

Mekanisme debet dan kredit adalah aturan debet dan kredit dengan menganalisis transaksi yang berkaitan dengan akun, mana yang masuk dalam debet dan akun mana yang masuk pada kredit dengan berpegangan dengan prinsip persamaan akuntansi. Tidak mungkin dalam pencatatan akuntansi hanya pada sisi debet  atau pada sisi kredit saja, dalam hal pencatatan keduanya selalu dipakai.

Adapun nama-nama akun yang saling berpengaruh terhadap debet dan kredit antara lain : Harta, Hutang, Modal, Pendapatan dan Beban Assets

Akun-akun yang Didebet dan Kredit

Dibawah ini adalah ketentuan akun-akun yang didebet dan kredit, adalah sebagai berikut:

1. Harta (Assets)

Harta jika bertambah ditulis disebelah debet, jika berkurang ditulis disebelah kredit.

2. Hutang (Liability)

Hutang jika bertambah ditulis disebelah kredit, jika berkurang ditulis disebelah debet.

3. Modal (Equity)

Modal jika bertambah ditulis disebelah kredit, jika berkurang ditulis disebelah debet.

4. Pendapatan (Income)

Pendapatan jika bertambah ditulis disebelah kredit, jika berkurang ditulis disebelah debet.

5. Beban atau Biaya (Expenses)

Beban jika bertambah ditulis disebelah debet, jika berkurang ditulis disebelah kredit.

Kembali pada prinsip persamaan akuntansi bahwa Aktiva = Passiva. Jika kita menggunakan pendekatan matematika maka persamaan di atas dapat dimanupulasi sebagai berikut :

A = Aktiva, P = Passiva

+A = +P  

atau   

-P  =  -A

Jika kita sepakat bahwa pencatatan debet di sebelah kiri dan kredit di sebelah kanan maka dapatlah disimpulkan aturan debet dan kredit sebagai berikut :

Aktiva bertambah di sebelah debet dan berkurang di sebelah kredit

Passiva bertambah disebelah kredit dan berkurang di sebelah debet

Seperti kita ketahui bahwa akun ada dua macam yaitu akun riil dan akun nominal. Akun riil adalah akun yang tampak pada struktur Neraca dan akun nominal adalah akun yang tampak pada struktur Laporan Rugi-Laba. Pada mekanisme debet dan kredit akun riil berpengaruh langsung terhadap persamaan akuntansi sedangkan akun nominal tidak berpengaruh langsung, dalam arti perubahan akun nominal akan menambah atau mengurangi Akun Modal. Namun demikian baik akun riil dan akun nominal berlaku aturan debet dan kredit.

Jika kita sepakat bahwa pencatatan debet di sebelah kiri dan kredit di sebelah kanan maka dapatlah disimpulkan aturan debet dan kredit untuk akun nominal sebagai berikut :

  • Pendapat bertambah disebelah kredit dan berkurang di sebelah debet
  • Biaya bertambah disebelah debet dan berkurang di sebelah kredit

Contoh :

>>Diterima pendapatan jasa dari pelanggan sebesar Rp. 500.000,00

Transaksi ini melibatkan dua akun yaitu kas dan pendapatan. Kas bertambah di sebelah debet dan pendapatan bertambah di sebelah kredit masing-masing sebesar Rp. 500.000,00

Akun

Debet

Kredit

Kas

     Pendapatan

500.000,00

500.000,00

>>Dibeli perlengkapan kantor senilai Rp. 1.500.000,00

Transaksi ini melibatkan dua akun yaitu kas dan perlengkapan. Kas berkurang di sebelah kredit dan perlengkapan bertambah di sebelah debet masing-masing sebesar Rp. 1.500.000,00

Akun

Debet

Kredit

Perlengkapan

     Kas

1.500.000,00

1.500.000,00

>>Dibayar rekening listril, telephone dan air sebesar Rp. 750.000,00

Transaksi ini melibatkan dua akun yaitu kas dan biaya. Kas berkurang di sebelah kredit dan biaya bertambah di sebelah debet  masing-masing sebesar Rp. 750.000,00

Akun

Debet

Kredit

Biaya

     Kas

750.000,00

750.000,00

Demikianlah sekilas mengenai mekanisme debet dan kredit dengan menggunakan pendekatan persamaan matematika dan akuntansi mudah-mudahan bermanfaat bagi anda.

DEBIT DAN KREDIT

Definisi dan Mekanisme Debit dan Kredit

Dari sistem pencatatan berpasangan atau double-entry system, dikenal istilah debit dan kredit. Pada dasarnya, debit mengindikasikan kolom atau sisi sebelah kiri sedangkan kredit mengindikasikan kolom atau sisi sebelah kanan (Sodikin dan Riyono, 2016; Suwardjono, 2002; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016).

Penerapan dari mekanisme kiri kanan atau debit kredit sendiri berdasarkan dari sistem pencatatan akuntansi berpasangan, dimana setiap transaksi pasti akan mempengaruhi dua atau lebih komponen dalam persamaan akuntansi dengan memperhatikan prinsip keseimbangan pada sisi debit dan kredit (Warren, Reeve dan Duchac, 2014). Apabila sebuah transaksi keuangan sudah dicatat pada sisi debit, maka nominal/jumlah transaksi keuangan yang sama juga harus dicatat pada sisi kredit. Dengan kata lain, harus terjaga keseimbangan nominal/jumlah pada sisi debit dan kredit (Sodikin dan Riyono, 2016; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016).

Prinsip Debit dan Kredit

Melihat persamaan akuntansi, komponen aset berada di sisi debit karena secara normal kenaikan atau pertambahan akun-akun aset menunjukkan posisi debit, dan sebaliknya. Sedangkan menurut Suwardjono (2002), akun-akun aset pada neraca berada pada sisi debit sehingga pertambahan aset juga terjadi pada sisi debit, begitu pula sebaliknya. Selain akun-akun aset, pertambahan/kenaikan akun biaya juga dicatat pada sisi debit. Argumen yang dapat menjelaskan hal tersebut adalah baik akun aset (dalam hal ini adalah kas dan piutang usaha) maupun akun biaya merupakan lawan dari akun pendapatan (Suwardjono, 2002; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016). Apabila pendapatan menambah modal, sebaliknya, akun biaya akan mengurangi modal/ekuitas sehingga pencatatannya dilakukan di sisi debit. Begitu juga dengan akun-akun aset seperti misalnya kas dan piutang usaha yang merupakan lawan dari pendapatan. Berdasarkan prinsip persamaan akuntansi, maka pertambahan pendapatan pada sisi kredit harus diseimbangi dengan pertambahan kas atau piutang usaha pada sisi debit.

Berbeda dari akun aset dan biaya yang pertambahannya dicatat pada sisi debit, pertambahan/kenaikan pada akun kewajiban/utang/liabilitas dan pendapatan/ penghasilan dicatat pada sisi kredit. Hal ini disebabkan karena akun kewajiban/liabilitas dan pendapatan/penghasilan sama-sama berpengaruh terhadap komponen modal/ekuitas (Suwardjono, 2002).

Referensi

  1. Sodikin, S.S., dan Riyanto, B.A. 2016. Akuntansi Pengantar 1, edisi kesembilan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
  2. Suwardjono. 2014. Akuntansi Pengantar Bagian 1: Proses Penciptaan Data dan Pendekatan Sistem, edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE.
  3. Warren, C.S., Reeve, J.M., dan Duchac, J.E. 2014. Financial and Managerial Accounting, 12th Ed. USA: South-Western, Cengage Learning.
  4. Weygandt, JJ., Kimmel, P.D., dan Kieso, D.E. 2016. Accounting Principle, 12th Ed. New Jersey: John Willey & Sons Inc.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA