Harga pokok penjualan atau HPP adalah istilah pada akuntansi keuangan dan pajak yang digunakan untuk menggambarkan total pengeluaran biaya langsung oleh perusahaan yang timbul dari barang dan/atau jasa yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis dalam satu periode. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dan tidak termasuk periode (operasi) biaya seperti penjualan, iklan atau riset dan pengembangan.[1] HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya operasi. HPP juga disebut sebagai biaya penjualan. Metode akuntansi[sunting | sunting sumber]Untuk perusahaan dagang, metode menghitung harga pokok penjualan adalah: Harga pokok penjualan (HPP) = persediaan awal + pembelian bersih - persediaan akhir Tabel ini akan memudahkan untuk memahami konsep harga pokok penjualan Persediaan awal --------------------------- Rp 100.000,- Pembelian Bersih --------------------------- Rp 400.000,- => Barang tersedia untuk dijual-------------------- Rp 500.000,- Dikurangi harga pokok penjualan ------------------ (Rp 300.000,-) => Persediaan akhir ------------------------------- Rp 200.000,- Persediaan awal ditambah pembelian bersih sama dengan barang tersedia untuk dijual. Harga pokok penjualan dihitung dengan mengurangi persediaan akhir dari barang tersedia untuk dijual. Pranala luar[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
Indonesia - Menurut prinsip akuntansi Indonesia, pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP) sendiri dapat diartikan jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan produk atau jasa. Istilah ini sendiri cukup sering digunakan dalam dunia bisnis, keuangan, maupun akuntansi. Alasan Pentingnya Menghitung HPPBerikut penjelasan mengapa pentingnya suatu perusahaan memiliki HPP:
HPP menjadi dasar pertimbangan bagi produsen dalam menentukan harga jual untuk produknya. Dengan mengetahui besar biaya yang dikeluarkan untuk produksi, maka mereka dapat menetapkan harga jualnya agar tetap mendapatkan untung.
Besar HPP bisa menjadi bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam menentukan jumlah kuantitas yang akan diproduksi agar mendapat keuntungan sesuai target. Jika HPP terlalu besar, maka dapat disimpulkan bahwa pengeluaran untuk proses produksi terlalu besar.
HPP bisa juga membantu perusahaan dalam menghitung berapa laba kotor yang mereka peroleh dalam sekali produksi. Komponen Perhitungan HPPBerikut komponen untuk menghitung HPP adalah:
Persediaan awal barang dagang adalah total persediaan pada awal periode akuntansi keuangan perusahaan. Persediaan awala dapat dicek dalam neraca saldo periode berjalan maupun di awal perusahaan pada tahun sebelumnya.
Komponen persediaan akhir barang dagang adalah total persediaan barang di akhir periode akuntansi perusahaan atau pada akhir tahun buku berjalan setelah adanya data penyesuaian perusahaan.
Pembelian bersih merupakan keseluruhan pembelian barang dagang ditambah biaya angkut yang telah dikurangi potongan atau retur. Unsur-unsur pembelian bersih terdiri dari pembelian kotor, pengurangan harga, potongan pembelian, dan retur pembelian. Untuk menghitung pembelian bersih, dengan cara menjumlahkan pembelian dengan ongkos angkut lalu dikurangi retur dengan potongan pembelian.
Penjualan bersih merupakan salah satu unsur HPP yang terdiri dari retur pembelian, pembelian kotor, dan pengurangan harga. Nilai ini diperoleh dari penjualan dikurangi dengan nilai retur yang sudah dijumlahkan dengan potongan penjualan. Cara Menghitung HPP dengan RumusUntuk proses perhitungan HPP adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih = Total Pendapatan – (Diskon + Retur)
Pembelian Bersih = (Pembelian Kotor + Ongkos Pengiriman) – (Diskon + Retur)
HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir Itulah beberapa penjelasan mengenai HPP. Perhitungan HPP ini memiliki peran yang penting dalam proses berjalannya usaha karena berguna untuk memperkirakan keuntungan dari penjualan usaha. Apa yang dimaksud dengan harga pokok penjualan?Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan produk atau jasa.
Apa itu HPP dan contohnya?Harga Pokok Penjualan adalah harga beli (perolehan) dari barang yang dijual. HPP mengacu pada biaya untuk memproduksi barang yang dijual oleh perusahaan. Jumlah ini termasuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja yang langsung digunakan untuk membuat barang tersebut.
Apa saja yang termasuk harga pokok penjualan?HPP atau Harga Pokok Penjualan terdiri dari:. Biaya bahan baku.. Biaya pengiriman barang dan jasa.. Biaya retur atau potongan pembelian.. Diskon penjualan.. Gaji karyawan pabrik.. Biaya untuk penyimpanan barang sebelum dijual.. Biaya overhead pabrik.. Bagaimana cara mencari harga pokok penjualan?Untuk rumus hpp sendiri adalah :. Rumus HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir.. Pembelian Bersih = (Total Pembelian + Ongkos Angkut) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian). Penjualan Bersih = Penjualan Kotor – (Retur Pembelian + Potongan Penjualan). |