Hasil operasional penjumlahan angka penting 105316 23 52 7 8 yang benar adalah

sebuah pipa dalam waktu 2 menit mengeluarkan air sebanyak 24 liter berapakah debit air yang keluar dari pipa tersebut adalah​

Benda bermassa 40 kg di atas bidang datar yang kasar yang memiliki koefisen gesekan 0,4. Benda tersebut ditarik dengan gaya sebesar 200 N pada arah 30 … ° dari arah gerak benda. Besar percepatan yang dialami oleh benda tersebut adalah . . . . ​

Benda dengan massa 200 kg di tarik ke atas dengan menggunakan katrol.Gaya tarik yang digunakan sebuah katrol tetap untuk menarik benda tersebut adalah … Tuliskan dengan langkah langkah nya​

buah mangga yg terletak 5m diatas pohon mangga massa 0,25kg tentukan potensialnya?(percepatan gravitasi 10 m/s) tolong dong aku pr ini yaaa pit​

5. Rem yang diberikan sa at sepeda melaju akan menyebabkan sepeda . . . . a. bergerak semakin cepat b. bergerak semakin melambat c. memiliki kecepatan … yang sama d. tidak memiliki keseimbangan 6. Seorang anak dapat memainkan biola dengan merdu karena adanya gaya... c. pegas d. gesek a. otot b. mesin​

Kalau kamu ingin belajar Angka Penting dalam fisika secara lebih mendalam, coba simak penjelasan yang ada di sini. Setelah menerima materi, kamu bisa langsung mempraktikkannya dengan mengerjakan latihan soal yang telah kami sediakan.

Lewat pembahasan ini, kamu bisa belajar mengenai Angka Penting. Kamu akan diajak untuk memahami materi dan tentang metode menyelesaikan soal.

Kamu juga akan memperoleh latihan soal interaktif yang tersedia dalam tiga tingkat kesulitan, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Tertarik untuk mempelajarinya?

Sekarang, kamu bisa mulai mempelajari materi lewat uraian berikut. Apabila materi ini berguna, bagikan ke teman-teman kamu supaya mereka juga mendapatkan manfaatnya.

Kamu dapat download modul & kumpulan soal dalam bentuk pdf pada link dibawah ini:

  • Modul Angka Penting
  • Kumpulan Soal Mudah, Sedang & Sukar

Definisi

Pengertian AP atau angka penting (significant figures) adalah angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti (eksak) dan angka taksiran. Angka pasti diperoleh dari penghitungan skala alat ukur, sedangkan angka taksiran diperoleh dari setengah skala terkecil.

Aturan Angka Penting

Dalam penulisan hasil pengukuran, aturan-aturan yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah aturan penulisan angka penting dalam fisika.

  1. Semua angka bukan nol adalah AP.
    Contoh: Angka 343245 memiliki enam AP.
  2. Angka nol di belakang angka bukan nol adalah bukan angka penting, kecuali diberi tanda khusus misal garis bawah. Contoh: a. Angka 120 memiliki dua AP yaitu 1 dan 2.

    b. Angka 40700 memiliki tiga AP yaitu 4, 0 dan 7.

  3. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah angka penting.
    Angka 40700 memiliki tiga AP yaitu 4, 0 dan 7.
  4. Angka nol di depan angka bukan nol adalah bukan AP.
    Angka 0,0065 memiliki dua AP yaitu 6 dan 5.
  5. Angka nol di belakang tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol adalah AP.
    Angka 5,600 memiliki empat AP yaitu 5, 6, 0 dan 0.

Analisis hasil pengukuran selalu melibatkan perhitungan matematika atau operasi hitung. Ada beberapa hal yang diperhatikan saat melakukan operasi hitung dengan significant figures. Pada bagian ini akan dibahas beberapa aturan dalam perhitungan angka penting.

Operasi Hitung Significant Figures

A. Pembulatan

Aturan dalam pembulatan angka penting adalah sebagai berikut.

  1. Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dihilangkan. Contoh: a. 246,86 dibulatkan menjadi 246,9

    b. 416,64 dibulatkan menjadi 416,6

  2. Apabila tepat angka 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka ganjil, dan dihilangkan jika angka sebelumnya angka genap. Contoh: a. 246,65 dibulatkan menjadi 246,6

    b. 326,55 dibulatkan menjadi 326,6.

B. Penjumlahan & Pengurangan

Operasi pengurangan & penjumlahan angka penting mengikuti aturan sebagai berikut: Penulisan hasil operasi penjumlahan & pengurangan hanya boleh memiliki satu angka ragu-ragu / taksiran / angka tak pasti.

Contohnya : 12 cm (2 adalah angka tak pasti) + 2,85 cm (5 angka tak pasti) = 14,85 ( 4 dan 5 adalah Angka tak pasti) kemudian, dibulatkan agar hanya ada 1 angka tak pasti, menjadi 15.

C. Perkalian & Pembagian

Operasi perkalian dan pembagian mengikuti aturan sebagai berikut.

  1. Jumlah angka penting pada hasil akhir harus mengikuti jumlah AP yang paling sedikit.
  2. Untuk perkalian dan pembagian angka penting dengan angka eksak, hasil akhir mengikuti jumlah AP tersebut.

Contohnya : 125 cm (3 AP) dikalikan 10 (1 AP) = 1250, karena masih ada 3 AP, maka harus dijadikan 1 AP saja. Sehingga hasilnya menjadi 1000 (1 angka penting).

Contoh Soal & Pembahasan

Berikut contoh soal angka penting yang melibatkan perhitungan.

  1. Berikut bilangan yang hanya terdiri dari dua angka penting adalah… .
    1. 0,00021
    2. 120,01
    3. 13,00
    4. 3,0
    5. 10

Jawaban: A dan D
Perhatikan aturan significant figures nomer 4 dan 5. Aturan ke 4 Angka nol di depan angka bukan nol adalah bukan AP. Sehingga 0,00021 hanya terdiri dari dua AP. Aturan ke 5 Angka nol di belakang tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol adalah AP.

Sehingga bilangan 3,0 teridiri dari 2 angka penting.

Suatu hasil pengukuran disajikan dengan benar, yaitu dalam bentuk angka penting (AP). Berikut disajikan aturan-aturan untuk menyatakan banyaknya angka penting

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting

Contoh: 3,14 detik = 3AP 98, 91 g = 4AP

2. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol adalah angka penting

Contoh: 305 m = 3AP

5,002 g = 4AP

3. Untuk bilangan desimal, Angka nol yang terletak di sebelah kiri dan di sebelah kanan desimal (koma) bukan merupakan angka penting Contoh: 0,48 m = 2AP

0,000251 g = 3AP

23

1500 kg = 3AP (penjelasan lain)

6. Dalam penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan angka-angka penting, hasilnya boleh mempunyai satu angka-angka taksiran (angka-angka paling kanan).

Contoh:

105,316 6 sebagai angka taksiran 23,52 2 sebagai angka taksiran

7,8 + 8 sebagai angka taksiran 136,636 6 6 sebagai angka taksiran

7. Dalam perkalian atau pembagian (pemangkatan atau penarikan akar) yang melibatkan angka-angka penting , hasilnya harus mempunyai angka penting sebanyak bilangan dengan angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang dimasukkan dalam operasi tersebut.

Contoh:

32,45 (mempunyai 4 AP) 8,20 x (mempunyai 3 AP) 266,090 (mempunyai 3 AP)

Selain itu, terdapat aturan-aturan untuk membulatkan angka penting, yaitu sebagai berikut:

1) Angka-angka yang lebih besar dari 5 dibulatkan ke atas.

2) Angka-anka yang lebih kecil dari 5 dibulatkan ke bawah.

3) 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan 5 dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.

Contoh: 3,566 dibulatkan menjadi 3,57 3,563 dibulatkan menjadi 3,56 3,565 dibulatkan menjadi 3,56 3,575 dibulatkan menjadi 3,58 C. Pengukuran

Pengukuran merupakan suatu kegiatan membandingkan antara besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang digunakan sebagai patokan.

1. Alat Ukur Besaran Panjang

Alat-alat ukur panjang yang dipakai untuk mengukur panjang suatu benda antara lain mistar, rollmeter, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

a. Mistar (penggaris)

Mistar/penggaris berskala terkecil 1 mm mempunyai ketelitian 0,5 mm. Ketelitian pengukuran menggunakan

mistar/penggaris adalah setengah nilai skala terkecilnya. Dalam setiap pengukuran dengan menggunakan mistar, usahakan kedudukan pengamat (mata) tegak lurus dengan skala yang akan diukur. Hal ini untuk menghindari kesalahan penglihatan (paralaks). Paralaks yaitu kesalahan yang terjadi saat membaca skala suatu alat ukur karena kedudukan mata pengamat tidak tepat.

b. Rollmeter (Meter Kelos)

Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang dapat digulung, dengan panjang 25 - 50 meter.

Meteran ini dipakai oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter sampai 0,5 mm.

Meteran ini biasanya dibuat dari plastik atau pelat besi tipis.

c. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal, kedalaman lubang, dan diameter luar maupun diameter dalam suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong mempunyai dua rahang, yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala utama, sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier. Skala nonius mempunyai panjang 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian 0,1 mm.

Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong berdasarkan angka pada skala utama ditambah angka pada skala nonius yang

25

d. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif tipis, misalnya kertas, seng, dan karbon.

Pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar (nonius).

1) Skala tetap (skala utama)

Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm). Skala ini terdapat pada laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan skala bawah.

2) Skala putar (skala nonius)

Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang dapat berputar dan dapat bergeser ke depan atau ke belakang. Skala ini terbagi menjadi 50 skala atau bagian ruas yang sama. Satu putaran pada skala ini menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm.

2. Alat Ukur Besaran Massa

Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca digital.

Neraca dua lengan Neraca Lengan Gant Neraca Ohauss Nerasa digital

3. Alat Ukur Waktu

Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa berlangsung. Berikut ini beberapa alat untuk mengukur besaran waktu.

a. Stopwatch, dengan ketelitian 0,1 detik karena setiap skala pada stopwatch dibagi menjadi 10 bagian. Alat ini biasanya digunakan untuk pengukuran waktu dalam kegiatan olahraga atau dalam praktik penelitian.

b. Arloji, umumnya dengan ketelitian 1 detik.

Penunjuk waktu elektronik, mencapai ketelitian 1/1000 detik.

c. Jam atom Cesium, dibuat dengan ketelitian 1 detik tiap 3.000

tahun, artinya kesalahan pengukuran jam ini kira-kira satu detik dalam kurun waktu 3.000 tahun.

4. Alat Ukur Kuat Arus Listrik

Alat untuk mengukur kuat arus listrik disebut amperemeter. Amperemeter mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil, pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada rangkaian yang diukur, sehingga jarum menunjuk angka yang merupakan besarnya arus listrik yang mengalir.

5. Alat Ukur Suhu

Untuk mengukur suhu suatu sistem umumnya menggunakan termometer. Termometer dibuat berdasarkan prinsip pemuaian.

Termometer biasanya terbuat dari sebuah tabung pipa kapiler tertutup yang berisi air raksa yang diberi skala. Ketika suhu bertambah, air raksa dan tabung memuai. Pemuaian yang terjadi pada air raksa lebih besar dibandingkan pemuaian pada tabung kapiler. Naiknya ketinggian permukaan raksa dalam tabung kapiler dibaca sebagai kenaikan suhu.

27

semua molekul berhenti bergerak. Dan termometer skala Reamur memiliki titik beku pada suhu 0oR dan titik didih pada 80oR.

6. Ketidakpastian Pengukuran

Setiap hasil pengukuran pasti terdapat ketidakpastian yaitu perbedaan antara hasil pengukuran. Ketidakpastian atau kesalahan terbagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

a. Kesalahan Sistematik

Kesalahan sistematik adalah kesalahan-kesalahan yang secara umum bersumber pada kesalahan alat ukur. Kesalahan ini meliputi hal-hal berikut:

1) Kesalahan Kalibrasi 2) Kesalahan Titik Nol

3) Kesalahan Komponen Alat 4) Gesekan

5) Paralaks

6) Kondisi Saat Bekerja

Ketidakpastian bersistem menyebabkan hasil pengukuran menyimpang dari nilai yang sebenarnya. Biasanya, penyimpangan akibat kesalahan bersistem ini mempunyai kecenderungan tertentu sehingga memudahkan tindakan untuk mengatasinya.

Untuk mengurangi kesalahan ini adalah dengan pengukuran secara teliti dan mengkondisikan lingkungan tempat pengukuran dilakukan.

b. Kesalahan Acak

Kesalahan acak atau random bersumber pada keadaan atau gangguan yang sifatnya acak, sehingga menghasilkan ketidakpastian yang bersifat acak pula. Berbeda dengan ketidakpastian bersistem, ketidakpastian ini tidak mempunyai kecenderungan tertentu sehingga sukar diatasi. Penyebab ketidakpastian acak ini antara lain adalah sebagai berikut:

1) Gerak Brown Molekul Udara 2) Fluktuasi Tegangan Listrik 3) Landasan yang Bergetar 4) Bising

5) Radiasi Latar

c. Adanya Nilai Skala Terkecil Alat Ukur

Setiap alat ukur mempunyai skala terkecil dalam berbagai ukuran. Mistar misalnya, ada yang mempunyai skala terkecil 1 mm.

Demikian pula jangka sorong yang dilengkapi dengan skala nonius sehingga memungkinkan kita mampu membaca hingga 0,1 mm.

Meskipun demikian, karena keterbatasan penglihatan pembacaan skala terkecil ini juga merupakan sumber kesalahan.

d. Keterbatasan Pengamat

Sumber ketidakpastian ini adalah keterbatasan pengamat sendiri. Misalnya pengamat kurang terampil dalam menggunakan alat, utamanya alat-alat canggih yang melibatkan banyak komponen yang harus diatur.

KISI-KISI ULANGAN HARIAN

BAB 1 BESARAN DAN SATUAN SERTA PENGUKURAN