Gambar pola lantai tari Kancet Papatai

KOMPAS.com - Tari perang merupakan bentuk pertahanan diri sebuah suku yang dikemas menjadi sebuah tarian. Perang menjadi sebuah pertahanan suku, salah satunya suku Dayak kenyah di Kalimantan Timur.

Mereka memiliki sebuah tarian dengan tema perang yang disebut Kancet Papatai. Tarian Kancet Papatai berkisah tentang pahlawan suku Dayak Kenyak menghadapi musuhnya.

Dalam buku Kekayaan dan Kearifan Budaya Dayak Kenyah (2006) oleh Marthin Billa, tari Kancet Papatai menampilkan tentang keperkasaan kaum laki-laki Dayak Kenyak.

Tari Kacet Papatai hingga kini masih ditampilkan dalam berbagai kesempatan. Baik dalam upacara adat, maupun acara budaya di pemerintahan Provionsi Kalimantan Timur. Tarian ini menjadi ikon tari perang Kalimantan Timur.

Baca juga: Tari Monong, Tarian Penolakan Penyakit dari Kalimantan Barat

Makna simbolik tari Kancet Papatai

Makna tarian Kancet Papatai adalah kejantaan, keperkasaan seorang lelaki yang bertempur dalam peperangan, di mana dirinya harus mempertahankan wilayah.

Tarian ini menggunakan berbagai macam aksesoris tari perang. Berikut busana dan aksesoris tarian:

  1. Perisai atau Kelembit, untuk memangkis dari arah musuh
  2. Mandau, senjata utama dalam melawan musuh
  3. Topi atau Beluko, mengandung banyak ilmu kekebalan tubuh
  4. Kalung, sebagai penangkis musuh yang terbuat dari gigi macan
  5. Rompi (Besunung), adalah bahan yang terbuat dari kulit harimau berfungsi sebagai kekebalan dari senjata musuh.
  6. Ikat kepala (lawung), terbuat dari bulu burung Enggang yang terikat di kepala. Burung Enggang adalah jenis burung yang dianggap keramat bagi Suku Dayak.

Baca juga: Tari Reog Ponorogo, Kisah Melamar Putri Kediri hingga Media Dakwah

Gerak tari Kancet Papatai

Surya Sili dalam jurnalnya Etika Dalam Hubungan Antar Manusia Pada Beberapa Tarian Dayak Kenyah (2019), mengatakan, gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, dan penuh semangat. Terkadang diikuto pekikan sang penari.

Tarian Kancet Papatai dipentaskan oleh dua kelompok anak muda yang memakai baju perang dan membawa Mandau serta Kelempit.

Dua kelompok tersebut membentuk banjar, lalu menari dengan teriakan dan sorakan yang penuh semangat.

Gerakan yang sinergi dalam tarian ini adalah membungkuk layaknya sedang berhadapan dengan musuh, kemudian menghentakkan kaki serta melangkah untuk mengahadapi musuh.

Baca juga: Tari Rangguk, Mencerminkan Sifat Kebersamaan Masyarakat Jambi

Gerakan akhir dari tarian, yaitu penari berlari keluar dari panggung pementasan sembari bersorak eria sebagai tanda kemenangan.

Tujuan Kancet Papatai yakni tercapainya kemenangan peperangan yang diperjuangkan bersama-sama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.