Jelaskan adab islami terhadap lingkungan hewan dan tumbuhan

Senin, 13 Januari 2020 - 17:53 WIB

Adab-adab Muslim Terhadap Lingkungan

Al-Habib Geys bin Abdurrahman Assegaf (Alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir) menyampaikan nasihat indah yang jarang dibahas di majelis taklim atau pengajian. Beliau mengulas tentang bagaimana adab muslim merawat bumi dan menata hati.Habib Geys menyampaikan salah satu kalam Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41)

Dalam ayat di atas, Allah Ta'ala menegaskan bahwa kerusakan yang terjadi di bumi banyak disebabkan karena tangan manusia.

"Islam itu dunya wal akhirah (dunia dan akhirat). Bukan hanya terkait akhirat saja, tetapi Islam juga memberikan petunjuk perihal dunia. Karena itu menjaga dan merawat lingkungan merupakan bentuk syukur terhadap nikmat Allah Ta'ala," kata Habib Geys.

Dalam memahami hubungan antara manusia dan makhluk hidup, ada 2 pokok penting yang harus diketahui yaitu : 1. Istifadah, yaitu mengambil manfaat. 2. Al-Muhadadzah, yaitu menjaga dan melestarikan. Allah Ta'ala telah menjadikan manusia sebagai pembawa amanah dan wakil Allah dalam menjaga lingkungan dan melestarikan alam. Di dalam keadaan berperang sekalipun, Islam melarang untuk memotong pohon dan merusak tumbuhan. Hal ini menunjukkan betapa Islam sangat menjaga kelestarian lingkungan.

"Bukan hanya muamalah (hubungan) kita terhadap Allah saja yang harus bagus, tetapi juga kepada makhluk-Nya," terangnya.

Alam semesta itu seluruhnya bertasbih kepada Allah sebagaimana firman-Nya: "Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya Bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. An-Nur: 41)

Asas-asas Islam Terhadap Lingkungan

Hubungan asasi timbal balik antara manusia dan Alam dilandasi keyakinan bahwa kerusakan akan membahayakan keselamatan dunia dan seisinya. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) mengajrkan prinsip-prinsip dalam melestarikan lingkungan berupa larangan melakukan perusakan di atas muka bumi, di antaranya :

1. Menjaga kebersihan lingkungan. 2. Melarang pencemaran lingkungan. 3. Menganjurkan manusia untuk menghidupkan lahan mati dan menanaminya dengan pepohonan. 4. Mensterilkan jalan dari bahaya. 5. Melarang duduk-duduk di pinggir jalan. 6. Melarang mengebiri hewan. 7. Mengajarkan hemat energi dan air (seperti hemat air ketika berwudhu atau mandi).

"Banyak ulama dan guru kita yang mengajak untuk menjaga lingkungan. Kita harus mendukung itu dan ikut mengampanyekannya di sosial media," ajak Dai muda itu.

Hewan atau binatang merupakan makhluk Allah yang diciptakan untuk melengkapi kehidupan manusia. Manusia bisa mendapat berbagai manfaat darinya.. Binatang juga makhluk Allah yang diberikan nyawa dan mempunyai perasaan, hanya saja ia tidak memiliki akal fikiran seperti manusia yang diciptakan untuk menjadi khalifah Allah s.w.t di muka bumi. Oleh karenanya,kita harus memperhatikan adab kepada hewan sebagaimana telah diatur oleh agama. Di antara adab-adab kepada hewan adalah :

1. Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus, karena Rasulullah s.a.w bersabda : “Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di langit” (Riwayat At-Tirmizi)

2. Menyayangi dan memberikan kasih sayang kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w ketika para sahabatnya menjadikan burung sebagai sasaran memanah. “Allah melaknat orang yang menjadikan alam yang bernyawa sebagai sasaran. (Riwayat Bukhari dan Muslim).

3. Menyenangkannya di saat menyembelih atau membunuhnya, karena Rasulullah s.a.w telah bersabda,: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala sesuatu, maka apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan, dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu menyenangkan sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam mata pisaunya” (Riwayat Muslim)

4. Tidak menyiksanya dengan cara penyiksaan apapun, atau dengan membuatnya kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak mampu, menyiksanya atau membakarnya, karena Rasulullah Shallallahu saw. telah bersabda : “Seorang perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang ia kurung hingga mati, maka dari itu ia masuk neraka karena kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum di saat ia mengurungnya, dan tidak pula ia membiarkannya memakan serangga di bumi” (Riwayat Bukhari)

5. Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala, ular, kalajengking, tikus dan lain-lainnya, karena beliau telah bersabda: “ Ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu halal (tidak ihram) dan di waktu ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih punggung dan perutnya, tikus, anjing buas dan rajawali” (Riwayat Muslim). Juga ada hadits sahih yang membolehkan membunuh kalajengking dan mengutuknya.

Itulah beberapa adab atau etika yang selalu dipelihara oleh seorang muslim terhadap hewan.

B. Adab Terhadap Tumbuhan

Sebagaimana hewan,tumbuhan juga makhluk yang diberi nyawa oleh Allah SWT. Karenanya kita juga harus menjaga adab terhadap tumbuhan. Adapun beberapa adab terhadap tumbuhan adalah :

1. Tidak merusak dan menebang pohon sembarangan, Allah swt. Berfirman dalam Q.S. al-Nazi’at[79]: 31-32 yang artinya :“(31)Dialah yang memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh- tumbuhannya. (32)dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh”.

Dari ayat tersebut, lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan manusia yaitu dengan menjaga keserasian dan kelestarian serta tidak merusak lingkungan hidup. Usaha-usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian lingkungan.

2. Tidak buang hajat dibawah pohon berbuah,rasulullah bersabda yang berarti : “Jangan buang air di lubang binatang, di jalan tempat orang lewat, di tempat berteduh, di sumber air, di tempat pemandian, di bawah pohon yang sedang berbuah, atau di air yang mengalir ke arah orang-orang yang sedang mandi atau mencuci." (H.R. Muslim, Tirmidzi)

3. Membayar zakat hasil tanaman, dalam surat al-baqarah ayat 267, Allah berfirman “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu“.

Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah menyuruh umatnya untuk menzakatkan hasil bumi yang dikelolanya, misalnya pertanian, perkebunan, dan sebagainya dengan maksud, agar manusia saling berbagi terhadap sesamanya. Selain itu zakat juga sangat bermanfaat untuk mensucikan harta kita. Dan Allah tidak akan membuat seseorang menjadi miskin jika mau mengeluarkan sebagian hartanya untuk sesamanya yang kurang mampu.

C. Adab di jalan dan tempat umum

Islam adalah agama yang sempurna. Ketika berada di jalan umumpun,kita diatur untuk beradab secara baik dan memberikan hak-hak jalan. Pada dasarnya,Rasulullah SAW melarang kita untuk duduk di jalan,sebagaiman sabda beliau yang diriwayatkan dari sahabat Abu Sa’id al-Khudriy

انـلـ امـ :اويلساقـفـ تـ اقـرسطل لا يـ لعـ سـ

ويلسجسلايوـ ميكساميإـ

اذـإـفـ :لـاقـ ،اهـييفـ ثس دمحـتـنـ انـسس لـاجـ مـ يـ هـ امـنمإـ ددبس

.اهـقمحـ قـ ييرـطم لا اويطس عيأـفـ سـ

لاـجـمـلاي لم إـ ميتسييبـأـ

"Hindarilah duduk di jalan-jalan. Mereka berkata: 'Kami tidak bisa meninggalkan tempat itu, tempat kami berbincang-bincang disini'. Bersabda Rasulullah SAW: "Jika kalian enggan meninggalkan tempat ini, maka berilah hak jalan". Mereka bertanya: "Apa hak jalan itu?". Rasulullah menjawab: "Menundukkan pandangan, mencegah kemadharatan, dan amar ma’ruf nahi munkar'"(H.R.Abu Sa’id al-Khudriy)

Dari hadis di atas jelas,bahwa jika kita terpaksa harus duduk-duduk di jalan umum,maka kita harus memberikan hak-hak jalan. Hak-hak jalan sesuai dengan hadis di atas adalah :

1. Menundukkan pandangan(tidak melihat ke sana sini,apalagi pada orang yang berlalu lalang)

2. Mencegah kemadhratan (bahaya) yang ada di jalan. Termasuk menyingkirkan sesuatu yang bisa membahayakan pengguna jalan,karena itu adalah shadaqah 3. Amar ma’ruf nahi munkar (memerintah/mengajak pada kebaikan dan

mencegah kejahatan)

Kegiatan 1 Diskusi

a. Berkelompoklah 5-6 orang dengan tertib!

b. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!

No. Masalah Hasil Diskusi

Bagaimana menurut kalian,apakah memberi

cap/stempel/tanda dengan besi D. KEMBANGKAN WAWASANMU!

menyiksa ataukah tidak?. Paparkan argumen kalian!

Menurut kalian,adakah hubungan kerusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam dengan akhlak/adab manusia terhadap lingkungan?,jelaskan argumen kalian!

Menurut kalian,apa hikmah merawat tumbuhan bagi diri sendiri,alam lingkungan dan orang lain?

c. Pajang hasil diskusimu di meja atau tembok!

d. Antar kelompok bisa menanya dan menyanggah hasil diskusi yang dipajang jika ada yabg perlu ditanyakan atau disanggah

e. Lakukan tanya jawab sederhana tentang hasil diskusi tiap kelompok f. Beri penghargaan pada hasil diskusi kelompok terbaik!

Kegiatan 2 Mensimulasikan

 Buat empat kelompok

 Dua kelompok mensimulasikan adab yang baik menurut Islamketika duduk di jalan umum

 Dua kelompok mensimulasikan adab yang tidak baik/jelek menurut Islam ketika duduk di jalan umum

 Pastikan masing-masing anggota kelompok mendapatkan peran yang merata

 Tampilan tiap kelompok tidak lebih dari 10 menit!

Renungkan dan jawab pertanyaan berikut!

Allah adalah asy-Syakur yaitu Maha berterima kasih, Allah akan berterima kasih pada orang yang menolong

makhlukNya yang lemah, termasuk hewan-hewan yang kelaparan, sakit, butuh pengobatan dan lain sebagainya.

Sudahkah kalian menyayangi binatang? Apa wujudnya? Sebutkan! E. REFLEKSI

Manusia dituntut untuk berpikir dan merenungkan apa yang ada di langit dan bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan memanfaatkan dan memelihara yang ada di sekelilingnya dengan baik.Sebagaimana manusia telah dipilih Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi. Dalam menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya manusia tidak boleh melampaui apa yang digariskan oleh Allah.Interaksi manusia dengan alam lingkungan adalah ketundukan alam untuk membantu manusiadengan tetap menjaga keseimbangan dengan menempatkan manusia dan akhlak lingkungan pada posisinya masing-masing. Lingkungan harus diperlakukan dengan baik dan selalu menjaga, merawat, danmelestarikannya dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik merupakan salah satu manifestasi dari etika. Akhlak kepada Alam semesta meliputi akhlak kepada lingkungan, tumbuhan, danbinatang. Sebagaimana kita harus menjaga dan merawat tumbuhan dan binatang dengan kasih sayang dan kelembutan. Akhlak kepada alam semesta dapat kita bangun dari diri kita masing-masing denganmemperhatikan keadaan sekarang yang memprihatinkan kita dapat menumbuhkan sebuahakhlak kepada alam semesta. Bagaimana menjaga tumbuhan, menyayangi binatang serta memperhatikan lingkungan sekitar kita. Dengan menjaga dan melestarikan alam berarti kita telah menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah SWT yakni sebagai khalifah di muka bumi.

KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,

dan prosedural) berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, mengkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. KOMPETENSI DASAR

1.4. Menghayati kisah keteladanan shahabat Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib

2.4. Meneladani sifat-sifat utama shahabat Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib 3.4 Menganalisis kisah keteladanan shahabat Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi

Thalib

IV

KETELADANAN SAHABAT

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA