KONTAN.CO.ID - Jakarta. Detak jantung adalah salah satu indikator kesehatan untuk memantau tingkat kebugaran tubuh. Namun, setiap tingkatan umur memiliki jumlah detak jantung yang ideal, berapa? Menurut American Heart Association, detak jantung atau denyut nadi menunjukkan berapa kali jantung berdegup. Dalam satu kali sesi pengukuran, denyut jantung dihitung setiap satu menit. Detak jantung dapat dideteksi atau dipantau di nadi pergelangan tangan, siku bagian dalam, leher bagian samping, atau punggung telapak kaki. Untuk mendapatkan hasil pembacaan detak jantung paling tepat, letakkan tiga jari tangan Anda di atas nadi tempat detak jantung terdeteksi. Setelah itu, hitung jumlah detak jantung selama 60 detik atau selama satu menit. Saat berdetak, jantung memompa darah yang mengandung oksigen dan nutrisi penting ke seluruh tubuh. Jantung yang sehat dapat memberikan pasokan darah kaya oksigen dan nutrisi yang tepat untuk tubuh. Baca Juga: Cek harga motor bekas Rp 5 jutaan periode Oktober 2021, bisa dapat varian Honda Meskipun detak jantung normal bukan jaminan seseorang bebas masalah kesehatan, tapi bisa digunakan menjadi tolok ukur untuk mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan. Untuk itu, penting untuk mengetahui apakah detak jantung Anda dalam rentang normal. Salah satu yang perlu dipantau adalah detak jantung istirahat atau denyut nadi saat seseorang berada dalam kondisi rileks. Detak jantung normal saat beristirahat patokannya berkisar antara 60 sampai 100 kali detak per menit. Agar hasilnya lebih akurat, pengukuran detak jantung ini perlu menunggu momentum yang tepat saat tubuh dalam kondisi yang benar-benar rileks. Jika Anda baru mengerjakan aktivitas fisik, tunggu lima menit sebelum mengukur denyut nadi. Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) menerbitkan panduan detak jantung normal dalam kondisi istirahat sesuai usia. Berikut penjabarannya:
- Usia di bawah 1 bulan: detak jantung normal 70 sampai 190 kali per menit
- Usia 1 sampai 11 bulan: detak jantung normal 80 sampai 160 kali per menit
- Usia 1 sampai 2 tahun: detak jantung normal 80 sampai 130 kali per menit
- Usia 3 sampai 4 tahun: detak jantung normal 80 sampai 120 kali per menit
- Usia 5 sampai 6 tahun: detak jantung normal 75 sampai 115 kali per menit
- Usia 7 sampai 9 tahun: detak jantung normal 70 sampai 110 kali per menit
- Usia di atas 10 tahun: detak jantung 60 sampai 100 kali per menit
Faktor kecepatan detak jantung
Umumnya, jantung akan berdetak lebih cepat saat Anda aktif bergerak. Jantung akan berdegup lebih kencang untuk mendapatkan lebih banyak oksigen ke otot yang bekerja. Semakin kerja keras, jantung akan berdetak lebih kencang. Detak jantung saat seseorang melakukan olahraga intens bisa mencapai 160 kali detak per menit. American Heart Association merekomendasikan batas aman detak jantung normal maksimal saat olahraga adalah 220 kali detak per menit dikurangi usia seseorang. Baca Juga: Simak harga emas hari ini di Pegadaian, Sabtu 9 Oktober 2021 Misalkan usia Anda 30 tahun, artinya batas aman maksimal detak jantung saat olahraga adalah 190 kali per menit. Di luar aktivitas fisik, kecepatan detak jantung ini bisa berubah-ubah lantaran banyak faktor. Berikut beberapa di antaranya:- Usia
- Suhu udara
- Posisi tubuh apakah istirahat, duduk, atau berdiri
- Emosi yang kuat terkait stres, cemas, bahagia, atau sedih
- Berat badan
- Obat yang dikonsumsi
- Efek samping kafein, nikotin, atau narkoba
Selanjutnya: Dari bahan yang mudah Anda temukan, ini 4 obat tekanan darah tinggi
Editor: Adi Wikanto
- detak jantung normal
- detak jantung
Dugaan Gratifikasi Nonton MotoGP Lili Pintauli, Pelanggaran Etik?
Oleh Liputan6 pada 03 Des 2012, 12:32 WIB
Diperbarui 03 Des 2012, 12:32 WIB
Perbesar
Denyut nadi normal manusia adalah 60-90 kali denyut per menit. Jika Anda berusia 20 tahun, denyut nadi saat olahraga jangan melebihi 160 denyut per menit. Hitung dulu denyut nadi sebelum berolahraga agar tak kena serangan jantung.Ada rumusannya bagaimana menghitung denyut nadi per menit. Dalam keadaan istirahat, normalnya seseorang memiliki 60-90 kali denyut per menit. Namun biasanya orang memiliki 72 kali denyut per menitnya. "Kalau lebih dari 90, itu sudah ketinggian. Denyut jantung itu seperti RPM di kendaraan kita," jelas Michael. Untuk mengetahui denyut nadi, ada rumusan saat berlatih yakni 220 dikurangi usia dalam tahun yang hasilnya 100 persen dari denyut jantung.
"Untuk berlatih jantung itu 60 persen sampai 80 persen. Contohnya saat usia 20 tahun, 60 persen x 200 sama dengan 120 kali denyutan per menit. Dan batas atas adalah 80 persen x 200 sama dengan 160 kali detik per menit," jelas Olah Raga dr Michael Triangto, SpKO, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (3/12/20212).
Jika seseorang latihan namun denyut jantungnya kurang dari 120, lanjut Michael, berarti latihan yang dilakukan orang itu sia-sia karena tidak cukup memberikan tekanan pada jantung. "Kalau melampaui 180 kita berisiko bagi jantung. Olahraga itu bisa seperti pisau bermata dua. Bisa memotong dan kepotong. Karena itu tidak bisa sembarangan terutama untuk kelompok usia tertentu atau punya penyakit tertentu seperti diabetes, obesitas, kanker, dan sebagainya".Olahraga itu bagus untuk kesehatan. Namun olahraga bak pisau bermata dua. Jika salah sedikit bisa membahayakan kehidupan seseorang. Sebelum dan sesudah berolahraga jangan lupa memeriksa denyut jantung. Selain itu lakukan pemanasan dan pendinginan dengan benar. Jika saat pemanasan seseorang sudah merasa pusing, waspadalah. "Jantung itu central. Jantung sangat penting untuk menentukan hidup mati seseorang. Wajar saja, denyut jantung jadi ukuran sehat," jelas dr Michael. Michael mengatakan, saat berolahraga meski denyut jantung bagus, seseorang tetap harus melakukan pemanasan. Tapi jika baru saja pemanasan seseorang sudah mengalami pusing yang tidak biasa, mengalami vertigo, maka sebaiknya orang itu berhenti. Saat olahraga, detak jantung biasanya menjadi lebih cepat dan mengakibatkan tekanan darah. Suhu tubuh menjadi panas karena aliran darah di dalam tubuh menjadi lebih banyak. Dan ketika masuk ke pendinginan, jangan mendadak. Saat itu otot tetap tegang dan berkontraksi, namun detak jantung tidak secepat gerakan aliran darah dari jantung ke otot atau sebaliknya juga mendapatkan hambatan. Itulah yang suka membuat orang pusing, melayang, dan hilang keseimbangan. "Mesin saja kalau lagi jalan diguyur es bisa rusak. Jadi bertahap," ujarnya. Untuk itu, setiap orang yang mau berolahraga perlu mendapatkan edukasi dan kesadaran demi menjaga kesehatannya. Jangan hanya memainkan perasaan tapi juga dengan logika dan penilaian lainnya.Dan pemanasan serta pendinginan sesudah latihan sama pentingnya. Latihan bisa membuat otot berkontraksi dan aktivitas berulang-ulang akan menyebabkan otot memendek. Peregangan setelah latihan dilakukan untuk mempertahankan kelenturan.(MEL/IGW)
TOPIK POPULERPOPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10