Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai

Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai

Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Nur Fatah Abidin - Monday, 2 March 2020, 10:10 AM
Number of replies: 45

Selamat datang di diskusi daring mata kuliah Sejarah Indonesia Kuno II untuk kelas B. Pada masaabad ke 9 sampai abad15, bagaimanakah gambaran umum kondisi politik dan sosial masyarakat Nusantara? Silakanklik"reply" untukmenjawab!

Show
Permalink Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Rois Rodi pristiyono - Tuesday, 3 March 2020, 7:40 AM

Dengan cara melihat peninggalan-peninggalan yang ditinggalkan oleh penguasa /raja baik berwujud prasasti ditulis atas batu, lempengan tembaga, lontar biasa yang disimpan oleh ahli waris, yang biasanya isinya memuat berbagai kebijakan, pernyataan, dan kisah yang yang pernah dilakukan oleh penguasa/raja masa lampau yang kemudian dari berbagai peninggalan tersebut dianalisis sehingga tahu kondisi politik dan sosial masa lampau.

Seperti yang termuat dalam prasasti anjukladang tahun 937 masehi, yang menggambarkan keadaan politik yang sedang genting di daerah Mataram kuno Jawa tengah, waktu itu Sriwijaya menyerang Jawa bahkan sampai ke Jawa Timur di daerah Ngajuk, namun dapat dipukul mundur oleh Mpu Sindok.

Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Rois Rodi pristiyono - Tuesday, 3 March 2020, 8:34 AM

Gambaran tentang kondisi politik dan sosial masyarakat pada masa abad ke-9 dan 15 situasi politik di penuhi peperangan baik di didalam kerajaan maupun di luar, perpecahan kerajaan, menyatukan kerajaan, berbagai pemberontakan kerajaan, pemberian gelar bangsawan yang terispirasi dari nama hewan, runtuh dan bangkitnya kerajaan , terjadi pindahnya ibu kota kerajaan yang ada di Jawa Timur dari satu daerah kedaerah lain.Sedangkan kondisi sosial masa itu toleransi beragama masih tinggi baik hindu, buddha bahkan menyatu menjadi satu, pada masa itu kehidupan sosialnya sudah kacau bahkan dalam kitab paraton disetiap perempatan dusun pasti ada begal, kesenjangan sosial ketika itu tinggi sekali dimana daerah yang menjadi ibu kota kerajaan semakin makmur dan bangsawanya hanya mementingkan dirinya sendiri, saling fitnah antar pejabat dimana yang tidak salah dihukum dengan tidak adil, haus serakah akan kekuasaan, maka dari itu muncul kecemburuan sosial yang berakibat terbentuknya berbagai pemberontakan, perang, yang memakan korban jiwa dan harta yang akhirnya meruntuhkan kerajaan itu sendiri seperti menjelang keruntuhan Majapahit yang dipenuhi oleh peperangan, berdampak pada melemahnya kekuatan kerajaan Majapahit yang akhirnya runtuh yang digambarkan pada serat pitutur catur kanda yang bersengkala sirna-ilang-kertaning-bhumi 1400 saka jika masehi 1478 masehi.

Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai

Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Muhammad Riezky Maulana - Tuesday, 3 March 2020, 8:58 AM

Saya izin berpendapat pak Fatah.

Nama : Muhammad Riezky Maulana

Nim : K4419063

Menurut sumber yang saya peroleh pada Abad ke 13 Masehi Kondisi Politik di kerajaan Singasari didasarkan oleh politik Balas Dendam. Dari awal mulanya Ken Angrok menjadi Maharaja hingga kematian Tohjaya. Setelah melalui masa tersebut kondisi politik singasari mulai membaik pada masa pemerintahan Ranggawuni dan Kertanegara. Tetapi ketika utusan Kubilai Khan ditolak oleh kertanegara, Kubilai Khan menyatakan perang terhadap kertanegara, akan tetapi sebelum pasukan mongol tiba untuk menyerang kertanegara, Kertanegara sudah diserang oleh Jayakatwang dan gugur dalam peperangan tersebut.

Sedangkan untu kondisi sosial di kerajaan Singasari mengalami kestabilan pada awal masa pemerintahan Ken Angrok yang berhasil menyatukan janggala dan kediri. Serta pemerintahan Kertanegara yang mampu memadamkan pemberontakan oleh Kalana Bhaya. Mungkin ini pendapat dari saya, Terimakasih.


Permalink Show parent Reply
In reply to Muhammad Riezky Maulana

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Muhammad Riezky Maulana - Tuesday, 3 March 2020, 10:50 AM

Melanjutkan dari pendapat saya, Jadi untuk gambaran umum keadaan politik di Nusantara dari abad ke IX sampai abad XV ada beberapa kesamaan dengan kejadian yang dialami oleh Kerajaan Singasari pada abad ke XIII seperti politik peperangan, balas dendam dan pemberontakan.

Untuk kondisi sosial masyarakat di Nusantara pada abad IX-XV beberapa diantaranya ada yang dipengaruhi oleh kondisi politik dan stabilitas perekonomian pada suatu kerajaan pada saat itu. Sekian pendapat dari saya
Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Nogo Gading - Tuesday, 3 March 2020, 10:22 AM

Nogo Gading Sasongko

NIM : K4419065

Izin menjawab

Sejak abad ke 9 hingga ke 15 kondisi politik dan sosial mengalami pasang surut. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kerajaan yang silih berganti muncul menguasai. Intrik politik yang berasal dari istana membawa dampak bagi masyarakat. Selain dari dalam istana, konflik politik juga sering kali berasal dari kerajaan lain seperti dalam kasus Mahapralaya yang dialami Dharmawangsa Teguh saat diserang Worawari dan meruntuhkan Kerajaan Medang. Kejadian ini berulang kali terjadi seperti penyerangan Ken Arok terhadap kediri lalu Kertanegara yang diturunkan Jayakatwang. Hingga pada periode Majapahit sendiri masih terdapat banyak pemberontakan yang salah satunya memunculkan nama Gajah Mada sebagai panglima hebat. Secara singkat kondisi pada masa itu sangat labil dikarenakan perdamaian suatu kerajaan dapat berubah sewaktu - waktu.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Victor Antonio Jevon - Tuesday, 3 March 2020, 11:22 AM
Victor Antonio Jevon

Pendidikan Sejarah

K4419077

Menurut sumber yang saya baca, pada abad ke-9 hingga abad ke-15 masyarakat nusantara mengalami dinamika sosial dan politik. Hal tersebut terjadi karena pengaruh kerajaan kerajaan yang ada pada saat itu. Salahsatu penyebab dinamika tersebut yaitu adalah peristiwa serangan Mongol ke Jawa.

Pada tahun 1289 M, utusan Kubilai-Khan datang di Jawa dan menyampaikan perintah nya dari Kubilai-Khan yaitu agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol dan tunduk dibawah pemerintahannya. Mendengar hal itu, Kertanegara yang saat itu menjabat sebagai raja Singasari menolak mentah-mentah dan bahkan merusak wajah utusan Kubilai-Khan tersebut dengan memotong telinganya dan memberikan cap tanda maling dengan besi panas di wajahnya. Mendengar hal itu, Kubilai-Khan terbakar emosinya dan tahun 1292 M Ia mengerahkan tentaranya untuk menaklukan Jawa dengan maksud membalas dendam kepada Kertanegara. Akan tetapi pada saat yang bersamaan Kertanegara sudah wafat lebih dulu karena dibunuh oleh Jayakatwang yang mengkudetanya.

Tahun 1293 pasukan Mongol tiba di Jawa dan bertemu dengan Raden Wijaya. Mengetahui maksud para pasukan Mongol, Raden Wijaya memanfaatkan situasi tersebut untuk menaklukan lawan politiknya yaitu Jayakatwang. Gabungan pasukan Mongol dan pasukan Raden Wijaya akhirnya berangkat menyerbu Daha. Akhirnya Jayakatwang dapat dikalahkan dan tujuan Raden Wijaya tercapai. Akan tetapi Raden Wijaya masih memiliki rencana lain untuk pasukan Mongol tersebut. Pada saat malam hari disaat pasukan Mongol sedang berpesta merayakan kemenangan, pasukan Raden Wijaya secara diam diam menyerang pasukan Mongol yang lengah. Serangan mendadak tersebut tidak mampu dihadapi oleh pasukan Mongol yang dalam keadaan tidak bersiaga, sebagian besar dari mereka pun gugur dan yang berusaha melarikan diri dikejar oleh pasukan Raden Wijaya bersama dengan Arya Wiraraja dari Madura. Dengan demikian, Raden Wijaya berhasil menaklukan lawan politiknya dan sekaligus menggagalkan upaya Mongol untuk menaklukan Jawa.

Pada akhirnya Raden Wijaya dapat mendirikan kerajaan baru yang diberi nama Majapahit dan saat penobatan dirinya bergelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.

Begitulah kira kira sedikit analisis saya mengenai keadaan nusantara abad ke-9 hingga abad ke-15

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Muhammad Ath Thaariq Aziizi - Tuesday, 3 March 2020, 12:10 PM
Muhammad Ath Thaariq Aziizi

NIM : K4419061

Izin menjawab,

Nusantara menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, berarti sebutan/nama bagi seluruh kepualuan Indonesia. Secara spesifik meliputi Sumatra hingga Irian. Diantara masa itu, antara abad ke 9-15 Masehi merupkan masa-masa yang dicatat dalam sejarawan Indonesia sebagai masa-nya Hindu-Buddha hingga tampuk keemasan. Meskipun demikian, terdapat kebudayaan maju yaitu di Kerajaan Lamuri sejak adab ke-7 Masehi yang sudah menerapkan syariat Islam walaupun mesti berkompromi dengan Cina. Namun, yang disoroti disini adalah Jawa. Dengan begitu, bisa dikatakan Jawa-sentris. Pada abad ke 9 Masehi merupakan masa-masa Kerajaan Mataram. Bisa dikaitkan dengan abad ke 15 pada masa Kerajaan Majapahit karena terdapat kausalitas seperti hubungan pewaris takhta raja. Situasi politik antar waktu tersebut, bisa di bilang tidak stabil dengan adanya perpecahan antara satu dengan yang lain bahkan melahirkan kancah pertemtumpahan darah yang lebih lagi. Sejak Balaputradewa dari Sriwijaya mencoba menyingkirkan Mataram dan seterusnya hingga posisi Mataram yang dekat dengan aktivitas vulkanologi dan kegempaan, dan juga diperkuat dengan kepercayaan bahwa mereka sudah memasuki zaman kaliyuga membuat Mataram harus "hijrah" ke timur. Beralih ke timur, nampaknya keadaan membaik namun, petpecahan dari dalam dan luar terus terjadi hingga munculnya Cina (Mongol) dimanfaatkan dengan baik oleh Raden Wijaya. Oleh sebab itu, terbentuklah Surya Majapahit yang kuat hingga keruntuhannya lewat perpecahan intern. Sebelum Majapahit (Tumapel/Singosari), sudah mengenal agama yang baik dengan wujud sinkritisme antara Hindu dan Buddha. Di awal Majapahit memang Cina tidak bernai dengan "Jawa" namun, di akhir riwayat Majapahit dalam Pararaton Majapahit mulai "bersahabat" dengan Cina. Setelah Majapahit, juga diisi oleh masa Islam lewat Demak, yang rajanya kebetulan merupakan putra dari Brawijaya ke 5. Dapat diambil kesimpulan, keadaan politik tdiak stabil sebelum era Majapahit namun, kembali saat perang saudara dari pemberontakan dan perang paregreg. Masyarakat sudah mengenal toleransi yang sangat tinggi dan kembali terlihat dengan datangnya Islam di Trowulan, Majapahit.
Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by hanun salsabila - Tuesday, 3 March 2020, 12:21 PM

Nama : inayah hanun salsabila

Nim : K4419047

Kelas : B

Gambaran umum tentang kehidupan politik pada masa abad ke IX sampai abad ke XV yaitu bahwa setiap kerajaan di nusantara dipimpin oleh seorang raja yang dipilih secara primus inter pares yang artinya pertama dari yg setara atau yg paling kuat dalam berbagai hal. Dan pada abad itu pula proses masuknya penyebaran agama hindu - budha berlangsung di nusantara ini.Serta dalam perluasan atau penguasaan wilayah suatu kerajaan pada masa itu byk dilakukan cara peperangan. Adapun setiap kerajaan- kerajaan itu byk menjalin hubungan baik dri segi politik atau pun ekonomi dengan kerajaan lain nya seperti pada masa kerajaan sriwijaya yg dmana Kehidupan politik di Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat menjadi kerajaan yang besar dan menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Balaputradewa menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan di India seperti Nalanda dan Cola.


Dari segi sosial karena kerajaan di nusantara byk memiliki wilayah lautan yg luas di sekelilingnya sehingga kehidupan sosial nya kebanyakan sebagai jalur dan tmpt perdagangan. Serta dri persinggahan para pedangan asing yg dtg sehingga memberikan akulturasi di nusantara baik dri segi budaya ataupun yg lainnya seperti halnya dlm kerajaan sriwijaya dan majapahit


  1. Kehidupan sosial kerajaan sriwijaya

Karena letaknya yang strategis, perkembangan perdagangan internasional di Sriwijaya sangat baik. Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi masyarakat Sriwijaya. Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa pengantar terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan Semenanjung Malaysia.Perdagangan internasional ini juga membuat kecenderungan masyarakat menjadi terbuka akan berbagai pengaruh dan budaya asing, salah satunya India.

Budaya India yang masuk berupa penggunaan nama-nama khas India, adat istiadat, dan juga agama Hindu-Buddha. I-tsing menerangkan bahwa banyak pendeta yang datang ke Sriwijaya untuk belajar bahasa Sanskerta dan menyalin kitab kitab suci agama Buddha. Guru besar yang sangat terkenal di massa itu adalah Sakyakirti yang mengarang buku Hastadandasastra.


2. Kerajaan majapahit

Secara singkat kehidupan sosial kerajaanMajapahit terbagi dalam kelompok masyarakat berdasarkan daripekerjaan. Umumnya, rakyat Majapahit adalah petani, sisanya pedagang dan pengrajin. Selain bidangpertanian, Majapahit juga mengembangkan perdagangan dan pelayaran. Ini bisa kita simpulkan dari wilayah kekuasaan Majapahit yang meliputi Nusantara bahkan Asia Tenggara. Barang utama yang diperdagangkan antara lain rempah-rempah, beras, gading, timah, besi, intan, dan kayu cendana. Sejumlah pelabuhan terpenting pada masa itu adalah Hujung Galuh, Tuban, dan Gresik.



Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Rudi Bayu Setiawan - Tuesday, 3 March 2020, 1:16 PM

Selamat Siang Pak, izin memberikan pendapat.

Nama saya Rudi Bayu Setiawan

NIM K4419073.

Dari buku yang saya baca, saya menemukan bahwa pada abak ke-9 M hingga abad ke-10 M, Kehidupan masyarakat di Nusantara banyak terjadi pertentangan-pertentangan antar keluarga kerajaan, sebagai contohnya ialah pertentangan antara Keluarga Sanjaya dengan Keluarga Syailendra. Terdapat pula kondisi dimana raja menikahkan putrinya dengan raja atau putra mahkota keluarga lain atau kerajaan lain untuk hubungan diplomasi ataupun untuk mempertahankan posisinya sebagai raja.

Sebagai contoh Mataram pada masa kekuasaan keluarga Syailendra dengan Raja Samaratungga, pasca Rakai Garung melepaskan diri dari kekuasaan keluarga Syailendra, Samaratungga merasa terancam. Sehingga Samaratunggapun menikahkan putri keluarga Syailendra "Pramodawardhani" dengan Rakai Pikatan. Kejadian menarik lainnyapun yakni karena pertentangan yang tak kunjung selesai antara Keluarga Sanjaya dengan Syailendra, menyebabkan Empu Sendok memindahkan kerajaannya ke arah timur dengan membuat keluarga baru yakni Isana.

Di abad ke-9 M hingga abad ke-15 M juga terdapat kondisi dimana raja membagi kerajaannya menjadi 2 untuk menghindari pertentangan. Biasanya dilakukan karena raja memiliki 2 anak, sebagai contohnya Raja Airlangga membagi Kerajaan Singhasari menjadi 2 yakni menjadi Kerajaan Kediri dan Janggala. Contoh lainpun di Kerajaan Majapahit, sepeninggal Hayam Wuruk Majapahit dibagi menjadi 2, yakni barat untuk Kusumawardhani dan Timur untuk Wirabhumi.

Dimasa itu juga terdapat keadaan dimana perebutan kekuasaan dengan dilatar belakangi balas dendam. Sebagai contohnya di Kerajaan Singhasari, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati pada 1227 M. Setelah itu pada 1248 M, Panji Tohjaya membunuh Anusapati dan menjadi raja, motif pembunuhan tersebutpun didasari untuk membalaskan dendam kematian ayahnya 'Ken Arok'.

Di abad ke-9 M sampai abad ke-15 M inipun para kaum perempuan dianggap setara dengan kaum laki-laki, terutama pada masa Kerajaan Majapahit. Dengan bukti perempuanpun dapat menyandang sebagai penguasa kerajaan (raja). Sebagai contoh, Kusumawardhani dan Bhre Kahuripan.

Permalink Show parent Reply
In reply to Rudi Bayu Setiawan

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Rudi Bayu Setiawan - Tuesday, 3 March 2020, 2:45 PM

Ohiya pak untuk sekadar penambahan, di abad 9-15 M juga terdapat banyak pemberontakan-pemberontakan untuk mengambil alih kekuasaan raja, seperti pemberontakan Sinelir, Kalanabhaya, pemberontakan Semi, pemberontakan Kuti, dll.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Intan Rosita - Tuesday, 3 March 2020, 2:28 PM

Nama : Intan Rosita

NIM : K4419051


Menurut pendapat saya, kondisi politik masyarakat nusantara pada abad 9 sampai 15 menggambarkan keadaan yang kacau di setiap masing-masing kerajaan. Setiap masing-masing kerajaan menghadapai masalah perpolitikan baik yang datang dari dalam lingkungan kerajaan maupun dari luar lingkungan kerajaan. Permasalahan yang datang dari dalam kerajaan yaitu perebutan kekuasaan yang disertai dengan politik balas dendam. Seperti contoh yang terjadi di Kerajaan Singasari pada saat Ken Arok dibunuh oleh Anuspati lalu Tohjaya membunuh Anuspati untuk membalaskan dendam atas kematian ayahnya. Sedangkan permasalahan yang datang dari luar lingkungan kerajaan yaitu pemberontakan terhadap raja dan serangan dari kerajaan lain. Contoh di Kerajaan Majapahit terjadi pemberontakan terhadap Raja Wikramawadhana yang dilakukan oleh Bhre Wirabhumi dan terjadi penyerangan pada masa pemerintahan Bhre Wengker yang dilakukan oleh Adipati Unus dari Kerajaan Demak.

Sedangkan kondisi sosialnya masyarakat pada abad 9 sampai 15, pola tata masyarakat dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yaitu melalui sistem kasta. Selain itu semua anggota keluarga raja masing-masing mendapatkan nama atas gelar dan fungsi mereka di dalam masyarakat. Pada saat itu mayoritas penduduknya beragama hindu dan budha.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Milladia Nur Laili - Tuesday, 3 March 2020, 2:34 PM

Nama : Milladia Nur Laili

NIM : K4419059

Izin untuk berpendapat Pak,


Menurut buku yang saya baca, pada abad ke 9 hingga 15 masyarakat Nusantara sudah menganut sistem pemerintahan berupa kerajaan. Terlebih lagi di Nusantara pada masa itu banyak berdiri kerajaan Hindu-Buddha. Dari pengaruh Hindhu-Buddha ini dapat diketahui sistem politik dan keadaan sosial masyarakat saat itu. Dengan pemerintahan kerajaan, jalannya politik selalu mengalami pasang surut. Setiap kerajaan tidak selamanya memiliki kejayaan, dan munculnya kerajaan baru juga mempengaruhi keruntuhan politik kerajaan lain. Kerajaan di indonesia sendiri memiliki intrik di masing-masing pemerintahannya, diwilayah Jawa memiliki perkembangan politik yang mendominasi sejarah abad ke 9 hingga 15, dari perpindahan kekuasaan dengan perebutan tahta hingga terjadinya peperangan guna menaklukan kerajaan lain. Meskipun demikian tidak jarang terjadi perkawinan politik guna memperluas kekuasaan atau strategi menaklukan kerajaan lain. Sekitar tahun 1372 M, Majapahit hampir menguasi seluruh Nusantara, namun meski begitu belum ada kepuasan sebelum semua kerajaan di Nusantara dapat ditaklukan, salah satu kerajaan yang belum di taklukan adalah kerajaan Sunda. Oleh karena itu Gajah Mada melakukan penaklukan melalui strategi pernikahan yang dibalik pernikahan tersebut terdapat rencana besar yang tidak diketahui siapapun, bahkan Hayam Muruk. Hingga terkuak saat pernikahan Hayam Muruk dan Dyah Pitaloka mengenai latar belakang pernikahan tersebut yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perang yang dikenal dengan sebutan perang bubat.

Sedangkan mengenai keadaan sosial, karena pengaruh agama Hindu dan Buddha, sebagian kecil masyarakat Nusantara menganut sistem kasta. Hubungan kerajaan di Nusantara dengan dunia luar terjalin dengan adanya perdagangan. Hal ini menyebabkan lingkungan sosial masyarakat terjalin diwilayah pesisir karena perdagangan sebagian besar dilakukan melalui wilayah perairan. Tak jarang mata pencaharian masyarakat masa itu di sektor pelayaran dan perdagangan. Sedangkan masyrakat yang tinggal diwilayah pedalaman biasanya berkembang di sektor agraris.


Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Laily Nailul Muna - Tuesday, 3 March 2020, 2:39 PM

Nama : Laily Nailul Muna
NIM : K4419056

Saya ingin memberikan pendapat, bahwa gambaran umum kondisi politik dan sosial masyarakat Nusantara pada abad 9-15 sebagai berikut :

Dalam bidang politik :

Kerajaan-kerajaan Nusantara pada abad 9-15 diwarnai dengan banyaknya kemelut atau konflik, baik konflik internal kerajaan maupun karena campur tangan kerajaan lain. Konflik internal kerajaan dapat berupa pemberontakan raja bawahan, pertentangan keluarga, dan perebutan takhta di antara anak-anak raja yang pada akhirnya meyebabkan pembagian kerajaan seperti pada masa Airlangga, yang membagi kerajaannya menjadi dua yaitu Janggala dan Panjalu untuk dua putranya yang dianggapnya memiliki hak yang sama.

Sedangkan konflik yang diakibatkan oleh campur tangan dari kerajaan lain memiliki pengaruh yang besar, dapat mengganggu stabilitas kerajaan, bahkan menyebabkan keruntuhan. Hal itu dapat dilihat dari serangan Balaputradewa dari Sriwijaya ke Jawa di bawah pemerintahan Dharmawangsa Teguh yang menyebabkan terjadinya pralaya, juga serangan Demak ke Majapahit yang dipimpin oleh Pati Anus. Serangan tersebut menyebabkan Kerajaan Majapahit yang telah berdiri berabad-abad runtuh.


Dalam bidang sosial masyarakat :

Secara umum kerajaan-kerajaan di Nusantara pada abad 9-15 merupakan kerajaan yang bercorak agraris sehingga kehidupan sosial masyarakat berkaitan dengan kegiatan pertanian. Seperti halnya pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Menurut Poesponegoro (1993: 438), Hayam Wuruk pernah memerintahkan pembuatan bendungan, saluran pengairan, dan pembukaan tanah baru untuk pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil panen yang kemudian akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Tidak berhenti disitu, kegiatan pertanian biasanya juga diiringi suatu perayaaan yang melibatkan kerja sama antara anggota masyarakat yang mengindikasikan adanya kerukunan di masyarakat pada masa itu.

Selanjutnya dalam hal kehidupan keagamaan, pada abad-abad itu agama Hindu dan Buddha hidup berdampingan dalam satu kerajaan. Misalnya pada zaman Majapahit, berbagai aliran agama hidup rukun dan bahkan bercampur atau yang biasa disebut sinkretisme. Di masa itu pula telah muncul istilah "Bhinneka Tunggal Ika" dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular yang menjadi semboyan Indonesia sekarang ini. Hal itu mengindikasikan keberagaman dalam masyarakat telah ada sejak abad 14.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Monica Sariliana - Tuesday, 3 March 2020, 2:42 PM

Nama : Monica Viadora Sariliana

NIM : K4419060

Kelas : B

Izin menjawab,

Dilihat dari aspek sosial pada abad ke 9-15 M Kerajaan-kerajaan di Nusantara mengalami perkembangan sosial yang baik contohnya pada Kerajaan Sriwijaya, karena letak kerajaan sriwijaya yang strategis membuat hubungan sosial kerajaan sriwijaya cukup baik khususnya melalui perdangan internasional kerajaan sriwijaya menjadi pusat bandar perdagangan di Asia Tenggara tentu saja memungkinkan Sriwijaya untuk bekerjasama dengan para pedagang serta para ulama yang berada di Timur Tengah. Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya berkomunikasi dengan mereka menyebabkan masyarakatnya lebih terbuka dalam menerima berbagai pengaruh asing., sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi masyarakat Sriwijaya.

Dan dilihat dari aspek politik melalui Kerajaan Sriwijaya hubungan politik pada saat itu baik. Sriwijaya mendapat julukan Kerajaan Maritim disebabkan armada lautnya yang kuat. Sriwijaya juga melakukan hubungan diplomasi dengan kekaisaran China, bahkan hubungan diplomasi itu berjalan dengan baik. Selain itu, kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan yang sangat erat dengan beberapa kerajaan lainnya seperti Kerajaan Pala dari Benggala.


Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Widiastuti Astrinia - Tuesday, 3 March 2020, 2:42 PM

Nama : Widiastuti Astrinia

NIM : K4419079

Saya ijin berpendapat,

Menurut buku yang membahas tentang Asia Tenggara Hubungan Tradisional Serantau, pada abad ke-14 yang merupakan masa kejayaan dari Majapahit inilah saat dimana kuasa dan pengaruh Majapahit sangatlah berkembang di Nusantara. Majapahit ini memiliki lingkungan politik terbesar, bahkan hampir semua wilayah nusantara sampai ke kepulauan timur. Majapahit juga memiliki aspek sosio-ekonomi berasaskan pertanian dan hasil hutan yang nantinya hal ini dapat mendorong aktivitas perdagangan dan hubungan dengan negara lain seperti India, Asia Barat dan China. Majapahit aktif dalam kegiatan import dan eksport barang dengan kerajaan lain. Hal ini menjadi wujud nyata bahwa majapahit menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan memberlakukan hubungan tradisional. Hubungan majapahit dengan negeri-negeri di bawah lingkungan politiknya ini hampir sama dengan sistem dan perkembangan sosiopolitik di Tanah Besar. Konsep beberapa raja seperti Mandala menjadi asas hubungan Majapahit dengan negeri-negeri yang lebih kecil dan kurang berkuasa. Majapahit dapat menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan lain seperti hubungannya dengan Campa, Kamboja, dan Siam yang menggambarkan hubungan antara pusat kuasa yang sama taraf kedudukan sosiopolitik mereka.


Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Tiyas Anandita - Tuesday, 3 March 2020, 2:42 PM

Tiyas Septi Anandita

NIM : K4419076

Kelas : B

Izin menjawab pak,

Pada abad 9 hingga 15 Masehi terjadi banyak pergantian kekuasaan politik yang cukup banyak, dan dipengaruhi oleh banyak hal. Dengan adanya perubahan sistem politik pemerintahan tentu saja mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.

[MATARAM KUNO]

Menurut buku Indonesia dalam arus sejarah yang say abaca, kerajaan Mataram Kuno (Medang) pada saat itu diduduki oleh 3 dinasti yang silih bergantian, yaitu dinastti Sailendra, Sanjaya, dan Isyana. Beberapa pendapat mengatakan bahwa pemimpin dari Kerajaan Medang silih berganti dari Sanjaya hingga Syailendra, terhadap beberapa prasasti Kelurak, prasasti Nalanda, ataupun prasasti Kayumwungan menyimpulkan bahwa Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, dan Rakai Garung adalah anggota wangsa Syailendra, sementara sisanya adalah wangsa Sanjaya. Dan mulai Mpu Sindok, masuklah dinasti baru atau wangsa baru yaitu Isyana, keadaan politik di Mataram Kuno cukup stabil dari perpindahan tahta kerajaan yang cukup teratur dan ada pernikahan politik antara putri Pramodhawardani dengan Rakai Pitakan, hal itu menjadikan Rakai Pitakan naik tahta menjadi raja Medang. Kehidupan sosial masyarakat di kerajaan Mataram Kuno sudah teratur. Terlihat dari sikap gotong oyong mereka saat membuat candi bersama. Sikap toleran diantara masyarakat sangat baik. Terbukti dengan adanya dua aliran kepercayaan yang berbeda tetapi mereka tetap bisa bersosialisasi.

[SINGASARI]

Masa kerajaan Singasari, dari beberapa sumber yang say abaca saya menyimpulkan keadaan politik tidak cukup baik dimana sering terjadinya pembunuhan raja oleh keturunanya, dan kemudian berakhir pada masa pemerintahan Tohjaya, sebab kerajaan Singasari tidak ada calon tunggal sah yang menduduki tahta raja, kemudian muncul Wisnuwardhana sebagai penguasa baru Singasari. Dari uraian diatas dapat dilihat dengan jelas bahwasannya sistem politik di Singasari pada abad ke 10 M, hingga kepemimpinan Tohjaya disimpulkan bahwa sistem politik balas dendam terjadi di kerajaan itu sebagai perebutan tahta., keadaan sosial masyarakat Singasari mengalami pasang surut dari zaman pemerintahan Ken Arok hingga Wisnuwardhana. Dizaman Ken Arok kehidupan masyarakat sangatlah terjamin akan tetapi pada masa pemerintahan Anuspati keadaan masyarakat mulai terabaikan karena raja lebih mementingkan menyambung ayam daripada mengurus kehidupan kerajaanya. Lalu keadaan masyarakat mulai membaik kembali pada masa Wisnuwardhana, puncak kemakmuran rakyat berada pada saat pemerintahan Kertanegara.

[MAJAPAHIT]

Pada masa kerajaan Majapahit, dimana hampir seluruh wilayah nusantara menjadi wilayah kekuasaan Majapahit, dijelaskan bahwa silsilah keluarga Majapahit berdasarkan Nagarakertagama dan juga Pararaton nampak bahwa beberapa nama yang muncul adalah keluarga-keluarga tua Singasari. Justru jalinan perkawinan politik inilah yang kemudian tumpang tindih antara status keluarga dekat raja yang diwakili oleh para bathara-bathara ini dengan penuntutan hak atas tahta ataupun meletakkan garis keturunannya dalam jalinan urutan pewaris tahta sehingga menimbulkan drama-drama suksesi, persengkokolan dan juga saling jegal dalam perkembangan keluarga Majapahit dan tidak adanya raja yang kuat untuk melerai pertikaian saudara itu menyebabkan sistem politik Majapahit hancur.

Kemudian, kehidupan sosial dilihat dari pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yang perbedaannya lebih bersifat statis. Walaupun di Majapahit terdapat empat kasta seperti di India, yang lebih dikenal dengan catur warna, tetapi hanya bersifat teoritis dalam literatur istana. Pola ini dibedakan atas empat golongan masyarakat, yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.Akan tetapi kedudukan wanita pada masa Majapahit lebih rendah dari kaum pria.

Terimakasih

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Sarah Annisa - Tuesday, 3 March 2020, 2:48 PM

Nama : Sarah Annisa

NIM : K4419074

Kelas : B

Keadaan politik masyarakat Nusantara pada abad 9 sampai 15 banyak mengalami kemajuan maupun kemunduran, seperti adanya peperangan antar saudara dalam kerajaan ataupun cara-cara yang dilakukan para raja dalam menjaga pertahanan keamanan kerajaan.

Kerajaan Sriwijaya

Pada abad 9 sampai 15 keadaan politik kerajaan di Nusantara banyak mengirim utusan kerajaan ke luar negeri contohnya kerajaan Sriwijaya yang mengirim utusan ke Cina untuk menjalin hubungan politik luar negeri agar keduabelah pihak dapat mendapat keuntungan baik secara politik maupun ekonomi. Selain itu tercantum dalam prasasti Talang Tuwo yaitu pengeluaran undang-undang pertama tentang pembangunan taman yang disebut Srikserta. Sriwijaya juga memperluas kekuasaan hingga sampai Thailand seperti yang tercantum dalam prasasti Ligor.

Kerajaan Majapahit

Majapahit melakukan politik ekspansi atau penyerangan keberbagai wilayah dan berhasil menguasainya sehingga wilayah kerajaan Majapahit sangat luas. Memiliki wilayah luas, Majapahit pun dapat menjaga hubungan antara wilayahnya sehingga hubungan politik dan aspek lainnya dapat terjalan dengan baik. Berdasarkan buku Sejarah Nasioal Indonesia yang menjelaskan banyak kronologi kerajaan di Nusantara, terdapat banyak pemberontakan seperti di kerajaan Majapahit pada tahun 1318 M yaitu pemberontakan Semo dan Kuti. Pada tahun 1389 M politik Majapahit diwarnai Perang Paregreg atau perang saudara antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabumi.

Keadaan Sosial masyarakat Nusantara pada abad 9 sampai 15 contohnya pada kerajaan Majapahit yaitu mengenai kedudukan seorang wanita yang memiliki status lebih rendah dari pada laki-laki. Wanita hanya memiliki kewajiban melayani kebutuhan suaminya, mereka hanya menangani urusan rumah tangga saja.


Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Nanda Ayu Safitri - Tuesday, 3 March 2020, 2:54 PM

Selamat siang pak, saya izin memberikan pendapat

Nama : Nanda Ayu Safitri

NIM : K4419064


Menurut saya kehidupan politik pada abad ke 9 sampai 15 diwarnai dengan adanya pertentangan dan penyerangan. Misalnya ketika masa Mataram kuno adanya penyerangan dari Balaputradewa yang mengakibatkan pemerintahan Rakai Pikatan semakin terlihat gemilang karena Rakai Pikatan mampu mempertahankan kedaulatan kerajaan nya. Selain itu dalam masa Dyah Wawa, Mataram kuno terkenal dalam kancah politik internasional karena pandai berdiplomasi. Kehidupan politik berlangsung sampai masa Majapahit dimana banyak dilalui dengan pemberontakan dari orang dalam kerajaan. Hal ini juga mempengaruhi sistem pemerintahan dalam kerajaan Majapahit.

Selain penyerangan juga ada pertentangan, contohnya pertentangan terhadap pernikahan politik yang dilakukan oleh dua dinasti, Sanjaya dan Syailendra, yaitu Rakai Pikatan dengan Pramodhawardani yang berlangsung sampai masa pemerintahan mpu sendok. Membuat Mataram semakin terdesak dan pindah ke Timur.

Kehidupan sosial masyarakat Nusantara bisa dibilang tidak tentram karena banyak ekspansi yang dilakukan oleh Majapahit membuat wilayah Nusantara banyak terjadi perang perebutan wilayah. Namun, di sisi lain mereka mampu bekerja sama dan gotong royong, dilihat melalui cara pembuatan candi candi menggunakan tenaga rakyat, selain menunjukkan gotong royong, pembuatan candi ini juga menunjukkan bahwa pada masa itu rakyat sangat taat terhadap rajanya.

Adanya dua agama yang berjalan menunjukkan sikap toleransi antar pemeluk agama di masyarakat.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nanda Ayu Safitri

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Yoneka Noorca Erlangga - Wednesday, 4 March 2020, 6:04 PM

Mohon maaf sebelumnya, kalau menurut saya ekspansi itu termasuk dalam bidang politik karena berhubungan dengan kekuasaan. Bagaimana menurut anda?

Terima Kasih.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Indirani Putri Larasati - Tuesday, 3 March 2020, 3:39 PM
Indirani Putri Larasati (K4419050)

selamat sore pak, saya izin memberikan pendapat.

Menurut saya, Kehidupan politik pada abad 9 sampai 15 mengalami permasalahan dalam perebutan kekuasaan. Dalam aspek internal misalnya pada masa Suhita menjabat di Majapahit ditentang oleh Bhre Wirabhumi yang lahir dari selir. Begitu juga dalam kematian Anusapati yang dibunuh oleh Panji Tohjaya untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Sedangkan dalam aspek eksternal terlihat pada invasi Mongol dibawah kepemimpinan Khubilai Khan pada kerajaan Singasari, juga dari serangan kerajaan lain, misalnya Majapahit diserang oleh kerajaan Demak.
Didalam perpolitikan dari abad 9 sampai 15, salah satunya menggunakan siasat untuk melemahkan pusat kekuasaan raja. contohnya peristiwa pemberontakan Ranggalawe yang dihasut oleh Mahapati dan pada peristiwa Sora yang juga difitnah oleh Mahapati.


Kehidupan sosial masyarakatnya dari abad 9 sampai 15 tergolong masyarakat yang tunduk dengan raja. Begitupun juga raja yang membalas kepatuhan mereka. Terlihat pada pemerintahannya raja Jayabaya yang memberikan daerah Blambangan sebagai daerah sima, karena para rama daerah Blambangan telah menunjukan kebaktiannya kepada raja dalam usaha memadamkan pemberontakan sesuai dengan Prasasti Blambangan.
Berkembangan sosial masyarakat pada zaman tersebut mengalami kemajuan pesat. Misalnya pada kerajaan Majapahit yang telah memiliki bendungan yang menandakan bahwa masyarakat Majapahit telah paham terhadap pengendalian air untuk mencegah banjir maupun sebagai kepentingan umum, terutama untuk pertanian. Dalam pengaturan air ini terdapat pejabat yang disebut Penghulu Banyu.( Prasasti Jiwu III). selain itu, menurut prasasti Tuhanaru (1323), menyebutkan adanya macam-macam perdagangan, berbagai jenis keahlian, serta usaha-usaha yang berhubungan pertanian.
Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Rahma Candra Wati - Tuesday, 3 March 2020, 4:05 PM

Nama : Rahma Candra Wati

NIM : K4419070

Izin menyampaikan pendapat pak,

Gambaran umum politik dan sosial masyarakat Nusantara pada abad 9 hingga 15 M adalah sebagai berikut

Dari segi politik , nusantara pada masa itu mengalami kondisi politik yang tak stabil, banyak pergantian kerajaan yg berkuasa dan dalam kerajaan tersebut pun banyak konflik yang terjadi.

Contohnya pasa masa Kerajaan Singasari, banyak terjadi pergantian raja dan pergantian tersebut dengan cara saling bunuh membunuh. Contoh lain di Kerajaan Majapahit, pada masa kekuasaan kerajaan tersebut banyak terjadi pemberontakan, seperti pemberontakan ranggalawe, semi, dan yang terbesar adalah Kuti.

Pemberontakan yang terjadi di kerajaan - kerajaan kuno saat itu kebanyakan faktor penyebab nya adalah perebutan kekuasaan.

Sedangkan dari segi sosial masyarakat, kehidupan religi sangat terlihat. Pengaruh Hindu Buddha sangat kental waktu itu, terbukti setiap kerajaan yang berkuasa meninggalkan tinggalan bangunan sebagai tempat ibadah.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Kusuma Ayu Astria - Tuesday, 3 March 2020, 4:07 PM
Nim : K4419054

Menurut saya pada abad ke 9-15 diketahui bahwa di Nusantara telah muncul kerajaan-kerajaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha bahkan sebelum abad 9 juga sudah ada. Namun, di abad 9-15 kerajaan-kerajaan di Jawalah yang lebih mendominasi serta telah ada keinginan untuk mempersatukan Nusantara walaupun dibawah kekuasaan suatu kerajaan. Juga sudah menjalin hubungan politik dengan kerajaan-kerajaan diluar Nusantara seperti, adanya pernikahan putri Jawa dengan raja Campa. Dikarena berbentuk kerajaan maka pengganti raja ialah keturunan-keturunannya yang mana menimbulkan perebutan tahta dan pada akhirnya membuat keruntuhan dari kerajaan tersebut. Kemudian juga serangan dari kerajaan lain dan pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh daerah-daerah dibawah kekuasaannya. Dan berakhirlah pada kondisi sosial masyarakat yang kurang stabil karena ada saatnya mereka mencapai kesejahteraannya jika dipimpin oleh raja yang cakap dan ada saatnya mereka harus bertaruh nyawa untuk menuntut keadilan jika sang raja tidak dapat menjalankan pemerintahan atau diserang kerajaan lain.


Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Laili Rahmawati - Tuesday, 3 March 2020, 5:22 PM

Nama : Laili Rahmawati

NIM : K4419055

Izin menjawab

Keadaan politik dari abad 9 sampai 15 mengalami pasang surut. Dari awal abad 9 sampai akhir abad 10 kondisinya lumayan stabil dan tidak mengalami suatu masalah. Baru pada saat memasuki abad 11 terjadi kejadian yang disebut pralaya yang menewaskan Dharmawangsa Teguh dan anaknya (istri Airlangga) oleh Wurawari. Keadaan menjadi kacau sebab kerajaan kehilangan pemimpin dan penerusnya. Baru setelah beberapa tahun kemudian Airlangga membalas. Pada abad 13 pun juga sama, keadaan politik di kerajaan dipengaruhi oleh keluarga kerajaan itu sendiri. Dimulai ketika Anuspati membunuh Ken Arok, lalu Tohjaya kemudian membalas membunuh Anuspati. Tahun-tahun berikutnya kondisi politik terus mengalami kekacauan, baik dari dalam kerajaan sendiri maupun dengan luar kerajaan. Terbukti dengan berdirinya suatu desa oleh Wijaya yang kemudian menjadi kerajaan Majapahit dan juga serangan dari bangsa Mongol menandakan keadaan politik memang sedang tidak baik. Tetapi pada abad 14 kondisi membaik dengan berdamainya kerajaan-kerajaan di Jawa, maupun dengan kerajaan di China. Bahkan muncul seorang tokoh yang sangat terkenal pada masa ini yaitu Gajah Mada. Baru pada saat abad 15 benar-benar mengalami pemerosotan politik dan akhirnya mengalami keruntuhan. Untuk keadaan sosial terjadi statifikasi sosial dimana orang yang berkasta atas akan mendapatkan kedudukan dan kehidupan antara masyarakat dengan penjabat terpaut jauh. Para penjabat tinggal di dalam lingkungan berdinding dekat dengan kerajaan. Masyarakat Nusantara juga telah mengnal agama dan beribadah yang ditandai dengan adanya agama Budha dan Hindu.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Hesti Pratiwi - Tuesday, 3 March 2020, 5:59 PM

Assalamu'alaikum Pak Fatah

Izin berpendapat,

Nama: Hesti Pratiwi

NIM: K4419045


Bidang Politik:

Gambaran umum mengenai kondisi politik pada abad ke 9 sampai 15 ialah pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara dengan berbagai peristiwa yang terjadi masa itu memberikan berbagai hal yang kita ketehaui yakni, adanya sebuah sistem dinasti. Sistem dinasti sebagai sebuah sistem jaringan keluarga di kalangan elite kerajaan yang dimanfaatkan untuk mempertahankan kekuasaan. Seperti yang kita ketahui bahwa kerajaan Mataram Kuno menggunakan sistem dinasti yaitu Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya. Kedua hubungan dinasti berjalan dengan baik walaupun dengan perbedaan agama yang dianut. Pada akhirnya kedua dinasti ini menyatu karena sebuah pernikahan oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya) dan Pramowardhani (Dinasti Syailendra). Namun, terjadi perebutan takhta setelah kedua dinasti itu menyatu oleh Balaputeradewa yang lebih merasa berhak untuk berkuasa menjadi raja di Mataram Kuno. Selain perebutan takhta , terdapat upaya penaklukan suatu wilayah yang dilakukan oleh raja-raja di Nusantara dengan tujuan untuk memperluas daerah kekuasaannya. Kemudian terjadi juga sebuah penaklukan dari luar Nusantara sebagai bukti untuk pengakuan kekuasaan yang dilakukan oleh Khubilai Khan dari Dinasti Yuan kepada kerajaan Singasari yang dipimpin oleh Kertanegara. Selain itu, pemberontakan juga terjadi pada waktu itu karena merasa ada ketidaksesuaian dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh raja. Contohnya pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora, Nambi yang terjadi di Majapahit.

Bidang Sosial:

Pada abad ke 9 sampai 15, kondisi sosial disetiap kerajaan mengalami hal yang serupa yaitu masyarakat pada waktu itu memiliki sikap toleransi terhadap agama lain disertai hidup berdampingan tanpa ada perasaan resah satu sama lain. Hal tersebut dibuktikan pada masyarakat Mataram Kuno. Selain itu, terdapat pula hubungan perdagangan kerajaan nusantara masa Hindu-Buddha yang terjalin dengan bangsa luar.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Gita Febriana Karunia Putri - Tuesday, 3 March 2020, 6:23 PM

Nama: Gita Febriana Karunia Putri

NIM: K4419043


Menurut saya kehidupan politik dan sosial masyarakat pada abad ke 9 hingga 15 pada umumnya, banyak didapati perebutan kekuasaan atau takhta dan juga berbagai pertentangan. Perang yang dilakukan antar kerajaan guna menaklukkan kerajaan lain hingga terjadi pemberontakan dan saling bunuh antar keluarga di dalam kerajaan agar bisa menggantikan takhta sang raja. Hal ini tentu saja mempengaruhi dan berdampak bagi penghuni kerajaan entah itu keluarga kerajaan ataupun rakyat di dalam kerajaan tersebut. Diantaranya, banyak memakan korban jiwa, harta yang dirampas, hingga ada yang terpisah dari keluarganya untuk menyelamatkan diri.

Akan tetapi ada juga masa dimana kerajaan mencapai puncak kejayaanya membuat kehidupan di dalam kerajaan menjadi makmur dan sejahtera. Untuk dijadikan contoh adalah kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam wuruk merupakan puncak kejayaannya pada masa itu. Karena hampir seluruh nusantara berada di bawah pengaruh Majapahit. Armada laut yang kuat dibangun saat itu serta banyak menjalin persahabatan dengan negara tetangga. Sektor pertanian yang maju dan juga banyak prasarana yang dibangun pada saat itu guna melancarkan seluruh kegiatan di dalam maupun luar kerajaan.Namun, pada akhirnya Majapahit runtuh pada saat kekuasaan Pate Udra yang dikalahkan oleh kerajaan Demak di bawah pimpinan Adipati Unus.


Terimakasih

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Kinanthi Maharani - Tuesday, 3 March 2020, 8:25 PM

Nama : Kinanthi Maharani

NIM : K4419053

Kelas : B


Menurut saya, gambaran umum situasi politik pada abad 9 - 15 Masehi masih belum mapan. Masih banyak perang saudara, pemberontakan dan ancaman dari luar kerajaan.

Contoh dari perang saudara adalah perang yang terjadi antara Anusapati (anak dari Ken Dedes dan Tunggul Ametung) dengan Tohjaya (anak dari Ken Arok dengan Ken Umang). Selain perang saudara,pemberontakan yang terjadi akhir abad 12 pada masa kerajaaan majapahit seperti pemberontakan ronggolawe,mahapati dan kuti. Terdapat ancaman dari luar kerajaan yaitu kedatangan pasukan dari China atas perintah dari Kubilai khan untuk tunduk pada kekaisaran China.


Sedangkan gambaran umum situasi sosial pada abad 9 - 15 Masehi terdapat sistem kasta yang berasal dari agama Hindhu-Buddha. Penduduk bekerja sesuai dengan kasta yang dimilikinya. Selain itu banyak penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan laut (nelayan). Sistem kasta ini mengakibatkan kesenjangan sosial,dimana yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Muhammad Miftah Nur 'Amin - Tuesday, 3 March 2020, 8:26 PM

Ijin menjawab


Muhammad Miftah Nur 'Amin

K4419062

Pada masa kekuasaan Mataram Kuno, terjadi pemindahan kekuasaan dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur yang dipimpin oleh Pu Sindok dengan beberapa pendapat mengenai alasan pemindahan ini. Antara lain karena sektor perdagangan, serangan musuh (Sriwijaya), atau bencana letusan gunung Merapi. Hal ini juga menandai mulainya kekuasaan Dinasti Isana. Pola hidup masyarakat tak jauh berubah. Masyarakat terbagi menjadi dua yaitu masyarakat kota dan masyarakat desa. Masyarakat pun mempunyai profesi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Mulai dari petani, pandai besi, pendeta, pengrajin, hingga pelawak. Terdapat juga pedagang asing yang singgah. Karya sastra juga berkembang atas perintah raja.

Saat masa Kadiri, terdapat sedikit perubahan dengan pembagian wilayah. Ada 3 wilayah, yaitu wilayah rajya atau nagara (kota), wisaya (federasi desa), dan thani (desa). Kehidupan masyarakat tertata dan masyarakat senantiasa menjaga kebersihan. Di daerah pedesaan, kebanyakan masyarakat bekerja sebagai petani dan peternak. Di daerah pesisir, masyarakat kebanyakan bekerja di tambak garam dan tambak ikan.

Saat masa Tumapel, digambarkan bahwa rakyat tunduk dan patuh kepada raja, pemukiman yang indah dan subur, dan raja berlaku arif dan bijaksana. Golongan yang membantu raja pada masa lalu diberi kedudukan dan hak khusus. Tak jauh berbeda dengan masa Kadiri.

Pada masa Majapahit, rumah-rumah terbuat dari bata dengan beratapkan jerami. Pedagang datang dan menetap di Majapahit. Masyarakatnya dibedakan menjadi tiga, yaitu kelompok Islam, kelompok China, dan Kelompok Pribumi. Masyarakat menyukai barang-barang dari China. Masyarakat bekerja sesuai keahlian masing-masing. Irigasi berkembang dan diawasi oleh pejabat penghulu banyu. Dalam bidang keagamaan, hukum agama diurusi oleh darmadhyaksa.

Kehidupan masyarakat pada masa itu tidak berubah jauh dari kerajaan pendahulunya. Masyarakat bekerja sesuai keahlian, terdapat pejabat khusus untuk urusan tertentu, dan ada pembagian wilayah kerajaan berdasarkan jarak dengan pusat kerajaan. Dalam istana, raja dibantu oleh beberapa menteri atau pejabat khusus yang memiliki tugas berbeda-beda agar setiap masalah dapat terselesaikan secara mudah dan efisien. Jika ditelisik lagi, pada masa itu dapat disimpulkan bahwa setiap kerajaan satu dengan yang lain masih memiliki hubungan kekerabatan secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini mungkin saja dampak dari sistem kasta, sehingga untuk memegang kekuasaan, harus memiliki hubungan kekerabatan dengan penguasa terdahulu. Sehingga untuk melegitimasi kekuasaannya, raja biasa mengeluarkan prasasti yang berisi bahwa ia adalah kerabat dari raja terdahulu.

Dalam perjalanannya, masa-masa ini sering terjadi pemberontakan yang berawal dari ketidakpuasan dengan keputusan raja. Dalam kerajaan Tumapel sendiri terjadi aksi saling bunuh antara keluarga kerajaan dengan motif kekuasaan maupun dendam dari generasi terdahulu. Dan juga penolakan terhadap imperium Mongol yang membuat Kubilai Khan murka dan mengirim pasukan ke Jawa. Yang kemudian dimanfaatkan Raden Wijaya untuk membalaskan dendam Kertanegara terhadap Jayakatwang, kemudian mendirikan kerajaan Majapahit.


Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Ridwan Nuralam - Tuesday, 3 March 2020, 11:53 PM

nama : Ridwan Nuralam

nim : K4419071

Izin berpendapat pak

menurut saya keadaan politik Indonesia untuk abad 9 sampai 15 sudah banyak lahir nya kerajaan-kerajaan tepatnya yang bercorak Hindu dan Buddha. namun sayangnya keadaan politik nya kadang kala tidak stabil yang dikarenakan oleh penyerangan dari kerajaan lain, pemberontakan atau bahkan perebutan kekuasan dari sesama bangsawan. untuk perebutan kekuasaan itu bisa dilihat beberapa kali terjadi dikerajaan indonesia yang uniknya penguasa kala itu melakukan pembagian wilayah agar tidak terjadi perebutan seperti yang dilakukan Raja Airlangga pada tahun 1042 M yang membagi dua kerajaannya menjadi dua yaitu, Kadiri, dan janggala untuk kedua putranya. ataupun kerajaan majapahit yang pada abad ke-14 kerajaannya dibagi dua menjadiBagian barat untuk Kusumawardhani, sedangkan timur diberikan kepada wairabhumi.

untuk keadaan sosial pada masa itu di Indonesia sedang di dominasi oleh agama Hindu dengan Buddha. walaupun ada dua agama yang berbeda tapi kemungkinan kerukunan antar umat berbeda agama sangat baik hal itu bisa dibuktikan pada masa kerajaan mataram kuno dimana ada dua dinasti yang berbeda agama yaitu Sanjaya yang beragama Hindu dan Syailendra yang beragama buddha.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Indah Siti Wuryan - Wednesday, 4 March 2020, 6:59 AM

Assalamualaikum Wr.Wb

Selamat Pagi

Semangat Pagi

Izin persetujuan Pak Fatah

Nama: Indah Siti Wuryan
NIM: K4419049

Gambaran umum tentang keadaan politik pada abad ke-9 hingga abad ke-15 M di nusantara menurut saya ada banyak seperti seperti melawan daerah kekuasaan, yang salah satu contohnya adalah kerajaan yang diperintah oleh Airlangga, setelah Airlangga hingga tahta, dua antar negaraanya saling berebut daerah kekuasaan , sehingga Airlangga membagi wilayahnya menjadi dua, kemudian muncul lebih banyak perebutan untuk naik tahta menggantikan raja dalam mengambil alih kerajaan Tumapel dianggap ada yang terlibat antara lain Anusapati membunuh Ken Arok lalu naik kedudukan Ken Arok sebagai raja, kemudian datanglah menyabung ayam. Banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan contohnya seperti pemberontakan semi, pemberontakan Sadeng dan Keta pada kerajaan Majapahit, banyak peperangan yang terjadi, seperti perang Paregreg (perang saudara), perang bubat dan perang Ranggalawe yang disebabkan oleh keirian kekuasaan pada masa kerajaan Majapahit. Selain itu, menjalin kerjasama politik dengan kerajaan lain seperti yang dilakukan oleh kerajaan Mataram dengan kerajaan Sriwijaya yang bertujuan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya, menggunakan sistem perwakilan perkawinan politik untuk menyatukan dua dinasti seperti yang dilakukan oleh Samaratungga yang menyatukan dinasti Sanjaya dan dinasti, Sailendra dengan menikahkan di mana saja bernama Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan, terjadi diangkat daerah kekuasaan dengan cara penakhklukan, seperti ekspedisi Malayu yang dilakukan oleh Kertanegara. Singkatnya keadaan politik pada abad ini tidak stabil karena terjadi pergantian kekuasaan, pemberontakan,

Sementara itu, masyarakat mengenai kerajaan pada abad ini adalah kerajaan yang meminta untuk memakmurkan kehidupan masyarakat seperti memajukan perdagangan, pelayaran, dan lain sebagainya. Adanya lintas yang tinggi di antara masyarakat Hindu dengan masyarakat Buddha seperti di masa Mataram di mana mereka saling bahu membahu membangun candi yang bercorak Budha yaitu candi Borobudur. Hidup berdampingan dengan yang disediakan kedamaian bagi Mataram. Sementara keadaan sosial masyarakat yang ada di Tumapel masih menyelenggarakan kegiatan menyabung ayam.


Permalink Show parent Reply
In reply to Indah Siti Wuryan

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Indah Siti Wuryan - Wednesday, 4 March 2020, 10:03 AM

Nama: Indah Siti Wuryan

NIM : K4419049

Mohonmaaf pak, saya ulangi jawaban saya karena tadi ada kesalahan teknis.

Izin berpendapat,

Gambaran umum tentang keadaan politik pada abad ke-9 hingga abad ke-15 M di nusantara menurut saya terdapat banyak perebutan daerah kekuasaan salah satu contohnya adalah kerajaan yang diperintah oleh Airlangga, setelah Airlangga turun tahta, kedua putranya saling berebut daerah kekuasaan , sehingga Airlangga membagi wilayahnya menjadi dua, kemudian muncul banyak perebutan untuk naik tahta menggantikan raja kerajaan contohnya seperti di kerajaan Tumapel yaitu Anusapati yang membunuh Ken Arok lalu menggantikan kedudukan Ken Arok sebagai raja dan setelah itu Anusapati dibunuh oleh Tohjaya yang kemudian menggantikan kedudukan Anusapati . Banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan contohnya seperti pemberontakan semi, pemberontakan Sadeng dan Keta pada kerajaan Majapahit, banyak peperangan yang terjadi, seperti perang Paregreg (perang saudara), perang bubat dan perang Ranggalawe yang disebabkan oleh keirian kekuasaan pada masa kerajaan Majapahit. Selain itu, menjalin kerjasama politik dengan kerajaan lain seperti yang dilakukan oleh kerajaan Mataram dengan kerajaan Sriwijaya yang bertujuan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya, ada pula yang menggunakan sistem perkawinan politik untuk menyatukan dua dinasti seperti yang dilakukan oleh Samaratungga yang menyatukan dinasti Sanjaya dan dinasti, Sailendra dengan menikahkan putrinya yang bernama Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan, terjadi perluasan daerah kekuasaan dengan cara penakhklukan, seperti ekspedisi Malayu yang dilakukan oleh Kertanegara, lalu penakhlukan Gajah Mada terhadap Bali. Singkatnya keadaan politik pada abad ini tidak stabil karena raja yang memerintah silih berganti, perebutan kekuasaan, pemberontakan, serta keinginan yang tinggi untuk menguasai wilayah lain


Sementara itu, gambaran umum mengenai keadaan sosial pada abad tersebut yaitu dimana kerajaan berusaha untuk memakmurkan kehidupan masyarakat seperti memajukan perdagangan, pelayaran, dan lain sebagainya. Adanya toleransi yang tinggi di antara masyarakat Hindu dengan masyarakat Buddha seperti di masa Mataram di mana mereka saling bahu membahu membangun candi yang bercorak Budha yaitu candi Borobudur. Hidup berdampingan membawa kedamaian bagi Mataram. Sementara keadaan sosial masyarakat yang ada di Tumapel masih mengadakan kegiatan menyabung ayam.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Mikhael Leksono - Wednesday, 4 March 2020, 5:47 PM

Nama : Mikhael Shaghitito Suryo Leksono

NIM : K4419058

Kelas : B

Izin menjawab, Pak Fatah.

Menurut saya, Gambaran keadaan umum politik dan sosial masyarakat Nusantara pada abad IX hingga XV M dipenuhi oleh peristiwa-peristiwa yang dipengaruhi politik kerajaan yang sedang berkuasa pada masa tersebut. Mulai dari perpindahaan kerajaan hingga hancurnya suatu kerajaan yang disebabkan faktor internal maupun eksternal, seperti pertikaian di lingkungan kerajaan, pembunuhan raja yang berkuasa, pemberontakan kerajaan lain dan perang. Namun biarpun begitu, kekuatan politik kerajaan-kerajaan yang berkuasa pada masa itu dikenal kuat dan dapat menjalin hubungan dengan negara lain, serta menaklukan wilayah asing di luar kerajaan, seperti Ekspedisi Pamalayu dan perluasan wilayah Kerajaan Majapahit.

Secara sosial, masyarakat Nusantara toleran terhadap perbedaan agama dan hidup berdampingan di wilayah kerajaan. Hal ini ditunjukan dengan peninggalan candi-candi yang dibangun di berbagai daerah di pulau Jawa. Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat bekerja pada bidang pertanian untuk wilayah pedalaman dan perdagangan untuk wilayah persisir. Dengan adanya perdagangan, perekonomian di Nusantara berkembang dan dikenal oleh kerajaan-kerajaan lain pada masa tersebut.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Yoneka Noorca Erlangga - Wednesday, 4 March 2020, 5:54 PM

Saya Yoneka Noorca Erlangga

K4419083

Izin memberi pendapat

Menurut saya keadaan politik pada abad 9 sampai 15 masih berupa kerajaan dimana pada abad itu dipengaruhi oleh kerajaan Hindu-Budha. Seperti kerajaan Majapahit yang hampir menguasai Nusantara pada tahun 1372 M. Itu berarti keadaan sosial politik Nusantara hampir sama dengan sosial politik Kerajaan Majapahit. Pada bidang politik tentu sering terjadi pergantian raja, apalagi setelah sepeninggal Raja Hayam Wuruk dimana terjadi perebutan kekuasaan antara Wirakramawardhana dan Bhre Wirambumi sehingga menyebabkan terjadinya perang saudara yang dinamakan perang paragreg pada tahun 1401. Dengan demikian kondisi politik pada saat itu sangatlah bergejolak dan ketidakstabilan seperti yang terdapat pada buku Sejarah Nasional Indonesia dimana disebutkan pada tahun 1453 sampai 1456 terjadi kekosongan Majapahit, karena pergolakan politik yang dahsyat.

Dalam bidang sosial keadaan pada masa itu rasa toleransi dalam masyarakat sangatlah tinggi dengan dibuktikan agama Hindu dan Budha dapat hidup berdampingan diantara masyarakat. Kemudian pada masa Mataram Kuno juga terdapat 2 dinasti yang berbeda agama yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha.

Namun dalam sepengetahuan saya pada abad 12 wilayah Sriwijaya meliputi Sumatera, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, Kalimantan walaupun pada abad 13 Kerajaan Sriwijaya runtuh. Kemudian pada tahun 1267 juga sudah berdiri Kerajaan Samudra Pasai itu berarti sebagian wilayah Nusantara sudah dipengaruhi oleh Islam.

Sekiranya itu pendapat dari saya bila ada salah, mohon dimaafkan dan Terima Kasih.


Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Irsyad Putra Marhaenis - Wednesday, 4 March 2020, 8:24 PM

Irsyad Putra Marhaenis

K4419052


Bidang Politik :

Sejak abad ke 9 hingga ke 15 kondisi politik di nusantara mengalami pasang surut. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kerajaan yang silih berganti muncul menguasaidikarenakan Setiap masing-masing kerajaan menghadapai masalah perpolitikan baik yang datang dari dalam lingkungan kerajaan maupun dari luar lingkungan kerajaan.Permasalahan yang datang dari dalam kerajaan yaitu perebutan kekuasaan yang disertai dengan politik balas dendam.Sebagai contohnya di Kerajaan Singhasari, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati pada 1227 M. Setelah itu pada 1248 M, Panji Tohjaya membunuh Anusapati dan menjadi raja, motif pembunuhan tersebutpun didasari untuk membalaskan dendam kematian ayahnya 'Ken Arok'.Sedangkan permasalahan yang datang dari luar lingkungan kerajaan yaitu pemberontakan terhadap raja dan serangan dari kerajaan lain.Hal itu dapat dilihat dari serangan Balaputradewa dari Sriwijaya ke Jawa di bawah pemerintahan Dharmawangsa Teguh yang menyebabkan terjadinya pralaya, juga serangan Demak ke Majapahit yang dipimpin oleh Pati Anus. Serangan tersebut menyebabkan Kerajaan Majapahit yang telah berdiri berabad-abad runtuh.

Bidang Sosial :

Kehidupan masyarakat pada masa itu tidak berubah jauh dari kerajaan pendahulunya. Masyarakat bekerja sesuai keahlian, terdapat pejabat khusus untuk urusan tertentu, dan ada pembagian wilayah kerajaan berdasarkan jarak dengan pusat kerajaan.Serta pada masa itu di Indonesia sedang di dominasi oleh agama Hindu dengan Buddha. walaupun ada dua agama yang berbeda tapi kemungkinan kerukunan antar umat berbeda agama sangat baik hal itu bisa dibuktikan pada masa kerajaan mataram kuno dimana ada dua dinasti yang berbeda agama yaitu Sanjaya yang beragama Hindu dan Syailendra yang beragama Buddha.



Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Penta Lavida - Thursday, 5 March 2020, 7:46 PM

Penta Lavida

K4419069

Izin berpendapat pak Fatah,

Menurut buku yang saya baca SNI dan sejarah asia tenggara yang ditulis oleh D.G.H.E Hall terdapat perebutan, peralihan, penaklukan kekuasaan pada sekitar abad 9-15 M. keadaan politik dipenuhi dengan pemberontakan-pemberontakan seperti pemberontakan Ronggolawe pada masa Majapahit, serangan mongol pada masa peralihan kerajaan singhasari ke masa majapahit. Kerajaan mongol menyerang sanghasari dikarenakan tidak terima atas perilaku raja kertanegara yang semena-menan terhadap utusan dari mongol yang bermaksud untuk menundukan kerajaan singhasari. Sebelum itu kerajaan Singhasari berdiri karena Ken Angrok memberontak terhadap raja Dandhang Gendhis yang saat itu merupakan raja Kediri. Itulah beberapa contoh keadaan politik pada zaman tersebut keadaan politik pada masa itu umumnya mengenai hal-hal perebutan kekuasaan dengan segala cara seperti yang dilakukan ken angrok, penaklukan atau memperluas wilayah kerajaan seperti yang dilakukan raja kertanegara dan majapahit pada masa patih Gajah Mada. Dan juga terjadi pemberontakan dikarenakan ketidakpuasaan terhadap raja dan karena ingin berkuasa.

Keadaan sosial dalam zaman tersebut banyak masyarakat nya menaruh perhatian tinggi terhadap toleransi dalam beragama contohnya dalam kerajaan Majapahit ketika Raja Wijaya meninggal dia dicandikan dalam bentuk harira yakni gabungan antara Hindu, Siwa, Wisnu. Toleransi beragama juga ditulis oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika.


Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Zaky Farkhan Aufar - Thursday, 5 March 2020, 9:17 PM

Zaky Farkhan Aufar

Nim : K4419084

Izin menjawab

Kondisi politik di Nusantara walaupun sebagian besar hanya terjadi di jawa dan sumatera pada abad 9-15 M terbilang sangat labil banyak terjadinya muncul dan runtuhnya kerajaan, masalah eksternal seperti invasi dari kerajaan lain merupakan salah satu faktor pendorong runtuhnya suatu kerajaan seperti contoh yakni serangan Wurawuri kepada Dharmawangsa Teguh yang menyebabkan runtuhnya Mataram kuno di Jawa timur, selain itu perang saudara antar sesama keturunan raja-raja juga menjadi pendorong terpecahnya suatu kerajaan. Banyak contoh-contoh kasus perang saudara yang membuat sebuah kerajaan menjadi pecah atau terpaksa dipecah oleh raja sebelumnya untuk menghindari perang saudara seperti yang di lakukan Airlangga, bahkan hampir di setiap kerajaan ditemui masalah perebutan takhta kekuasaan.

Untuk kondisi sosial sendiri di Nusantara, pada abad 9-15 Masehi itu sendiri terdapat dua agama besar yang dianut sebagian besar penduduk Nusantara yakni Hindu dan Budha namun rasa toleransi sudah terbangun, bukti paling umum adalah semboyan negara Indonesia Bhineka Tunggal ika yang merupakan penggalan kata di kitab Sutasoma karangan mpu Tantular yang dihasilkan pada masa keemasan Majapahit, selain itu keadaan masyarakat pada abad 9-15 terbagi menjadi beberapa strata sosial sesuai dengan susunan kasta, untuk perekonomian sendiri sektor pertanian dan perdagangan merupakan dua sektor utama pendorong kejayaan kerajaan pada masa itu.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Lutfi Annisa Pratiwi - Thursday, 5 March 2020, 9:24 PM

Nama : Lutfi Annisa Pratiwi
NIM : K4419057

Menurut buku yang saya baca Sejarah Indonesia Masa Hindu Buddha karya Suwarno. Kondisi politik pada abad ke 9 - 15 terjadi pergantian raja-raja dari setiap kerajaan. Disaat pergantian raja tersebut juga menimbulkan banyak konflik seperti halnya pada Kerajaan Singasari pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh atas suruhan Anuspati anak dari Tunggul Ametung dari Ken Dedes karena Anuspati ingin membas dendam kepada Ken Arok yang sudah membunuh ayahnya Tunggul Ametung dan ingin menguasai kerajaan Singasari. Pada saat itu Ken Arok adalah ajudan dari Tunggul Ametung. Lalu pada tahun 1248 Tohjaya putra dari Ken Arok dan Ken Umang membunuh Anuspati tak lama kemudian Putra dari Anuspati yakni Ranggawuni membunuh Tohjaya.

Kondisi sosial masyarakat pada abad ke 9 - 15 dalam kerajaan Mataram Kuno banyam dijumpai pejabat-pejabat ditingkat watak (daerah) antara lain Rama Magman merupakan pejabat desa yang masih memegang perintah, Tuha Wanua merupakan orang yang tertua disuatu desa (kepala desa), Tuha Alas mengurusi hutan yang ada diwilayah desanya, dll.
Contoh lain kondisi sosial masyarakat di Kerajaan Mataram Jawa Timur memiliki pola kehidupan masyarakat yang terbagi menjadi dua : masyarakat desa dan masyarakat kota. Berbeda lagi pada zaman Kerajaan Kadiri wilayah yang dibedakan menjadi 3 yakni :
1. Wilayah Rayja atau negara (tinggal masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2. Wilayah Wisaya (semacam federasi desa) golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan diwilayah wisaya.
3. Wilayah Thani (desa) banyak pengurus duwan (diduga sama dengan pengurus kampung).

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Hesfa Putri January - Thursday, 5 March 2020, 9:39 PM

Hesfa Putri January

K4419044

Izin menjawab pak,


Bidang politik:


Menurut kesimpulan yang saya baca dari beberapa sumber, keadaan politik Nusantara pada abad ke 9 hingga abad ke 15 mengalami pasang surut, ada beberapa pertentangan yang terjadi antara keluarga kerajaan dan juga terjadi banyak pemberontakan. Contohnya adalah Raja Airlangga yang membagi kerajaannya menjadi dua bagian yaitu kerajaan Kediri dan Janggala, hal itu dilakukan untuk menghindari pertentangan antar kedua anaknya. Contoh yang lainnya adalah Kerajaan Majapahit dibagi menjadi dua yaitu bagian barat dan timur. Selain itu, beberapa raja berusaha menikahkan putrinya dengan seorang raja ataupun putra mahkota untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai raja.


Bidang sosial masyarakat:

Dalam bidang ini, masyarakat pada zaman itu menganut ajaran Hindu dan Budha. Tetapi walaupun mereka memiliki agama yang berbeda, mereka tetap hidup berdampingan dan gotong royong membantu satu sama lain tanpa membedakan keyakinan mereka. Contohnya adalah mereka saling membantu membangun candi. Pada zaman Kerajaan Majapahit pula munculah "Bhinneka Tunggal Ika" yang menjadi semboyan bangsa Indonesia hingga saat ini. Dengan hal ini, bisa disimpulkan bahwa masyarakat Nusantara pada masa itu memiliki jiwa toleransi yang tinggi satu dengan yang lainnya.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Winda Nur cahyaningrum - Thursday, 5 March 2020, 11:03 PM

Assalamualaikum Wr.Wb

Nama : Winda Nur Cahyaningrum

NIM : K4419081

Keadaan politik masyarakat nusantara pada abad 9-15 Masehi banyak terjadi pergantian kekuasaan dan pendirian kerajaan baru hal ini terjadi karena keinginan perebutan kekuasaan dan penguasaan wilayah-wilayah yang luas. Banyak usaha yang dilakukan seperti perkawinan politik, ekspansi politik, penculikan hingga pembunuhan kepada pemguasa, peperangan seperti perang Bubat oleh majapahit dan sunda serta perang paregreg, pemberontakan-pemberontakan dari dalam kerajaan seperti pemberontakan untuk menurunkan Raden Wijaya dari takhtanya. Karena seringnya pergantian kekuasaan itulah terjadi ketidakstabilan politik, sering naik turun.j

Sedangkan keadaan sosial masyarakatnya itu terlihat toleran seperti semboyan Majapahit yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" pada saat itu itu juga hidup 2 agama yang berbeda namun mereka tetap hidup rukun seperti orang Hindu yang membantu membangun candi Borobudur. Selain itu pembangunan candi-candi yang menandakan bahwa para rakyat yang tunduk patuh pada rajanya. Wilayah nusantara pun sangat subur sehingga dimanfaatkan untuk pertanian, dan juga letak yang strategis maka mereka melakukan perdagangan serta ekspor impor bahan kebutuhan sehari-hari. Wilayah nusantara yang maritim itu juga bisa diandalkan untuk pekerjaan sebagai pelayar.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Tesya Zenanda Mutiara Al Khakam - Thursday, 5 March 2020, 11:24 PM

izin menjawab pak

Tesya Zenanda Mutiara Al Khakam (K4419075)

menutut saya kondisi sosial masyarakat dan politik abad 9-15 disetiap kerajaan berbeda-beda tetapi setelah saya membaca beberapa sumber dapat disimpulkan bahwa kondisi politik pada saat itu kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara mengalami pasang surut, terjadi pemberontakan baik diwilayah kerajaan maupun diluar wilayah kerajaan tersebut. setiap kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara mengalami pergantian tahta kerajaan. bahkan tidak sedikit para raja melakukan perjodohan anak-anak mereka dengan para putra mahkota kerajaan lain dengan tujuan untuk mempertahankan tahta kerajaan dan melakukan kerja sama.

kondisi sosial masyarakat pada kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara tidak berbeda jauh satu sama lain. pola masyarakat terbagi menjadi dua yaitu masyarakat kota dan desa. saat masa Kadiri terjadi 3 pembagian wilayah yaitu, wilayah rajya atau nagara (kota), wilayah wisaya (semacam federasi desa), dan wilayah thani(desa). kehidupan masyarakat mulai tertata dan menjaga kebersihan di lingkungannya.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Nur Rohmah Widyastuti - Friday, 6 March 2020, 7:36 AM

Pada abad 9 sampai 15 M adalah masa muncul dan berkembangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia.
》Kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia :
-Kondisi Politik :
Sistem pemerintahan pada masa itu adalah kerajaan. Dalam sistem kerajaan kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas kekuasaan kerajaan. Kemudian, pemimpin memerintah atas hak waris sesuai dengan peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.

- Kondisi Sosial :
Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha menjadikan masyarakat Indonesia memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elit di sekitar istana dan para pedagang. Masyarakat Indonesia juga mengenal aturan kasta, yaitu:
yang pertama Kasta Brahmana yaitu kaum pendeta dan para sarjana, yang kedua Kasta Ksatria yaitu para prajurit, pejabat dan bangsawan, yang ketiga Kasta Waisya yaitu para petani, pemilik tanah, dan prajurit, yang keempat Kasta Sudra yaitu rakyat jelata dan pekerja kasar. Pada masa itu, budaya Indonesia yang lama masih tampak dominan di semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia yang pertama kali tersentuh oleh pengaruh budaya India. Pada masa pemerintahannya, Kundungga masih mempertahankan budaya Indonesia karena pengaruh budaya India belum terlalu merasuk ke kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada saat Aswawarman, anak Kundungga, diangkat menjadi raja yang disetujui. Adanya pengaruh Hindia yang menggantikan Kundungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai.

》Kerajaan -kerajaan Islam :
- Kondisi politik :
Dalam kerajaan islam, kerajaan disebut kesultanan sehingga pemimpinnya disebut dengan sultan. Sultan merupakan pemipin tertinggi. Selain sultan, sebutan lain untuk seorang pemimpin adalah maulana, susuhan, dan panembahan. Pengkultusan dewa yang dimiliki seorang raja tidak lagi terdapat di masa Islam. Di masa Islam, seorang sultan memperkuat kedudukannya dengan mengaitkan dirinya melalui garis keturunan pada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, di dalam Islam tidak ada sistem kasta, sehingga seorang sultan bukanlah seseorang yang harus ditaati, dan sultan juga bukan titisan dari Allah. Sultan hanyalah manusia biasa yang diberikan kelebihan-kelebihan, sehingga pantas untuk memimpin suatu kerajaan. Dalam pengangkatan raja masa Islam hampir sama dengan masa hindu-budha yaitu melalui garis keturunan yang dianggap mampu.

- Kondisi sosial :
Dalam kehidupan masyarakat sudah tidak mengenal sistem kasta lagi. Selain itu, masyarakat juga sudah menggunakan nama-nama arab. Kata dalam bahasa arab juga ada yang diserap kedalam bahasa Indonesia.



Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Nur A'idah Fauziyyah - Friday, 6 March 2020, 11:28 AM

Nama : Nur A'idah Fauziyyah

NIM : K4419066


jadi begini, pak mengenai kondisi sosial dan politik yang terjadi abad 9-15 dikehidupan masyarakat Nusantara. menurut pendapat saya, dapat kita lihat mulai saat kerajaan mataram kuno masih berdiri. dimana pada saat itu kondisi politik mereka diwarnai konflik-konflik intern dalam kerajaan mataram itu sendiri. seperti contohnya masing-masing anggota wangsa sailendra maupun sanjaya merasa berhak menjadi penerus tahta kerajaan, sehingga tidak jarang ditemui terjadi perebutan tahta kerajaan.

Selain kerajaan Mataram dapat dilihat juga pada kerajaan setelahnya yaitu kerajaan kediri. dalam kerajaan kediri pun dapat ditemukan bahwa kondisi politinya tidak jauh dari kerajaan mataram. seperti halnya mendapat serangan dari kerajaan bawahnya dan akhirnya kerajaan terbagi menjadi 2 yang konon katanya untuk menghindari perang saudara. begitu juga kerajaan singasari dan majapahit yang juga dipenuhi oleh konflik intern antara kerajaan pusat dan bawahannya maupun konflik intern dengan sesama anggota kerajaan.

selain konflik intern terdapat juga konflik extern dimana terdapat kerajaan luar daerah yang berusaha menguasai kerajaan di Jawa, akan tetapi ketika mendapat serangan dari luar hal tersebut dapat dilawan.

untuk kondisi sosial masyarakat nusantara pada masa itu yakni, kerajaan yang memimpin saat itu dihormati sehingga rakyat-rakyat patuh terhadap kerajaan yang berdiri pada masanya.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Yehezkiel Yudha - Friday, 6 March 2020, 11:56 AM

Yehezkiel Yudha Chandra Kusuma

K4419082

Izin Berpendapat pak. Menurut saya


Gambaran secara umum kondisi politik pada tahun 9-15 masehi

Pada tahun tersebut banyak kerajaan-kerajaan besar yang berkuasa dan wilayah-wilayah yang luas. Dalam perekambangan kerajaan di penuhi banyak pertikaian. Mulai dari peperangan hingga pemberontakan. Ditarik garis lurus pada msa pemerintahan Singasari hingga banyak makar yang terjadi. Selain itu pada masa ini perkambangan Hindu- Budha cukup pesat serta memiliki hubungan dengan Cina. Dan cina bisa di bilang ambil bagian cukup besar dalam perkembangan kerajaan pada masa Ini. Pada abad ke 9 Singasari memegang tumpuk kekuasaan dan memerintah. Dalam perkembangannya kerajaan Singasari mengalami beberapa kali alih kekuasaan yang berawal dari Ken Arok kemudian beliau dibunuh oleh Anusapati dan Anusapati naik tahta. Berlanjut kemudian Anusapati mati ditangan putra Ken Arok yaitu Toh Jaya. Uniknya dalam tragedi ini mereka terbunuh oleh senjata yang sama yaitu keris Mpu Gandring. Dan berakhir dengan masa pemerintahanan Kertanegara . Berlanjut kemudian pada jaman Majapahit. Majapahit memiliki konflik yang sama besarnya. Pemberontakan sangat sering terjadi berawal dari pemberontakan Ranggalawe kemudian Lembu Sora bahkan tak lupa dengan pemberontakan yang dilakukan oleh Dharmawangsa yang di pimpin RaKuti. Namun semuanya berhasil dipadamkan bahkan Majapahit hampir berhasil menguasai semua wilayah Nusantara. Dan akhirnya Majapahit mengalami kemunduran setelah tokoh yang sangat penting wafat yaitu Mahapatih Gajah Mada. Dan berakhir dengan serangan Demak yang berhasil meruntuhkan tumpuk kekuasaan Majapahit

Pemberontakan yang sering terjadi juga sering berpengaruh pada kehidupan di luar kerajaan. DI luar kerajan sendiri masyarakat diwarnai dnegtan kegiatan perdagangan dan perlayaran. Kedudukan kerjaan yang besar dan kondisi geografis sangat mendukung untuk proses perdagnagn. Ini adlah salah satu faktor yang membuat kerajaan pada masa ini berkembang cukup pesat dan memiliki hubungan yang luas

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by wike rahayu - Friday, 6 March 2020, 12:16 PM

Wike Rahayu

K4419080

Izin memberikan pendapat pak

menurut saya kondisi politik pada abad pertengahan ini (9-15) telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, seperti kerajaan Mataram,Singasari,Majapahit dan lainnya, namun berdirinya suatu kerajaan tidak akan pernah lepas dari yang namanya konflik politik, penyerangan antar kerajaan, bahkan antar sesama anggota kerajaan yang memperebukan kursi kekuasaan, dan tidaklah semua raja yang menduduki tahta cakap dalam kepemimpinannya sehingga membuat kerajaan melemah dan rentan akan kehancuran. Namun tidak sedikit pula raja-raja yang cakap, yang membawa masa kejayaan pada kerajaannya, penaklukan daerah-daerah yang semakin meluas , pertikaian dan pemberontakan yang dapat dikuasai.

Adapun kondisi sosial pada masa ini raja selalu memberikan penghargaan kepada orang-orang yang telah berjasa kepada kerajaan baik berupa hak-hak istimewa bahkan sebuah kekuasaan. masyarakat saling mendukung dan hidup berdampingan dengan baik dan dengan perhatian raja yang besar kepada rakyatnya membuat masyarakat hidup berkecukupan.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Nur Aisyah Nur Aisyah Fitri - Friday, 6 March 2020, 7:19 PM

Nama : Nur Aisyah Fitri

Nim : K4419067


izin menjawab


Dari yang saya analisa bahwa pada masa abad ke-9 sampai abad ke-15, gambaran dari politik masyarakat nusantara adalah bahwa pada masa itu masih rentan terjadinya perebutan wilayah sebagaimana pada masa itu, banyak kerajaan yang melakukan penyerang kepada kerajaan lain untuk mendapatkan wilayah baru atau dalam kata lain, kerajaan tersebut melakukan penaklukan wilayah untuk memperbesar wilayahnya. selain itu, banyak para raja-raja yang membagi wilayahnya kepada anak-anaknya agar tidak terjadi perang antar saudara seperti yang dilakukan raja Airlangga yang membagi wilayah menjadi 2 yaitu kerajaan Janggala dan Kadiri.

Permalink Show parent Reply
Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Ina Shaima Maharani - Friday, 6 March 2020, 7:57 PM

Selamat malam, izin menyampaikan pendapat saya mengenai diskusi gambaran umum kondisi politik dan sosial masyarakat nusantara


Nama : Ina Shaima Maharani

NIM : K4419046


Seperti pendapat kebanyakan teman-teman semua, disini saya mempersingkat pendapat saya, dapat disimpulkan keadaan politik di nusantara pada abad tersebut banyak ditemukan pola politik ekspansi, balas dendam, perang saudara dengan konflik-konflik intern. Namun tak luput juga dari pengaruh ekstern yang mencoba mengambil kekuasaan.


Sedangkan untuk kondisi sosialnya merupakan dampak dari situasi dan kondisi politik saat itu, juga dipengaruhi sistem pemerintahan, yaitu masyarakatnya tunduk pada kerajaan. Untuk pengaruh hindu budha sendiri, terdapat sistem kasta yang membuat masyarakat menjalin interaksi sosial berupa hubungan perdagangan antarsesama.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Rois Rodi pristiyono - Tuesday, 3 March 2020, 7:40 AM

Dengan cara melihat peninggalan-peninggalan yang ditinggalkan oleh penguasa /raja baik berwujud prasasti ditulis atas batu, lempengan tembaga, lontar biasa yang disimpan oleh ahli waris, yang biasanya isinya memuat berbagai kebijakan, pernyataan, dan kisah yang yang pernah dilakukan oleh penguasa/raja masa lampau yang kemudian dari berbagai peninggalan tersebut dianalisis sehingga tahu kondisi politik dan sosial masa lampau.

Seperti yang termuat dalam prasasti anjukladang tahun 937 masehi, yang menggambarkan keadaan politik yang sedang genting di daerah Mataram kuno Jawa tengah, waktu itu Sriwijaya menyerang Jawa bahkan sampai ke Jawa Timur di daerah Ngajuk, namun dapat dipukul mundur oleh Mpu Sindok.

Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Rois Rodi pristiyono - Tuesday, 3 March 2020, 8:34 AM

Gambaran tentang kondisi politik dan sosial masyarakat pada masa abad ke-9 dan 15 situasi politik di penuhi peperangan baik di didalam kerajaan maupun di luar, perpecahan kerajaan, menyatukan kerajaan, berbagai pemberontakan kerajaan, pemberian gelar bangsawan yang terispirasi dari nama hewan, runtuh dan bangkitnya kerajaan , terjadi pindahnya ibu kota kerajaan yang ada di Jawa Timur dari satu daerah kedaerah lain.Sedangkan kondisi sosial masa itu toleransi beragama masih tinggi baik hindu, buddha bahkan menyatu menjadi satu, pada masa itu kehidupan sosialnya sudah kacau bahkan dalam kitab paraton disetiap perempatan dusun pasti ada begal, kesenjangan sosial ketika itu tinggi sekali dimana daerah yang menjadi ibu kota kerajaan semakin makmur dan bangsawanya hanya mementingkan dirinya sendiri, saling fitnah antar pejabat dimana yang tidak salah dihukum dengan tidak adil, haus serakah akan kekuasaan, maka dari itu muncul kecemburuan sosial yang berakibat terbentuknya berbagai pemberontakan, perang, yang memakan korban jiwa dan harta yang akhirnya meruntuhkan kerajaan itu sendiri seperti menjelang keruntuhan Majapahit yang dipenuhi oleh peperangan, berdampak pada melemahnya kekuatan kerajaan Majapahit yang akhirnya runtuh yang digambarkan pada serat pitutur catur kanda yang bersengkala sirna-ilang-kertaning-bhumi 1400 saka jika masehi 1478 masehi.

Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai

Dari gambar ini dapat dianalisis raja dalam pemerintahan Majapahit menduduki peran sebagai

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Muhammad Riezky Maulana - Tuesday, 3 March 2020, 8:58 AM

Saya izin berpendapat pak Fatah.

Nama : Muhammad Riezky Maulana

Nim : K4419063

Menurut sumber yang saya peroleh pada Abad ke 13 Masehi Kondisi Politik di kerajaan Singasari didasarkan oleh politik Balas Dendam. Dari awal mulanya Ken Angrok menjadi Maharaja hingga kematian Tohjaya. Setelah melalui masa tersebut kondisi politik singasari mulai membaik pada masa pemerintahan Ranggawuni dan Kertanegara. Tetapi ketika utusan Kubilai Khan ditolak oleh kertanegara, Kubilai Khan menyatakan perang terhadap kertanegara, akan tetapi sebelum pasukan mongol tiba untuk menyerang kertanegara, Kertanegara sudah diserang oleh Jayakatwang dan gugur dalam peperangan tersebut.

Sedangkan untu kondisi sosial di kerajaan Singasari mengalami kestabilan pada awal masa pemerintahan Ken Angrok yang berhasil menyatukan janggala dan kediri. Serta pemerintahan Kertanegara yang mampu memadamkan pemberontakan oleh Kalana Bhaya. Mungkin ini pendapat dari saya, Terimakasih.


Permalink Show parent Reply
In reply to Muhammad Riezky Maulana

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Muhammad Riezky Maulana - Tuesday, 3 March 2020, 10:50 AM

Melanjutkan dari pendapat saya, Jadi untuk gambaran umum keadaan politik di Nusantara dari abad ke IX sampai abad XV ada beberapa kesamaan dengan kejadian yang dialami oleh Kerajaan Singasari pada abad ke XIII seperti politik peperangan, balas dendam dan pemberontakan.

Untuk kondisi sosial masyarakat di Nusantara pada abad IX-XV beberapa diantaranya ada yang dipengaruhi oleh kondisi politik dan stabilitas perekonomian pada suatu kerajaan pada saat itu. Sekian pendapat dari saya
Permalink Show parent Reply
In reply to Muhammad Riezky Maulana

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Muhammad Riezky Maulana - Tuesday, 3 March 2020, 10:50 AM

Melanjutkan dari pendapat saya, Jadi untuk gambaran umum keadaan politik di Nusantara dari abad ke IX sampai abad XV ada beberapa kesamaan dengan kejadian yang dialami oleh Kerajaan Singasari pada abad ke XIII seperti politik peperangan, balas dendam dan pemberontakan.

Untuk kondisi sosial masyarakat di Nusantara pada abad IX-XV beberapa diantaranya ada yang dipengaruhi oleh kondisi politik dan stabilitas perekonomian pada suatu kerajaan pada saat itu. Sekian pendapat dari saya
Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Nogo Gading - Tuesday, 3 March 2020, 10:22 AM

Nogo Gading Sasongko

NIM : K4419065

Izin menjawab

Sejak abad ke 9 hingga ke 15 kondisi politik dan sosial mengalami pasang surut. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kerajaan yang silih berganti muncul menguasai. Intrik politik yang berasal dari istana membawa dampak bagi masyarakat. Selain dari dalam istana, konflik politik juga sering kali berasal dari kerajaan lain seperti dalam kasus Mahapralaya yang dialami Dharmawangsa Teguh saat diserang Worawari dan meruntuhkan Kerajaan Medang. Kejadian ini berulang kali terjadi seperti penyerangan Ken Arok terhadap kediri lalu Kertanegara yang diturunkan Jayakatwang. Hingga pada periode Majapahit sendiri masih terdapat banyak pemberontakan yang salah satunya memunculkan nama Gajah Mada sebagai panglima hebat. Secara singkat kondisi pada masa itu sangat labil dikarenakan perdamaian suatu kerajaan dapat berubah sewaktu - waktu.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Victor Antonio Jevon - Tuesday, 3 March 2020, 11:22 AM
Victor Antonio Jevon

Pendidikan Sejarah

K4419077

Menurut sumber yang saya baca, pada abad ke-9 hingga abad ke-15 masyarakat nusantara mengalami dinamika sosial dan politik. Hal tersebut terjadi karena pengaruh kerajaan kerajaan yang ada pada saat itu. Salahsatu penyebab dinamika tersebut yaitu adalah peristiwa serangan Mongol ke Jawa.

Pada tahun 1289 M, utusan Kubilai-Khan datang di Jawa dan menyampaikan perintah nya dari Kubilai-Khan yaitu agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol dan tunduk dibawah pemerintahannya. Mendengar hal itu, Kertanegara yang saat itu menjabat sebagai raja Singasari menolak mentah-mentah dan bahkan merusak wajah utusan Kubilai-Khan tersebut dengan memotong telinganya dan memberikan cap tanda maling dengan besi panas di wajahnya. Mendengar hal itu, Kubilai-Khan terbakar emosinya dan tahun 1292 M Ia mengerahkan tentaranya untuk menaklukan Jawa dengan maksud membalas dendam kepada Kertanegara. Akan tetapi pada saat yang bersamaan Kertanegara sudah wafat lebih dulu karena dibunuh oleh Jayakatwang yang mengkudetanya.

Tahun 1293 pasukan Mongol tiba di Jawa dan bertemu dengan Raden Wijaya. Mengetahui maksud para pasukan Mongol, Raden Wijaya memanfaatkan situasi tersebut untuk menaklukan lawan politiknya yaitu Jayakatwang. Gabungan pasukan Mongol dan pasukan Raden Wijaya akhirnya berangkat menyerbu Daha. Akhirnya Jayakatwang dapat dikalahkan dan tujuan Raden Wijaya tercapai. Akan tetapi Raden Wijaya masih memiliki rencana lain untuk pasukan Mongol tersebut. Pada saat malam hari disaat pasukan Mongol sedang berpesta merayakan kemenangan, pasukan Raden Wijaya secara diam diam menyerang pasukan Mongol yang lengah. Serangan mendadak tersebut tidak mampu dihadapi oleh pasukan Mongol yang dalam keadaan tidak bersiaga, sebagian besar dari mereka pun gugur dan yang berusaha melarikan diri dikejar oleh pasukan Raden Wijaya bersama dengan Arya Wiraraja dari Madura. Dengan demikian, Raden Wijaya berhasil menaklukan lawan politiknya dan sekaligus menggagalkan upaya Mongol untuk menaklukan Jawa.

Pada akhirnya Raden Wijaya dapat mendirikan kerajaan baru yang diberi nama Majapahit dan saat penobatan dirinya bergelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.

Begitulah kira kira sedikit analisis saya mengenai keadaan nusantara abad ke-9 hingga abad ke-15

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Muhammad Ath Thaariq Aziizi - Tuesday, 3 March 2020, 12:10 PM
Muhammad Ath Thaariq Aziizi

NIM : K4419061

Izin menjawab,

Nusantara menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, berarti sebutan/nama bagi seluruh kepualuan Indonesia. Secara spesifik meliputi Sumatra hingga Irian. Diantara masa itu, antara abad ke 9-15 Masehi merupkan masa-masa yang dicatat dalam sejarawan Indonesia sebagai masa-nya Hindu-Buddha hingga tampuk keemasan. Meskipun demikian, terdapat kebudayaan maju yaitu di Kerajaan Lamuri sejak adab ke-7 Masehi yang sudah menerapkan syariat Islam walaupun mesti berkompromi dengan Cina. Namun, yang disoroti disini adalah Jawa. Dengan begitu, bisa dikatakan Jawa-sentris. Pada abad ke 9 Masehi merupakan masa-masa Kerajaan Mataram. Bisa dikaitkan dengan abad ke 15 pada masa Kerajaan Majapahit karena terdapat kausalitas seperti hubungan pewaris takhta raja. Situasi politik antar waktu tersebut, bisa di bilang tidak stabil dengan adanya perpecahan antara satu dengan yang lain bahkan melahirkan kancah pertemtumpahan darah yang lebih lagi. Sejak Balaputradewa dari Sriwijaya mencoba menyingkirkan Mataram dan seterusnya hingga posisi Mataram yang dekat dengan aktivitas vulkanologi dan kegempaan, dan juga diperkuat dengan kepercayaan bahwa mereka sudah memasuki zaman kaliyuga membuat Mataram harus "hijrah" ke timur. Beralih ke timur, nampaknya keadaan membaik namun, petpecahan dari dalam dan luar terus terjadi hingga munculnya Cina (Mongol) dimanfaatkan dengan baik oleh Raden Wijaya. Oleh sebab itu, terbentuklah Surya Majapahit yang kuat hingga keruntuhannya lewat perpecahan intern. Sebelum Majapahit (Tumapel/Singosari), sudah mengenal agama yang baik dengan wujud sinkritisme antara Hindu dan Buddha. Di awal Majapahit memang Cina tidak bernai dengan "Jawa" namun, di akhir riwayat Majapahit dalam Pararaton Majapahit mulai "bersahabat" dengan Cina. Setelah Majapahit, juga diisi oleh masa Islam lewat Demak, yang rajanya kebetulan merupakan putra dari Brawijaya ke 5. Dapat diambil kesimpulan, keadaan politik tdiak stabil sebelum era Majapahit namun, kembali saat perang saudara dari pemberontakan dan perang paregreg. Masyarakat sudah mengenal toleransi yang sangat tinggi dan kembali terlihat dengan datangnya Islam di Trowulan, Majapahit.
Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by hanun salsabila - Tuesday, 3 March 2020, 12:21 PM

Nama : inayah hanun salsabila

Nim : K4419047

Kelas : B

Gambaran umum tentang kehidupan politik pada masa abad ke IX sampai abad ke XV yaitu bahwa setiap kerajaan di nusantara dipimpin oleh seorang raja yang dipilih secara primus inter pares yang artinya pertama dari yg setara atau yg paling kuat dalam berbagai hal. Dan pada abad itu pula proses masuknya penyebaran agama hindu - budha berlangsung di nusantara ini.Serta dalam perluasan atau penguasaan wilayah suatu kerajaan pada masa itu byk dilakukan cara peperangan. Adapun setiap kerajaan- kerajaan itu byk menjalin hubungan baik dri segi politik atau pun ekonomi dengan kerajaan lain nya seperti pada masa kerajaan sriwijaya yg dmana Kehidupan politik di Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat menjadi kerajaan yang besar dan menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Balaputradewa menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan di India seperti Nalanda dan Cola.


Dari segi sosial karena kerajaan di nusantara byk memiliki wilayah lautan yg luas di sekelilingnya sehingga kehidupan sosial nya kebanyakan sebagai jalur dan tmpt perdagangan. Serta dri persinggahan para pedangan asing yg dtg sehingga memberikan akulturasi di nusantara baik dri segi budaya ataupun yg lainnya seperti halnya dlm kerajaan sriwijaya dan majapahit


  1. Kehidupan sosial kerajaan sriwijaya

Karena letaknya yang strategis, perkembangan perdagangan internasional di Sriwijaya sangat baik. Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi masyarakat Sriwijaya. Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa pengantar terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan Semenanjung Malaysia.Perdagangan internasional ini juga membuat kecenderungan masyarakat menjadi terbuka akan berbagai pengaruh dan budaya asing, salah satunya India.

Budaya India yang masuk berupa penggunaan nama-nama khas India, adat istiadat, dan juga agama Hindu-Buddha. I-tsing menerangkan bahwa banyak pendeta yang datang ke Sriwijaya untuk belajar bahasa Sanskerta dan menyalin kitab kitab suci agama Buddha. Guru besar yang sangat terkenal di massa itu adalah Sakyakirti yang mengarang buku Hastadandasastra.


2. Kerajaan majapahit

Secara singkat kehidupan sosial kerajaanMajapahit terbagi dalam kelompok masyarakat berdasarkan daripekerjaan. Umumnya, rakyat Majapahit adalah petani, sisanya pedagang dan pengrajin. Selain bidangpertanian, Majapahit juga mengembangkan perdagangan dan pelayaran. Ini bisa kita simpulkan dari wilayah kekuasaan Majapahit yang meliputi Nusantara bahkan Asia Tenggara. Barang utama yang diperdagangkan antara lain rempah-rempah, beras, gading, timah, besi, intan, dan kayu cendana. Sejumlah pelabuhan terpenting pada masa itu adalah Hujung Galuh, Tuban, dan Gresik.



Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Rudi Bayu Setiawan - Tuesday, 3 March 2020, 1:16 PM

Selamat Siang Pak, izin memberikan pendapat.

Nama saya Rudi Bayu Setiawan

NIM K4419073.

Dari buku yang saya baca, saya menemukan bahwa pada abak ke-9 M hingga abad ke-10 M, Kehidupan masyarakat di Nusantara banyak terjadi pertentangan-pertentangan antar keluarga kerajaan, sebagai contohnya ialah pertentangan antara Keluarga Sanjaya dengan Keluarga Syailendra. Terdapat pula kondisi dimana raja menikahkan putrinya dengan raja atau putra mahkota keluarga lain atau kerajaan lain untuk hubungan diplomasi ataupun untuk mempertahankan posisinya sebagai raja.

Sebagai contoh Mataram pada masa kekuasaan keluarga Syailendra dengan Raja Samaratungga, pasca Rakai Garung melepaskan diri dari kekuasaan keluarga Syailendra, Samaratungga merasa terancam. Sehingga Samaratunggapun menikahkan putri keluarga Syailendra "Pramodawardhani" dengan Rakai Pikatan. Kejadian menarik lainnyapun yakni karena pertentangan yang tak kunjung selesai antara Keluarga Sanjaya dengan Syailendra, menyebabkan Empu Sendok memindahkan kerajaannya ke arah timur dengan membuat keluarga baru yakni Isana.

Di abad ke-9 M hingga abad ke-15 M juga terdapat kondisi dimana raja membagi kerajaannya menjadi 2 untuk menghindari pertentangan. Biasanya dilakukan karena raja memiliki 2 anak, sebagai contohnya Raja Airlangga membagi Kerajaan Singhasari menjadi 2 yakni menjadi Kerajaan Kediri dan Janggala. Contoh lainpun di Kerajaan Majapahit, sepeninggal Hayam Wuruk Majapahit dibagi menjadi 2, yakni barat untuk Kusumawardhani dan Timur untuk Wirabhumi.

Dimasa itu juga terdapat keadaan dimana perebutan kekuasaan dengan dilatar belakangi balas dendam. Sebagai contohnya di Kerajaan Singhasari, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati pada 1227 M. Setelah itu pada 1248 M, Panji Tohjaya membunuh Anusapati dan menjadi raja, motif pembunuhan tersebutpun didasari untuk membalaskan dendam kematian ayahnya 'Ken Arok'.

Di abad ke-9 M sampai abad ke-15 M inipun para kaum perempuan dianggap setara dengan kaum laki-laki, terutama pada masa Kerajaan Majapahit. Dengan bukti perempuanpun dapat menyandang sebagai penguasa kerajaan (raja). Sebagai contoh, Kusumawardhani dan Bhre Kahuripan.

Permalink Show parent Reply
In reply to Rudi Bayu Setiawan

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Rudi Bayu Setiawan - Tuesday, 3 March 2020, 2:45 PM

Ohiya pak untuk sekadar penambahan, di abad 9-15 M juga terdapat banyak pemberontakan-pemberontakan untuk mengambil alih kekuasaan raja, seperti pemberontakan Sinelir, Kalanabhaya, pemberontakan Semi, pemberontakan Kuti, dll.

Permalink Show parent Reply
In reply to Rudi Bayu Setiawan

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Rudi Bayu Setiawan - Tuesday, 3 March 2020, 2:45 PM

Ohiya pak untuk sekadar penambahan, di abad 9-15 M juga terdapat banyak pemberontakan-pemberontakan untuk mengambil alih kekuasaan raja, seperti pemberontakan Sinelir, Kalanabhaya, pemberontakan Semi, pemberontakan Kuti, dll.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Intan Rosita - Tuesday, 3 March 2020, 2:28 PM

Nama : Intan Rosita

NIM : K4419051


Menurut pendapat saya, kondisi politik masyarakat nusantara pada abad 9 sampai 15 menggambarkan keadaan yang kacau di setiap masing-masing kerajaan. Setiap masing-masing kerajaan menghadapai masalah perpolitikan baik yang datang dari dalam lingkungan kerajaan maupun dari luar lingkungan kerajaan. Permasalahan yang datang dari dalam kerajaan yaitu perebutan kekuasaan yang disertai dengan politik balas dendam. Seperti contoh yang terjadi di Kerajaan Singasari pada saat Ken Arok dibunuh oleh Anuspati lalu Tohjaya membunuh Anuspati untuk membalaskan dendam atas kematian ayahnya. Sedangkan permasalahan yang datang dari luar lingkungan kerajaan yaitu pemberontakan terhadap raja dan serangan dari kerajaan lain. Contoh di Kerajaan Majapahit terjadi pemberontakan terhadap Raja Wikramawadhana yang dilakukan oleh Bhre Wirabhumi dan terjadi penyerangan pada masa pemerintahan Bhre Wengker yang dilakukan oleh Adipati Unus dari Kerajaan Demak.

Sedangkan kondisi sosialnya masyarakat pada abad 9 sampai 15, pola tata masyarakat dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yaitu melalui sistem kasta. Selain itu semua anggota keluarga raja masing-masing mendapatkan nama atas gelar dan fungsi mereka di dalam masyarakat. Pada saat itu mayoritas penduduknya beragama hindu dan budha.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Milladia Nur Laili - Tuesday, 3 March 2020, 2:34 PM

Nama : Milladia Nur Laili

NIM : K4419059

Izin untuk berpendapat Pak,


Menurut buku yang saya baca, pada abad ke 9 hingga 15 masyarakat Nusantara sudah menganut sistem pemerintahan berupa kerajaan. Terlebih lagi di Nusantara pada masa itu banyak berdiri kerajaan Hindu-Buddha. Dari pengaruh Hindhu-Buddha ini dapat diketahui sistem politik dan keadaan sosial masyarakat saat itu. Dengan pemerintahan kerajaan, jalannya politik selalu mengalami pasang surut. Setiap kerajaan tidak selamanya memiliki kejayaan, dan munculnya kerajaan baru juga mempengaruhi keruntuhan politik kerajaan lain. Kerajaan di indonesia sendiri memiliki intrik di masing-masing pemerintahannya, diwilayah Jawa memiliki perkembangan politik yang mendominasi sejarah abad ke 9 hingga 15, dari perpindahan kekuasaan dengan perebutan tahta hingga terjadinya peperangan guna menaklukan kerajaan lain. Meskipun demikian tidak jarang terjadi perkawinan politik guna memperluas kekuasaan atau strategi menaklukan kerajaan lain. Sekitar tahun 1372 M, Majapahit hampir menguasi seluruh Nusantara, namun meski begitu belum ada kepuasan sebelum semua kerajaan di Nusantara dapat ditaklukan, salah satu kerajaan yang belum di taklukan adalah kerajaan Sunda. Oleh karena itu Gajah Mada melakukan penaklukan melalui strategi pernikahan yang dibalik pernikahan tersebut terdapat rencana besar yang tidak diketahui siapapun, bahkan Hayam Muruk. Hingga terkuak saat pernikahan Hayam Muruk dan Dyah Pitaloka mengenai latar belakang pernikahan tersebut yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perang yang dikenal dengan sebutan perang bubat.

Sedangkan mengenai keadaan sosial, karena pengaruh agama Hindu dan Buddha, sebagian kecil masyarakat Nusantara menganut sistem kasta. Hubungan kerajaan di Nusantara dengan dunia luar terjalin dengan adanya perdagangan. Hal ini menyebabkan lingkungan sosial masyarakat terjalin diwilayah pesisir karena perdagangan sebagian besar dilakukan melalui wilayah perairan. Tak jarang mata pencaharian masyarakat masa itu di sektor pelayaran dan perdagangan. Sedangkan masyrakat yang tinggal diwilayah pedalaman biasanya berkembang di sektor agraris.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Laily Nailul Muna - Tuesday, 3 March 2020, 2:39 PM

Nama : Laily Nailul Muna
NIM : K4419056

Saya ingin memberikan pendapat, bahwa gambaran umum kondisi politik dan sosial masyarakat Nusantara pada abad 9-15 sebagai berikut :

Dalam bidang politik :

Kerajaan-kerajaan Nusantara pada abad 9-15 diwarnai dengan banyaknya kemelut atau konflik, baik konflik internal kerajaan maupun karena campur tangan kerajaan lain. Konflik internal kerajaan dapat berupa pemberontakan raja bawahan, pertentangan keluarga, dan perebutan takhta di antara anak-anak raja yang pada akhirnya meyebabkan pembagian kerajaan seperti pada masa Airlangga, yang membagi kerajaannya menjadi dua yaitu Janggala dan Panjalu untuk dua putranya yang dianggapnya memiliki hak yang sama.

Sedangkan konflik yang diakibatkan oleh campur tangan dari kerajaan lain memiliki pengaruh yang besar, dapat mengganggu stabilitas kerajaan, bahkan menyebabkan keruntuhan. Hal itu dapat dilihat dari serangan Balaputradewa dari Sriwijaya ke Jawa di bawah pemerintahan Dharmawangsa Teguh yang menyebabkan terjadinya pralaya, juga serangan Demak ke Majapahit yang dipimpin oleh Pati Anus. Serangan tersebut menyebabkan Kerajaan Majapahit yang telah berdiri berabad-abad runtuh.


Dalam bidang sosial masyarakat :

Secara umum kerajaan-kerajaan di Nusantara pada abad 9-15 merupakan kerajaan yang bercorak agraris sehingga kehidupan sosial masyarakat berkaitan dengan kegiatan pertanian. Seperti halnya pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Menurut Poesponegoro (1993: 438), Hayam Wuruk pernah memerintahkan pembuatan bendungan, saluran pengairan, dan pembukaan tanah baru untuk pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil panen yang kemudian akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Tidak berhenti disitu, kegiatan pertanian biasanya juga diiringi suatu perayaaan yang melibatkan kerja sama antara anggota masyarakat yang mengindikasikan adanya kerukunan di masyarakat pada masa itu.

Selanjutnya dalam hal kehidupan keagamaan, pada abad-abad itu agama Hindu dan Buddha hidup berdampingan dalam satu kerajaan. Misalnya pada zaman Majapahit, berbagai aliran agama hidup rukun dan bahkan bercampur atau yang biasa disebut sinkretisme. Di masa itu pula telah muncul istilah "Bhinneka Tunggal Ika" dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular yang menjadi semboyan Indonesia sekarang ini. Hal itu mengindikasikan keberagaman dalam masyarakat telah ada sejak abad 14.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Monica Sariliana - Tuesday, 3 March 2020, 2:42 PM

Nama : Monica Viadora Sariliana

NIM : K4419060

Kelas : B

Izin menjawab,

Dilihat dari aspek sosial pada abad ke 9-15 M Kerajaan-kerajaan di Nusantara mengalami perkembangan sosial yang baik contohnya pada Kerajaan Sriwijaya, karena letak kerajaan sriwijaya yang strategis membuat hubungan sosial kerajaan sriwijaya cukup baik khususnya melalui perdangan internasional kerajaan sriwijaya menjadi pusat bandar perdagangan di Asia Tenggara tentu saja memungkinkan Sriwijaya untuk bekerjasama dengan para pedagang serta para ulama yang berada di Timur Tengah. Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya berkomunikasi dengan mereka menyebabkan masyarakatnya lebih terbuka dalam menerima berbagai pengaruh asing., sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi masyarakat Sriwijaya.

Dan dilihat dari aspek politik melalui Kerajaan Sriwijaya hubungan politik pada saat itu baik. Sriwijaya mendapat julukan Kerajaan Maritim disebabkan armada lautnya yang kuat. Sriwijaya juga melakukan hubungan diplomasi dengan kekaisaran China, bahkan hubungan diplomasi itu berjalan dengan baik. Selain itu, kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan yang sangat erat dengan beberapa kerajaan lainnya seperti Kerajaan Pala dari Benggala.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Widiastuti Astrinia - Tuesday, 3 March 2020, 2:42 PM

Nama : Widiastuti Astrinia

NIM : K4419079

Saya ijin berpendapat,

Menurut buku yang membahas tentang Asia Tenggara Hubungan Tradisional Serantau, pada abad ke-14 yang merupakan masa kejayaan dari Majapahit inilah saat dimana kuasa dan pengaruh Majapahit sangatlah berkembang di Nusantara. Majapahit ini memiliki lingkungan politik terbesar, bahkan hampir semua wilayah nusantara sampai ke kepulauan timur. Majapahit juga memiliki aspek sosio-ekonomi berasaskan pertanian dan hasil hutan yang nantinya hal ini dapat mendorong aktivitas perdagangan dan hubungan dengan negara lain seperti India, Asia Barat dan China. Majapahit aktif dalam kegiatan import dan eksport barang dengan kerajaan lain. Hal ini menjadi wujud nyata bahwa majapahit menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara dan memberlakukan hubungan tradisional. Hubungan majapahit dengan negeri-negeri di bawah lingkungan politiknya ini hampir sama dengan sistem dan perkembangan sosiopolitik di Tanah Besar. Konsep beberapa raja seperti Mandala menjadi asas hubungan Majapahit dengan negeri-negeri yang lebih kecil dan kurang berkuasa. Majapahit dapat menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan lain seperti hubungannya dengan Campa, Kamboja, dan Siam yang menggambarkan hubungan antara pusat kuasa yang sama taraf kedudukan sosiopolitik mereka.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Tiyas Anandita - Tuesday, 3 March 2020, 2:42 PM

Tiyas Septi Anandita

NIM : K4419076

Kelas : B

Izin menjawab pak,

Pada abad 9 hingga 15 Masehi terjadi banyak pergantian kekuasaan politik yang cukup banyak, dan dipengaruhi oleh banyak hal. Dengan adanya perubahan sistem politik pemerintahan tentu saja mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.

[MATARAM KUNO]

Menurut buku Indonesia dalam arus sejarah yang say abaca, kerajaan Mataram Kuno (Medang) pada saat itu diduduki oleh 3 dinasti yang silih bergantian, yaitu dinastti Sailendra, Sanjaya, dan Isyana. Beberapa pendapat mengatakan bahwa pemimpin dari Kerajaan Medang silih berganti dari Sanjaya hingga Syailendra, terhadap beberapa prasasti Kelurak, prasasti Nalanda, ataupun prasasti Kayumwungan menyimpulkan bahwa Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, dan Rakai Garung adalah anggota wangsa Syailendra, sementara sisanya adalah wangsa Sanjaya. Dan mulai Mpu Sindok, masuklah dinasti baru atau wangsa baru yaitu Isyana, keadaan politik di Mataram Kuno cukup stabil dari perpindahan tahta kerajaan yang cukup teratur dan ada pernikahan politik antara putri Pramodhawardani dengan Rakai Pitakan, hal itu menjadikan Rakai Pitakan naik tahta menjadi raja Medang. Kehidupan sosial masyarakat di kerajaan Mataram Kuno sudah teratur. Terlihat dari sikap gotong oyong mereka saat membuat candi bersama. Sikap toleran diantara masyarakat sangat baik. Terbukti dengan adanya dua aliran kepercayaan yang berbeda tetapi mereka tetap bisa bersosialisasi.

[SINGASARI]

Masa kerajaan Singasari, dari beberapa sumber yang say abaca saya menyimpulkan keadaan politik tidak cukup baik dimana sering terjadinya pembunuhan raja oleh keturunanya, dan kemudian berakhir pada masa pemerintahan Tohjaya, sebab kerajaan Singasari tidak ada calon tunggal sah yang menduduki tahta raja, kemudian muncul Wisnuwardhana sebagai penguasa baru Singasari. Dari uraian diatas dapat dilihat dengan jelas bahwasannya sistem politik di Singasari pada abad ke 10 M, hingga kepemimpinan Tohjaya disimpulkan bahwa sistem politik balas dendam terjadi di kerajaan itu sebagai perebutan tahta., keadaan sosial masyarakat Singasari mengalami pasang surut dari zaman pemerintahan Ken Arok hingga Wisnuwardhana. Dizaman Ken Arok kehidupan masyarakat sangatlah terjamin akan tetapi pada masa pemerintahan Anuspati keadaan masyarakat mulai terabaikan karena raja lebih mementingkan menyambung ayam daripada mengurus kehidupan kerajaanya. Lalu keadaan masyarakat mulai membaik kembali pada masa Wisnuwardhana, puncak kemakmuran rakyat berada pada saat pemerintahan Kertanegara.

[MAJAPAHIT]

Pada masa kerajaan Majapahit, dimana hampir seluruh wilayah nusantara menjadi wilayah kekuasaan Majapahit, dijelaskan bahwa silsilah keluarga Majapahit berdasarkan Nagarakertagama dan juga Pararaton nampak bahwa beberapa nama yang muncul adalah keluarga-keluarga tua Singasari. Justru jalinan perkawinan politik inilah yang kemudian tumpang tindih antara status keluarga dekat raja yang diwakili oleh para bathara-bathara ini dengan penuntutan hak atas tahta ataupun meletakkan garis keturunannya dalam jalinan urutan pewaris tahta sehingga menimbulkan drama-drama suksesi, persengkokolan dan juga saling jegal dalam perkembangan keluarga Majapahit dan tidak adanya raja yang kuat untuk melerai pertikaian saudara itu menyebabkan sistem politik Majapahit hancur.

Kemudian, kehidupan sosial dilihat dari pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yang perbedaannya lebih bersifat statis. Walaupun di Majapahit terdapat empat kasta seperti di India, yang lebih dikenal dengan catur warna, tetapi hanya bersifat teoritis dalam literatur istana. Pola ini dibedakan atas empat golongan masyarakat, yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.Akan tetapi kedudukan wanita pada masa Majapahit lebih rendah dari kaum pria.

Terimakasih

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Sarah Annisa - Tuesday, 3 March 2020, 2:48 PM

Nama : Sarah Annisa

NIM : K4419074

Kelas : B

Keadaan politik masyarakat Nusantara pada abad 9 sampai 15 banyak mengalami kemajuan maupun kemunduran, seperti adanya peperangan antar saudara dalam kerajaan ataupun cara-cara yang dilakukan para raja dalam menjaga pertahanan keamanan kerajaan.

Kerajaan Sriwijaya

Pada abad 9 sampai 15 keadaan politik kerajaan di Nusantara banyak mengirim utusan kerajaan ke luar negeri contohnya kerajaan Sriwijaya yang mengirim utusan ke Cina untuk menjalin hubungan politik luar negeri agar keduabelah pihak dapat mendapat keuntungan baik secara politik maupun ekonomi. Selain itu tercantum dalam prasasti Talang Tuwo yaitu pengeluaran undang-undang pertama tentang pembangunan taman yang disebut Srikserta. Sriwijaya juga memperluas kekuasaan hingga sampai Thailand seperti yang tercantum dalam prasasti Ligor.

Kerajaan Majapahit

Majapahit melakukan politik ekspansi atau penyerangan keberbagai wilayah dan berhasil menguasainya sehingga wilayah kerajaan Majapahit sangat luas. Memiliki wilayah luas, Majapahit pun dapat menjaga hubungan antara wilayahnya sehingga hubungan politik dan aspek lainnya dapat terjalan dengan baik. Berdasarkan buku Sejarah Nasioal Indonesia yang menjelaskan banyak kronologi kerajaan di Nusantara, terdapat banyak pemberontakan seperti di kerajaan Majapahit pada tahun 1318 M yaitu pemberontakan Semo dan Kuti. Pada tahun 1389 M politik Majapahit diwarnai Perang Paregreg atau perang saudara antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabumi.

Keadaan Sosial masyarakat Nusantara pada abad 9 sampai 15 contohnya pada kerajaan Majapahit yaitu mengenai kedudukan seorang wanita yang memiliki status lebih rendah dari pada laki-laki. Wanita hanya memiliki kewajiban melayani kebutuhan suaminya, mereka hanya menangani urusan rumah tangga saja.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Nanda Ayu Safitri - Tuesday, 3 March 2020, 2:54 PM

Selamat siang pak, saya izin memberikan pendapat

Nama : Nanda Ayu Safitri

NIM : K4419064


Menurut saya kehidupan politik pada abad ke 9 sampai 15 diwarnai dengan adanya pertentangan dan penyerangan. Misalnya ketika masa Mataram kuno adanya penyerangan dari Balaputradewa yang mengakibatkan pemerintahan Rakai Pikatan semakin terlihat gemilang karena Rakai Pikatan mampu mempertahankan kedaulatan kerajaan nya. Selain itu dalam masa Dyah Wawa, Mataram kuno terkenal dalam kancah politik internasional karena pandai berdiplomasi. Kehidupan politik berlangsung sampai masa Majapahit dimana banyak dilalui dengan pemberontakan dari orang dalam kerajaan. Hal ini juga mempengaruhi sistem pemerintahan dalam kerajaan Majapahit.

Selain penyerangan juga ada pertentangan, contohnya pertentangan terhadap pernikahan politik yang dilakukan oleh dua dinasti, Sanjaya dan Syailendra, yaitu Rakai Pikatan dengan Pramodhawardani yang berlangsung sampai masa pemerintahan mpu sendok. Membuat Mataram semakin terdesak dan pindah ke Timur.

Kehidupan sosial masyarakat Nusantara bisa dibilang tidak tentram karena banyak ekspansi yang dilakukan oleh Majapahit membuat wilayah Nusantara banyak terjadi perang perebutan wilayah. Namun, di sisi lain mereka mampu bekerja sama dan gotong royong, dilihat melalui cara pembuatan candi candi menggunakan tenaga rakyat, selain menunjukkan gotong royong, pembuatan candi ini juga menunjukkan bahwa pada masa itu rakyat sangat taat terhadap rajanya.

Adanya dua agama yang berjalan menunjukkan sikap toleransi antar pemeluk agama di masyarakat.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nanda Ayu Safitri

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Yoneka Noorca Erlangga - Wednesday, 4 March 2020, 6:04 PM

Mohon maaf sebelumnya, kalau menurut saya ekspansi itu termasuk dalam bidang politik karena berhubungan dengan kekuasaan. Bagaimana menurut anda?

Terima Kasih.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nanda Ayu Safitri

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Yoneka Noorca Erlangga - Wednesday, 4 March 2020, 6:04 PM

Mohon maaf sebelumnya, kalau menurut saya ekspansi itu termasuk dalam bidang politik karena berhubungan dengan kekuasaan. Bagaimana menurut anda?

Terima Kasih.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B

by Indirani Putri Larasati - Tuesday, 3 March 2020, 3:39 PM
Indirani Putri Larasati (K4419050)

selamat sore pak, saya izin memberikan pendapat.

Menurut saya, Kehidupan politik pada abad 9 sampai 15 mengalami permasalahan dalam perebutan kekuasaan. Dalam aspek internal misalnya pada masa Suhita menjabat di Majapahit ditentang oleh Bhre Wirabhumi yang lahir dari selir. Begitu juga dalam kematian Anusapati yang dibunuh oleh Panji Tohjaya untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Sedangkan dalam aspek eksternal terlihat pada invasi Mongol dibawah kepemimpinan Khubilai Khan pada kerajaan Singasari, juga dari serangan kerajaan lain, misalnya Majapahit diserang oleh kerajaan Demak.
Didalam perpolitikan dari abad 9 sampai 15, salah satunya menggunakan siasat untuk melemahkan pusat kekuasaan raja. contohnya peristiwa pemberontakan Ranggalawe yang dihasut oleh Mahapati dan pada peristiwa Sora yang juga difitnah oleh Mahapati.


Kehidupan sosial masyarakatnya dari abad 9 sampai 15 tergolong masyarakat yang tunduk dengan raja. Begitupun juga raja yang membalas kepatuhan mereka. Terlihat pada pemerintahannya raja Jayabaya yang memberikan daerah Blambangan sebagai daerah sima, karena para rama daerah Blambangan telah menunjukan kebaktiannya kepada raja dalam usaha memadamkan pemberontakan sesuai dengan Prasasti Blambangan.
Berkembangan sosial masyarakat pada zaman tersebut mengalami kemajuan pesat. Misalnya pada kerajaan Majapahit yang telah memiliki bendungan yang menandakan bahwa masyarakat Majapahit telah paham terhadap pengendalian air untuk mencegah banjir maupun sebagai kepentingan umum, terutama untuk pertanian. Dalam pengaturan air ini terdapat pejabat yang disebut Penghulu Banyu.( Prasasti Jiwu III). selain itu, menurut prasasti Tuhanaru (1323), menyebutkan adanya macam-macam perdagangan, berbagai jenis keahlian, serta usaha-usaha yang berhubungan pertanian.
Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Rahma Candra Wati - Tuesday, 3 March 2020, 4:05 PM

Nama : Rahma Candra Wati

NIM : K4419070

Izin menyampaikan pendapat pak,

Gambaran umum politik dan sosial masyarakat Nusantara pada abad 9 hingga 15 M adalah sebagai berikut

Dari segi politik , nusantara pada masa itu mengalami kondisi politik yang tak stabil, banyak pergantian kerajaan yg berkuasa dan dalam kerajaan tersebut pun banyak konflik yang terjadi.

Contohnya pasa masa Kerajaan Singasari, banyak terjadi pergantian raja dan pergantian tersebut dengan cara saling bunuh membunuh. Contoh lain di Kerajaan Majapahit, pada masa kekuasaan kerajaan tersebut banyak terjadi pemberontakan, seperti pemberontakan ranggalawe, semi, dan yang terbesar adalah Kuti.

Pemberontakan yang terjadi di kerajaan - kerajaan kuno saat itu kebanyakan faktor penyebab nya adalah perebutan kekuasaan.

Sedangkan dari segi sosial masyarakat, kehidupan religi sangat terlihat. Pengaruh Hindu Buddha sangat kental waktu itu, terbukti setiap kerajaan yang berkuasa meninggalkan tinggalan bangunan sebagai tempat ibadah.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Kusuma Ayu Astria - Tuesday, 3 March 2020, 4:07 PM
Nim : K4419054

Menurut saya pada abad ke 9-15 diketahui bahwa di Nusantara telah muncul kerajaan-kerajaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha bahkan sebelum abad 9 juga sudah ada. Namun, di abad 9-15 kerajaan-kerajaan di Jawalah yang lebih mendominasi serta telah ada keinginan untuk mempersatukan Nusantara walaupun dibawah kekuasaan suatu kerajaan. Juga sudah menjalin hubungan politik dengan kerajaan-kerajaan diluar Nusantara seperti, adanya pernikahan putri Jawa dengan raja Campa. Dikarena berbentuk kerajaan maka pengganti raja ialah keturunan-keturunannya yang mana menimbulkan perebutan tahta dan pada akhirnya membuat keruntuhan dari kerajaan tersebut. Kemudian juga serangan dari kerajaan lain dan pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh daerah-daerah dibawah kekuasaannya. Dan berakhirlah pada kondisi sosial masyarakat yang kurang stabil karena ada saatnya mereka mencapai kesejahteraannya jika dipimpin oleh raja yang cakap dan ada saatnya mereka harus bertaruh nyawa untuk menuntut keadilan jika sang raja tidak dapat menjalankan pemerintahan atau diserang kerajaan lain.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Laili Rahmawati - Tuesday, 3 March 2020, 5:22 PM

Nama : Laili Rahmawati

NIM : K4419055

Izin menjawab

Keadaan politik dari abad 9 sampai 15 mengalami pasang surut. Dari awal abad 9 sampai akhir abad 10 kondisinya lumayan stabil dan tidak mengalami suatu masalah. Baru pada saat memasuki abad 11 terjadi kejadian yang disebut pralaya yang menewaskan Dharmawangsa Teguh dan anaknya (istri Airlangga) oleh Wurawari. Keadaan menjadi kacau sebab kerajaan kehilangan pemimpin dan penerusnya. Baru setelah beberapa tahun kemudian Airlangga membalas. Pada abad 13 pun juga sama, keadaan politik di kerajaan dipengaruhi oleh keluarga kerajaan itu sendiri. Dimulai ketika Anuspati membunuh Ken Arok, lalu Tohjaya kemudian membalas membunuh Anuspati. Tahun-tahun berikutnya kondisi politik terus mengalami kekacauan, baik dari dalam kerajaan sendiri maupun dengan luar kerajaan. Terbukti dengan berdirinya suatu desa oleh Wijaya yang kemudian menjadi kerajaan Majapahit dan juga serangan dari bangsa Mongol menandakan keadaan politik memang sedang tidak baik. Tetapi pada abad 14 kondisi membaik dengan berdamainya kerajaan-kerajaan di Jawa, maupun dengan kerajaan di China. Bahkan muncul seorang tokoh yang sangat terkenal pada masa ini yaitu Gajah Mada. Baru pada saat abad 15 benar-benar mengalami pemerosotan politik dan akhirnya mengalami keruntuhan. Untuk keadaan sosial terjadi statifikasi sosial dimana orang yang berkasta atas akan mendapatkan kedudukan dan kehidupan antara masyarakat dengan penjabat terpaut jauh. Para penjabat tinggal di dalam lingkungan berdinding dekat dengan kerajaan. Masyarakat Nusantara juga telah mengnal agama dan beribadah yang ditandai dengan adanya agama Budha dan Hindu.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Hesti Pratiwi - Tuesday, 3 March 2020, 5:59 PM

Assalamu'alaikum Pak Fatah

Izin berpendapat,

Nama: Hesti Pratiwi

NIM: K4419045


Bidang Politik:

Gambaran umum mengenai kondisi politik pada abad ke 9 sampai 15 ialah pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara dengan berbagai peristiwa yang terjadi masa itu memberikan berbagai hal yang kita ketehaui yakni, adanya sebuah sistem dinasti. Sistem dinasti sebagai sebuah sistem jaringan keluarga di kalangan elite kerajaan yang dimanfaatkan untuk mempertahankan kekuasaan. Seperti yang kita ketahui bahwa kerajaan Mataram Kuno menggunakan sistem dinasti yaitu Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya. Kedua hubungan dinasti berjalan dengan baik walaupun dengan perbedaan agama yang dianut. Pada akhirnya kedua dinasti ini menyatu karena sebuah pernikahan oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya) dan Pramowardhani (Dinasti Syailendra). Namun, terjadi perebutan takhta setelah kedua dinasti itu menyatu oleh Balaputeradewa yang lebih merasa berhak untuk berkuasa menjadi raja di Mataram Kuno. Selain perebutan takhta , terdapat upaya penaklukan suatu wilayah yang dilakukan oleh raja-raja di Nusantara dengan tujuan untuk memperluas daerah kekuasaannya. Kemudian terjadi juga sebuah penaklukan dari luar Nusantara sebagai bukti untuk pengakuan kekuasaan yang dilakukan oleh Khubilai Khan dari Dinasti Yuan kepada kerajaan Singasari yang dipimpin oleh Kertanegara. Selain itu, pemberontakan juga terjadi pada waktu itu karena merasa ada ketidaksesuaian dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh raja. Contohnya pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora, Nambi yang terjadi di Majapahit.

Bidang Sosial:

Pada abad ke 9 sampai 15, kondisi sosial disetiap kerajaan mengalami hal yang serupa yaitu masyarakat pada waktu itu memiliki sikap toleransi terhadap agama lain disertai hidup berdampingan tanpa ada perasaan resah satu sama lain. Hal tersebut dibuktikan pada masyarakat Mataram Kuno. Selain itu, terdapat pula hubungan perdagangan kerajaan nusantara masa Hindu-Buddha yang terjalin dengan bangsa luar.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Gita Febriana Karunia Putri - Tuesday, 3 March 2020, 6:23 PM

Nama: Gita Febriana Karunia Putri

NIM: K4419043


Menurut saya kehidupan politik dan sosial masyarakat pada abad ke 9 hingga 15 pada umumnya, banyak didapati perebutan kekuasaan atau takhta dan juga berbagai pertentangan. Perang yang dilakukan antar kerajaan guna menaklukkan kerajaan lain hingga terjadi pemberontakan dan saling bunuh antar keluarga di dalam kerajaan agar bisa menggantikan takhta sang raja. Hal ini tentu saja mempengaruhi dan berdampak bagi penghuni kerajaan entah itu keluarga kerajaan ataupun rakyat di dalam kerajaan tersebut. Diantaranya, banyak memakan korban jiwa, harta yang dirampas, hingga ada yang terpisah dari keluarganya untuk menyelamatkan diri.

Akan tetapi ada juga masa dimana kerajaan mencapai puncak kejayaanya membuat kehidupan di dalam kerajaan menjadi makmur dan sejahtera. Untuk dijadikan contoh adalah kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam wuruk merupakan puncak kejayaannya pada masa itu. Karena hampir seluruh nusantara berada di bawah pengaruh Majapahit. Armada laut yang kuat dibangun saat itu serta banyak menjalin persahabatan dengan negara tetangga. Sektor pertanian yang maju dan juga banyak prasarana yang dibangun pada saat itu guna melancarkan seluruh kegiatan di dalam maupun luar kerajaan.Namun, pada akhirnya Majapahit runtuh pada saat kekuasaan Pate Udra yang dikalahkan oleh kerajaan Demak di bawah pimpinan Adipati Unus.


Terimakasih

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Kinanthi Maharani - Tuesday, 3 March 2020, 8:25 PM

Nama : Kinanthi Maharani

NIM : K4419053

Kelas : B


Menurut saya, gambaran umum situasi politik pada abad 9 - 15 Masehi masih belum mapan. Masih banyak perang saudara, pemberontakan dan ancaman dari luar kerajaan.

Contoh dari perang saudara adalah perang yang terjadi antara Anusapati (anak dari Ken Dedes dan Tunggul Ametung) dengan Tohjaya (anak dari Ken Arok dengan Ken Umang). Selain perang saudara,pemberontakan yang terjadi akhir abad 12 pada masa kerajaaan majapahit seperti pemberontakan ronggolawe,mahapati dan kuti. Terdapat ancaman dari luar kerajaan yaitu kedatangan pasukan dari China atas perintah dari Kubilai khan untuk tunduk pada kekaisaran China.


Sedangkan gambaran umum situasi sosial pada abad 9 - 15 Masehi terdapat sistem kasta yang berasal dari agama Hindhu-Buddha. Penduduk bekerja sesuai dengan kasta yang dimilikinya. Selain itu banyak penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan laut (nelayan). Sistem kasta ini mengakibatkan kesenjangan sosial,dimana yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Muhammad Miftah Nur 'Amin - Tuesday, 3 March 2020, 8:26 PM

Ijin menjawab


Muhammad Miftah Nur 'Amin

K4419062

Pada masa kekuasaan Mataram Kuno, terjadi pemindahan kekuasaan dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur yang dipimpin oleh Pu Sindok dengan beberapa pendapat mengenai alasan pemindahan ini. Antara lain karena sektor perdagangan, serangan musuh (Sriwijaya), atau bencana letusan gunung Merapi. Hal ini juga menandai mulainya kekuasaan Dinasti Isana. Pola hidup masyarakat tak jauh berubah. Masyarakat terbagi menjadi dua yaitu masyarakat kota dan masyarakat desa. Masyarakat pun mempunyai profesi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Mulai dari petani, pandai besi, pendeta, pengrajin, hingga pelawak. Terdapat juga pedagang asing yang singgah. Karya sastra juga berkembang atas perintah raja.

Saat masa Kadiri, terdapat sedikit perubahan dengan pembagian wilayah. Ada 3 wilayah, yaitu wilayah rajya atau nagara (kota), wisaya (federasi desa), dan thani (desa). Kehidupan masyarakat tertata dan masyarakat senantiasa menjaga kebersihan. Di daerah pedesaan, kebanyakan masyarakat bekerja sebagai petani dan peternak. Di daerah pesisir, masyarakat kebanyakan bekerja di tambak garam dan tambak ikan.

Saat masa Tumapel, digambarkan bahwa rakyat tunduk dan patuh kepada raja, pemukiman yang indah dan subur, dan raja berlaku arif dan bijaksana. Golongan yang membantu raja pada masa lalu diberi kedudukan dan hak khusus. Tak jauh berbeda dengan masa Kadiri.

Pada masa Majapahit, rumah-rumah terbuat dari bata dengan beratapkan jerami. Pedagang datang dan menetap di Majapahit. Masyarakatnya dibedakan menjadi tiga, yaitu kelompok Islam, kelompok China, dan Kelompok Pribumi. Masyarakat menyukai barang-barang dari China. Masyarakat bekerja sesuai keahlian masing-masing. Irigasi berkembang dan diawasi oleh pejabat penghulu banyu. Dalam bidang keagamaan, hukum agama diurusi oleh darmadhyaksa.

Kehidupan masyarakat pada masa itu tidak berubah jauh dari kerajaan pendahulunya. Masyarakat bekerja sesuai keahlian, terdapat pejabat khusus untuk urusan tertentu, dan ada pembagian wilayah kerajaan berdasarkan jarak dengan pusat kerajaan. Dalam istana, raja dibantu oleh beberapa menteri atau pejabat khusus yang memiliki tugas berbeda-beda agar setiap masalah dapat terselesaikan secara mudah dan efisien. Jika ditelisik lagi, pada masa itu dapat disimpulkan bahwa setiap kerajaan satu dengan yang lain masih memiliki hubungan kekerabatan secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini mungkin saja dampak dari sistem kasta, sehingga untuk memegang kekuasaan, harus memiliki hubungan kekerabatan dengan penguasa terdahulu. Sehingga untuk melegitimasi kekuasaannya, raja biasa mengeluarkan prasasti yang berisi bahwa ia adalah kerabat dari raja terdahulu.

Dalam perjalanannya, masa-masa ini sering terjadi pemberontakan yang berawal dari ketidakpuasan dengan keputusan raja. Dalam kerajaan Tumapel sendiri terjadi aksi saling bunuh antara keluarga kerajaan dengan motif kekuasaan maupun dendam dari generasi terdahulu. Dan juga penolakan terhadap imperium Mongol yang membuat Kubilai Khan murka dan mengirim pasukan ke Jawa. Yang kemudian dimanfaatkan Raden Wijaya untuk membalaskan dendam Kertanegara terhadap Jayakatwang, kemudian mendirikan kerajaan Majapahit.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Ridwan Nuralam - Tuesday, 3 March 2020, 11:53 PM

nama : Ridwan Nuralam

nim : K4419071

Izin berpendapat pak

menurut saya keadaan politik Indonesia untuk abad 9 sampai 15 sudah banyak lahir nya kerajaan-kerajaan tepatnya yang bercorak Hindu dan Buddha. namun sayangnya keadaan politik nya kadang kala tidak stabil yang dikarenakan oleh penyerangan dari kerajaan lain, pemberontakan atau bahkan perebutan kekuasan dari sesama bangsawan. untuk perebutan kekuasaan itu bisa dilihat beberapa kali terjadi dikerajaan indonesia yang uniknya penguasa kala itu melakukan pembagian wilayah agar tidak terjadi perebutan seperti yang dilakukan Raja Airlangga pada tahun 1042 M yang membagi dua kerajaannya menjadi dua yaitu, Kadiri, dan janggala untuk kedua putranya. ataupun kerajaan majapahit yang pada abad ke-14 kerajaannya dibagi dua menjadiBagian barat untuk Kusumawardhani, sedangkan timur diberikan kepada wairabhumi.

untuk keadaan sosial pada masa itu di Indonesia sedang di dominasi oleh agama Hindu dengan Buddha. walaupun ada dua agama yang berbeda tapi kemungkinan kerukunan antar umat berbeda agama sangat baik hal itu bisa dibuktikan pada masa kerajaan mataram kuno dimana ada dua dinasti yang berbeda agama yaitu Sanjaya yang beragama Hindu dan Syailendra yang beragama buddha.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Indah Siti Wuryan - Wednesday, 4 March 2020, 6:59 AM

Assalamualaikum Wr.Wb

Selamat Pagi

Semangat Pagi

Izin persetujuan Pak Fatah

Nama: Indah Siti Wuryan
NIM: K4419049

Gambaran umum tentang keadaan politik pada abad ke-9 hingga abad ke-15 M di nusantara menurut saya ada banyak seperti seperti melawan daerah kekuasaan, yang salah satu contohnya adalah kerajaan yang diperintah oleh Airlangga, setelah Airlangga hingga tahta, dua antar negaraanya saling berebut daerah kekuasaan , sehingga Airlangga membagi wilayahnya menjadi dua, kemudian muncul lebih banyak perebutan untuk naik tahta menggantikan raja dalam mengambil alih kerajaan Tumapel dianggap ada yang terlibat antara lain Anusapati membunuh Ken Arok lalu naik kedudukan Ken Arok sebagai raja, kemudian datanglah menyabung ayam. Banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan contohnya seperti pemberontakan semi, pemberontakan Sadeng dan Keta pada kerajaan Majapahit, banyak peperangan yang terjadi, seperti perang Paregreg (perang saudara), perang bubat dan perang Ranggalawe yang disebabkan oleh keirian kekuasaan pada masa kerajaan Majapahit. Selain itu, menjalin kerjasama politik dengan kerajaan lain seperti yang dilakukan oleh kerajaan Mataram dengan kerajaan Sriwijaya yang bertujuan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya, menggunakan sistem perwakilan perkawinan politik untuk menyatukan dua dinasti seperti yang dilakukan oleh Samaratungga yang menyatukan dinasti Sanjaya dan dinasti, Sailendra dengan menikahkan di mana saja bernama Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan, terjadi diangkat daerah kekuasaan dengan cara penakhklukan, seperti ekspedisi Malayu yang dilakukan oleh Kertanegara. Singkatnya keadaan politik pada abad ini tidak stabil karena terjadi pergantian kekuasaan, pemberontakan,

Sementara itu, masyarakat mengenai kerajaan pada abad ini adalah kerajaan yang meminta untuk memakmurkan kehidupan masyarakat seperti memajukan perdagangan, pelayaran, dan lain sebagainya. Adanya lintas yang tinggi di antara masyarakat Hindu dengan masyarakat Buddha seperti di masa Mataram di mana mereka saling bahu membahu membangun candi yang bercorak Budha yaitu candi Borobudur. Hidup berdampingan dengan yang disediakan kedamaian bagi Mataram. Sementara keadaan sosial masyarakat yang ada di Tumapel masih menyelenggarakan kegiatan menyabung ayam.


Permalink Show parent Reply
In reply to Indah Siti Wuryan

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Indah Siti Wuryan - Wednesday, 4 March 2020, 10:03 AM

Nama: Indah Siti Wuryan

NIM : K4419049

Mohonmaaf pak, saya ulangi jawaban saya karena tadi ada kesalahan teknis.

Izin berpendapat,

Gambaran umum tentang keadaan politik pada abad ke-9 hingga abad ke-15 M di nusantara menurut saya terdapat banyak perebutan daerah kekuasaan salah satu contohnya adalah kerajaan yang diperintah oleh Airlangga, setelah Airlangga turun tahta, kedua putranya saling berebut daerah kekuasaan , sehingga Airlangga membagi wilayahnya menjadi dua, kemudian muncul banyak perebutan untuk naik tahta menggantikan raja kerajaan contohnya seperti di kerajaan Tumapel yaitu Anusapati yang membunuh Ken Arok lalu menggantikan kedudukan Ken Arok sebagai raja dan setelah itu Anusapati dibunuh oleh Tohjaya yang kemudian menggantikan kedudukan Anusapati . Banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan contohnya seperti pemberontakan semi, pemberontakan Sadeng dan Keta pada kerajaan Majapahit, banyak peperangan yang terjadi, seperti perang Paregreg (perang saudara), perang bubat dan perang Ranggalawe yang disebabkan oleh keirian kekuasaan pada masa kerajaan Majapahit. Selain itu, menjalin kerjasama politik dengan kerajaan lain seperti yang dilakukan oleh kerajaan Mataram dengan kerajaan Sriwijaya yang bertujuan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya, ada pula yang menggunakan sistem perkawinan politik untuk menyatukan dua dinasti seperti yang dilakukan oleh Samaratungga yang menyatukan dinasti Sanjaya dan dinasti, Sailendra dengan menikahkan putrinya yang bernama Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan, terjadi perluasan daerah kekuasaan dengan cara penakhklukan, seperti ekspedisi Malayu yang dilakukan oleh Kertanegara, lalu penakhlukan Gajah Mada terhadap Bali. Singkatnya keadaan politik pada abad ini tidak stabil karena raja yang memerintah silih berganti, perebutan kekuasaan, pemberontakan, serta keinginan yang tinggi untuk menguasai wilayah lain


Sementara itu, gambaran umum mengenai keadaan sosial pada abad tersebut yaitu dimana kerajaan berusaha untuk memakmurkan kehidupan masyarakat seperti memajukan perdagangan, pelayaran, dan lain sebagainya. Adanya toleransi yang tinggi di antara masyarakat Hindu dengan masyarakat Buddha seperti di masa Mataram di mana mereka saling bahu membahu membangun candi yang bercorak Budha yaitu candi Borobudur. Hidup berdampingan membawa kedamaian bagi Mataram. Sementara keadaan sosial masyarakat yang ada di Tumapel masih mengadakan kegiatan menyabung ayam.

Permalink Show parent Reply
In reply to Indah Siti Wuryan

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Indah Siti Wuryan - Wednesday, 4 March 2020, 10:03 AM

Nama: Indah Siti Wuryan

NIM : K4419049

Mohonmaaf pak, saya ulangi jawaban saya karena tadi ada kesalahan teknis.

Izin berpendapat,

Gambaran umum tentang keadaan politik pada abad ke-9 hingga abad ke-15 M di nusantara menurut saya terdapat banyak perebutan daerah kekuasaan salah satu contohnya adalah kerajaan yang diperintah oleh Airlangga, setelah Airlangga turun tahta, kedua putranya saling berebut daerah kekuasaan , sehingga Airlangga membagi wilayahnya menjadi dua, kemudian muncul banyak perebutan untuk naik tahta menggantikan raja kerajaan contohnya seperti di kerajaan Tumapel yaitu Anusapati yang membunuh Ken Arok lalu menggantikan kedudukan Ken Arok sebagai raja dan setelah itu Anusapati dibunuh oleh Tohjaya yang kemudian menggantikan kedudukan Anusapati . Banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan contohnya seperti pemberontakan semi, pemberontakan Sadeng dan Keta pada kerajaan Majapahit, banyak peperangan yang terjadi, seperti perang Paregreg (perang saudara), perang bubat dan perang Ranggalawe yang disebabkan oleh keirian kekuasaan pada masa kerajaan Majapahit. Selain itu, menjalin kerjasama politik dengan kerajaan lain seperti yang dilakukan oleh kerajaan Mataram dengan kerajaan Sriwijaya yang bertujuan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya, ada pula yang menggunakan sistem perkawinan politik untuk menyatukan dua dinasti seperti yang dilakukan oleh Samaratungga yang menyatukan dinasti Sanjaya dan dinasti, Sailendra dengan menikahkan putrinya yang bernama Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan, terjadi perluasan daerah kekuasaan dengan cara penakhklukan, seperti ekspedisi Malayu yang dilakukan oleh Kertanegara, lalu penakhlukan Gajah Mada terhadap Bali. Singkatnya keadaan politik pada abad ini tidak stabil karena raja yang memerintah silih berganti, perebutan kekuasaan, pemberontakan, serta keinginan yang tinggi untuk menguasai wilayah lain


Sementara itu, gambaran umum mengenai keadaan sosial pada abad tersebut yaitu dimana kerajaan berusaha untuk memakmurkan kehidupan masyarakat seperti memajukan perdagangan, pelayaran, dan lain sebagainya. Adanya toleransi yang tinggi di antara masyarakat Hindu dengan masyarakat Buddha seperti di masa Mataram di mana mereka saling bahu membahu membangun candi yang bercorak Budha yaitu candi Borobudur. Hidup berdampingan membawa kedamaian bagi Mataram. Sementara keadaan sosial masyarakat yang ada di Tumapel masih mengadakan kegiatan menyabung ayam.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Mikhael Leksono - Wednesday, 4 March 2020, 5:47 PM

Nama : Mikhael Shaghitito Suryo Leksono

NIM : K4419058

Kelas : B

Izin menjawab, Pak Fatah.

Menurut saya, Gambaran keadaan umum politik dan sosial masyarakat Nusantara pada abad IX hingga XV M dipenuhi oleh peristiwa-peristiwa yang dipengaruhi politik kerajaan yang sedang berkuasa pada masa tersebut. Mulai dari perpindahaan kerajaan hingga hancurnya suatu kerajaan yang disebabkan faktor internal maupun eksternal, seperti pertikaian di lingkungan kerajaan, pembunuhan raja yang berkuasa, pemberontakan kerajaan lain dan perang. Namun biarpun begitu, kekuatan politik kerajaan-kerajaan yang berkuasa pada masa itu dikenal kuat dan dapat menjalin hubungan dengan negara lain, serta menaklukan wilayah asing di luar kerajaan, seperti Ekspedisi Pamalayu dan perluasan wilayah Kerajaan Majapahit.

Secara sosial, masyarakat Nusantara toleran terhadap perbedaan agama dan hidup berdampingan di wilayah kerajaan. Hal ini ditunjukan dengan peninggalan candi-candi yang dibangun di berbagai daerah di pulau Jawa. Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat bekerja pada bidang pertanian untuk wilayah pedalaman dan perdagangan untuk wilayah persisir. Dengan adanya perdagangan, perekonomian di Nusantara berkembang dan dikenal oleh kerajaan-kerajaan lain pada masa tersebut.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Yoneka Noorca Erlangga - Wednesday, 4 March 2020, 5:54 PM

Saya Yoneka Noorca Erlangga

K4419083

Izin memberi pendapat

Menurut saya keadaan politik pada abad 9 sampai 15 masih berupa kerajaan dimana pada abad itu dipengaruhi oleh kerajaan Hindu-Budha. Seperti kerajaan Majapahit yang hampir menguasai Nusantara pada tahun 1372 M. Itu berarti keadaan sosial politik Nusantara hampir sama dengan sosial politik Kerajaan Majapahit. Pada bidang politik tentu sering terjadi pergantian raja, apalagi setelah sepeninggal Raja Hayam Wuruk dimana terjadi perebutan kekuasaan antara Wirakramawardhana dan Bhre Wirambumi sehingga menyebabkan terjadinya perang saudara yang dinamakan perang paragreg pada tahun 1401. Dengan demikian kondisi politik pada saat itu sangatlah bergejolak dan ketidakstabilan seperti yang terdapat pada buku Sejarah Nasional Indonesia dimana disebutkan pada tahun 1453 sampai 1456 terjadi kekosongan Majapahit, karena pergolakan politik yang dahsyat.

Dalam bidang sosial keadaan pada masa itu rasa toleransi dalam masyarakat sangatlah tinggi dengan dibuktikan agama Hindu dan Budha dapat hidup berdampingan diantara masyarakat. Kemudian pada masa Mataram Kuno juga terdapat 2 dinasti yang berbeda agama yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha.

Namun dalam sepengetahuan saya pada abad 12 wilayah Sriwijaya meliputi Sumatera, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, Kalimantan walaupun pada abad 13 Kerajaan Sriwijaya runtuh. Kemudian pada tahun 1267 juga sudah berdiri Kerajaan Samudra Pasai itu berarti sebagian wilayah Nusantara sudah dipengaruhi oleh Islam.

Sekiranya itu pendapat dari saya bila ada salah, mohon dimaafkan dan Terima Kasih.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Irsyad Putra Marhaenis - Wednesday, 4 March 2020, 8:24 PM

Irsyad Putra Marhaenis

K4419052


Bidang Politik :

Sejak abad ke 9 hingga ke 15 kondisi politik di nusantara mengalami pasang surut. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kerajaan yang silih berganti muncul menguasaidikarenakan Setiap masing-masing kerajaan menghadapai masalah perpolitikan baik yang datang dari dalam lingkungan kerajaan maupun dari luar lingkungan kerajaan.Permasalahan yang datang dari dalam kerajaan yaitu perebutan kekuasaan yang disertai dengan politik balas dendam.Sebagai contohnya di Kerajaan Singhasari, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati pada 1227 M. Setelah itu pada 1248 M, Panji Tohjaya membunuh Anusapati dan menjadi raja, motif pembunuhan tersebutpun didasari untuk membalaskan dendam kematian ayahnya 'Ken Arok'.Sedangkan permasalahan yang datang dari luar lingkungan kerajaan yaitu pemberontakan terhadap raja dan serangan dari kerajaan lain.Hal itu dapat dilihat dari serangan Balaputradewa dari Sriwijaya ke Jawa di bawah pemerintahan Dharmawangsa Teguh yang menyebabkan terjadinya pralaya, juga serangan Demak ke Majapahit yang dipimpin oleh Pati Anus. Serangan tersebut menyebabkan Kerajaan Majapahit yang telah berdiri berabad-abad runtuh.

Bidang Sosial :

Kehidupan masyarakat pada masa itu tidak berubah jauh dari kerajaan pendahulunya. Masyarakat bekerja sesuai keahlian, terdapat pejabat khusus untuk urusan tertentu, dan ada pembagian wilayah kerajaan berdasarkan jarak dengan pusat kerajaan.Serta pada masa itu di Indonesia sedang di dominasi oleh agama Hindu dengan Buddha. walaupun ada dua agama yang berbeda tapi kemungkinan kerukunan antar umat berbeda agama sangat baik hal itu bisa dibuktikan pada masa kerajaan mataram kuno dimana ada dua dinasti yang berbeda agama yaitu Sanjaya yang beragama Hindu dan Syailendra yang beragama Buddha.



Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Penta Lavida - Thursday, 5 March 2020, 7:46 PM

Penta Lavida

K4419069

Izin berpendapat pak Fatah,

Menurut buku yang saya baca SNI dan sejarah asia tenggara yang ditulis oleh D.G.H.E Hall terdapat perebutan, peralihan, penaklukan kekuasaan pada sekitar abad 9-15 M. keadaan politik dipenuhi dengan pemberontakan-pemberontakan seperti pemberontakan Ronggolawe pada masa Majapahit, serangan mongol pada masa peralihan kerajaan singhasari ke masa majapahit. Kerajaan mongol menyerang sanghasari dikarenakan tidak terima atas perilaku raja kertanegara yang semena-menan terhadap utusan dari mongol yang bermaksud untuk menundukan kerajaan singhasari. Sebelum itu kerajaan Singhasari berdiri karena Ken Angrok memberontak terhadap raja Dandhang Gendhis yang saat itu merupakan raja Kediri. Itulah beberapa contoh keadaan politik pada zaman tersebut keadaan politik pada masa itu umumnya mengenai hal-hal perebutan kekuasaan dengan segala cara seperti yang dilakukan ken angrok, penaklukan atau memperluas wilayah kerajaan seperti yang dilakukan raja kertanegara dan majapahit pada masa patih Gajah Mada. Dan juga terjadi pemberontakan dikarenakan ketidakpuasaan terhadap raja dan karena ingin berkuasa.

Keadaan sosial dalam zaman tersebut banyak masyarakat nya menaruh perhatian tinggi terhadap toleransi dalam beragama contohnya dalam kerajaan Majapahit ketika Raja Wijaya meninggal dia dicandikan dalam bentuk harira yakni gabungan antara Hindu, Siwa, Wisnu. Toleransi beragama juga ditulis oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Zaky Farkhan Aufar - Thursday, 5 March 2020, 9:17 PM

Zaky Farkhan Aufar

Nim : K4419084

Izin menjawab

Kondisi politik di Nusantara walaupun sebagian besar hanya terjadi di jawa dan sumatera pada abad 9-15 M terbilang sangat labil banyak terjadinya muncul dan runtuhnya kerajaan, masalah eksternal seperti invasi dari kerajaan lain merupakan salah satu faktor pendorong runtuhnya suatu kerajaan seperti contoh yakni serangan Wurawuri kepada Dharmawangsa Teguh yang menyebabkan runtuhnya Mataram kuno di Jawa timur, selain itu perang saudara antar sesama keturunan raja-raja juga menjadi pendorong terpecahnya suatu kerajaan. Banyak contoh-contoh kasus perang saudara yang membuat sebuah kerajaan menjadi pecah atau terpaksa dipecah oleh raja sebelumnya untuk menghindari perang saudara seperti yang di lakukan Airlangga, bahkan hampir di setiap kerajaan ditemui masalah perebutan takhta kekuasaan.

Untuk kondisi sosial sendiri di Nusantara, pada abad 9-15 Masehi itu sendiri terdapat dua agama besar yang dianut sebagian besar penduduk Nusantara yakni Hindu dan Budha namun rasa toleransi sudah terbangun, bukti paling umum adalah semboyan negara Indonesia Bhineka Tunggal ika yang merupakan penggalan kata di kitab Sutasoma karangan mpu Tantular yang dihasilkan pada masa keemasan Majapahit, selain itu keadaan masyarakat pada abad 9-15 terbagi menjadi beberapa strata sosial sesuai dengan susunan kasta, untuk perekonomian sendiri sektor pertanian dan perdagangan merupakan dua sektor utama pendorong kejayaan kerajaan pada masa itu.


Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Lutfi Annisa Pratiwi - Thursday, 5 March 2020, 9:24 PM

Nama : Lutfi Annisa Pratiwi
NIM : K4419057

Menurut buku yang saya baca Sejarah Indonesia Masa Hindu Buddha karya Suwarno. Kondisi politik pada abad ke 9 - 15 terjadi pergantian raja-raja dari setiap kerajaan. Disaat pergantian raja tersebut juga menimbulkan banyak konflik seperti halnya pada Kerajaan Singasari pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh atas suruhan Anuspati anak dari Tunggul Ametung dari Ken Dedes karena Anuspati ingin membas dendam kepada Ken Arok yang sudah membunuh ayahnya Tunggul Ametung dan ingin menguasai kerajaan Singasari. Pada saat itu Ken Arok adalah ajudan dari Tunggul Ametung. Lalu pada tahun 1248 Tohjaya putra dari Ken Arok dan Ken Umang membunuh Anuspati tak lama kemudian Putra dari Anuspati yakni Ranggawuni membunuh Tohjaya.

Kondisi sosial masyarakat pada abad ke 9 - 15 dalam kerajaan Mataram Kuno banyam dijumpai pejabat-pejabat ditingkat watak (daerah) antara lain Rama Magman merupakan pejabat desa yang masih memegang perintah, Tuha Wanua merupakan orang yang tertua disuatu desa (kepala desa), Tuha Alas mengurusi hutan yang ada diwilayah desanya, dll.
Contoh lain kondisi sosial masyarakat di Kerajaan Mataram Jawa Timur memiliki pola kehidupan masyarakat yang terbagi menjadi dua : masyarakat desa dan masyarakat kota. Berbeda lagi pada zaman Kerajaan Kadiri wilayah yang dibedakan menjadi 3 yakni :
1. Wilayah Rayja atau negara (tinggal masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2. Wilayah Wisaya (semacam federasi desa) golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan diwilayah wisaya.
3. Wilayah Thani (desa) banyak pengurus duwan (diduga sama dengan pengurus kampung).

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Hesfa Putri January - Thursday, 5 March 2020, 9:39 PM

Hesfa Putri January

K4419044

Izin menjawab pak,


Bidang politik:


Menurut kesimpulan yang saya baca dari beberapa sumber, keadaan politik Nusantara pada abad ke 9 hingga abad ke 15 mengalami pasang surut, ada beberapa pertentangan yang terjadi antara keluarga kerajaan dan juga terjadi banyak pemberontakan. Contohnya adalah Raja Airlangga yang membagi kerajaannya menjadi dua bagian yaitu kerajaan Kediri dan Janggala, hal itu dilakukan untuk menghindari pertentangan antar kedua anaknya. Contoh yang lainnya adalah Kerajaan Majapahit dibagi menjadi dua yaitu bagian barat dan timur. Selain itu, beberapa raja berusaha menikahkan putrinya dengan seorang raja ataupun putra mahkota untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai raja.


Bidang sosial masyarakat:

Dalam bidang ini, masyarakat pada zaman itu menganut ajaran Hindu dan Budha. Tetapi walaupun mereka memiliki agama yang berbeda, mereka tetap hidup berdampingan dan gotong royong membantu satu sama lain tanpa membedakan keyakinan mereka. Contohnya adalah mereka saling membantu membangun candi. Pada zaman Kerajaan Majapahit pula munculah "Bhinneka Tunggal Ika" yang menjadi semboyan bangsa Indonesia hingga saat ini. Dengan hal ini, bisa disimpulkan bahwa masyarakat Nusantara pada masa itu memiliki jiwa toleransi yang tinggi satu dengan yang lainnya.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Winda Nur cahyaningrum - Thursday, 5 March 2020, 11:03 PM

Assalamualaikum Wr.Wb

Nama : Winda Nur Cahyaningrum

NIM : K4419081

Keadaan politik masyarakat nusantara pada abad 9-15 Masehi banyak terjadi pergantian kekuasaan dan pendirian kerajaan baru hal ini terjadi karena keinginan perebutan kekuasaan dan penguasaan wilayah-wilayah yang luas. Banyak usaha yang dilakukan seperti perkawinan politik, ekspansi politik, penculikan hingga pembunuhan kepada pemguasa, peperangan seperti perang Bubat oleh majapahit dan sunda serta perang paregreg, pemberontakan-pemberontakan dari dalam kerajaan seperti pemberontakan untuk menurunkan Raden Wijaya dari takhtanya. Karena seringnya pergantian kekuasaan itulah terjadi ketidakstabilan politik, sering naik turun.j

Sedangkan keadaan sosial masyarakatnya itu terlihat toleran seperti semboyan Majapahit yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" pada saat itu itu juga hidup 2 agama yang berbeda namun mereka tetap hidup rukun seperti orang Hindu yang membantu membangun candi Borobudur. Selain itu pembangunan candi-candi yang menandakan bahwa para rakyat yang tunduk patuh pada rajanya. Wilayah nusantara pun sangat subur sehingga dimanfaatkan untuk pertanian, dan juga letak yang strategis maka mereka melakukan perdagangan serta ekspor impor bahan kebutuhan sehari-hari. Wilayah nusantara yang maritim itu juga bisa diandalkan untuk pekerjaan sebagai pelayar.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Tesya Zenanda Mutiara Al Khakam - Thursday, 5 March 2020, 11:24 PM

izin menjawab pak

Tesya Zenanda Mutiara Al Khakam (K4419075)

menutut saya kondisi sosial masyarakat dan politik abad 9-15 disetiap kerajaan berbeda-beda tetapi setelah saya membaca beberapa sumber dapat disimpulkan bahwa kondisi politik pada saat itu kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara mengalami pasang surut, terjadi pemberontakan baik diwilayah kerajaan maupun diluar wilayah kerajaan tersebut. setiap kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara mengalami pergantian tahta kerajaan. bahkan tidak sedikit para raja melakukan perjodohan anak-anak mereka dengan para putra mahkota kerajaan lain dengan tujuan untuk mempertahankan tahta kerajaan dan melakukan kerja sama.

kondisi sosial masyarakat pada kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara tidak berbeda jauh satu sama lain. pola masyarakat terbagi menjadi dua yaitu masyarakat kota dan desa. saat masa Kadiri terjadi 3 pembagian wilayah yaitu, wilayah rajya atau nagara (kota), wilayah wisaya (semacam federasi desa), dan wilayah thani(desa). kehidupan masyarakat mulai tertata dan menjaga kebersihan di lingkungannya.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Nur Rohmah Widyastuti - Friday, 6 March 2020, 7:36 AM

Pada abad 9 sampai 15 M adalah masa muncul dan berkembangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia.
》Kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia :
-Kondisi Politik :
Sistem pemerintahan pada masa itu adalah kerajaan. Dalam sistem kerajaan kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas kekuasaan kerajaan. Kemudian, pemimpin memerintah atas hak waris sesuai dengan peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.

- Kondisi Sosial :
Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha menjadikan masyarakat Indonesia memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elit di sekitar istana dan para pedagang. Masyarakat Indonesia juga mengenal aturan kasta, yaitu:
yang pertama Kasta Brahmana yaitu kaum pendeta dan para sarjana, yang kedua Kasta Ksatria yaitu para prajurit, pejabat dan bangsawan, yang ketiga Kasta Waisya yaitu para petani, pemilik tanah, dan prajurit, yang keempat Kasta Sudra yaitu rakyat jelata dan pekerja kasar. Pada masa itu, budaya Indonesia yang lama masih tampak dominan di semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia yang pertama kali tersentuh oleh pengaruh budaya India. Pada masa pemerintahannya, Kundungga masih mempertahankan budaya Indonesia karena pengaruh budaya India belum terlalu merasuk ke kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada saat Aswawarman, anak Kundungga, diangkat menjadi raja yang disetujui. Adanya pengaruh Hindia yang menggantikan Kundungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai.

》Kerajaan -kerajaan Islam :
- Kondisi politik :
Dalam kerajaan islam, kerajaan disebut kesultanan sehingga pemimpinnya disebut dengan sultan. Sultan merupakan pemipin tertinggi. Selain sultan, sebutan lain untuk seorang pemimpin adalah maulana, susuhan, dan panembahan. Pengkultusan dewa yang dimiliki seorang raja tidak lagi terdapat di masa Islam. Di masa Islam, seorang sultan memperkuat kedudukannya dengan mengaitkan dirinya melalui garis keturunan pada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, di dalam Islam tidak ada sistem kasta, sehingga seorang sultan bukanlah seseorang yang harus ditaati, dan sultan juga bukan titisan dari Allah. Sultan hanyalah manusia biasa yang diberikan kelebihan-kelebihan, sehingga pantas untuk memimpin suatu kerajaan. Dalam pengangkatan raja masa Islam hampir sama dengan masa hindu-budha yaitu melalui garis keturunan yang dianggap mampu.

- Kondisi sosial :
Dalam kehidupan masyarakat sudah tidak mengenal sistem kasta lagi. Selain itu, masyarakat juga sudah menggunakan nama-nama arab. Kata dalam bahasa arab juga ada yang diserap kedalam bahasa Indonesia.



Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Nur A'idah Fauziyyah - Friday, 6 March 2020, 11:28 AM

Nama : Nur A'idah Fauziyyah

NIM : K4419066


jadi begini, pak mengenai kondisi sosial dan politik yang terjadi abad 9-15 dikehidupan masyarakat Nusantara. menurut pendapat saya, dapat kita lihat mulai saat kerajaan mataram kuno masih berdiri. dimana pada saat itu kondisi politik mereka diwarnai konflik-konflik intern dalam kerajaan mataram itu sendiri. seperti contohnya masing-masing anggota wangsa sailendra maupun sanjaya merasa berhak menjadi penerus tahta kerajaan, sehingga tidak jarang ditemui terjadi perebutan tahta kerajaan.

Selain kerajaan Mataram dapat dilihat juga pada kerajaan setelahnya yaitu kerajaan kediri. dalam kerajaan kediri pun dapat ditemukan bahwa kondisi politinya tidak jauh dari kerajaan mataram. seperti halnya mendapat serangan dari kerajaan bawahnya dan akhirnya kerajaan terbagi menjadi 2 yang konon katanya untuk menghindari perang saudara. begitu juga kerajaan singasari dan majapahit yang juga dipenuhi oleh konflik intern antara kerajaan pusat dan bawahannya maupun konflik intern dengan sesama anggota kerajaan.

selain konflik intern terdapat juga konflik extern dimana terdapat kerajaan luar daerah yang berusaha menguasai kerajaan di Jawa, akan tetapi ketika mendapat serangan dari luar hal tersebut dapat dilawan.

untuk kondisi sosial masyarakat nusantara pada masa itu yakni, kerajaan yang memimpin saat itu dihormati sehingga rakyat-rakyat patuh terhadap kerajaan yang berdiri pada masanya.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Yehezkiel Yudha - Friday, 6 March 2020, 11:56 AM

Yehezkiel Yudha Chandra Kusuma

K4419082

Izin Berpendapat pak. Menurut saya


Gambaran secara umum kondisi politik pada tahun 9-15 masehi

Pada tahun tersebut banyak kerajaan-kerajaan besar yang berkuasa dan wilayah-wilayah yang luas. Dalam perekambangan kerajaan di penuhi banyak pertikaian. Mulai dari peperangan hingga pemberontakan. Ditarik garis lurus pada msa pemerintahan Singasari hingga banyak makar yang terjadi. Selain itu pada masa ini perkambangan Hindu- Budha cukup pesat serta memiliki hubungan dengan Cina. Dan cina bisa di bilang ambil bagian cukup besar dalam perkembangan kerajaan pada masa Ini. Pada abad ke 9 Singasari memegang tumpuk kekuasaan dan memerintah. Dalam perkembangannya kerajaan Singasari mengalami beberapa kali alih kekuasaan yang berawal dari Ken Arok kemudian beliau dibunuh oleh Anusapati dan Anusapati naik tahta. Berlanjut kemudian Anusapati mati ditangan putra Ken Arok yaitu Toh Jaya. Uniknya dalam tragedi ini mereka terbunuh oleh senjata yang sama yaitu keris Mpu Gandring. Dan berakhir dengan masa pemerintahanan Kertanegara . Berlanjut kemudian pada jaman Majapahit. Majapahit memiliki konflik yang sama besarnya. Pemberontakan sangat sering terjadi berawal dari pemberontakan Ranggalawe kemudian Lembu Sora bahkan tak lupa dengan pemberontakan yang dilakukan oleh Dharmawangsa yang di pimpin RaKuti. Namun semuanya berhasil dipadamkan bahkan Majapahit hampir berhasil menguasai semua wilayah Nusantara. Dan akhirnya Majapahit mengalami kemunduran setelah tokoh yang sangat penting wafat yaitu Mahapatih Gajah Mada. Dan berakhir dengan serangan Demak yang berhasil meruntuhkan tumpuk kekuasaan Majapahit

Pemberontakan yang sering terjadi juga sering berpengaruh pada kehidupan di luar kerajaan. DI luar kerajan sendiri masyarakat diwarnai dnegtan kegiatan perdagangan dan perlayaran. Kedudukan kerjaan yang besar dan kondisi geografis sangat mendukung untuk proses perdagnagn. Ini adlah salah satu faktor yang membuat kerajaan pada masa ini berkembang cukup pesat dan memiliki hubungan yang luas

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by wike rahayu - Friday, 6 March 2020, 12:16 PM

Wike Rahayu

K4419080

Izin memberikan pendapat pak

menurut saya kondisi politik pada abad pertengahan ini (9-15) telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, seperti kerajaan Mataram,Singasari,Majapahit dan lainnya, namun berdirinya suatu kerajaan tidak akan pernah lepas dari yang namanya konflik politik, penyerangan antar kerajaan, bahkan antar sesama anggota kerajaan yang memperebukan kursi kekuasaan, dan tidaklah semua raja yang menduduki tahta cakap dalam kepemimpinannya sehingga membuat kerajaan melemah dan rentan akan kehancuran. Namun tidak sedikit pula raja-raja yang cakap, yang membawa masa kejayaan pada kerajaannya, penaklukan daerah-daerah yang semakin meluas , pertikaian dan pemberontakan yang dapat dikuasai.

Adapun kondisi sosial pada masa ini raja selalu memberikan penghargaan kepada orang-orang yang telah berjasa kepada kerajaan baik berupa hak-hak istimewa bahkan sebuah kekuasaan. masyarakat saling mendukung dan hidup berdampingan dengan baik dan dengan perhatian raja yang besar kepada rakyatnya membuat masyarakat hidup berkecukupan.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Nur Aisyah Nur Aisyah Fitri - Friday, 6 March 2020, 7:19 PM

Nama : Nur Aisyah Fitri

Nim : K4419067


izin menjawab


Dari yang saya analisa bahwa pada masa abad ke-9 sampai abad ke-15, gambaran dari politik masyarakat nusantara adalah bahwa pada masa itu masih rentan terjadinya perebutan wilayah sebagaimana pada masa itu, banyak kerajaan yang melakukan penyerang kepada kerajaan lain untuk mendapatkan wilayah baru atau dalam kata lain, kerajaan tersebut melakukan penaklukan wilayah untuk memperbesar wilayahnya. selain itu, banyak para raja-raja yang membagi wilayahnya kepada anak-anaknya agar tidak terjadi perang antar saudara seperti yang dilakukan raja Airlangga yang membagi wilayah menjadi 2 yaitu kerajaan Janggala dan Kadiri.

Permalink Show parent Reply
In reply to Nur Fatah Abidin

Re: Pengantar Sejarah Indonesia Kuno II Kelas B (Selasa, 03/03/20)

by Ina Shaima Maharani - Friday, 6 March 2020, 7:57 PM

Selamat malam, izin menyampaikan pendapat saya mengenai diskusi gambaran umum kondisi politik dan sosial masyarakat nusantara


Nama : Ina Shaima Maharani

NIM : K4419046


Seperti pendapat kebanyakan teman-teman semua, disini saya mempersingkat pendapat saya, dapat disimpulkan keadaan politik di nusantara pada abad tersebut banyak ditemukan pola politik ekspansi, balas dendam, perang saudara dengan konflik-konflik intern. Namun tak luput juga dari pengaruh ekstern yang mencoba mengambil kekuasaan.


Sedangkan untuk kondisi sosialnya merupakan dampak dari situasi dan kondisi politik saat itu, juga dipengaruhi sistem pemerintahan, yaitu masyarakatnya tunduk pada kerajaan. Untuk pengaruh hindu budha sendiri, terdapat sistem kasta yang membuat masyarakat menjalin interaksi sosial berupa hubungan perdagangan antarsesama.

Permalink Show parent Reply