Gas yang dikeluarkan dari erupsi gunung berapi yang tidak beracun adalah

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan, semua gunung berapi berpotensi mengeluarkan gas beracun, termasuk gunung Merapi.

"Semua gunung berapi mengeluarkan gas beracun, hanya saja tingkatannya berbeda-beda. Gunung Merapi pun berpotensi mengeluarkan gas beracun," terangnya, Rabu (16/01).

Surono menjelaskan, jenis gas yang berasal dari gunung berapi aktif berbentuk gas CO, CO2, HCN, H2S atau SO2. Jika gas itu berada dalam kepekatan dan dalam ambang batas tertentu, bisa menyebabkan kematian bagi yang menghirup.

"Pada tahun 2011 lalu kawah di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah seperti kawah Sikidang dan Sinilia mengeluarkan gas beracun yang tidak berbau dan tidak berwarna. Akibatnya warga kebingungan dan harus mengungsi," paparnya.

Menurut Surono, pernah ada peristiwa pada 1982, ribuan warga di sekitar kawah Sikidang dan Sinilia meninggal akibat menghirup gas beracun. Gas beracun tersebut berat jenisnya lebih ringan dari udara sehingga mengambang di permukaan.

"Saat itu justru anak kecil dan makhluk yang tingginya tidak sampai 1 meter bisa hidup karena tidak menghirup gas. Gas itu mengambang dan akan terurai ke atas saat matahari bersinar," tegasnya.

Di tempat yang sama, Pecut, pengamat Gunung Merapi di Pos Pengamatan Kalirang Sleman, mengimbau agar para pendaki yang berusaha mendekati kawah Gunung Merapi lebih berhati-hati dan waspada akan potensi gas beracun.

"Meski status Gunung Merapi Aktif normal, namun pendaki harus tetap waspada terhadap gas yang keluar dari kawah," imbaunya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Gas yang dikeluarkan dari erupsi gunung berapi yang tidak beracun adalah

Pixabay.com

(Ilustrasi) ini material vulkanik yang akan keluar ketika gunung meletus.

GridKids.id - Gunung erupsi merupakan hal yang kerap terjadi di Indonesia karena terletak di ring of fire, Kids.

Saat ini gunung Semeru baru saja erupsi dan ada kemungkinan gunung lainnya karena sejumlah gunung berstatus siaga.

Selain itu, gunung meletus terjadi karena adanya tekanan gas dari perut bumi sehingga mendorong magma keluar.

Baca Juga: Wajib Waspada, Ini Penyakit yang Bisa Timbul Akibat Letusan Gunung Berapi

Gunung meletus akan mengeluarkan sejumlah material vulkanik yang harus diwaspadai seperti awan panas.

Namun gunung meletus bukan hanya mengeluarkan magma dan awan panas aja karena masih ada lainnya, Kids.

Lantas apa saja material vulkanik yang dikeluarkan gunung meletus? Yuk, kita cari tahu.

1. Gas vulkanik

Gunung meletus akan mengeluarkan gas vulkanik yang mengandung karbon monoksida, karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan nitrogen, Kids.

Gas tersebut sangat berbahaya jika terhirup oleh makhluk hidup karena bisa menganggu kesehatan.

Baca Juga: Daftar Gunung Berapi dengan Status Waspada dan Siaga di Indonesia

2. Awan panas

Gunung meletus juga akan mengeluarkan awan panas yang bisa membahayakan mahkluk hidup.

Awan panas sendiri berupa material vulkanik yang akan mengalir dari puncak gunung.

Dalam awan panas berisi batuan pijar yang panas dan material vulkanik lainnya, Kids.

Suhu dari awan panas sendiri bisa mencapai 600 derajat Celcius, sehingga berbahaya untuk mahkluk hidup.

3. Lava

Gunung meletus juga akan mengeluarkan magma yang mengalir ke permukaan gunung dikenal dengan lava, Kids.

Lava gunung meletus memiliki dua jenis yaitu lava encer dan lava kental.

Untuk lava encer akan mengalir ke arah sungai, sedangkan lava kental akan membeku pada lereng gunung.

Baca Juga: Fenomena Gunung Semeru Merupakan Erupsi Sekunder, Apa Artinya?

4. Lahar

Gunung meletus akan mengeluarkan lahar atau  aliran material vulkanik berupa pasir, batu, dan kerikil.

Lahar sendiri akan mengikuti curah hujan dan mengalir ke sungai.

5. Hujan abu

Gas yang dikeluarkan dari erupsi gunung berapi yang tidak beracun adalah

Pixabay.com

(Ilustrasi) ini material vulkanik yang akan keluar ketika gunung meletus.

Hujan abu juga akan terjadi ketika gunung meletus, abu sendiri akan bergerak mengikuti hembusan angin.

Lalu, hujan abu vulkanik bisa membahayakan kesehatan jika terhirup sehingga kita perlu menggunakan masker, Kids.

Nah, itu material vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung meletus.

-----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Selasa, 22 Mei 2018 14:06

Gas yang dikeluarkan dari erupsi gunung berapi yang tidak beracun adalah
lihat foto
Gas yang dikeluarkan dari erupsi gunung berapi yang tidak beracun adalah

INSTAGRAM/bpptkg

Gunung Merapi meletus pada Senin (21/5/2018) pukul 09.38 WIB selama 6 menit dengan ketinggian asap 1200 m teramati dari CCTV Merbabu. 

TRIBUNWOW.COM - Status Gunung Merapi telah ditingkatkan dari Normal menjadi Waspada sejak Senin (21/5/2018) pukul 23.00 WIB.

Peningkatan status tersebut dilakukan setelah terjadinya beberapa letusan freatik dalam dua hari terakhir.

Rentetan letusan freatik tersebut membuat seluruh kegiatan di radius 3 kilometer dari puncak harus dihentikan.

Kegiatan pendakian Gunung Merapi juga tidak disarankan.

Selain letusan, aktivitas gunung berapi memang berbahaya.

Satu di antaranya adalah gas beracun yang dikeluarkan dari dalam gunung.

Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum tiga jenis gas beracun yang dikeluarkan gunung berapi dari laman gunung-indonesia.com.

1. Solfatara

Gas yang dikeluarkan dari erupsi gunung berapi yang tidak beracun adalah
(Instagram/bromokita)

Sulfatara merupakan gas sulfur atau belerang yang baunya menyerupai telur busuk.

Sulfatara sangat berbahaya bagi makhluk hidup jika dihirup dalam konsentrasi tinggi.

Oleh karenanya, para pendaki yang akan menuju gunung yang kerap mengeluarkan asap sulfatara disarankan membawa peralatan lengkap.

Yakni, masker (masker N95 atau masker respirator), kacamata, dan usahakan untuk tidak mengalami kontak langsung dengan asap.

Asap sulfatara paling terkenal ada di kawah Gunung Ijen, di mana banyak penambang batu belerang berjuang mempertaruhkan nyawa di tengah kepulan asap sulfatara setiap harinya demi mencari nafkah.

2. Fumarol

Gas yang dikeluarkan dari erupsi gunung berapi yang tidak beracun adalah
(esdm.go.id)

Sekilas Pengertian :

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Ciri - ciri Gunung Akan Meletus :

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain

  • Suhu di sekitar gunung naik.
  • Mata air menjadi kering
  • Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
  • Tumbuhan di sekitar gunung layu
  • Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Hasil Letusan Gunung Berapi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

Gas vulkanikGas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO),Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.Lava dan aliran pasir serta batu panasLava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.LaharLahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.Hujan AbuYakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.Awan panasYakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Antispisai dan Evakuasi Bahaya Gunung Meletus

Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi

  • Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
  • Membuat perencanaan penanganan bencana.
  • Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
  • Mempersiapkan kebutuhan dasar

Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi

  • Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
  • Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
  • Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
  • Jangan memakai lensa kontak.
  • Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
  • Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi

  • Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
  • Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
  • Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin

MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :

  1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
  2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
  3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
  4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
  5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.