Gempa Tektonik yang Guncang Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa Dipicu Sesar Aktif
Sabtu, 23 Oktober 2021 | 22:07 WIB
Oleh : Hendro D Situmorang / FFS Jakarta, Beritasatu.com - Gempa tektonik mengguncang wilayah Kota Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa, Jawa Tengah diguncang Sabtu, (23/10) pagi dini hari pukul 00.32.05 WIB. Hasil analisis Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa tersebut memiliki magnitude 3,0. Kepala Bidang mitigasi BMKG, Daryono mengatakan, episenter terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah barat laut kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km. Menurutnya, dengan memperhatikan lokasi episenter dan ke dalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif. "Diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Merbabu Merapi Telomoyo," kata Daryono dalam keterangannya kepada Beritasatu.com, Sabtu (23/10/2021). BACA JUGABMKG Catat 14 Kali Gempa Terjadi di Salatiga Hari Ini Berdasarkan peta tingkat guncangan atau shake map BMKG tampak dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Ambarawa, Salatiga, Banyubiru, dan Bawen dalam skala intensitas II MMI. "Guncangan dirasakan oleh orang banyak dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang," urai dia. Hingga pagi ini pukul 6.00 WIB belum ada laporan kerusakan bangunan sebagai dampak gempa. Hasil monitoring BMKG menunjukkan setelah terjadinya gempa utama atau mainshock magnitudo 3,0 tersebut diikuti dengan tujuh kali rentetan gempa susulan atau aftershocks, dengan magnitudo 2,9 2,5 2,5 2,6 2,1 3,0 dan 2,7 yang terjadi pukul 6.44.56 WIB. Seluruh rangkaian rentetan gempa ini baik gempa utama dan tujuh gempa susulannya berpusat di kompleks Gunung Telomoyo. Gunung itu terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. "Gunung ini memiliki ketinggian 1.894 mdpl dan merupakan gunung api yang berbentuk strato tetapi belum pernah tercatat meletus," jelasnya. BACA JUGABMKG Ungkap Gempa Bali yang Timbulkan Kerusakan Parah Jika menilik catatan sejarah gempa kuat dan merusak, maka wilayah Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa pernah mengalami beberapa kali gempa signifikan, yakni gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa pada 24 September 1849. Kemudian gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865 yang menyebabkan rumah tembok retak, serta gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa pada 22 Oktober 1865. Pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 guncangan gempa kembali terjadi diikuti gemuruh. Selanjutnya terdapat juga gempa Ungaran dan Ambarawa pada 22 April 1866, yang menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok, gempa Salatiga, Ambarawa dan Ungaran terjadi pada 10 Oktober 1872 yang menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok, dan gempa merusak terakhir adalah peristiwa Gempa Sumogawe, Getasan magnitudo M 2,7 pada 17 Februari 2014 yang merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras. Mengingat wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarwa berdekatan dengan sumber gempa sesar aktif, yaitu Sesar Merapi Merbabu dan Sesar Rawa Pening, perlu dilakukan edukasi mitigasi gempa bumi seperti pentingnya membangun bangunan tahan gempa atau ramah gempa, serta memahami cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa. "Karena gempa kuat dapat terjadi kapan saja dari sumber gempa sesar aktif terdekat tersebut," katanya. Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini Sumber: BeritaSatu.com REKOMENDASI
Waspada, 26 Wilayah di Indonesia Alami Cuaca Ekstrem
Jaksel dan Jaktim Diguyur Hujan
BMKG: Hujan Petir Guyur Kalsel di Tengah Bencana Banjir
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di 26 Wilayah Indonesia
Hujan Disertai Petir dan Angin Landa Jakarta
Waspada Cuaca Ekstrem di 28 Wilayah Ini
|