Di bawah ini yang tidak termasuk sahabat yang hafal seluruh al-Quran pada masa Rasulullah adalah

Jakarta, CNN Indonesia --

Ubay bin Ka'ab adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Ubay merupakan sahabat yang mampu menghafal Al-Qur'an. Dia dipercaya menjadi sekretaris Nabi untuk penulisan wahyu dan surat-surat Nabi.

Ubay adalah seorang sahabat yang berasal dari kaum Anshar dari suku Khazraj. Ubay selalu berada di sisi Rasulullah. Dia ikut dalam Bai'at Aqabah, Perang Badar, dan perang-perang lainnya.

Ubay juga merupakan sahabat yang bertakwa kepada Allah SWT. Dia selalu menangis setiap kali menyebut Allah. Orang-orang yang mendengar Ubay membaca Al-Qur'an juga ikut menangis.


Al-Qur'an turun pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira pada 17 Ramadan. Peristiwa ini dikenal dengan nuzulul quran. Sejak saat itu Al-Qur'an turun secara bertahap. Ayat yang pertama kali turun adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5. Setiap selesai menerima wahyu, Nabi Muhammad menyebarkan dan mengajarkan Al-Qur'an kepada para sahabat dan umat Islam lainnya. 

Suatu hari, Rasulullah pernah bersabda kepada Ubay.

"Wahai Ubay bin Ka'ab, sesungguhnya aku diperintahkan untuk menunjukkan Al-Qur'an kepadamu," kata Ubay, seperti dikutip dari Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid.

Mendengar ucapan Rasulullah, Ubay pun penasaran bertanya.

Di bawah ini yang tidak termasuk sahabat yang hafal seluruh al-Quran pada masa Rasulullah adalah
Ubay bin Ka'ab adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan penghafal Al-Qur'an.(Foto: iStockphoto/mvcreation)

"Wahai Rasulullah, apakah namaku disebut kepadamu?" tanya Ubay

Rasulullah pun menjawab bahwa nama Ubay disebut penduduk langit.

"Benar, nama dan nasabmu (disebutkan) di penduduk langit," ungkap Nabi Muhammad.

Semasa hidupnya, Ubay juga dikenal sebagai panutan. Umar bin Khattab pernah menyebut Ubah adalah junjungan kaum Muslimin.

Kepergian Ubay bin Ka'ab, sahabat penghafal Al-Qur'an ini menyisakan duka yang mendalam bagi umat Islam.

"Saat wafat, banyak umat Islam memenuhi jalanan mengantar jenazah Ubay bin Ka'ab," tulis Mahmudah Mastur dalam Seri Ensiklopedia Anak Muslim, 125 Sahabat Nabi Muhammad SAW.

(ptj/ptj)

[Gambas:Video CNN]

AKURAT.CO, Menghafal Al-Qur’an adalah salah satu aktivitas yang mulia. Setiap orang Islam pasti menginginkannya. Banyak orang berlomba-lomba menghafalkan Al-Qur’an 30 juz tersebut.

Dilansir melalui islampos.com, Rasulullah SAW memberi petunjuk untuk mempelajari al-Qur’an dari penghafalnya. Dari begitu banyaknya sahabat, ada tujuh orang yang dikenal sebagai penghafal al-Qur’an di zaman Rasulullah SAW, mereka adalah:

1. Utsman Bin Affan RA

Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash Abu Amr Abu Abdillah al-Quraisy al-Amawi. Ia dikenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang hatinya selalu terkait dengan al-Qur’an.

Di masa kekhalifahannya ia berhasil menghimpun al-Qur’an dalam satu mushaf dan menyebarkannya pada beberapa kota. Ali bin Abi Thalib pun memujinya “kalaulah Utsman tak melakukannya maka pasti akan kulakukan.”

2. Ali Bin Abi Thalib RA

Ali merupakan seorang sahabat penghafal al-Qur’an yang kuat, dan termasuk di antara orang yang pertama kali mendapat hidayah islam. Ali berislam di usia belia. Beliau dikenal zuhud, wara, dan dermawan, dan menganggap rendah dunia, selalu beramal untuk keridhaan Allah swt. Ia sangat memahami ilmu al-Qur’an. Abu Abdurrahman as-Sulmi berkata “aku tidak pernah melihat seorang yang lebih pandai dalam al-Qur’an daripada Ali”.

3. Zaid Bin Tsabit RA

Zaid mempunyai nama lengkap Abu Said al-Khazraji al-Anshari. Ia merupakansahabat anshar yang cerdas, penulis, penghafal dan mengusai ilmu. Ia mengalahkan orang lain dalam pengusaan ilmu al-Qur’an dan faraid.


Page 2

Sahabat-sahabat ini memiliki keistimewaan yang amat luar biasa

By Lufaefi

15 Desember 2020

Di bawah ini yang tidak termasuk sahabat yang hafal seluruh al-Quran pada masa Rasulullah adalah
Ilustrasi Sahabat Nabi

Ia juga mampu mempelajari kitab yahudi dalam waktu yang relatif singkat atas permintaan Rasulullah SAW. Selain itu Zaid juga dikenal sebagai sekretaris kepercayaan Rasulullah SAW dalam menerima wahyu. Apabila Rasulullah SAW menerima wahyu, Zaid selalu dipanggil untuk menulisnya.

4. Ubai Bin Ka’ab  RA

Ia memiliki nama lengkap Ubai bin Ka’ab bin Qais Abu al-Mudzir al-Anshari al-Madani. Ubai hidup dalam naungan al-Qur’an. Ia selalu menyempatklan diri membaca al-Qur’an siang malam dan khatam dalam delapan malam. Umar bin Khattab pernah berkata “Qari paling baik diantara kami adalah Ubai”.

Umar juga pernah berkutbah di Jabiyah sembari menyatakan tentang pengetahuan Ubai terhadap al-Qur’an. Umar berkata, “barang siapa yang hendak menanyakan tentang al-Qur’an datanglah ke Ubai”. Ubai telah menjadikan al-Qur’an sebagai sumber kebaikan dalam ucapan serta perbuatannya. Ubai selalu menasehati orang-orang untuk menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam setiap perbuatan.Ubai termasuk sekretaris Rasulullah SAW sebelum Zaid bin Tsabit.

5. Abu Darda RA

Abu Darda adalah seorang hafidzh yang bijaksana. Ia termasuk orang yang mengumpulkan al-Qur’an dan menjadi sumber bagi para pembaca di Damaskus pada masa khalifah Utsman bin Affan.

Ia memiliki kedudukan yang tinggi dalam hal ilmu dan amal dari para sahabat yang lainnya. Selama hidupnya ia mengajarkan kepada umat apa yang ia pelajari dari Rasulullah. Ia guru yang selalu dinani-nanti murid-muridnya.

Jika ketua yang salah maka ketua tersebut menghadap Abu Darda untuk bertanya. Jumlah penghafal al-Qur’an dalam majlis Abu Darda mencapai 1.600 orang.  Beliau wafat tahun 32 hijriah pada masa khalifah Utsman di Syam. Ia telah meriwayatkan 179 hadits.


Page 3

Sahabat-sahabat ini memiliki keistimewaan yang amat luar biasa

By Lufaefi

15 Desember 2020

Di bawah ini yang tidak termasuk sahabat yang hafal seluruh al-Quran pada masa Rasulullah adalah
Ilustrasi Sahabat Nabi

Ia memiliki nama lengkap Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Abdirrahman al-Hadzali al-Maki al-Muhajiri.  Ia merupakan seorang penghimpun al-Qur’an di masa Rasulullah saw dan membacakan dihadapannya. Ia pernah berkata “Aku telah menghafal dari mulut Rasulullah SAW tujuh puluh surat.”

Abdullah selalu mengikuti Rasulullah SAW sejak usia belia. Pendengarannya selalu dihiasi dengan ayat-ayat al-Qur’an sejak turun kepada Rasulullah SAW. Kiprahnya dalam memelihara al-Qur’an tidak diragukan lagi. Ia hidup bersama dan untuk al-Qur’an.

7. Abu Musa Al-Asy’ari RA

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Qais bin Sulaim. Ia merupakan salah seorang sahabat Rasulullah saw yang menghafal al-Qur’an. Ia mempunyai perhatian yang besar terhadap al-Quran

Abu Musa dianugrahkan oleh Allah swt berupa suara yang merdu. Suara merdunya mampu menembus tirai hati orang-orang mukmin dan melenakannya,sehingga menembus kebesaran Allah SWT

Rasulullah pun pernah memuji suaranya yang merdu itu,  “Ia ( Abu Musa ) benar-benar telah diberi seruling Nabi Daud”, begitu kata Rasulullah SAW. Sampai-sampai banyak para sahabat yang menanti-nanti Abu Musa untuk menjadi imam pada setiap kesempatan shalat.

Itulah sekilas profil 7 sahabat Nabi penghafal Al-Qur’an. Semoga memberikan hikmah bagi kehidupan kita untuk lebih rajin dalam membaca dan mengamalkan isi Al-Qur’an.[]

Rasulullah SAW menghafal Alquran bersamaan dengan Jibril

Rasulullah SAW menghafal Alquran bersamaan dengan Jibril. Alquran/Ilustrasi

Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada berbagai cara untuk menghafal Alquran. Salah satunya adalah dengan menghafal secara bertahap. Satu tahapan atau bagian ini terdiri dari beberapa ayat yang memiliki makna berkaitan.

Baca Juga

Intinya, model penghafalan tersebut tidak sekaligus menghafal satu surat. Cara inilah yang juga dilakukan Rasulullah SAW saat menerima wahyu dari malaikat Jibril.

Abd al-Rab Nawab al-Din dalam 'Kayfa Tahfadz Al-Qur'an Al-Kariim' menjelaskan, Rasulullah SAW saat mendapat wahyu melalui malaikat Jibril berupa firman Allah SWT, terbiasa menerima lima bagian.

Sedangkan untuk para sahabat Nabi SAW, menghafal ayat yang baru turun dan tidak diperkenankan lanjut ke bagian berikutnya sebelum betul-betul menguasai hafalan yang lama.

Cara ini dinilai membantu kalangan anak-anak atau mereka yang masih baru menghafal Alquran. Sebab, cara tersebut membantu memelihara hafalan secara maksimal. 

Disarankan juga untuk membagi satu Surat ke dalam beberapa bagian dan menghafalnya berdasarkan jadwal sesuai kemampuan dan kondisi.

Misalnya, seorang Muslim yang ingin menghafal Al-Kahfi, maka dia membaginya dengan empat bagian atau lima bagian. Pembagian ini tentu saja harus sesuai dengan ayat-ayat yang maknanya masih berkaitan.

Untuk memperkuat hafalan, maka sebaiknya seorang Muslim disarankan untuk mengulang-ulang setiap bagian sebanyak lima kali atau lebih, agar kata tersebut lekat di dalam pikirannya. Setelah itu barulah berlanjut ke bagian kedua dan seterusnya. 

Hal tersebut untuk membantu menghubungkan bagian-bagian yang dihafal itu menjadi satu. Kendala yang mungkin terjadi yaitu setiap bagian dihafal di waktu yang berbeda.

Karena itu, perlu mengulang kembali satu bagian tersebut di waktu yang berbeda sebagai cara untuk mengulang hafalan. Dengan demikian, orang tersebut akan mampu melafalkan semua bagian-bagian yang dihafal.

Sumber: https://mawdoo3.com/%D8%B7%D8%B1%D9%8A%D9%82%D8%A9_%D9%84%D8%AD%D9%81%D8%B8_%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A7%D9%86_%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%B1%D9%8A%D9%85#cite_note-pMHLuDGIJM-1 

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...