Provinsi Jawa Barat (disingkat Jabar, Sunda Baku: ᮏᮝ ᮊᮥᮜᮧᮔ᮪, Pegon: ڤرَوفينسي جاوا كولَون, Cacarakan: ꦗꦮꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀, Sunda dan Cirebon: Jawa Kulon) adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu kotanya berada di kota Bandung. Pada tahun 2020 penduduk provinsi Jawa Barat berjumlah 48.274.162 jiwa, dengan kepadatan 1.365 jiwa/km2.[3] Show
Jawa Barat Jawa Kulon Provinsi di Indonesia JabarTranskripsibahasa Sunda dan Cirebon-DermayuSunda Bakuᮏᮝ ᮊᮥᮜᮧᮔ᮪Cacarakanꦗꦮꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀Pegonڤرَوفينسي جاوا كولوَن Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat. Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa. IklimIklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9°C di Puncak Gunung Pangrango dan 34°C di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000mm per tahun. TopografiCiri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatra hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 . 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai. DemografiPendudukJawa Barat merupakan wilayah berkaraktaristik kontras dengan dua identitas: masyarakat urban yang sebagian besar tinggal di wilayah Jabodetabek (sekitar Jakarta) serta Bandung Raya; dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa. Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi. Dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun. Tahun 2010, jumlah penduduk provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 43.053.732 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 28.282.915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14.770.817 jiwa (34,31 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,41 persen di Kota Banjar hingga yang tertinggi sebesar 11,08 persen di Kabupaten Bogor. Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21.907.040 jiwa dan perempuan sebanyak 21.146.692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Seks rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Ciamis sebesar 98 dan tertinggi adalah Kabupaten Cianjur sebesar 107. Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 97 sampai dengan 113, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 96. Median umur penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 adalah 26,86 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun. Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 51,20. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 48,84 sementara di daerah perdesaan 55,92.[10] Suku bangsaPenduduk asli provinsi Jawa Barat ada suku Sunda, dan Cirebon, dengan mayoritas penduduk adalah suku Sunda. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku bangsa Jawa Barat sangat beragam. Adapun jumlah penduduk provinsi Jawa Barat berdasarkan suku bangsa tahun 2010 dari 42.982.865 jiwa adalah suku Sunda sebanyak 30.889.910 jiwa (71,87%), kemudian suku Jawa 5.710.652 jiwa (13,29%), Betawi 2.664.143 (6,20%), Cirebon 1.812.842 jiwa (4,22%).[11] Suku di luar pulau Jawa terbesar adalah suku Batak sebanyak 467.438 jiwa (1,09%), kemudian suku Minangkabau 272.018 jiwa (0,63%), Tionghoa 254.920 jiwa (0,59%) dan Melayu 190.224 jiwa (0,44%). Suku asal Sumatra Selatan sebanyak 95.502 jiwa (0,22%), asal Lampung 92.862 jiwa (0,22%), asal Banten 60.948 jiwa (0,14%), Madura 0,10% dan suku lainnya 0,99%.[11] Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Jawa Barat: No Suku Jumlah 2010 % 1 Sunda 30.889.910 71,87% 2 Jawa 5.710.652 13,29% 3 Betawi 2.664.143 6,20% 4 Cirebon 1.812.842 4,22% 5 Batak 467.438 1,09% 6 Minangkabau 272.018 0,63% 7 Tionghoa 254.920 0,59% 8 Melayu 190.224 0,44% 9 Asal Sumatra Selatan 95.502 0,22% 10 Lampung 92.862 0,22% 11 Banten 60.948 0,14% 12 Madura 43.001 0,10% 13 Suku Lainnya 428.914 0,99% Provinsi Jawa Barat 42.982.865 100%BahasaSelain bahasa nasional yakni bahasa Indonesia, masyarakat Jawa Barat umumnya bertutur menggunakan bahasa Sunda teurtama di wilayah sebagian selatan kabupaten Bogor, kota Bogor, kabupaten Karawang, kabupaten Purwakarta, sebagian besar kabupaten Subang, kabupaten dan kota Sukabumi, Bandung Raya, wilayah Priangan Timur, kabupaten Majalengka dan kabupaten Kuningan. Sementara di kabupaten dan kota Cirebon dituturkan bahasa Cirebon yang mirip dengan Bahasa Banyumasan dialek Brebes. Di kabupaten Indramayu menggunakan bahasanya sendiri yaitu Bahasa Jawa Indramayu ataupun Bahasa Jawa Cirebon dialek Indramayu atau dikenal dengan dermayon dan beberapa kecamatan yang terletak di pantai utara kabupaten Subang dan kabupaten Karawang seperti Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon dan Pedes (Cemara) menggunakan bahasa Cirebon yang hampir serupa dengan Bahasa Cirebon dialek dermayon. Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota Bekasi, Kecamatan Tarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi) dan Kota Depok bagian utara dituturkan Bahasa Betawi. Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi dan radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki program berita menggunakan Bahasa Sunda serta Cirebon Radio yang menggunakan ragam Bahasa Cirebon Bagongan maupun Bebasan. Begitu pula dengan media massa cetak yang menggunakan bahasa sunda, seperti majalah Manglé dan majalah Bina Da'wah yang diterbitkan oleh Dewan Da'wah Jawa Barat. PerekonomianJawa Barat selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan peningkatan pada sektor manufaktur dan jasa. Disamping perkembangan sosial dan infrastruktur, sektor manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan kontribusinya melalui investasi, hampir tigaperempat dari industri-industri manufaktur non minyak berpusat di sekitar Jawa Barat.PDRB Jawa Barat pada tahun 2003 mencapai Rp231.764 miliar (US$ 27.26 Billion) menyumbang 14-15 persen dari total PDB nasional, angka tertinggi bagi sebuah Provinsi. Bagaimanapun juga karena jumlah penduduk yang besar, PDB per kapita Jawa Barat adalah Rp 5.476.034 (US$644.24) termasuk minyak dan gas, ini menggambarkan 82,4 persen dan 86,1 persen dari rata-rata nasional. Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 adalah 4,21 persen termasuk minyak dan gas 4,91 persen termasuk minyak dan gas, lebih baik dari Indonesia secara keseluruhan. (US$1 = Rp14.200,00). ManufakturProvinsi Jawa Barat memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi untuk manufaktur termasuk di antaranya elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil, furnitur dan industri pesawat. Juga panas bumi, minyak dan gas, serta industri petrokimia menjadi andalan Jawa Barat. Penyumbang terbesar terhadap GRDP Jawa Barat adalah sektor manufaktur (36,72%), hotel, perdagangan dan pertanian (14,45%), totalnya sebesar 51,17%. Terlepas dari adanya krisis, Jawa Barat masih menjadi pusat dari industri tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan daerah lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional. Jawa Barat menymbangkan hampir seperempat dari nilai total hasil produksi Indonesia di sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor Jawa Barat, yang lainnya adalah besi baja, alas kaki, furnitur, rotan, elektronika, komponen pesawat dan lainnya. Pertanian: Lahan dan perairanDikenal sebagai salah satu 'lumbung padi' nasional, hampir 23 persen dari total luas 29,3 ribu kilometer persegi dialokasikan untuk produksi beras. Tidak dimungkiri lagi, Jawa Barat merupakan 'Rumah Produksi' bagi ekonomi Indonesia, hasil pertanian Provinsi Jawa Barat menyumbangkan 15 persen dari nilai total pertanian Indonesia.Hasil tanaman pangan Jawa Barat meliputi beras, kentang manis, jagung, buah-buahan dan sayuran, disamping itu juga terdapat komoditas seperti teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat dan kopi. Perternakannya menghasilkan 120.000 ekor sapi ternak, 34% dari total nasional. Kelautan dan perikananJawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara dan samudera Hindia di bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1000km. Berdasarkan letak inilah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Suatu perencanaan terpadu tengah dilaksanakan untuk pengembangan Pelabuhan Cirebon, baik sebagai pelabuhan Pembantu Tanjung Priok Jakarta, maupun sebagai pelabuhan perikanan Jawa Barat yang dilengkapi dengan industri perikanan.Untuk potensi perairan darat, tidak hanya dari sejumlah sungai yang mengalir di Jawa Barat, Tetapi potensi ini juga diperoleh dari penampungan air / DAM saguling di Cirata dan DAM Jatiluhur yang selain menghasilkan tenaga listrik juga berguna untuk mengairi area pertanian dan industri perikanan air tawar. Jumlah penduduk dan tenaga kerjaDengan jumlah penduduk sekitar 37 juta manusia pada tahun 2003, 16 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Pertumbuhan urbanisasi di Provinsi tumbuh sangat cepat, khususnya disekitar JABODETABEK (sekitar Jakarta). Jawa Barat memiliki tenaga pekerja berpendididkan berjumlah 15,7 juta orang pada tahun 2001 atau 18 persen dari total nasional tenaga pekerja berpendidikan. Sebagian besar bekerja pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan (31%), pada industri manufaktur (17%), perdagangan, hotel dan restoran (22,5%) dan sektor pelayanan (29%). Minyak-Mineral dan geothermalMinyak dapat ditemukan di sepanjang Laut Jawa, utara Jawa Barat, sementara cadangan geothermal (panas bumi) terdapat di beberapa derah di Jawa Barat. Tambang lain sepert Batu gamping, andesit, marmer, tanah liat merupakan pertambangan mineral yang dapat ditemukan, termasuk mineral lain yang cadangan depositnya sangat potensial, Emas yang dikelola PT. Aneka Tambang, potensinya sebesar 5,5 million ton, dan menghasilkan 12,1 gram emas per ton. Pendidikan dan KebudayaanPerlindungan dan proses pengembangan Budaya dan Bahasa yang ada di Jawa Barat secara kongrit dimulai dengan adanya Kongres Jawa Barat, kongres Jawa Barat merupakan sebuah wadah berkumpulnya para tokoh masyarakat Jawa Barat untuk membicarakan berbagai persoalan sosial-kemasyarakatan yang ada di Jawa Barat. Pendidikan Bahasa SundaBahasa Sunda merupakan bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Jawa Barat, terutama di wilayah Parahyangan atau wilayah kebudayaan Priangan yang merupakan wilayah tempat tinggal tradisional Suku Sunda. Berdasarkan Pergub Jabar no. 69 tahun 2013, Bahasa Sunda ditetapkan sebagai salah-satu mata pelajaran bahasa dan sastra daerah di Jawa Barat, bersama dengan bahasa Jawa dialek Cirebon dan bahasa Melayu Betawi. Bahasa Sunda diajarkan di dua tingkat jenjang pendidikan, yaitu jenjang pendidikan dasar (Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah lalu Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah) dan jenjang pendidikan menengah (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah).[12] Dalam membantu keberlangsungan pendidikan Bahasa Sunda di Jawa Barat, pemerintah daerah Jawa Barat bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran dan Yayasan Kebudayaan Rancage menerbitkan Kamus Utama, yaitu kamus bahasa Sunda terlengkap yang terdiri dari 6 jilid, 10.000 halaman dan memuat 150.000 entri.[13][14] Saat ini kamus tersebut sudah dikirim ke perpustakaan di Eropa seperti perpustakaan KITLV di Belanda.[15] Pendidikan bahasa Jawa dialek CirebonPada sensus penduduk 2010 jumlah penduduk provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 46.497.175 jiwa[16] sementara jumlah suku Jawa Cirebon pada sensus penduduk 2010 dengan survei awal pada wilayah inti suku Cirebon yaitu di kabupaten Cirebon, kota Cirebon dan kabupaten Indramayu adalah sebesar 1.812.842 jiwa, data tersebut menjelaskan bahwa jumlah suku Cirebon ada sekitar 4-5% dari total populasi provinsi Jawa Barat. Suku Jawa Cirebon merupakan salah satu suku Jawa lokal di tanah Pasundan (provinsi Jawa Barat) selain suku Jawa Indramayu, selain itu ada suku Jawa pendatang dari Jateng, DIY, & Jatim. Secara budaya dan bahasa, suku Cirebon masih mewarisi kedekatan-kesekatan tersebut dengan suku Sunda, namun keberagaman budaya dan bahasa yang ada di Jawa Barat sempat diuji ketika Kongres Jawa Barat yang ketiga diadakan. Tepatnya di Kota Bandung tanggal 28 Februari 1948, pada saat tersebut salah satu perwakilan masyarakat Jawa Barat dari Suku Sunda yaitu Soeria Kartalegawa yang juga ketua Partai Rakyat Pasundan (PRP) mengusulkan agar pembicaraan dalam rapat badan perwakilan tersebut (Kongres Jawa Barat) dibolehkan menggunakan Bahasa Sunda, namun kemudian usulan tersebut segera disanggah oleh perwakilan masyarakat Jawa Barat lainnya dari Suku Cirebon yaitu Soekardi:[17] Djika dibolehkan berbitjara dalam bahasa Soenda, orang-orang yang ingin memakai bahasa daerah lainnya poen haroes diizinkan, oempamanja bahasa daerah Tjirebon.Kemudian pada periode sebelum tahun 1970-an Pemerintah memasukkan pelajaran bahasa Jawa untuk wilayah Cirebon dan Indramayu yang masih termasuk wilayah Provinsi Jawa Barat di mana mayoritas penduduknya menggunakan Bahasa Sunda, namun ternyata guru pengajar dan muridnya tidak memahami kosakata yang digunakan tersebut hingga akhirnya memutuskan untuk tidak mengajarkan bahasa Jawa di wilayah Cirebon-Indramayu. Kekosongan pelajaran muatan lokal bahasa daerah ini kemudian berusaha diisi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan memasukkan pelajaran bahasa daerah bahasa Sunda, oleh karenanya pada periode tahun 1970-an bahasa daerah yang diajarkan di wilayah Cirebon - Indramayu adalah bahasa Sunda. Tetapi kebijaksanaan itu tidak tepat, sehingga muncul gerakan untuk menggantinya dengan buku dalam bahasa yang digunakan di wilayahnya yaitu bahasa Cirebon.[18] Kemudian pada periode tahun selanjutnya, pengajaran bahasa Cirebon mulai untuk diajarkan di wilayah Pakaleran Majalengka yaitu wilayah utara kabupaten Majalengka yang mayoritas penduduknya merupakan keturunan Prajurit Mataram.[19] Pada wilayah Pakaleran ini, kosakata bahasa Jawa dialek Banyumasan, dialek Bumiayu, serta dialek Tegal lebih terasa. Namun pengajaran bahasa daerah pada periode tersebut belum memiliki payung hukum, karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebelumnya mengindikasikan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah tanah Sunda dengan mayoritas suku Sunda yang bertutur bahasa Sunda. Setelah tahun 2003, dengan diterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 tentang Perlindungan dan Pengembangan Budaya dan Bahasa, Jawa Barat mengakui adanya tiga suku asli yaitu Sunda, Betawi dan Jawa Cirebon. Pengajaran bahasa daerah non-Sunda memiliki perlindungan payung hukumnya, adapun pergerakan untuk menjadikan bahasa Cirebon sebagai sebuah bahasa yang mandiri dan terlepas dari Bahasa Jawa maupun Sunda. Maka dari itu dilakukan sebuah metode yang disebut dengan Metode Guiter, namun pada perhitungannya metode tersebut baru mencatat sekitar 75-76% persamaan antara Bahasa Jawa Cirebon dengan Bahasa Jawa pada umumnya, lalu persentase perbedaannya hanya sekitar 24-25%. Sementara untuk diakui sebagai sebuah bahasa mandiri, diperlukan sedikitnya 80% perbedaan dengan bahasa terdekatnya.[20] Pengembangan pendidikan Bahasa CirebonPengembangan dan perlindungan bahasa yang diamanatkan oleh Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 dalam kaitannya dengan pengembangan Bahasa Cirebon hanya terjadi disekitar wilayah eks-karesidenan Cirebon yaitu (Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, sebagian wilayah Kabupaten Majalengka dan sebagian wilayah Kabupaten Kuningan) sementara wilayah kabupaten lainnya yang juga didiami oleh Suku Cirebon seperti wilayah Kabupaten Subang sebelah utara dan sebagian wilayah Kabupaten Karawang di Pesisir Timur hingga tahun 2011 (delapan tahun setelah Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003) diterbitkan belum juga mendapatkan pengajaran Bahasa Cirebon, adanya ketidakmerataan pengajaran bahasa daerah di Jawa barat ini dikarenakan pemerintah memberikan hak sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah di setiap Kabupaten/Kota untuk menentukan sendiri pengajaran bahasa daerah yang ada di wilayahnya. Pendidikan Bahasa Melayu dialek BetawiBerbeda halnya dengan pendidikan bahasa cirebon, pendidikan bahasa betawi di wilayah Provinsi Jawa Barat mengalami hal yang lebih parah dari masalah yang dialami oleh bahasa cirebon, pendidikan Bahasa Betawi hingga tahun 2011 (delapan tahun setelah Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003) diterbitkan sama sekali belum dilakukan di wilayah yang didiami oleh suku betawi yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, sebagian Kabupaten Bogor wilayah Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta sebelah barat, padahal penelitian tentang Bahasa Betawi telah cukup banyak dilakukan, di antaranya:
Pengembangan pendidikan bahasa Melayu dialek BetawiHingga tahun 2011 Pemerintah Daerah yang wilayahnya didiami oleh Suku Betawi yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang masih belum mengadakan pendidikan bahasa daerah Bahasa Melayu dialek Betawi dan hanya mengajarkan pendidikan bahasa daerah Bahasa Sunda. Perguruan tinggi negeri
Perguruan tinggi swasta
PemerintahanKabupaten dan KotaNo. Kabupaten/kota Pusat pemerintahan Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[22] Jumlah penduduk (2020)[23] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang(Plt.) 1.305,77 1.788.336 16 -/165 Jawa Barat terdiri atas 18 kabupaten dan 9 kota. Kota-kota hasil pemekaran sejak tahun 1996 adalah:
Kecamatan, Desa dan KelurahanProvinsi Jawa Barat terdiri dari 18 kabupaten, 9 kotamadya, 627 kecamatan, 645 kelurahan dan 5.312 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 44.039.313 jiwa dengan total luas wilayah 35.377,76 km².[24][25] Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 No. KodeKemendagri Kabupaten/ Kota Luas Wilayah (km²) Penduduk (2017) 2017 Kecamatan Kelurahan Desa 1 32.04 Kab. Bandung 1.767,96 3.522.724 31 10 270 2 32.17 Kab. Bandung Barat 1.305,77 1.616.203 16 - 165 3 32.16 Kab. Bekasi 1.224,88 2.554.376 23 7 180 4 32.01 Kab. Bogor 2.710,62 4.246.307 40 19 416 5 32.07 Kab. Ciamis 1.414,71 1.228.294 27 7 258 6 32.03 Kab. Cianjur 3.840,16 2.246.663 32 6 354 7 32.09 Kab. Cirebon 984,52 2.099.089 40 12 412 8 32.05 Kab. Garut 3.074,07 2.210.017 42 21 421 9 32.12 Kab. Indramayu 2.040,11 1.845.205 31 8 309 10 32.15 Kab. Karawang 1.652,20 2.110.476 30 12 297 11 32.08 Kab. Kuningan 1.110,56 1.132.610 32 15 361 12 32.10 Kab. Majalengka 1.204,24 1.266.981 26 13 330 13 32.18 Kab. Pangandaran 1.010,00 406.898 10 - 93 14 32.14 Kab. Purwakarta 825,74 912.708 17 9 183 15 32.13 Kab. Subang 1.893,95 1.552.925 30 8 245 16 32.02 Kab. Sukabumi 4.145,70 2.523.992 47 5 381 17 32.11 Kab. Sumedang 1.518,33 1.135.818 26 7 270 18 32.06 Kab. Tasikmalaya 2.551,19 1.713.677 39 - 351 19 32.73 Kota Bandung 167,67 2.404.589 30 151 - 20 32.79 Kota Banjar 113,49 201.191 4 9 16 21 32.75 Kota Bekasi 206,61 2.409.083 12 56 - 22 32.71 Kota Bogor 118,50 1.005.012 6 68 - 23 32.77 Kota Cimahi 39,27 532.988 3 15 - 24 32.74 Kota Cirebon 37,36 325.767 5 22 - 25 32.76 Kota Depok 200,29 1.809.120 11 63 - 26 32.72 Kota Sukabumi 48,25 334.033 7 33 - 27 32.78 Kota Tasikmalaya 171,61 692.567 10 69 - Total Jawa Barat 35.377,76 44.039.313 627 645 5.312 Daftar GubernurBerikut merupakan daftar Gubernur Jawa Barat:[26] No. Potret Gubernur Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Wakil Gubernur Periode Referensi 1 Mas Sutardjo Kertohadikusumo 19 Agustus 1945 Desember 1945 Partai Indonesia Raya Jusuf Adiwinata(19451949) 1 [27][28]2 Mohammad Djamin Desember 1945 Juni 1946 Non Partai 2 3 Murdjani Juni 1946 1 April 1947 Partai Indonesia Raya 3 4 Raden Mas Sewaka 1 April 1947 25 April 1951 Partai Indonesia Raya 4 [29][30][31][ket. 1] Ipik Gandamana (19491952) 25 April 1951 10 September 1951[a] 5 [32][33]5 Sanusi Hardjadinata 1 Juli 1951 9 April 1957 Partai Nasional Indonesia 6 [ket. 2][ket. 3][34]Lowong[b] 9 April 1957 1 Juli 1957 N/A 6 Ipik Gandamana 1 Juli 1957 6 Februari 1960[c] Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia 7 Oja Somantri Januari 1958 6 Februari 1960 Majelis Syuro Muslimin Indonesia [ket. 4][35]7 Mashudi 6 Februari 1960 25 April 1967 Militer Astrawinata (19601963) 8 [ket. 5][ket. 6] E. Dachjar Sudiwijaya (19631967) 25 April 1967 14 Februari 1970 9 [36] Raden Sabri Gandanegara (19661974) Raden Ahmad Nashuhi (19671973) 8 Solihin Gautama Purwanegara 14 Februari 1970 14 Februari 1975 Militer 10 [ket. 7][37][38]9 Aang Kunaefi Kartawiria 14 Februari 1975 19 Mei 1980 Militer Soehoed Warnaen (19781980) 11 19 Mei 1980 22 Mei 1985 19811987:
(1985) [40] Karna Suwanda (1994) Suryatna Subrata (1992) Mas Achmad Sampurna (19921999) 19 Mei 1990 29 Mei 1993[d] 14 (1990) [41][42]11 Raden Nana Nuriana 29 Mei 1993 13 Juni 1998 Militer Ukman Sutaryan (19941999) Mas Achmad Sampurna (19921999) 15 (1993) [43]13 Juni 1998 13 Juni 2003 Partai Golongan Karya 16 (1998) [ket. 9] 19992003:
(2003) [44][45][46]13 Ahmad Heryawan 13 Juni 2008 13 Juni 2013 Partai Keadilan Sejahtera Dede Yusuf 18 (2008) [47][48][49]13 Juni 2013 13 Juni 2018 Deddy Mizwar 19 (2013) [50][51][52]14 Ridwan Kamil 5 September 2018 Petahana Non Partai Uu Ruzhanul Ulum 20 (2018) [53]Legenda Non Partai
Partai Indonesia Raya
Partai Nasional Indonesia
Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
Militer
Partai Komunis Indonesia
Nahdlatul Ulama
Partai Golongan Karya
Partai Persatuan Pembangunan
Partai Amanat Nasional
Partai Demokrat
Partai Keadilan Sejahtera
Pelaksana tugas GubernurBerikut daftar Penjabat dan Pelaksana Tugas Gubernur yang menggantikan Gubernur petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi. Potret Pelaksana tugas Gubernur Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Gubernur Definitif Ukar Bratakusumah(Komisaris Republik Indonesia di Jawa Barat) 22 Desember 1948 1 September 1950 4 [ket. 10] Raden Mas Sewaka Lex Laksamana (Pelaksana Harian) 27 Maret 2008 9 April 2008 17 (2003) [ket. 11][54] Danny Setiawan Perry Suparman (Pelaksana Harian) 7 Februari 2013 20 Februari 2013 18 (2008) [ket. 12][55] Ahmad Heryawan Deddy Mizwar (Pelaksana Harian) 16 Maret 2014 26 Maret 2014 19 (2013) [ket. 13][56]4 April 2014 24 April 2014 [57]13, 20, 25 Juni dan 1 Juli 2014 [58] Iwa Karniwa (Pelaksana Harian) 13 Juni 2018 18 Juni 2018 [59] Transisi Mochamad Iriawan (Penjabat) 18 Juni 2018 5 September 2018 [60] Transisi Catatan
Perwakilan DaerahDPRD Jawa Barat beranggotakan 120 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Jawa Barat terdiri dari 1 Ketua dan 5 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Jawa Barat yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 2 September 2019 oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Bandung, Arif Supratman, di Gedung Merdeka. Komposisi anggota DPRD Jawa Barat periode 2019-2024 terdiri dari 10 partai politik di mana Partai Gerindra adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu masing-masing 25 kursi.[61][62][63] Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Jawa Barat dalam tiga periode terakhir.[64][65][66][67] Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode 2009-2014 2014-2019 2019-2024 PKB 2 7 12 Gerindra 8 11 25 PDI-P 17 20 20 Golkar 16 17 16 PKS 13 12 21 PPP 8 9 3 PAN 5 4 7 Hanura 3 3 0 Demokrat 28 12 11 NasDem (baru) 5 4 Perindo (baru) 1 Jumlah Anggota 100 100 120 Jumlah Partai 9 10 10Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat wakil di DPD. Pariwisata, Seni, dan BudayaPariwisataObjek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi di daerah Jawa Barat: 1. Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung 2. Taman Wiladatika, Cimanggis, Kota Depok 3. Saung Talaga, Pancoran Mas, Kota Depok 4. Situ Cikabuyutan, Cilebak, Kabupaten Kuningan 5. Situ Patenggang, Rancabali, Kabupaten Bandung 6. Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat 7. Taman Hutan Raya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat 8. Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta 9. Kebun Raya Bogor, Kota Bogor 10. Talaga Warna, Puncak, Kabupaten Bogor 11. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Kabupaten Bogor 12. Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Kabupaten Bogor 13. Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran 14. Curug Cibeureum, Cipanas, Kabupaten Cianjur 15. Puncak, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur 16. Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur 17. Taman Bunga Nusantara, Kabupaten Cianjur 18. Taman Wisata Gunung Gede Pangrango, Cipanas, Kabupaten Cianjur 19. Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur 20. Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon 21. Keraton Kanoman, Kota Cirebon 22. Keraton Kacirebonan, Kota Cirebon 23. Keraton Kaprabonan, Kota Cirebon 24. Taman Air Sunyaragi, Kota Cirebon 25. Plangon, Kabupaten Cirebon 26. Belawa, Kabupaten Cirebon 27. Trusmi, Kabupaten Cirebon 28. Wanawisata Ciwaringin, Kabupaten Cirebon 29. Cikalahang, Kabupaten Cirebon 30. Cipanas, Kabupaten Garut 31. Bendungan Walahar, Klari, Kabupaten Karawang 32. Curug Bandung, Tegalwaru, Kabupaten Karawang 33. Curug Cigeuntis, Tegalwaru, Kabupaten Karawang 34. Curug Cipanundaan, Tegalwaru, Kabupaten Karawang 35. Pantai Muara Baru, Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang 36. Pantai Pakis Jaya, Pakis Jaya, Kabupaten Karawang 37. Pantai Samudera Baru, Pedes, Kabupaten Karawang 38. Pantai Tanjung Baru, Tempuran, Kabupaten Karawang 39. Pantai Tirtamaya, Juntinyuat, Kabupaten Indramayu 40. Linggarjati, Kabupaten Kuningan 41. Candi Jiwa, Batujaya, Kabupaten Karawang 42. Candi Blandongan, Batujaya, Kabupaten Karawang 43. Waduk Darma, Kabupaten Kuningan 44. Curug Putri, Kabupaten Kuningan 45. Lembah Cilengkrang, Kabupaten Kuningan 46. Liang Panas, Kabupaten Kuningan 47. Air Terjun Sidomba, Kabupaten Kuningan 48. Curug Landung, Kabupaten Kuningan 49. Situ Cicerem, Kabupaten Kuningan 50. Paseban, Kabupaten Kuningan 51. Cigugur, Kabupaten Kuningan 52. Hutan Kota, Kabupaten Kuningan 53. Kebun Raya Kuningan, Kabupaten Kuningan 54. Palutungan, Kabupaten Kuningan 55. Curug Muara Jaya, Kabupaten Majalengka 56. Situ Sangiang, Kabupaten Majalengka 57. Taman Buana Marga, Kabupaten Majalengka 58. Tirta Indah, Kabupaten Majalengka 59. Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta 60. Ciater, Kabupaten Subang 61. Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Subang 62. Pantai Blanakan, Blanakan, Kabupaten Subang 63. Pantai Pondok Bali, Legon Kulon, Kabupaten Subang 64. Penangkaran Buaya, Blanakan, Kabupaten Subang 65. Pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi 66. Pantai Ujung Genteng, Ciracap, Kabupaten Sukabumi 67. Kampung Toga, Kabupaten Sumedang 68. Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang 69. Situ Gede, Kota Tasikmalaya 70. Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya 71. Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya 72. Godong Ijo, Bojongsari, Kota Depok 73. Situ Bagendit, Kabupaten Garut 74. Pantai Santolo, Kabupaten Garut 75. Situ Cilodong, Cilodong, Kota Depok 76. Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut 77. Kampung 99 Pepohonan, Limo, Kota Depok 78. Curug Cimahi, Kabupaten Bandung Barat 79. DKandang Amazing Farm, Sawangan, Kota Depok 80. Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat 81. Masjid Dian Al-Mahri, Limo, Kota Depok 82. Situ Pengasinan, Sawangan, Kota Depok 83. Situ Pengarengan, Sukmajaya, Kota Depok 84. Situ Lengkong, Panjalu, Kabupaten Ciamis. 85. Museum Sejarah Nabi Muhammad, Sukmajaya, Kota Depok 86. Alun-Alun Kota Depok, Cilodong, Kota Depok 87. Rumah Keramik F Widayanto, Beji, Kota Depok 88. Studio Alam TVRI, Sukmajaya, Kota Depok 89. Air Terjun Curug Nangka Indah, Tamansari, Kabupaten Bogor 90. Taman Hutan Raya Pancoran Mas, Pancoran Mas, Kota Depok 91. TWM Park, Cisarua, Kabupaten Bogor 92. Hutan Kota Universitas Indonesia (UI), Beji, Kota Depok 93. Devoyage Bogor, Bogor Selatan, Kota Bogor 94. Museum Zoologi Bogor, Bogor Tengah, Kota Bogor 95. Curug Cisurian, Jalaksana, Kabupaten Kuningan 96. Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu 97. Gunung Munara, Rumpin, Kabupaten Bogor Kesenian
Makanan
Indeks Pembangunan ManusiaJawa Barat merupakan salah satu provinsi termaju di Indonesia. Jika dilihat dari Indeks Pembangunan Manusianya (IPM), Jawa Barat merupakan provinsi paling maju ke-10 di Nusantara.[68] Kini IPM Jawa Barat adalah 70,05 (0,700) dan menempati status tinggi.[69] Daerah subprovinsi termaju ialah Kota Bandung dengan IPM sebesar 80,13 (0,801) yang berstatus sangat tinggi, sedangkan yang paling tertinggal ialah Kabupaten Cianjur dengan IPM sebesar 62,92 (0,629) yang berstatus sedang.[70] Artikel yang berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia kota dan kabupaten di Jawa Barat:
Referensi
Catatan
Lihat pula
Pranala luar
Koordinat: 6°52S 107°36E / 6.867°S 107.600°E |