Harun al rasyid adalah ilmuwan yang menekuni bidang ilmu

Harun al-Rasyid adalah salah seorang figure pemimpin yang berada pada pemerintahan dinasti Abbasiyah, suatu dinasti yang tumbuh dan berkembang setelah dinasti Umayyah runtuh pada tahun 750. Harun al-Rasyid juga seorang khalifah yang mampu mengembangkan dinasti Abbasiyah secara menyeluruh dalam komponen pemerintahannya. Dalam mengembangkan kekhalifahan Abbasiyah Harun al-Rasyid telah mampu meletakkan fondasi dan prinsip-prinsip dengan kokoh seperti dibidang politik, ekonomi, sosial sehingga tercipta kerja sama yang baik antar komponen pemerintahan dan masyarakat. Harun al-Rasyid selain terkenal sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan, juga dikenal sebagai seorang khalifah yang gemar mencintai ilmu pengetahuan. Akan tetapi dalam masa pemerintahannya hal yang paling menonjol ialah dalam bidang ilmu pengetahuan. Kecintaan para khalifah kepada ilmu pengetahuan sangat mendukung bahkan rakyat pun sangat berminat dan memiliki peranan penting. Hal ini menunjukkan bahwa dinasti Abbasiyah sangat menekankan pembinaan pada peradaban dan kebudayaan Islam. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana latar belakang Harun al-Rasyid menjadi khalifah di dinasti Abbasiyah tahun 779 – 786?; (2) Bagaimana peranan Harun al-Rasyid dalam kekhalifahan Abbasiyah tahun 786 - 809?. Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah: (1) Mengetahui dan mengkaji tentang latar belakang Harun al-Rasyid menjadi khalifah di dinasti Abbasiyah tahun 779 - 786?; (2) Mendeskripsikan dan mengkaji peranan Harun al-Rasyid sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan dalam kekhalifahan Abbasiyah tahun 786 - 809?. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana latihan dalam melakukan penelitian dan karya ilmiah, latihan berfikir dan memecahkan masalah secara kritik dan logis; (2) bagi mahasiswa calon guru sejarah, dapat memberikan sumbangan dalam mengembangkan studi ilmu sejarah sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan khususnya yang menyangkut studi sejarah Asia Barat; (3) Bagi almamater FKIP Universitas Jember, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan sebagai wujud nyata dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu dharma penelitian serta dapat menambah khasanah kepustakaan Universitas Jember; (4) Dapat dijadikan pelengkap bagi penelitian yang lebih luas dan mendalam dalam rangka menambah atau memperdalam mengenai Peranan Harun Ar-Rasyid Dalam Kekhalifahan Abbasiyah Tahun 786-809. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, langkah-langkahnya yaitu 1) Heuristik; 2) Kritik; 3) Interpretasi; 4) Historiografi. Hasil penelitian ini adalah Harun al-Rasyid menjadi khalifah kelima dalam dinasti Abbasiyah, hal ini dikarenakan Harun al-Rasyid dibaiat oleh pendukungnya untuk menjadi khalifah setelah meninggalnya al-Hadi (kakak Harun al-Rasyid). Dalam mengembangkan kekhalifahan Abbasiyah Harun al- Rasyid telah mampu meletakkan fondasi dan prinsip-prinsip dengan kokoh seperti dibidang politik, ekonomi, sosial sehingga tercipta kerja sama yang baik antar komponen pemerintahan dan masyarakat. Pemerintahan khalifah Harun al-Rasyid tidak bisa terlepas dari dua hal dimana khalifah Harun al-Rasyid sebagai pemimpin agama dan pemimpin negara atau kepala pemerintahan. Akan tetapi dalam masa pemerintahannya hal yang paling menonjol ialah dalam bidang ilmu pengetahuan. Kecintaan para khalifah kepada ilmu pengetahuan sangat mendukung bahkan rakyat pun sangat berminat dan memiliki peranan penting. Hal ini menunjukkan bahwa dinasti Abbasiyah sangat memperhatikan pembinaan pada peradaban dan kebudayaan Islam. Dalam hal pembelajaran ilmu pengetahuan khalifah Harun al-Rasyid mempergunakan fasilitas yang ada pada zaman itu seperti masjid, rumah sakit, majelis dan perpustakaan. Selain itu, khalifah Harun al-Rasyid juga mendirikan lembaga penerjemahan ilmu pengetahuan yang disebut Baitul Hikmah. Baitul Hikmah adalah lembaga penerjemah dari berbagai bahasa Yunani, Sansekerta dan lain-lain kedalam bahasa Arab. Saran yang akan peneliti kemukakan yaitu, bagi peneliti dapat dijadikan salah satu bahan perbandingan apabila ada penelitian yang sama diwaktu-waktu mendatang. Bagi mahasiswa dapat menambah materi ilmu pengetahuan sosial (IPS) serta sejarah tentang kekhalifahan Harun al-Rasyid. Bagi almamater sebagai salah satu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Dharma pendidikan.

1. Perbandingan naskah dengan metode collation 2. Perbandingan isi cerita/teks dengan proses resensi 3. Perbandingan susunan kalimat (gaya bahasa) dal … am proses eleminasi 4. Perbandingan kata demi kata dalam proses eksaminasi tolong di bantu dong teman" atau kakak"

hukum tajwid surat an Nisa ayat 7​

انت-دخل-الفصل هن-ذهب-الي-المدرسة انت-صلي-المغرب الجدة-باع-الخضروة

المدرس-علم-الطلاب هي-طبخ-اطعام

المدرس-علم-الطلاب هي-طبخ-اطعام

Haloo, boleh tolong bntu jawab soal ini? sebelumnya terima kasih^^​

bantu jwb yaaaaaaaaaaaaaaaa​

Bagaimana bentuk memanjangkan sehingga termasuk kesombongan yang mengundang murka dari Allah Jawabannya apa​

bagaimana jika kita tidak sengaja menabrak kucing tapi kucing itu belum mati saat kejadian?​

Carilah salah satu fatwa MUI atau permasalahan kontemporer disertai solusi hokum Islamnya, uraikan dan identifikasi sumber hukum Islam yang terdapat p … ada fatwa atau permasalahan kontemporer tersebut berdasarkan jenisnya (al-Qur`an, hadis dan ijtihad). kemudian simpulkan hasil hukum fatwa atau permasalahan kontemporer tersebut dengan pemahaman anda!

Lihat Foto

Wikimedia Commons

Harun Ar-Rasyid, salah satu khalifah terkenal Dinasti Abbasiyah.

KOMPAS.com - Harun Ar-Rasyid adalah khalifah kelima dari Kekhalifahan Bani Abbasiyah di Bagdad.

Ia memerintah selama 23 tahun, yakni dari tahun 789 hingga 803. Di bawah kekuasannya, Dinasti Abbasiyah mencapai kejayaannya.

Ketika Khalifah Harun Ar-Rasyid memerintah, Bani Abbasiyah menguasai daerah-daerah di Laut Tengah hingga India.

Selain itu, di antara khalifah terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah, yang menjadikan Bagdad sebagai Kota 1001 Malam adalah Harun Ar-Rasyid.

Baca juga: Abu Muslim Al Khurasani, Panglima Abbasiyah yang Berakhir Dimutilasi

Masa Muda

Harun Ar-Rasyid lahir di Ray, sekarang Provinsi Teheran, pada 766. Ia adalah putra Al-Mahdi, khalifah ketiga Dinasti Abbasiyah.

Sedangkan ibunya adalah al-Khayzuran, seorang mantan budak dari Yaman yang tangguh dan berpengaruh pada kekuasaan Al-Mahdi.

Masa muda Harun digunakan untuk belajar mengenai banyak hal, mulai dari sejarah, geografi, retorika, musik, sastra, ekonomi, ilmu agama, hadis, dan Al Quran.

Ia juga belajar ilmu bela diri, seperti memainkan pedang, memanah, dan belajar strategi perang. Harun pun pernah ditugaskan sebagai tentara melawan Kekaisaran Romawi Timur dengan target menguasai Konstantinopel.

Prestasi Harun Ar-Rasyid di militer membuat namanya semakin meroket dan populer.

Usai menyelesaikan tugas militer inilah, ia baru mendapat julukan Ar-Rasyid, yang berarti "Pembimbing yang Benar".

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Lihat Foto

Thoughtco

Ilustrasi masa pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah

KOMPAS.com - Dinasti Abbasiyah adalah kekhalifahan ketiga yang berdiri setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Kekhalifahan ini didirikan oleh dinasti keturunan dari paman Nabi Muhammad, Abbas bin Abdul-Muttalib.

Kekhalifahan Abbasiyah resmi memerintah sebagai khalifah setelah menggulingkan Bani Umayyah pada 750 masehi.

Kekuasaan dinasti ini berlangsung selama lima abad, yakni dari tahun 750 hingga 1258 M.

Selama masa pemerintahannya, Kekhalifahan Abbasiyah menerapkan pola pemerintahan yang berbeda-beda, sesuai perubahan politik, sosial, dan budaya.

Salah satu pencapaian terbesarnya adalah berhasil menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia.

Baca juga: Kekhalifahan Abbasiyah: Sejarah, Masa Keemasan, dan Akhir Kekuasaan

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah

Pada masa Bani Abbasiyah umat Islam mencapai puncak kejayaan di berbagai bidang.

Ini terjadi karena perhatian yang besar dari pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.

Khalifah Al-Ma’mun melakukan penerjemahan buku-buku asing dan mendirikan baitul hikmah yang menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan.

Kemudian muncul para ilmuwan yang memiliki akidah kuat dan menguasai ilmu agama dan sains.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA