Gempa bumi yang memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km disebut dengan Gempa bumi

Gempa bumi yang memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km disebut dengan Gempa bumi

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Gempa bumi yang memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km disebut dengan Gempa bumi

Gempa dengan kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km dari permukaan bumi disebut ....

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Gempa dangkal
  2. Gempa sedang
  3. Gempa intermedier
  4. Gempa dalam
  5. Gempa sangat dalam

Jawaban terbaik adalah D. Gempa dalam.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Gempa dengan kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km dari permukaan bumi disebut ....❞ Adalah D. Gempa dalam.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Perbedaan antara gerak Epirogenesa dengan gerak Orogenesa adalah ... dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan akan gempa bumi. Masih lekat diingatan gempa bumi dahsyat yang disertai dengan tsunami melanda wilayah Indonesia yaitu Aceh (2004) dan Palu (2018). Ketika terjadi bencana gempa bumi tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sering mengeluarkan istilah hiposentrum dan episentrum. Nah, kira-kira apa sih pengertian dari dua istilah tersebut?

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang disebabkan oleh bergeraknya atau berpindahnya suatu permukaan bumi akibat kekuatan-kekuatan yang berasal dari dalam bumi. Gempa bumi dapat ditemui sebagai akibat dari aktivitas vulkanik (gempa vulkanik), aktivitas tektonisme (gempa tektonik) dan bisa juga akibat reruntuhan gua atau bukit kapur, atau runtuhan gletser (gempa terban).

Ada beberapa istilah yang bisa kita dengar atau temukan jika terjadi suatu bencana khususnya gempa bumi sehingga bisa mengetahui dari mana sumber/ lokasi gempa antara lain Hiposentrum dan Episentrum. Kita simak yuk penjelasannya!

Hiposentrum

Hiposentrum adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu sumber gempa pada permukaan bumi. Hiposentrum tersebut dibagi menjadi dua berdasarkan perbedaan penyebab. Jika gempa disebabkan oleh patahan kerak bumi, maka disebut sebagai hiposentrum garis, apabila gempa disebabkan oleh gunung berapi atau tanah longsor maka disebut sebagai hiposentrum titik.

(Baca juga: 10 Gempa Bumi Paling Dahsyat di Dunia)

Gempa dapat dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan kedalaman hiposentrumnya antara lain :

  • Gempa dangkal (kedalaman hiposentrum < 100 km)
  • Gempa menengah (kedalaman hiposentrum 100-300 km)
  • Gempa dalam ( kedalaman hiposentrum > 300 km)

Episentrum

Episentrum adalah suatu garis atau tutuk di suatu permukaan bumi yan tegak lurus dengan hiposentrum. Posisi episentrum selalu berada di atas hiposentrum. Episentum berbentuk garis disebut sebagai gempa linier dan episentrum berbentuk titik disebut sebagai gempa sentral.

Gempa dapat dibedakan menjadi tiga tipe berdasarkan jarak dari episentrumnya, antara lain :

  • Gempa lokal (jarak dari episentrum < 10.000 km)
  • Gempa jauh (jarak dari ep[isentrum sekitar 10.000 km)
  • Gempa sangat jauh (jarak dari episentrum 10.000 km)

Avisena Ashari Selasa, 22 September 2020 | 18:46 WIB

Gempa bumi yang memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km disebut dengan Gempa bumi

Jenis-jenis gempa Bumi (Youtube/Majalah Bobo)

Bobo.id - Indonesia merupakan salah satu wilayah yang terletak di atas tiga lempeng, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.

Letak wilayah negara kita ini menjadi salah satu penyebab mengapa Indonesia sering mengalami gempa bumi.

Apakah kamu tahu? Ternyata gempa bumi ada banyak jenisnya, lo.

Jenis gempa bumi bisa dibedakan berdasar penyebab, kedalaman, dan gelombang atau getaran gempa.

Yuk, cari tahu jenis-jenis gempa berdasar penyebab, kedalaman, dan gelombangnya.

Jenis-Jenis Gempa Bumi

Gempa Bumi Berdasar Penyebab

1. Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi tektonik disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak.

Gempa bumi ini disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan tektonik itu.

2. Gempa Bumi Vulkanik

Gempa Bumi vulkanik disebabkan oleh aktivitas magma dan biasanya terjadi sebelum gunung api meletus.

Ledakan gunung berapi juga bisa menyebabkan gempa bumi vulkanik, yang biasanya terasa di wilayah sekitar gunung berapi.

Baca Juga: Tak Selamanya Merugikan, Ternyata Ada Dampak Positif dari Gempa Bumi


Page 2


Page 3

Gempa bumi yang memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km disebut dengan Gempa bumi

Youtube/Majalah Bobo

Jenis-jenis gempa Bumi

Bobo.id - Indonesia merupakan salah satu wilayah yang terletak di atas tiga lempeng, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.

Letak wilayah negara kita ini menjadi salah satu penyebab mengapa Indonesia sering mengalami gempa bumi.

Apakah kamu tahu? Ternyata gempa bumi ada banyak jenisnya, lo.

Jenis gempa bumi bisa dibedakan berdasar penyebab, kedalaman, dan gelombang atau getaran gempa.

Yuk, cari tahu jenis-jenis gempa berdasar penyebab, kedalaman, dan gelombangnya.

Jenis-Jenis Gempa Bumi

Gempa Bumi Berdasar Penyebab

1. Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi tektonik disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak.

Gempa bumi ini disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan tektonik itu.

2. Gempa Bumi Vulkanik

Gempa Bumi vulkanik disebabkan oleh aktivitas magma dan biasanya terjadi sebelum gunung api meletus.

Ledakan gunung berapi juga bisa menyebabkan gempa bumi vulkanik, yang biasanya terasa di wilayah sekitar gunung berapi.

Baca Juga: Tak Selamanya Merugikan, Ternyata Ada Dampak Positif dari Gempa Bumi

Gempa bumi yang memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km disebut dengan Gempa bumi

engertian Gempa Bumi – Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

Jenis-Jenis Gempa Bumi
Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya. Berikut ini merupakan penjelasannya :

a. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.

2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.

3. Gempa runtuhan atau terban
Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.

b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Parameter Gempa Bumi Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time – OT) Lokasi pusat gempabumi (Episenter) Kedalaman pusat gempabumi (Depth) Kekuatan Gempabumi (Magnitudo) Karakteristik Gempa Bumi Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat Lokasi kejadian tertentu Akibatnya dapat menimbulkan bencana Berpotensi terulang lagi Belum dapat diprediksi Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.