Bergerak meningkatkan keterampilan anak, termasuk kesadarannya mengenai ruang dan interaksi sosialnya.Jika anak tidak dibiasakan bergerak, badannya menjadi lemah dan tidak tangkas. Secara kognitif ia gagal dalam bereksplorasi, dan secara sosial ia merasa insecure dan ragu-ragu dalam bergerak. Di usia 0-2 tahun, anak memiliki dua prinsip gerakan motor dalam milestonenya, yaitu :
Biasa dilakukan bayi usia 3 sampai 6 bulan, saat ia mulai tertarik dengan tubuhnya sendiri, misalnya bermain jari tangan dan bermain kaki. Meski anak usia 6 bulan sudah mulai tertarik dengan benda-benda di dekatnya, Anda masih boleh melakukan permainan ini.
Menguatkan otot paha, sebagai persiapan anak untuk berjalan serta melenturkan otot-otot tangannya, sekaligusmengenalkan bagian-bagian tubuh pada anak. Usia 12-18 bulan cocok diajak bermain menyusun balok. Otot tangannya sudah bertambah lentur untuk bergerak mengambil balok-balok yang ada di dekatnya. Ajak dia untuk menyusun balok menjadi apapun yang diinginkan. Awalnya balok-balok akan terjatuh karena kurang tepat peletakannya, namun lama-lama si kecil bisa melakukannya dengan benar.
Di usia 6 bulan bayi sangat senang 'cilukba' dengan tangan dan wajah. Di usia 1-2 tahun, permainan cilukba bisa dilakukan dengan gelas dan mainan.
Hore, pasir! Jangan larang anak bermain pasir. Tak apa kotor sedikit, tapi banyak manfaat dalam bak pasir itu. Anak usia 1-2 tahun mampu mengeksplorasi pasir dengan bantuan beberapa alat seperi sekop pasir atau sendok, ember kecil atau botol dan kaleng bekas, cetakan agar-agar aneka bentuk.
Aktifitas untuk anak usia 3-5 tahun bertujuan untuk melatih kemandiriannya, menguasai kemampuan adaptif, yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk mengusai tuntutan lingkungan. Ada tiga gerakan dasar dalam milestonenya, yaitu
Tak perlu alat bermain apapun, cukup dengan tubuh si kecil.
Kekuatan kaki si 3-5 tahun tak perlu diragukan lagi. Bukan cuma berdiri dan berjalan saja, ia sudah bisa berlari dan menendang. Koordinasi antara mata dan kaki sudah berjalan sangat baik. Kakinya bisa bergerak sesuai keinginannya. Kemampuannya menghentikan larinya secara mendadak pun bagus. Bermain sepak bola memberikan tantangan untuk kedua kakinya, baik untuk berlari maupun menendang.
Melihat tempat tidur tingkat, rak buku, atau apapun yang bertingkat, hasrat si 3-5 untuk memanjat sangat kuat. Dimensi ketinggian memang menarik, memancing Kaki dan tangannya yang kuat untuk melakukan aktivitas memanjat. Sesekali bawa si kecil ke playground yang menyediakan permainan memanjat. Biarkan dia merasakan perbedaan alat-alat panjatnya.
Kalau biasanya Anda mengajaknya lompat kodok atau lompat kanguru di rumah, cobalah ajak anak melakukan lompat tali. Jika Anda ingin menambah keseruan, ajak ia untuk membuat tali dengan menggunakan karet. Gunakan roncean karet sebagai tali skipingnya. Jangan berharap berlebihan. Anak tentu belum mahir menggunakan tali. Setelah berkali-kali, ia dapat memutar tali, dan melompati tali dengan cara melangkah, atau dengan lompatan kecil.
Jika anak tidak dibiasakan bergerak, badannya menjadi lemah dan tidak tangkas. Secara kognitif ia gagal dalam bereksplorasi, dan secara sosial ia merasa insecure dan ragu-ragu dalam bergerak. |