Gerakan kanguru menguatkan otot apa saja?

Bergerak meningkatkan keterampilan anak, termasuk kesadarannya mengenai ruang dan interaksi sosialnya.Jika anak tidak dibiasakan bergerak, badannya menjadi lemah dan tidak tangkas. Secara kognitif ia gagal dalam bereksplorasi, dan secara sosial ia merasa insecure dan ragu-ragu dalam bergerak.

Di usia 0-2 tahun, anak memiliki dua prinsip gerakan motor dalam milestonenya, yaitu :

  1. Locomotion dan postural, yaitu gerakan yang melibatkan kendali bagian tubuh anak dan koordinasi antara bagian tubuh. Misalnya koordinasi antara tangan dan lengan ketika melakukan gerakan memutar.
  2. Prehension, yaitu gerak yang melibatkan kemampuan tangan untuk melakukan aktivitas yang bertujuan, misalnya meraih benda yang ada di depannya.

Biasa dilakukan bayi usia 3 sampai 6 bulan, saat ia mulai tertarik dengan tubuhnya sendiri, misalnya bermain jari tangan dan bermain kaki. Meski anak usia 6 bulan sudah mulai tertarik dengan benda-benda di dekatnya, Anda masih boleh melakukan permainan ini.

  • Rebahkan bayi dalam posisi telentang di atas kasur atau matras.
  • Pegang kedua kaki dan dorong perlahan secara bergantian seperti mengayuh sepeda. Lebih seru bila Bunda sambil menyanyi!
  • Lakukan juga dengan kedua tangannya, sebutkan yang Anda pegang itu tangan atau kaki.

Menguatkan otot paha, sebagai persiapan anak untuk berjalan serta melenturkan otot-otot tangannya, sekaligusmengenalkan bagian-bagian tubuh pada anak.

Usia 12-18 bulan cocok diajak bermain menyusun balok. Otot tangannya sudah bertambah lentur untuk bergerak mengambil balok-balok yang ada di dekatnya. Ajak dia untuk menyusun balok menjadi apapun yang diinginkan. Awalnya balok-balok akan terjatuh karena kurang tepat peletakannya, namun lama-lama si kecil bisa melakukannya dengan benar.

  • Melatih motorik halusnya.
  • Belajar sebab akibat.
  • Belajar warna dari balok warna-warni.

Di usia 6 bulan bayi sangat senang 'cilukba' dengan tangan dan wajah. Di usia 1-2 tahun, permainan cilukba bisa dilakukan dengan gelas dan mainan.

  • Letakkan 3 gelas warna-warni berderet.
  • Letakkan mainan di bawah salah satu gelas, lalu minta anak menebak. Jika berhasil menebak, ulangi kembali dengan warna gelas yang lain kemudian pindahkan posisi gelas.
  1. Memahami konsep objek permanen, yaitu objek tetap ada meski anak tidak melihatnya.
  2. Mengenal konsep di dalam dan di luar,Mengenal konsep ukuran besar dan kecil.
  3. Belajar untuk berkonsentrasi dan pengamatan visual.

Hore, pasir! Jangan larang anak bermain pasir. Tak apa kotor sedikit, tapi banyak manfaat dalam bak pasir itu.

Anak usia 1-2 tahun mampu mengeksplorasi pasir dengan bantuan beberapa alat seperi sekop pasir atau sendok, ember kecil atau botol dan kaleng bekas, cetakan agar-agar aneka bentuk.

  • Basahi sebagian pasir
  • Ajarkan anak mengambil pasir dengan sekop, masukkan ke dalam cetakan atau ember.
  • Tumpahkan kembali.
  • Ulang lagi dengan cetakan yang lain
  1. Merasai tekstur pasir dengan kulitnya.
  2. Belajar sebab akibat dari bentuk-bentuk yang dia buat dengan cetakan.
  3. Belajar konsep isi dan kosong.

Aktifitas untuk anak usia 3-5 tahun bertujuan untuk melatih kemandiriannya, menguasai kemampuan adaptif, yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk mengusai tuntutan lingkungan.

Ada tiga gerakan dasar dalam milestonenya, yaitu

  1. Locomotor yaitu gerakan berjalan, berlari, meloncat atau memanjat.
  2. Manipulative yaitu gerakan menangkap, menendang atau memukul
  3. Stability yaitu gerakan mengontrol tubuh terhadap gravitasi misalnya membungkuk, memutar atau berguling.

Tak perlu alat bermain apapun, cukup dengan tubuh si kecil.

  • Minta anak merentangkan kedua tangan, kemudian angkat satu kaki lurus ke arah belakang.
  • Minta anak membungkukkan badannya ke depan. Jadilah pesawat terbang.
  1. Melatih kekuatan otot-otot kaki.
  2. Melatih keseimbangan.
  3. Belajar representasi, yaitu membayangkan bentuk pesawat dan mewujudkan bentuk pesawat dengan tubuhnya.

Kekuatan kaki si 3-5 tahun tak perlu diragukan lagi. Bukan cuma berdiri dan berjalan saja, ia sudah bisa berlari dan menendang. Koordinasi antara mata dan kaki sudah berjalan sangat baik. Kakinya bisa bergerak sesuai keinginannya. Kemampuannya menghentikan larinya secara mendadak pun bagus. Bermain sepak bola memberikan tantangan untuk kedua kakinya, baik untuk berlari maupun menendang.

  1. Melatih kekuatan otot-otot kaki.
  2. Belajar bekerja sama dengan tim.
  3. Belajar untuk berbagi.
  4. Belajar membuat taktik.

Melihat tempat tidur tingkat, rak buku, atau apapun yang bertingkat, hasrat si 3-5 untuk memanjat sangat kuat. Dimensi ketinggian memang menarik, memancing Kaki dan tangannya yang kuat untuk melakukan aktivitas memanjat. Sesekali bawa si kecil ke playground yang menyediakan permainan memanjat. Biarkan dia merasakan perbedaan alat-alat panjatnya.

  1. Melatih kekuatan otot kaki dan tangan.
  2. Melatih koordinasi antara mata, tangan dan kaki.
  3. Belajar sebab akibat.

Kalau biasanya Anda mengajaknya lompat kodok atau lompat kanguru di rumah, cobalah ajak anak melakukan lompat tali. Jika Anda ingin menambah keseruan, ajak ia untuk membuat tali dengan menggunakan karet. Gunakan roncean karet sebagai tali skipingnya. Jangan berharap berlebihan. Anak tentu belum mahir menggunakan tali. Setelah berkali-kali, ia dapat memutar tali, dan melompati tali dengan cara melangkah, atau dengan lompatan kecil.

  1. Koordinasi tangan, lengan, batang tubuh dan kaki.
  2. Mengatur keseimbangan tubuh.
  3. Melatih motorik kasar dan halus (meronce karet)
  4. Melatih kekuatan otot kaki dan tangan.

Jika anak tidak dibiasakan bergerak, badannya menjadi lemah dan tidak tangkas. Secara kognitif ia gagal dalam bereksplorasi, dan secara sosial ia merasa insecure dan ragu-ragu dalam bergerak.