Faktor yang paling dominan menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang pada masyarakat miskin adalah

Sosiologi Info - Apa saja sebenarnya faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang dalam masyarakat di kehidupan sehari-hari. 

Kemudian, apa saja bentuk-bentuk perilaku meyimpang yang harus kita ketahui bersama. Nah untuk lebih lengkapnya kamu bisa baca ulasannya dibawah ini.

Perilaku Menyimpang

Secara sederhana, perilaku menyimpang adalah perilaku yang dilakukan oleh individu, warga, masyarakat yang tidak lagi sesuai.

Baca Juga : Ada 15 Contoh Perilaku Menyimpang pada Remaja di Indonesia

Dengan tata kebiasaan, kesopaan, keluar dari nilai dan norma yang sudah disepakati bersama. Bertentangan dengan kaidah/ajaran norma tersebut.

Apa Kata Para Ahli Tentang Perilaku Menyimpang

Kemudian, menurut Robert M Z Lawang, menjelaskan bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial.

Dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.

Baca Juga : 10 Contoh Perilaku Menyimpang di Sekolah dan Solusinya

Selanjutnya, menurut G Kertasapoetra, mengatakan bahwa perilaku menyimpang suatu perilaku yang diekspresikan oleh seseorang.

Atau sekelompok orang anggota masyarakat yang secara sadar atau tidak sadar, tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku. Dan telah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. 

Terakhir menurut James W Van DerZanden menjelaskan perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. 

Walaupun masyarakat berusaha agar setiap anggotanya dapat berperilaku sesuai dengan norma dan nilai serta harapan masayrakat. 

Namun, dalam setiap masyarakat selalu dijumpai adanya anggota yang melakukan penyimpangan tersebut.

Dengan demikian, perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial adalah  suatu tindakan, perilaku seseorang yang dilakukan tidak lagi sesuai dengan norma, nilai, dan kesepakatan/konsensus. 

Faktor Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang

Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu seseorang melakukan tindakan atau perilaku menyimpang, yaitu : 

1. Adanya Proses Sosialisasi yang Tidak Diserap/Tidak Sempurna

Seorang individu atau manusia saat berada dan memulai berinteraksi dengan orang lain, sudah pasti akan mendapatkan nilai dan norma.

Nilai dan norma baru yang berlaku di masyarakat. Itulah yang akan diserap ke dalam kepribadian seseorang tersebut.

Ketika seseorang mengalami sosialisasi yang tidak bisa diserap atau tidak sempurna. Maka ia tidak akan mampu membedakan tindakan/perilaku yang pantas dan tidak pantas. 

Contohnya : Ketika seseorang pelajar yang masih sekolah, telah menerima sosialisasi tentang penyalahgunaan narkoba/obat-obatan terlarang.

Ia masih mengonsumsi narkoba/obat-obatan tersebut, maka ia telah melakukan penyimpangan sosial. 

Nah disinilah, faktor penyebabnya karena proses sosialisasi yang tidak sempurna oleh seseorang tersebut.

Bisa juga fenomena L*BT, adanya w*ria, dan berbagai contoh lainnya yang tidak sempurna diserap oleh individu.

2. Adanya Proses Sosialisasi Sub-Kebudayaan yang Menyimpang

Faktor perilaku menyimpang yang dimaksud adalah suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya dominan di kehidupan masyarakat. 

Unsur budaya menyimpang meliputi perilaku dan nilai yang dimili oleh anggota kelompok, dimana bertentangan dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat. 

Contohnya : Penjahat, Pejudi, Pencuri, dan lainnya.

3. Penyimpangan Proses Belajar/Meniru

seseorang individu yang sudah mulai belajar berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Disinilah, juga individu mulai mengenal orang orang, mereka yang berperilaku menyimpang. 

Individu tersebut akan melihat, mendapatkan proses penyerapan, yang ia lakukan juga perilaku menyimpang tersebut.

Contohnya : Ketika individu berteman/sering berinteraksi dengan para pejudi, perampok, pencuri, atau pemakai narkoba.

Maka lama kelamaan ia juga akan ikut ke arah yang menyimpang, karena sering melakukan interaksi, dan proses belajar untuk meniru sudah dilakukan.

4. Adanya Faktor Masyarakat Mengalami Anomie

Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang individu maupun kelompok masyarakat, karena adanya anomie. 

Dimana masyarakat sudah tidak ada lagi pedoman/pegangan dasar dalam melaksanakan kehidupannya. 

Masyarakat sudah kehilangan tatanan nilai, norma, tanpa arah lagi sehingga terjadilah penyimpangan tersebut.

Contohnya : Saat masyarakat diserang wabah pandemi, maka diawal awal masyarakat sering melakukan penyimpangan sosial.

Yaitu dengan tidak taat dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Apalagi adanya berita hoax sana sini.

Semakin membuat masyarakat seakan tidak ada pedoman atau arah lagi, karena simpang siurnya informasi diawal-awal pandemi. 

5. Adanya Faktor Labeling

Pemberian cap atau stempel kepada seseorang individu. Ia mendapatkan julukan ketika dianggap melakukan sebuah penyimpangan.

Dimana nilai dan norma yangsudah menjadi kesepakatan dilanggar. Contohnya : Julukan yang diberikan kepada seseorang yang mencuri, suka mabuk.

Maka ketika seseorang mendapatkan labeling, ia malah ada kecenderungan untuk melakukan penyimpang lagi.

Bentuk Bentuk Perilaku Menyimpang

Ada beberapa bentuk perilaku menyimpang yang bisa kita lihat dan pahami di dalam kehidupan sehari hari masyarakat, yaitu : 

1. Kenakalan Remaja

Gejala sosial ini terlihat pada anak anak remaja yang sedang mengalami masa puber. Karena dimasa ini jiwa remaja masih dalam keadaan labil sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif.

Contohnya : tawuran, kebut-kebutan saat di jalan raya, dan lainnya.

2. Meminum Alkoholisme

Bentuk gejala ini merupakan juga racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem syaraf. 

Seseorang yang mengkonsumsi akan kehilangan kemampuan dalam mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. 

Dimana individu ini juga sering melakukan keonaran, perkelahian, pembunuhan. Contohnya : ketika seseorang sedang mabuk minuman alkohol.

Maka kontrol terhada dirinya sudah tidak ada, terkadang ia malah membuat ricuh, atau keributan yang bisa berujung vatal, sampai ada korban jiwa.

3. Penyimpangan Seksual

Bentuk penyimpangan ini dimana perilaku seksual yang tidak lazim untuk dilakukan seseorang. Penyebabnya karena pengaruh menonton film porno, melihat, membaca buku atau majalah porno/dewasa.

Bisa juga kita lihat contohnya sekarang pada seseorang yang live seksi/live tanpa busana di media sosial, serta contoh lainnya.

4. Penyalahgunaan Narkotika/Obat-obatan terlarang

Dampah negatif dari penyalahgunaan narkoba adalah seseorang tidak lagi produktif. Ia malah cenderung dalam keadaan malas, pemurung, dan dampak lainnya. 

Contohnya : Ketika ada seseorang yang sudah terjebak menggunakan narkoba, maka ia akan fokus pada dunia fantasinya sendiri.

Yang akan merugikan masa depannya, karena sudah masuk ke dalam jurang yang dalam. Dengan memakai barang haram tersebut.

Nah itulah beberapa faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang, serta bentuk bentuk, dan contohnya. 

Sumber Referensi : 

Modul Pembelajaran SMA Sosiologi Kelas X | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Direktorat Sekolah Menengah Atas 2020 | Penyusun Sri Uji Partiwi, S.Sos., M.Pd

Dalam kehidupan sebuah masyarakat, tentunya semua tindakan yang dilakukan oleh masyarakat dibatasi dengan aturan maupun norma-norma yang berlaku. Berbuat dan berperilaku yang memang sesuai dengan aturan dan norma tersebut akan dianggap hal yang baik oleh masyarakat lainnya. Namun meskipun begitu masih banyak masyarakat yang yang tindakan serta perbuatannya tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dan tentu saja akan merugikan baik diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

Perilaku seperti ini lah yang dinamakan perilaku menyimpang atau dikenal dengan penyimpangan sosial. Yang dimaksud dengan perilaku menyimpang adalah perilaku yang mana tidak sesuai dengan norma dan nilai susila yang ada, baik dari sudut pandang kemanusiaan individu maupun sebagai bagian dari makhluk sosial. Untuk pelaku yang melakukan perbuatan tersebut disebuat sebagai deviant.

Ada beberapa ciri ciri perilaku menyimpang menurut Paul B. Horton, antara lain adalah:

  • Perilaku penyimpang harus dapat didefinisikan, yang dimaksudkan adalah penilaian dari penyimpangan tersebut didasarkan pada sebuah kriteria tertentu dan dapat diketahui penyebabnya. (baca juga: Syarat Terjadinya Interaksi Sosial)
  • Penyimpangan dapat diterima maupun ditolak. Penyimpangan dapat berupa relatif maupun mutlak, yang artinya perbedaan yang ada ditentukan oleh kadar dan frekuensi penyimpangan.
  • Penyimpangan tersebut pada budaya yang nyata atau ideal? yang artinya budaya ideal merupakan peraturan hukum yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat. Antara budaya ideal dan budaya nyata selalu saja terdapat kesenjangan.
  • Adanya norma-norma penghindaran di dalam penyimpangan. Norma penghindaran merupakan pola perbuatan yang mana dilakukan oleh individu agar dapat memenuhi keinginan namun tidak harus menentang nilai tata kelakukan yang ada secara terbuka.
  • Penyimpangan sosial dapat bersifat adaptif, yang berarti perilaku menyimpang adalah salah satu cara yang dilakukan agar dapat menyesuaikan kebudayaan yang ada dengan perubahan sosial yan terjadi. (baca juga: Dampak Positif dan Negatif Urbanisasi)

Lalu apa yang menyebabkan seseorang dapat berbuat hal-hal yang menyimpang dari aturan yang ada? Menurut Wilnes, terdapat 2 faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang terjadi, antara lain adalah:

  • Faktor subjektif, yang mana merupakan faktor yang berasal dari individu itu sendiri ataupun sifat bawaan dari sejak lahir.
  • Faktor objektif, yang mana merupakan faktor yang berasal dari luar individu tersebut (lingkungan) semisal kondisi keluarga, hubungan orang tua dan anak, dan lainnya. (baca juga: Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme)

Kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penyebab perilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat.

1. Proses Sosialisasi Yang Tidak Sempurna

Karena ketidakmampuan di dalam menyerap norma-norma budaya ke dalam kepribadiannya, membuat seorang idnividu tidak akan mampu untuk membedakan antara perilaku yang tidak pantas maupun pantas dilakukan. Hal ini dikarenakan proses sosialisasi yang terjadi berjalan tidak sempurna, dimana agen-agen sosialisasi yang ada tidak dapat menjalankan peran serta fungsi nya dengan baik. (baca juga: Sejarah Perkembangan Sosiologi)

Misalnya saja individu yang berasal dari kondisi keluarga broken home, yang mana kedua orang tua tidak mendidikan anak dengan sempurna tentu saja membuat anak tersebut tidak mengetahui kewajiban serta hak nya di dalam keluarga maupun masyarakat. Hal ini lah yang menyebabkan perilaku yang terlihat pada anak tersebut akan cenderung tidak mengenal sopan santun, disiplin, dan lainnya. (baca juga: Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya)

Artikel terkait:

2. Proses Belajar Yang Menyimpang

Individu yang melakukan perilaku-perilaku menyimpang biasanya dikarenakan sering melihat atau membaca tayangan-tayangan yang membahas mengenai perilaku menyimpang. Sehingga perbuatan menyimpang yang mereka lakukan dikrenakan proses belajar yang menyimpang. Misalnya saja anak yang melakukan perilaku kejahatan dikarenakan melihat tayangan mengenai cara melakukan kejahatan ataupun membaca artikel yang menjelaskan tentang tindakan kriminal. Hal ini juga berlaku pada penjahat-penjahat kelas kakap yang mana mengawali kejahatannya dengan melakukan tindakan-tindakan kecil yang kemudian meningkat seiring dengan perjalanan waktu diakibatkan dari proses belajar menyimpang yang dilakukan. (baca juga: Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi)

3. Kesenjangan Sosial

Adanya perbedaan status yang mana mengarah pada kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat, terutama pada kaum kaya dengan kaum miskin yang terlihat mencolok akhirnya dapat menimbulkan rasa iri serta dengki yang mana memicu terjadinya tindakan pencurian, penghinaan, pembunuhan dan tindakan menyimpang lainnya. (baca juga: Kegiatan Ekonomi Di Indonesia)

4. Ketegangan Antara Kebudayaan dan Struktur Sosial

Ketegangan yang terjadi antara kebudayaan dan struktur sosial di masyarakat menyebabkan munculnya tindakan-tindakan menyimpang. Hal ini dikarenakan dalam pencapaian tujuan seseorang tidak mendapatkan peluang, sehingga dalam mencapai hal tersebut seseorang akan mengupayakan peluang itu sendiri. Sehingga munculah perilaku-perilaku menyimpang di masyarakat. Misalnya saja penguasa yang menindas rakyat secara terus menerus menyebabkan rakyat akhirnya memberontak dan melawan penguasa tersebut. Entah pemberontakan dilakukan terbuka ataupun tertutup, semua hal tersebut dilakukan agar mencapai tujuan yang diinginkan meskipun caranya belum tentu benar. (baca juga: Manfaat Perdagangan Internasional)

5. Nilai dan Norma Terlalu Longgar

Seharunya pelaku tindakan-tindakan menyimpang haruslah dibina dengan baik agar kembali pada jalan benar sebelumnya. Namun beberapa lingkungan masyarakat malah membiarkannya begitu saja, sehingga membuat faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang terus saja terjadi. Hal ini mungkin dikarenakan masyarakat tersebut terlalu sibuk dengan aktivitas dan rutinitas yang dilakukannya setiap hari sehingga membuatnya terasa lelah untuk membina pelaku tindakan menyimpang. Sehingga malah membuat tindakan-tindakan menyimpang tersebut semakin merajalela.

6. Proses Sosialisasi Subkebudayaan Menyimpang

Subkebudayaan merupakan sebuah kebudayaan khusus yang mana norma-norma yang di dalamnya bertentangan dengan norma kebudayaan yang dominan. Unsur budaya yang menyimpang tersebut meliputi nilai serta perilaku yang ada di dalam anggota-anggota kelompok tersebut yang mana bertentangan dengan aturan yang ada di lingkungan masyarakat. Misalnya saja kelompok menyimpang seperti kelompok pengguna narkoba, kelompok penjahat, kelompok pencurian motor, dan lainnya. (baca juga: Bentuk-bentuk Perubahan Sosial)

7. Ikatan Sosial Yang Berlainan

Pada umumnya setiap orang memiliki hubungan dengan beberapa kelompok lainnya. Jika pergaulan yang dilakukannya tersebut memiliki pola-pola perilaku menyimpang, maka tentu saja akan sangat memungkinkan jika individu tersebut akan mencontoh perilaku-perilaku yang menyimpang tersebut. (baca juga: Peninggalan Zaman Logam)

8. Ketidakpuasan

Mungkin ada beberapa individu ataupun kelompok yang tidak merasa puas dengan kondisi lingkungan masyarakat saat ini. Sehingga mereka merasa untuk perlu melakukan sebuah perubahan yang mana perubahan yang dilakukannya tersebut sangat menyimpang dari nilai dan norma yang ada di masyarakat tersebut. Misalnya saja ada sebuah kelompok masyarakat yang anti kepada pendidikan dan menganggap jika semua orang yang sedang menempuh pendidikan tersebut merupakan orang-orang yang menyimpang. (baca juga: Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam)

9. Kondisi Keluarga Berantakan

Kondisi keluarga yang berantakan atau broken home dapat menyebabkan terjadinya perilaku-perilaku menyimpang pada diri seseorang. Hal ini bisa disebabkan karena penceraian ataupun perselingkuhan yang ada menyebabkan anggota keluarga di dalamnya tidak nyaman di dalam rumah bahkan menyebabkan situasi menjadi saling diam dan saling ribut. Sebagai pelampiasan dari rasa tersebut akhirnya anggota keluarga yang ada malah melakukan kegiatan-kegiatan menyimpang. (baca juga: Contoh Kebutuhan Pokok)

10. Sikap Mental

Sikap mental pada individu akan sangat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan menyimpang. Sikap mental yang merasa tidak pernah malu melakukan sebuah kesalahan akan menyebabkan seseorang akan terus berbuat menyimpang. Jika sikap mentak tersebut dapat diarahkan ke dalam hal-hal yang positif maka tentu saja dapat membuat individu tersebut menjadi pimpinan yang hebat. (baca juga: Peninggalan Sejarah Hindu Budha)

11. Meningkatnya Putus Sekolah dan Pengangguran

Meningkatnya angka pemuda yang putus sekolah dan menjadi pengangguran dapat menyebabkan terjadinya faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang di masyarakat. Sebenarnya pemuda-pemuda tersebut bisa saja memiliki pekerjaan di kantoran. Namun untuk bisa bekerja di kantoran tentu saja membutuhkan sebuah keahlian, yang mana tidak di dapatkannya karena harus putus sekolah. Padahal mereka juga harus memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan nya. Sehingga membuatnya mau tidak mau mengambil jalan pintas sepertipengemis, pengamen jalanan yang akhirnya memicu tindakan menyimpang. (baca juga: Dampak Kepadatan Penduduk)

12. Desakan Kebutuhan Ekonomi

Adanya desakan kebutuhan ekonomi dapat memicu seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan menyimpang di masyarakat. Keinginan untuk merasa serba kecukupan tanpa perlu bekerja susah payah dapat membuat seseorang akhirnya mengambil jalan pintas seperti mencuri, merampok, dan lainnya. (baca juga: Tujuan Pengendalian Sosial Dalam Masyarakat)

Artikel lainnya:

13. Labelling

Pemberian labelling ataupun sebutan negatif yang ditujukan pada seseorang meskipun hanya dalam sekali berbuat menyimpang akan memberikan dampak negatif. Dirinya akan merasa terganggu dengan pemberian label barunya tersebut dan akhirnya akan cenderung mengulangi perbuatan tersebut karena merasa sudah terlanjur. Misalnya saja saat seseorang ketahuan mencuri sesuatu, maka dirinya akan dianggap pencuri pada lingkungan masyarakatnya meskipun hanya sekali saja melakukan hal tersebut.

Nah itu tadi beberapa hal yang dapat menyebabkan perilaku-perilaku menyimpang di masyarakat. Tentu saja perilaku menyimpang tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja, apalagi jika sampai merugikan masyarakat lainnya yang ada. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA