Diagram persentase Gas Rumah Kaca yang dihasilkan oleh banyak Sektor

Diagram persentase Gas Rumah Kaca yang dihasilkan oleh banyak Sektor

  • by Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

Rumah kaca adalah bangunan yang dinding dan atapnya terbuat dari kaca dengan tujuan agar panas dari sinar matahari yang ditangkap pada siang hari, terperangkap di dalam bangunan sehingga pada malam hari suhu di dalam bangunan tetap hangat. Hal ini biasa dilakukan oleh petani di negara empat musim agar kegiatan bercocok tanam dapat tetap berjalan walapun suhu pada malam hari menjadi dingin.

Pada prinsipnya, efek rumah kaca sama dengan kondisi yang terjadi pada rumah kaca, dimana panas matahari terjebak di atmosfer bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi hangat. Gas-gas di atmosfer yang dapat menangkap panas matahari disebut gas rumah kaca. Yang termasuk gas rumah kaca yang ada di atmosfer antara lain adalah karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC dan PFC).

 

Diagram persentase Gas Rumah Kaca yang dihasilkan oleh banyak Sektor

Ilustrasi Efek Rumah Kaca

https://www.studiobelajar.com/efek-rumah-kaca/

Secara alamiah, gas rumah kaca dihasilkan dari kegiatan manusia sehari-hari, namun sejak tahun 1950-an emisi gas CO2 meningkat secara drastis yang disebabkan oleh semakin majunya industri yang berbanding lurus dengan konsumsi energi. Sumber penghasil gas rumah kaca seringkali kita jumpai di sekeliling kita, misalnya penggunaan energi listrik, aktivitas menggunakan kendaraan bermotor,  juga membakar sampah. Bahkan dalam sepiring makanan kita dapat ditelaah sumber karbon yang merupakan penyumbang gas rumah kaca. Nasi dan sayuran berasal dari pertanian yang menggunakan pestisida, daging berasal dari peternakan dimana kotoran hewannya menghasilkan gas metana. Limbah makanan dari sisa makanan yang membusuk juga menghasilkan gas metana.

 

Diagram persentase Gas Rumah Kaca yang dihasilkan oleh banyak Sektor

Sumber-Sumber Emisi Gas Rumah Kaca

http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/

Efek rumah kaca sejatinya dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi, supaya perbedaan suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar. Namun efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global dimana suhu di bumi akan naik secara signifikan yang ditandai dengan hal-hal antara lain mencairnya es di kutub, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian permukaan air laut dan perubahan iklim yang ekstrim.

 

Diagram persentase Gas Rumah Kaca yang dihasilkan oleh banyak Sektor

Efek Rumah Kaca

https://moondoggiesmusic.com/

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca antara lain :

  1. Efisiensi penggunaan energi listrik, dengan mematikan lampu yang tidak digunakan serta mencabut alat elektronik dari sumber listrik
  2. Mengendalikan jejak karbon dengan mengurangi frekuensi menggunaan kendaraan bermotor pribadi
  3. Mengurangi penggunaan air minum dalam botol kemasan dan sedotan plastik. Gunakan tempat minum dan sedotan yang dapat dipakai ulang.
  4. Mengelola sampah yang dihasilkan dengan mengolah sampah menjadi kompos dan memisahkan sampah organik dan nonorganik
  5. Kurangi penggunaan kertas dengan cara mencetak bolak balik atau menggunakan kertas bekas

[Safera Dewarani - P2KLH DLHK DIY]

Sudah banyak pencapaian sejak pertemuan Paris pada 2015 di mana negara-negara mencapai persetujuan untuk mengatasi perubahan iklim. Saat ini, lebih dari 189 negara telah mengesahkan atau setidaknya berpartisipasi dalam Perjanjian Iklim Paris yang mewakili lebih dari 81 persen emisi gas rumah kaca (GRK) global atau 93 persen jika Amerika Serikat bergabung kembali. Lebih lagi, 19 negara – termasuk Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Jerman dan Meksiko – juga telah mengembangkan rencana jangka panjang untuk dekarbonisasi ekonomi mereka.

Seiring dengan upaya negara-negara untuk memenuhi target, menerapkan kebijakan, dan mengembangkan peta jalan yang lebih rinci untuk mengurangi emisi GRK, kita perlu mencoba memahami betul kondisi emisi global dan perubahan yang sudah terjadi. Diagram interaktif kami di atas menunjukkan emisi GRK berdasarkan negara dan sektor ekonomi1, serta menunjukkan pergeseran emiten terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Dari sana kita bisa melihat ada beberapa fakta:

1. Tiga Emiten Terbesar Dunia Menghasilkan Emisi Gas Rumah Kaca 16 Kali Lebih Besar dari 100 Emiten Terendah

Tiga emiten gas rumah rumah kaca terbesar – Cina, Uni Eropa, dan Amerika Serikat – menyumbang 41,5 persen dari emisi global, sementara 100 negara emiten terendah hanya menyumbang 3,6 persen. Secara kolektif, 10 negara emiten terbesar menghasilkan lebih dari dua pertiga emisi GRK global.

Artinya, upaya dunia dalam mengatasi perubahan iklim tidak akan berhasil tanpa langkah yang signifikan dari 10 emiten terbesar.

2. Sektor Energi Merupakan Emiten Gas Rumah Kaca Terbesar, namun Partisipasi dari Sektor-sektor Lain juga Diperlukan

Sejak mulai dilaporkan di tahun 1990, sektor energi – termasuk listrik, transportasi, manufaktur, bangunan, kebocoran (fugitive), dan bahan bakar fosil lainnya - menyumbang 73 persen emisi global pada tahun 2017. Hal ini menjadikan sektor energi sebagai kontributor emisi GRK terbesar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.

Emisi energi telah meningkat sebesar 56 persen dari tahun 1990. Akan tetapi, pertumbuhannya sudah mulai melambat sejak tahun 2013, dan hanya meningkat sebesar 3,5 persen dalam lima tahun terakhir. Di sisi lain, emisi dari perubahan tata guna lahan dan kehutanan (sektor terbesar ketiga) terus berubah setiap tahunnya, namun masih berada di level yang cukup tinggi.

Selain kedua sektor tersebut, sektor-sektor lain juga terus meningkatkan emisinya sejak tahun 1990, termasuk pertanian (meningkat 12 persen, sektor terbesar kedua), emisi industri (meningkat 180 persen, sektor terbesar keempat), and limbah (meningkat 16 persen, sektor terbesar kelima).

Untuk menghindari dampak iklim terburuk, pengurangan emisi di semua sektor harus dilakukan secara cepat sehingga kita mencapai emisi nol bersih pada 2050.

3. Sejumlah Emiten Terbesar Telah Mulai Menekan atau Mengurangi Emisinya

Secara keseluruhan, emisi dari emiten-emiten terbesar memang meningkat sebesar 47 persen sejak 1990. Akan tetapi, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan Jepang telah mulai menurunkan emisinya setelah mencapai tingkat tertinggi. Sementara itu, tingkat emisi Brasil juga sudah mulai stabil. Di sisi lain, emisi Cina, India, Indonesia, Iran dan Korea Selatan terus meningkat, namun emisi per kapita dari India dan Indonesia masih relatif rendah.

Berdasarkan data terbaru dari Global Carbon Project yang menunjukkan emisi karbon dioksida terkait energi, pertumbuhan emisi di seluruh dunia sudah mulai melambat sejak tahun 2013 dengan rata-rata peningkatan 0,7 persen per tahun dari rata-rata 1,7 persen per tahun sejak tahun 1990. Perlambatan pertumbuhan ini terjadi di tengah pertumbuhan ekonomi global di periode yang sama. Selain itu, 21 negara juga sudah membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak harus dibarengi dengan peningkatan emisi. Akan tetapi, emisi masih terus menunjukkan tren peningkatan. Hal ini menunjukkan perlunya aksi iklim untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa menghasilkan emisi karbon.

Pelajari Climate Watch

Untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim, kita harus segera mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Data iklim sangat diperlukan agar kita dapat memahami tren iklim terkini serta langkah jangka pendek dan jangka panjang yang akan diambil negara-negara untuk menekan pertumbuhan emisi.

Climate Watch, platform data iklim WRI, menyediakan ratusan set data untuk memberikan gambaran mengenai emisi gas rumah kaca secara historis di semua negara, daerah, sektor dan berbagai tipe gas rumah kaca. Melalui platform ini, pengguna dapat menganalisis dan membandingkan komitmen kontribusi nasional (NDC) serta strategi jangka panjang berdasarkan Perjanjian Paris, mempelajari kebijakan iklim masing-masing negara, melihat bagaimana masing-masing negara dapat menggunakan target iklim dalam mencapai sasaran pembangunan berkelanjutan mereka dan mengunakan model-model yang ada dalam memetakan jalur baru menuju masa depan rendah karbon yang sejahtera. Instrumen-instrumen ini dapat membantu mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan serta menunjukkan langkah yang diperlukan untuk mencapai emisi nol bersih.