Jelaskan apa yang dimaksud dengan Perang Dingin itu kapan berlangsungnya dan sudah Berakhirkah Perang Dingin tersebut?

Jakarta -

Perang Dunia 2 dikenal dengan perang yang lebih besar cakupannya dibandingkan dengan Perang Dunia 1. Hal ini diawali dari negara-negara yang kalah perang pada Perang Dunia 1 kembali bangkit dan merasa terhinakan karena kalah dalam Perang Dunia 1.

Setelah Perang Dunia 1 berakhir, mulai bermunculan ideologi-ideologi besar yang berkembang saat itu, seperti demokrasi, liberalisme, kapitalisme, chauvinisme, dan komunisme.

Ideologi demokrasi, liberalisme, dan kapitalisme berada di bawah dukungan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Kemudian, ideologi chauvinisme (nasionalisme ekstrem) didukung oleh Jerman, Italia, dan Jepang. Sedangkan ideologi komunisme pendukung utamanya adalah Uni Soviet.

Perkembangan ideologi tersebut beriringan dengan perluasan wilayah kekuasaan hingga pada akhirnya membawa negara-negara di dunia terseret dalam berbagai kubu dan beberapa konflik kepentingan. Hal ini pun memicu perang besar yang terjadi di tahun 1939-1945.

Dua kubu yang terlibat dalam Perang Dunia II, di antaranya adalah blok sekutu yang berisikan Uni Soviet, Inggris, Prancis, China, dan Amerika Serikat. Sementara blok poros anggotanya terdiri dari Jerman, Jepang, dan Italia.

Baca juga: Insiden KRI Nanggala-402, Siapakah Komandan Kapal Selam Pertama Indonesia?

Sebab Tidak Langsung Terjadinya Perang Dunia 2


Penyebab tidak langsung tumpahnya Perang Dunia 2 adalah ambisi Hitler untuk membalas dendam (revenge idea) terhadap negara-negara yang mengalahkannya pada Perang Dunia 1. Berikut pada yang menghinanya dalam perjanjian Versailles.

Sementara itu, Italia di bawah pimpinan Mussolini berencana menguasai Laut Tengah dengan semboyannya yang berbunyi Mare Nostrum (laut kita) agar mengembalikan kejayaan Italia.

Faktor lainnya adalah kegagalan Liga Bangsa-bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia, terjadi malaise, perlombaan senjata antarnegara, dan berkembangnya ideologi totaliter serta ultranasionalisme.

Klik halaman selanjutnya

Selanjutnya
Halaman
1 2