Jelaskan apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder brainly

Masalah ekonomi dapat dilihat dengan merujuk pada pengertian ekonomi. Menurut Robert B. Ekelund Jr dan Robert D Tollison, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara individu dan masyarakat yang mempunyai keinginan yang tidak terbatas mengalokasikan sumber daya terbatas untuk memenuhi keinginan mereka.

Dari penjelasan tersebut, sudah tampak masalah ekonomi yang timbul. Tidak mungkin bagi perekonomian untuk memproduksi setiap jenis barang bagi setiap warga negara, sebab tidak ada ekonomi yang memiliki sumber daya yang tidak terbatas.

Mengutip buku paket SMA kelas X berjudul “Ekonomi” oleh Alam S, terdapat tiga sebab utama di balik masalah ekonomi, yaitu sebagai berikut:

1. Kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi dengan mengonsumsi barang dan jasa tidak terbatas.

Hal ini bisa terlihat dari, salah satunya, permintaan masyarakat akan teknologi. Seiring perkembang teknologi komunikasi, permintaan akan handphone dengan kualitas dan merek tertentu menjadi tinggi. Hal ini terjadi karena ada keinginan yang tidak terpuaskan.

2. Kelangkaan

Advertising

Advertising

Masalah ekonomi bisa terjadi karena kelangkaan sumber daya yang dapat memenuhi keinginan manusia. Karenanya, manusia harus menentukan pilihan.

Kelangkaan dapat terjadi karena beberapa hal, seperti keterbatasan benda pemenuhan kebutuhan di alam, kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia, keterbatasan kemampuan manusia mengolah sumber daya ekonomi yang ada, dan peningkatan kebutuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan.

3. Kegunaan alternatif

Sumber daya memiliki kegunaan alternatif. Contohnya, tanah dapat digunakan sebagai perumahan atau lahan pertanian. Hal ini membuat manusia dihadapkan oleh pilihan.

Kebutuhan Manusia

Manusia dihadapkan dengan pilihan untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Secara umum atau jika ditinjau dari keharusan pemenuhannya, kebutuhan manusia dibagi menjadi tiga, yaitu:

Kebutuhan primer merupakan sesuatu yang harus dipenuhi manusia untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan ini sering disebut kebutuhan alamiah atau kebutuhan utama.

Agar dapat hidup layak, manusia harus memenuhi kebutuhan primernya, yakni makan, berpakaian, dan mempunyai tempat tinggal.

Jenis ini sering disebut sebagai kebutuhan pelengkap karena dipenuhi setelah kebutuhan primer. Adapun contohnya, sepatu, tas, dan peralatan untuk bekerja.

Kebutuhan ini bersifat mewah. Pemenuhan kebutuhan tersier bertujuan untuk menaikan status sosial. Adapun contohnya, penggunaan mobil mewah dan perhiasan mahal.

Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan

Mengapa setiap manusia memiliki kebutuhan yang beragam dan berbeda-beda? Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan hal ini, mulai dari kondisi alam sampai peradaban.

Lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan manusia. Individu yang tinggal di lingkungan tertentu memiliki kebutuhan yang berbeda dengan individu di lingkungan lainnya.

Contohnya, orang yang tinggal di daerah beriklim dingin cenderung membutuhkan pakaian tebal dan makanan berkalori tinggi untuk menjaga tubuh tetap hangat. Sebaliknya, orang yang tinggal di daerah panas cenderung berpakaian tipis dan menghindari makanan berkalori tinggi.

Agama bisa menjadi penyebab perbedan kebutuhan tiap individu. Sebagai contoh, seorang muslim memerlukan sajadah, peci, tasbih, dan Al-Quran untuk beribadah. Sementara, penganut agama Hindu menggunakan bunga, janur, dan pelengkap lainnya untu melaksanakan ritual keagamaan.

Adat memengaruhi kebutuhan dan pola hidup seseorang. Contohnya, masyarakat suku Tapanuli mempunyai tradisi menggunakan ulos dalam acara-acara adat.

Kemajuan peradaban yang berbeda-beda di tiap wilayah juga menyebabkan perbedaan kebutuhan. Sebagai contoh, nenek moyang kita di masa lalu sudah merasa cukup hanya dengan berpakaian sederhana dan makan umbi-umbian.

Namun, seiring perkembangan zaman dan kemajuan peradaban, jenis pakaian dan makanan yang dikonsumsi masyarakat semakin beragam.

Inti Masalah Ekonomi

Perekonomian tidak mampu menghasilkan semua barang dan jasa yang dibutuhkan setiap individu. Karenanya, perekonomian menghadapi masalah dasar yang terkait dengan pilihan karena kelangkaan, yakni masalah utama.

Menurut Samuelson, ada tiga masalah utama ekonomi, yaitu apa yang diproduksi dan berapa banyak, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa barang diproduksi. Ketiganya merupakan masalah ekonomi mikro.

Selain masalah tersebut, ada dua lainnya yang masih terkait, yakni penganguran dan pertumbuhan ekonomi. Masalah ini tentu tidak bisa lepas dari ketidakstabilan kegiatan ekonomi dan neraca pembayaran. Ini merupakan masalah dalam ekonomi makro.

Masalah Ekonomi Modern

Dalam teori ekonomi modern disebutkan kalau masalah ekonomi modern sebagai masalah ekonomi mikro. Di dalamnya terdapat teori yang mempelajari perilaku konsumen secara rinci hingga faktor pendorong penentu harga pasar.

Dalam ekonomi modern, terdapat tiga masalah pokok yang dibagi berdasarkan unsurnya yaitu:

Unsur ini berkaitan dengan produk apa yang diproduksi, jumlahnya, dan bagaimana produsen bisa menentukan produk barang atau jasa yang akan diproduksi.

Setelah menentukan produk dan jumlahnya, masalah selanjutnya yaitu bagimana cara memproduksinya. Dengan sumber yang ada, produsen harus mampu menentukan teknik produksi yang paling efisen.

Unsur terakhir yang harus dipikirkan produsen adalah siapa yang membutuhkan produk tersebut dan yang akan menikmati hasilnya.

Banyak kebutuhan baru yang muncul dan itu sangat bergantung pada bagaimana Anda selama ini menjalani kehidupan. Namun, setidaknya kami menangkap ada 5 kebutuhan "baru" yang umum terjadi pada banyak orang selama masa pandemi ini.

1) Biaya Kesehatan

Masyarakat kini mulai membeli lebih banyak produk kesehatan sebagai kebutuhan baru mereka. Mulai dari produk esensial seperti masker dan pembersih tangan, hingga multivitamin. Kita tentu masih ingat harga masker dan hand sanitizer yang tiba-tiba meroket ratusan kali lipat saat kasus coronavirus baru ditemukan di Indonesia.

Salah satu perusahaan e-commerce besar nasional, Tokopedia, sempat menyebut bahwa terjadi peningkatan transaksi belanja produk kesehatan sebesar tiga kali lipat selama masa pandemi. Penjual online yang menjual barang produk kesehatan di market place itu pun bertambah 1,4 juta penjual.

Dari sisi keuangan, cukup wajar jika seseorang membeli produk kesehatan demi terhindar dari virus. Akan tetapi, sering sekali orang membeli produk tersebut dalam jumlah yang banyak. Bahkan, mereka cenderung menimbun produk kesehatan. Alhasil, biaya pun akan semakin besar. Sebagai saran, beli produk kesehatan sewajarnya untuk kebutuhan keluarga Anda dan keluarga di rumah.

2) Biaya Listrik

Siapa yang pernah merasa was-was setiap kali melihat tagihan listrik? Atau pernah kaget, tiba-tiba listrik Anda di rumah mati karena token sudah habis? Selama pandemi,  banyak orang menghabiskan waktunya di rumah, alhasil penggunaan produk-produk elektronik juga meningkat. AC yang menyala seharian, waktu menonton televisi yang lebih panjang, komputer yang dihidupkan, dan lainnya. 

Implikasinya, semakin besar daya listrik yang digunakan, semakin besar pula biaya yang harus dibayarkan. Jika tagihan sudah membengkak, anggaran keuangan yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan lain, terpaksa dialokasikan untuk membayar tagihan listrik. Pasti hal ini sangat disayangkan.

Cara sederhana untuk tahu alasan pembengkakan tagihan listrik, kita harus cek meteran kWh di rumah setiap bulan. Bandingkan besaran kWh bulan sebelumnya dengan bulan ini. Semakin tinggi angka kWh, semakin besar pengeluaran  tagihan. Setelah itu, cari tahu produk elektronik mana yang menyumbang kWh terbesar. Bijaklah dalam penggunaan listrik. kita bisa mulai dengan menghemat pemakaian lampu, rice cooker, atau dispenser yang tidak perlu dinyalakan seharian.

3) Online Shop

Pandemi telah mengubah cara kita berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tak heran, aktivitas perdagangan daring meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Mereka yang tidak pernah belanja online, tiba-tiba belanja online. Mereka yang sudah pernah berbelanja online, meningkatkan volume belanjanya. 

Data ini diperkuat juga oleh survei Facebook Brain & The Company yang menyatakan terjadi peningkatan konsumen baru (first adopter), yakni sebesar 28% yang mencoba aplikasi e-commerce untuk pertama kalinya di Indonesia dan 4 negara Asia Tenggara lainnya.

Meski pergerakannya positif, kita tetap perlu berhemat dalam berbelanja online. Termasuk waspada terhadap segala bentuk kejahatan siber dengan modus phising, alias memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Informasi yang biasanya menjadi sasaran antara lain data pribadi (nama, usia, dan alamat),  data akun (username dan kata sandi), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).

4) Menambah Dana Kebutuhan Darurat

Dari pada Anda mengeluarkan uang untuk tujuan konsumtif, ini adalah waktu terbaik untuk meningkatkan jumlah dana  kebutuhan darurat Anda. Dana darurat menjadi amat penting karena pandemi membuat kebutuhan masa depan menjadi tidak pasti. 

Jika Anda sudah memiliki dana darurat yang bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan dasar  selama tiga bulan ke depan, Anda dapat menambahkan porsinya hingga meng-cover kebutuhan selama enam bulan. Bahkan, lebih baik jika bisa untuk memenuhi kebutuhan selama satu tahun. Tidak ada ruginya untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra, karena kita tahu bahwa saat ini segalanya bisa berubah dalam hitungan detik. Pekerjaan bisa hilang, usaha pun bisa runtuh, namun kebutuhan cenderung tetap.

Lantas, dimana Anda menaruh dana darurat itu? Simpan dana Anda di instrumen investasi yang tidak terpengaruh oleh volatilitas pasar. Ini pun tergantung pada  profil investasi Anda. Jika Anda termasuk profil risiko balanced, porsi terbesar dana darurat Anda bisa dialokasikan ke reksadana pendapatan tetap. Setelah itu, sisanya ke reksa dana pasar uang dan kemudian saham.

Sementara itu, jika Anda adalah profil risiko agresif, alokasikan 50% dana darurat Anda ke reksa dana saham, baru kemudian sisanya dibagi ke  reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.

5) Asuransi

Dengan jumlah kasus COVID-19 yang menembus lebih dari 1000 per hari, risiko kesehatan setiap manusia menjadi terancam. Karena itu, sebagian orang saat ini berjaga-jaga dengan melirik asuransi sebagai proteksi kesehatan mereka.

Jika Anda sudah punya asuransi, evaluasi kembali apakah polis asuransi Anda sudah cukup meng-cover segala risiko kesehatan  yang mungkin terjadi di masa depan. Anda bisa mengubah plan asuransi Anda, baik dari sisi perubahan jumlah tanggungan ataupun perubahan plan manfaat asuransi kesehatan.

Namun, jika Anda masih menunda-nunda untuk memiliki asuransi kesehatan, coba pikirkan ulang. Sebab, sekarang adalah waktu tepat bagi semua orang untuk mengenal bagaimana asuransi bekerja dan bagaimana asuransi telah membantu meringankan kebutuhan dasar ketika sakit menyerang, atau bahkan ketika kematian datang mendekat. 

Karenanya, pilihlah asuransi yang memberikan manfaat proteksi kesehatan yang lengkap, proses klaim yang mudah, dan tentu saja sesuai dengan bujet. Di tengah risiko COVID-19 seperti saat ini, penting pula untuk memilih asuransi kesehatan yang memberikan para nasabahnya peace of mind atau ketenangan pikiran.

Seperti yang diberikan Manulife dengan menawarkan berbagai perlindungan spesifik selama masa pandemi. Salah satunya, nasabah yang terdiagnosa COVID-19 mendapat perlindungan kesehatan langsung tanpa masa tunggu. Selain itu, nasabah dapat tambahan 50% Manfaat Tutup Usia hingga  Rp250 juta atas polis aktif per tertanggung untuk seluruh produk yang memiliki Manfaat Tutup Usia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA