Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota



KONTAN.CO.ID - Perpindahan atau mobilitas penduduk sudah sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Namun, tidak semua memahami pengertian serta jenis-jenis dari mobilitas penduduk.  Mengutip dari Modul Geografi Kelas 11 Kemendikbud Ristek, mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah geografis ke wilayah lain dalam kurun waktu tertentu.  Meskipun sudah sering dilakukan oleh kebanyakan masyarakat dan terlihat sepele, kajian tentang mobilitas penduduk sebenarnya sangat penting.  Dengan mengkaji mobilitas penduduk, Anda bisa melihat gambaran aktivitas masyarakat dalam suatu negara yang memiliki peran dalam proses modernisasi.  Banyak faktor yang mendorong terjadinya perpindahan penduduk seperti perbedaan sumber daya tiap daerah.  Penduduk melakukan mobilitas untuk mendapatkan sesuatu yang tidak tersedia di wilayah asal mereka, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi seperti pekerjaan.  Terdapat dua macam mobilitas penduduk yang biasa dilakukan oleh manusia, yaitu mobilitas permanen dan mobilitas non-permanen. Berikut ini penjelasan masing-masing jenis mobilitas penduduk.  Baca Juga: Perjanjian Renville 17 Januari 1948: Latar Belakang, Tokoh, dan Isi Perjanjiannya

Mobilitas permanen

Mobilitas permanen, bersumber dari situs sumber.belajar.kemdikbud.go.id, merupakan perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain kemudian menetap di tempat tujuan.  Jenis mobilitas ini juga sering disebut dengan migrasi. Migrasi sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu migrasi internasional dan migrasi internal.  Seperti namanya, migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Jenis migrasi ini terbagi lagi menjadi tiga jenisi:
  1. Emigrasi: Keluarnya penduduk dari suatu negara ke ke negara lain dengan tujuan menetap di negara tujuan. Penduduk yang melakukan kegiatan emigrasi disebut dengan emigran.
  2. Imigrasi: Masuknya penduduk ke suatu negara dari negara lain yang bertujuan untuk tinggal di negara tujuan. Penduduk yang melakukan imigrasi dikenal dengan imigran.
  3. Remigrasi atau repatriasi: Perpindahan penduduk yang kemudian kembali lagi ke negara asal. Contohnya seperti seseorang yang tinggal di Korea Selatan pada tahun 1990 kemudian kembali lagi ke Indonesia pada 2021 untuk seterusnya.
Baca Juga: Ini Hal-Hal yang Perlu Diajarkan pada Anak untuk Mencegah Kekerasan Seksual Untuk migrasi internal terjadi saat penduduk berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam satu wilayah negara. Pola migrasi dalam negeri atau nasional bisa dibagi menjadi:
  1. Transmigrasi: Perpindahan penduduk dari wilayah yang padat penduduk menuju ke daerah yang jarang penduduknya. 
  2. Urbanisasi: Perpindahan penduduk dari desa atau kota kecil menuju ke kota besar.
  3. Ruralisasi: Perpindahan penduduk dari kota besar ke kota kecil atau desa. Hal ini bisa terjadi karena kesempatan kerja di kota sangat kecil. 

Mobilitas non-permanen

Macam mobilitas penduduk ini merupakan jenis perpindahan penduduk dimana masyarakat berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain namun tidak bertujuan untuk menetap di wilayah tujuan.  Singkatnya mobilitas non-permanen adalah perpindahan penduduk yang bersifat sementara dengan durasi waktu tertentu, seperti harian, mingguan, bulanan, atau lebih.  Mobilitas non-permanen dibedakan menjadi dua jenis: 
  1. Komutasi: Pergerakan penduduk secara ulang-alik atau pulang-pergi tanpa menginap di suatu wilayah. Jenis mobilitas ini terjadi kurang dari 24 jam. 
  2. Sirkulasi: Perpindahan penduduk yang tidak permanen namun ada durasi dimana mereka menginap di tempat tujuan. Jenis mobilitas penduduk ini juga bisa disebut mobilitas musiman. 

Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota

Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota

Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota
Lihat Foto

KOMPAS.com/MASRIADI

Pemerintah Kota Lhokseumawe memindahkan lokasi penampungan sementara untuk 99 warga Rohingya asal Myanmar dari eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe ke Balai Latihan Kerja (BLK) di Desa Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Jumat (10/7/2020) sore.

KOMPAS.com - Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitar untuk dapat brtahan dan brkembang. 

Proses adaptasi dilakukan manusia untuk terus menjalankan kehidupan ssialnya, termasuk beradaptasi dengan lokasi baru. 

Perpindahan lokasi mencakup perpindahan antarwilayah, antarnegara, ataupun perpindahan antarpulau. 

Istilah untuk aktivitas perpindahan wilayah atau lokasi ini lebih dikenal sebagai migrasi, imigrasi, emigrasi, serta transmigrasi. Berikut pejelasannya: 

Imigrasi

Imigrasi merupakan aktivitas perpindahan dari satu negara ke negara lainnya untuk menetap di lokasi baru tersebut.

Perpindahan wilayah berupa imigrasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni ekonomi, sosial budaya dan pendidikan.

Baca juga: Piramida Penduduk: Ekspansif, Stasioner, dan Konstruktif

Migrasi

Migrasi adalah aktivitas perpindahan dari lokasi satu ke lokasi lainnya, baik di satu negara atau antarnegara. 

Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ada beberapa faktor yang memengaruhi migrasi penduduk, yakni faktor politik di suatu wilayah atau negara, faktor keamanan dalam satu wilayah atau negara, faktor bencana alam, faktor ekonomi, faktor pendidikan serta faktor sosial budaya.

Migrasi tidak hanya berlaku untuk manusia, namun hewan juga bisa melakukan migrasi. Contohnya migrasi burung karena adanya pergantian musim.

Transmigrasi

Ttransmigrasi adalah aktivitas perpindahan dari pulau yang satu ke pulau lainnya. Hal ini dikarenakan penduduk di pulau sebelumnya sudah terlalu banyak dan pindah ke pulau yang memiliki jumlah penduduk lebih sedikit. 

Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota

Perbesar

Ilustrasi Urbanisasi Credit: pexels.com/Stanley

Liputan6.com, Jakarta Urbanisasi adalah suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.  Secara sederhana, urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari luar kota atau desa ke kota. Biasanya orang yang melakukan urbanisasi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidupnya. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian urbanisasi adalah perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa (kota kecil, daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan).

Urbanisasi adalah salah satu jenis interaksi wilayah yang paling sering dijumpai. Interaksi wilayah sendiri merupakan hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih. Interaksi wilayah ini dapat memicu gejala, kenampakan, atau permasalahan baru.

Untuk lebih rinci, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian urbanisasi menurut para ahli beserta faktor penyebab, dan dampaknya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/3/2022).

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota

Perbesar

Ilustrasi penduduk.

Terdapat sejumlah pendapat lain mengenai pengertian urbanisasi menurut para ahli, yaitu:

Ir. Triatno Yudo Harjoko

Urbanisasi adalah suatu proses perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah yang nonurban menjadi urban.

J. H. de Goede

Menurut J. H. de Goede, urbanisasi adalah proses pertambahan penduduk pada suatu wilayah perkotaan (urban) ataupun proses transformasi suatu wilayah berkarakter perdesaan (rural) menjadi urban.

R. Bintarto

Menurut R. Bintarto, urbanisasi adalah suatu proses meningkatnya jumlah penduduk di kota. Peningkatan ini dipengaruhi oleh peningkatan fertilitas penduduk kota maupun adanya pertambahan penduduk dari pedesaan.

Shogo Kayono

Menurut Shogo Kayono, urbanisasi adalah perpindahan dan pemusatan penduduk secara nyata yang memberi dampak dalam hubungannya dengan masyarakat baru yang dilatar belakangi oleh faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota

Perbesar

Ilustrasi Urbanisasi Credit: pexels.com/Mumta

Faktor penyebab terjadinya urbanisasi adalah terbagi menjadi dua yaitu faktor penarik dan faktor pendorong. Berikut penjelasannya.

1. Faktor Pendorong dari Desa

a. Lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja yang sangat terbatas di desa.

b. Tingkat kesuburan tanah yang tidak baik atau bencana kekeringan yang merusak kesuburan tanah di desa.

c. Kehidupan yang monoton dan sulit berkembang di desa.

d. Upah kerja atau penghasilan di desa yang masih sangat rendah.

e. Fasilitas kehidupan di pedesaan tidak tersedia atau tidak memadai.

f. Adanya bencana alam di pedesaan yang merusak sumber kehidupan masyarakatnya. Misalnya kemarau panjang, wabah penyakit, banjir, dan lainnya.

2. Faktor Penarik dari Kota

a. Lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja cenderung lebih banyak dibandingkan di pedesaan.

b. Upah tenaga kerja di perkotaan jauh lebih tinggi.

c. Tersedianya berbagai fasilitas kehidupan yang sangat memadai, misalnya fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, dan lainnya.

d. Kehidupan di kota yang lebih modern menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota

Perbesar

Ilustrasi Pemukiman Penduduk di Bantaran Kali Credit: pexels.com/Hitesh

Dampak terjadinya urbanisasi dibagi menjadi dua, yaitu dampak negatif dan dampak positif. Berikut penjelasannya.

1. Dampak Positif Urbanisasi

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat perdesaan.

b. Membuat masyarakat desa makin modern.

c. Meningkatnya kemampuan masyarakat perdesaan sehingga dapat mengimbangi masyarakat kota.

d. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat perdesaan.

e. Terjalinnya kerja sama yang baik antara masyarakat di suatu daerah dengan masyarakat di daerah lain.

f. Terpenuhinya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di perkotaan.

g. Roda perekonomian bergerak lebih baik.

2. Dampak Negatif Urbanisasi

a. Timbulnya masalah perumahan sempit yang tidak sesuai standar kesehatan.

b. Potensi timbulnya pengangguran di perkotaan makin tinggi.

c. Munculnya lokasi pemukimanan yang tidak sehat dan rawan kriminalitas.

d. Jumlah tenaga kerja usia produktif di pedesaan akan menurun pesat.

e. Timbulnya masalah kemacetan yang makin parah.

f. Makin tingginya sampah di wilayah perkotaan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota

Perbesar

Ilustrasi bangunan konstruksi dengan beton. (Credit : pexels.com)

Solusi yang tepat untuk meminimalisir terjadinya urbanisasi adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan yang merata

Solusi yang pertama adalah pembangunan yang merata. Perlu adanya keseimbangan penciptaan ekonomi dan lapangan kerja yang memadai baik di kota maupun di desa. Kegiatan ini harus difokuskan pada pembangunan sektor pedesaan, perluasan industri kecil ke seluruh negeri, dan peninjauan kembali investasi bagi daerah pedesaan.

2. Mempermudah akses transportasi dan komunikasi

Pada daerah pelosok, masyarakat perlu akses transportasi yang baik untuk memperlancar proses jual beli dan distribusi produk. Sayangnya, banyak daerah pelosok yang belum mendapatkan pembangunan jalan yang memadai untuk mendukung proses ini. Selain itu, kelancaran komunikasi tidak kalah penting. Sejak terjadi pandemi, sebagian besar sekolah menerapkan sistem belajar daring. Ini menjadi kendala karena tidak semua masyarakat desa memiliki akses ke internet.

3. Penyamarataan pendidikan

Salah satu tujuan orang merantau dari desa ke kota adalah untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Hal ini benar karena biasanya orang yang bersekolah di kota lebih mudah untuk masuk ke perguruan tinggi. Ini menunjukkan kesenjangan pendidikan di desa dan di kota.

4. Menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai

Solusi untuk meminimalisir terjadinya urbanisasi adalah menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai. Fasilitas kesehatan yang memadai akan membantu agar masyarakat yang sakit di desa tidak perlu jauh-jauh pergi ke kota untuk mendapatkan perawatan.

5. Menciptakan lapangan pekerjaan di pedesaan

Solusi untuk meminimalisir terjadinya urbanisasi yang lainnya adalah menciptakan lapangan pekerjaan di pedesaan. Dengan melakukan pembangunan di daerah pedesaan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup, ini akan membantu mencegah terjadinya urbanisasi.

Lanjutkan Membaca ↓

Di sebut apakah perpindahan penduduk dari desa ke kota