Faktor apa saja yang penting untuk diperhatikan dalam manajemen produksi agribisnis

Pertanian merupakan bidang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup umat manusia. Perkembangan pertanian diawali dari perubahan sosial pada masyarakat prasejarah, yaitu perubahan yang awalnya dari budaya food gathering (berburu dan meramu) menjadi food producing (bercocok tanam). Sejak saat itulah, periode bercocok tanam selalu mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Bidang pertanian disamping industri, dimana dalam bidang industri sebagian besar bahan-bahan bakunya adalah hasil-hasil dari pertanian. Tujuan dari pembangunan dalam bidang pertanian ialah agar negara dapat mencapai swasembada bahan pangan dan ternyata hasil-hasil baik telah tercapai, terbukti dari kebijakan yang diambil pemerintah yaitu dengan membatasi impor berbagai jenis bahan pangan. Perkembangan keberhasilan dalam bidang pertaniantelah nampak jelas walaupun belum sepenuhnya mencapai sasaran. Hal ini dikarenakan pengelolaan (manajemen) kerapkali dianggap remeh dan kurangnya pengetahuan sehingga sering terabaikan.

b. Alasan memilih Tema

Seperti yang telah dibahas sedikit dibagian latar belakang dimana dalam perkembangan bidang pertanian belum sepenuhnya mencapai sasaran dikarenakan manajemen yang dilakukan tidak diperhatikan sama sekali (terabaikan). Padahal titik keberhasilan suatu usaha ditentukan bagaimana owner memanajemen perencanaan dalam pertanian tersebut. Oleh karena itu, dalam pertanian pengelolaan (manajemen) sangatlah penting untuk dilakukan agar usahatani yang dilakukan dalam bidang pertanian tersebut akan mendapatkan hasil yang maksimal.

ISI

a. Pengertian Manajemen Pertanian

Manajemen pertanian adalah bagaimana cara merencanakan suatu usahatani yang akan dilakukan, megorganisasikam tenaga kerja yang dibutuhkan, memberikan pengarahan kepada tenaga kerja tentang apa yang harus di lakukan, mengkoordinasikan hal-hal apa saja yang menjadi tantangan dalam melakukan kegiatan pertanian tersebut serta mengawasi tenaga kerja dan produksi sehingga mencapai tujuan, dalam hal ini adalah mendapatkan laba ataupun profit bagi produsen tersebut. Manajemen memiliki banyak pengertian, menurut (Stoner & dkk, 1996) manajemen adalah proses perencanaaan, pengorganisasian dan penggunaan terhadap sumberdaya organisasi lainnya supaya tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan yang ditetapkan.

b. Mengapa Manajemen Sangat Penting Dalam Bidang Pertanian

Beberapa tahun ini jumlah manusia dimuka bumi semakin meningkat dengan cepat sedangkan produk-produk yang dihasilkan tidak dapat mengimbangi jumlah penduduk tersebut. Oleh karena itu, manajemen produk pertanian haruslah diberi perhatian khusus agar dapat mencapai kegiatan perencanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendaliannya. Ruang lingkup manajemen produksi pertanian yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1. Perencanaan produksi pertanian;

2. Pemilihan komoditas pertanian;

3. Pemilihn lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas;

4. Skala usaha pertanian;

5. Perencanaan proses produksi pertanian;

6. Biaya produksi pertanian;

7. Penjadwalan produksi pertanian;

8. Perencanaan pola produksi pertanian; dan

9. Perencanaan dan sistem pengadaan input-input dan sarana produksi pertanian.

c. Manajemen Sebagai Faktor Produksi Tidak Langsung (Intangible) Dalam Usahatani

Manajemen sebagai sumber daya yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu usahatani. Jumlah produksi dan keberhasilan suatu usahatani tergantung siapa yang mengelolanya. Dengan kata lain, manajemen sebagai sumber daya sangat dipengaruhi oleh human capital pengelola usahatani tersebut sebagai kunci keberhasilah suatu usahatani tersebut.

Faktor produksi usahatani pada dasarnya adalah tanah dan alam disekitanya, tenaga kerja, modal serta peralatan yang digunakan. Namun demikian, ada beberapa pendapat yang memasukkan manajemen sebagai faktor produksi keempat walaupun secara tidak langsung. Manajemen dalam hal ini sebenarnya telah melekat pada tenaga kerja. Peran petani sebgai manajer meliputi 4 (empat) aktifita sebagai berikut.

1. Aktivitas Teknis

a. Memutuskan akan memproduksi apa dan bagaimana caranya.

b. Memanfaaatkan lahan.

c. Membuat gambaran tentang teknologi dan peralatan yang akan digunakan serta implikasinya pada penggunaan tenaga kerja.

d. Menentukan skala usaha.

2. Aktivitas Komersial

a. Menghitung berapa dan apa saja input yang digunakan baik yang telah ada maupun yang akan dicari.

b. Menentukan kapan, dimana dan berapa jumlah input yang diperoleh.

c. Mengestimasi penggunaan input dan produksi yang akan diperoleh.

d. Menentukan pemasaran hasil, kepada siapa, dimana, kapan dan kualitas produk atau hasil.

3. Aktivitas Finansial

a. Mendapatkan dana dari diri sendiri, dari pinjaman kredit atau kredit lainnya.

b. Menggunakan dana untuk memperoleh pendapata dan keuntungan (jangka panjang).

c. Mengestimasi kebutuhan dana untuk jangka panjangyang akan datang (investasi untuk penggantian alat-alat atau perluasan lahan)

4. Aktivitas Akuntansi

a. Membuat catatan tentang semua transaksi baik bisnis maupun pajak.

b. Membuat laporan.

c. Menyimpan data tentang usahanya.

Berdasarkan aktivitas tersebut, sangat jelas peran petani sebagi manajer dituntut banyak hal meliputi pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang cukup agar dapat memilih alternatif usaha yang terbaik. Dengan kata lain, keberhasilan suatu usahatani tergantung bagaimana peran manajer (petani) tersebut dalam memberi solusi pada usahatani yang dilakukannya. Oleh karena itu, manajemen merupakan suatu seni (art) yang sulit diukur kuantifikasinya.

(Osburn & Schneeberger, 1978) menyatakan bahwa manajemen terdiri atas tiga hal yang saling berkaitan, yaitu manajemen sebagai suatu pekerjaan, manajemen sebagai sumber daya, dan manjemen sebagai prosedur. Manajemen sebagai sumber daya yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu usahatani. Jumlah produksi dan keberhasilan suatu usahatani tergantung siapa yang mengelolanya. Dengan kata lain, manajemen sebagai sumber daya sangat dipengaruhi oleh human capital pengelola usahatani tersebut sebagai kunci keberhasilah suatu usahatani tersebut. Intinya Osburn berusaha menunjukkan bahwa masingmasingpengelola usahatani mempunyai seni (art) dan pengetahuan serta keterampilan sendiri-sendiri dalam mengelola usaha tani.

Pemahaman prosedur manajemen sangat penting bagi petani terutama dalam hal pemecahan masalah. Petani sebagai manajer harus benar-benar menguasai masalah-masalah yang timbul dari usahataninya. Untuk mengetahui dan memecahkan masalah tersebut, ada beberapa tahapan yang harus dilalui seorang petani sebagai manajer. Pertama, petani harus mengetahui akar permasalahannya bukan hanya mengetahui gejala awalnya saja. Kedua, petani harus bertindak sesuai data fakta yang didapat. Ketiga, petani harus mampu menganalisis dan menemukan alternatif penyelesaian permasalahan tersebut. Keempat, sebagai manajer, seorang petani harus dapat mengambil keputusan yang tepat agar permasalahan yang terjadi dapat diatasi.

Keberhasilan suatu usahatani dimulai dari awal yaitu penentuan tujuan dan harapan yang diinginkan karena segala kegiatan harus mengarah pada tujuan-tujuan tersebut. Dengan adanya tujuan, maka usahatani tersebut dalam pengambilan keputusan segala kegiatan usahatani dapat diarahkan.

Dengan demikian, untuk meraih keberhasilan dalam usahatani sangat ditentukan oleh pengambil keputusan yang berdasarkan pada tujuan usahatani, permasalahan serta kondisi yang jelas, fakta dan data yang aktual, serta analisis yang tepat dan akurat. Kemampuan, pengetahuan keterampilan, dan pengalaman petani yang cukup sangat diperlukan dan sangat menentukan keberhasilan usahataninya.

d. Manajemen Dalam Agribisnis

Manajemen dalam agribisnis pada prinsipnya adalah penerapan manajemen atau pengelolaan dalam sistem agribisnis. Oleh karena itu, seseorang yang hendak terjun di bidang agribisnis harus mengetahui dan memahami konsep-konsep manajemen dalam agribisnis dan dalam agribisnis ada keterkaitan dengan beberapa ilmu lain yaitu ilmu pertanian dan ilmu pengambilan keputusan.

Akan tetapi, mengingat adanya karakteristik agribisnis yang khas (unique) maka manajemen agribisnis haruslah dibedakan dengan manjemen lainnya. Menurut (W. David & Ericson, 1992)beberapa hal membedakan manajemen agribisnis dengan lainnya, antara lain sebagi berikut.

1. Keanekaragaaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis, yaitu dari produsen dasar sampai ke konsumen akhir akan melibatkan hampir setiap jenis perusahaan bisnis yang pernah dikelola oleh peradaban.

2. Besarnya jumlah pelaku agribisnis.

3. Hampir semua agribisnis terkait dengan pengusaha tani, baik langsung maupun tidak langsung.

4. Keanekaragaman skala usaha disektor agribisnis dari yang berskala usaha kecil sampai berskala besar.

5. Persaingan pasar yang ketat, khususnya pada agribisnis yang berskala kecil; dimana penjual berjumlah banyak sedangkan pembelinya berjumlah sedikit.

6. Falsafah cara hidup (the way of life) taradisional yang dianut para pelaku agribisnis cenderung membuat agribisnis lebih tradisional dari pada bisnis lainnya.

7. Kenyataan menunjukkan bahwa bandan usaha agribisnis cenderung berorientasi dijalankan oleh petani dan keuarga.

8. Kenyataan bahwa agribisnis lebih banyak berhubungan dengan masyarakat luas.

9. Kenyataan bahwa produksi agribsnis sangat bersifat musiman.

10. Kenyataan bahwa agribisnis tergantung dengan lingkungan eksternal/gejala alam.

11. Dampaknya dari adanya program dan kebijakan pemerintah mengena langsung pada sektor agribisnis.

KESIMPULAN

Manajemen pertanian adalah bagaimana cara merencanakan suatu usahatani yang akan dilakukan, megorganisasikam tenaga kerja yang dibutuhkan, memberikan pengarahan kepada tenaga kerja tentang apa yang harus di lakukan, mengkoordinasikan hal-hal apa saja yang menjadi tantangan dalam melakukan kegiatan pertanian tersebut serta mengawasi tenaga kerja dan produksi sehingga mencapai tujuan, dalam hal ini adalah mendapatkan laba ataupun profit bagi produsen tersebut.

Manajemen terdiri atas tiga hal yang saling berkaitan, yaitu manajemen sebagai suatu pekerjaan, manajemen sebagai sumber daya dan manajemen sebagai prosedur.

Manajemen dalam agribisnis pada prinsipnya adalah penerapan manajemen atau pengelolaan dalam sistem agribisnis. Oleh karena itu, seseorang yang hendak terjun di bidang agribisnis harus mengetahui dan memahami konsep-konsep manajemen dalam agribisnis dan dalam agribisnis ada keterkaitan dengan beberapa ilmu lain yaitu ilmu pertanian dan ilmu pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, M. (2008). Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Osburn, D., & Schneeberger, K. C. (1978). Modern Agricultural Management. Virginia: Reston Publishing Company, Inc.

Stoner, J., & dkk. (1996). Manajemen, Edisi Indonesia. Jakarta: PT. prenhallindo.

W. David, D., & Ericson, S. P. (1992). Manajemen Agribisnis. Jakarta: Erlangga.