Dari contoh contoh diatas yang termasuk pranata ekonomi dan asosiasi ekonomi adalah nomor

Pengertian Pranata Ekonomi, Ciri, Fungsi dan Contohnya Lengkap Pranata Ekonomi – Pranata ekonomi adalah kaidah/peraturan yang mengatur tingkah laku seseorang […]

tirto.id - Keberadaan pranata sosial merupakan suatu keharusan dalam suatu masyarakat yang terstruktur dan sistematis untuk menyelaraskan dan mengatur hubungan serta kebutuhan pokok antar-individu maupun kelompok dalam masyarakat itu.

Dikutip dari buku Pengantar Antropologi (2019) yang ditulis Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, dan Recca Ayu Hapsari, secara definitif, pranata sosial adalah sistem norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat secara khusus.

Singkatnya, pranata sosial berkaitan dengan institusi dan lembaga sosial yang mengatur hubungan masyarakat dalam menegakkan norma dan aturan yang sudah disepakati anggota masyarakat bersangkutan. Pranata adalah sistem norma di masyarakat itu, sedangkan lembaganya adalah badan atau organisasi yang melaksanakan pranata tersebut.

Baca juga: Apa Saja Contoh Golongan Sosial di Indonesia & Pengertian Konsepnya

Contoh Pranata dan Lembaga yang Menegakkannya

Contoh pranata adalah undang-undang yang tertulis di konstitusi, sedangkan lembaga yang menegakkannya adalah kepolisian.

Dalam satuan sistem pendidikan, pranata adalah aturan yang terdapat di sekolah, sedangkan lembaganya adalah sekolah itu sendiri yang diketuai oleh kepala sekolah, dan lain sebagainya.

Karena itulah, Soerjono Soekanto menuliskan definisi pranata sosial sebagai kumpulan norma dari semua tindakan yang berhubungan dengan kebutuhan pokok suatu kehidupan masyarakat. Pranata sosial adalah seperangkat aturan, baik itu bersifat tertulis maupun tidak tertulis. Wujud nyata dari pranata ini adalah lembaga untuk mengatur norma-norma tersebut.

Baca juga: Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli Serta Ciri & Unsur-unsurnya

Unsur Pranata Sosial

Untuk layak disebut sebagai pranata sosial, terdapat tiga unsur yang melatari hal tersebut, yaitu kaidah atau norma, lembaga sosial, aparat penegak ketertiban masyarakat.

1. Kaidah atau Norma

Kaidah atau norma berfungsi untuk melindungi dan menjamin hak, serta mengatur pelaksanaan kewajiban individu-individu dalam masyarakat. Kaidah atau norma ini terbagi dalam norma agama, adat dan kebiasaan, norma kesopanan dan kesusilaan, serta norma hukum.

2. Lembaga Sosial

Aturan dan pranata yang ada di masyarakat pada mulanya terbentuk secara tidak sadar. Sebelum ada undang-undang, misalnya, disepakati secara tidak tertulis, perilaku mencuri sudah termasuk tindakan tercela di masyarakat.

Lambat-laun pranata tersebut diinstitusionalisasikan. Artinya, orang-orang merasa bahwa aturan yang sebelumnya secara tidak tertulis, harus ditetapkan secara sadar melalui lembaga tertentu.

Kemudian, lahirlah lembaga yang mengatur undang-undang secara tertulis bahwa perilaku mencuri terlarang dan tergolong tindakan kriminal. Misalnya, hukumannya adalah dipenjara. Selain itu, pelaku tidak boleh dihakimi secara massa, misalnya digebuki di jalanan.

Terbentuknya lembaga sosial itu lahir dari kebutuhan masyarakat untuk hidup teratur. Lembaga sosial ini bertujuan untuk mengatur panduan bertingkah laku di dalam masyarakat.

Contoh-contoh lembaga sosial adalah Puskesmas, LBH (Lembaga Bantuan Hukum), Komnas HAM, KPK, dan lain sebagainya.

3. Aparat Penegak Ketertiban Masyarakat

Setelah pranata dan aturan di atas tertulis, maka perlu ada aparat penegak ketertiban yang mengatur, mengawasi, menegur, serta menghukum jika ada anggota masyarakat yang melanggar aturan dan pranata tersebut.

Aparat penegak ketertiban masyarakat dapat berupa kepolisian, pengadilan, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya.

Baca juga: Mengenal Cabang Ilmu Antropologi: Budaya hingga Arkeologi

Macam-macam Pranata Sosial dan Contohnya

Pranata sosial ada beragam macamnya tergantung dari bentuk komunitas masyarakat setempat. Makin sederhana masyarakat itu, semakin sedikit pranata sosialnya. Sebaliknya, semakin kompleks suatu masyarakat, semakin banyak juga pranata sosialnya.

Kendati demikian, pranata sosial dapat dikelompokkan setidaknya ke dalam delapan macam pranata, sebagaimana dinyatakan Koentjaraningrat dalam buku Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (2000) sebagai berikut:

1. Pranata Domestik

Pranata domestik ini bertujuan untuk memenuhi keperluan keluarga, kekerabatan, dan hubungan antar-pasangan. Contohnya pranata perkawinan, tolong menolong antar-kerabat, pengasuhan anak, sopan santun dalam pergaulan antar-kerabat, dan lain sebagainya.

2. Pranata Ekonomi

Pranata ekonomi ini bertujuan untuk memenuhi keperluan manusia, baik itu kebutuhan sandang, pangan, dan papannya. Pranata ekonomi juga berfungsi sebagai mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan, serta mendistribusi hasil produksi, dan lain sebagainya. Contohnya pranata pertanian, perbankan, industri, dan lain sebagainya.

3. Pranata Pendidikan

Pranata pendidikan ini bertujuan memenuhi keperluan ilmu pengetahuan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang beradab dan berguna. Contohnya pranata pemberantasan buta huruf, sekolah, pers, perpustakaan umum, dan lain sebagainya.

4. Pranata Ilmiah

Pranata ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, serta mengatur cara penelaahan yang valid, kredibel, dan reliabel. Contohnya pranata metodologi ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah, dan sebagainya

5. Pranata Rekreasi

Pranata rekreasi ini bertujuan memenuhi keperluan manusia dalam menghayati rasa keindahannya, hiburan, dan kesenangannya. Contohnya pranata seni rupa, seni gerak, seni suara, seni drama, kesusastraan, olahraga, sanggar hiburan, dan lain sebagainya.

6. Pranata Agama

Pranata agama ini bertujuan memenuhi keperluan spiritual manusia, baik itu dalam berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib. Contohnya pranata penyiaran agama, pantangan, ilmu gaib, metafisika, semadi dan lain sebagainya.

7. Pranata Politik

Pranata politik ini bertujuan memenuhi keperluan manusia dalam mengatur dan mengelola sistem kekuasaan dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya pranata pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, dan lain sebagainya.

8. Pranata Fisik atau Pranata Somatik

Pranata fisik atau somatik bertujuan untuk memenuhi keperluan fisik, kesehatan, dan kenyamanan hidup. Contohnya pemeliharaan kesehatan, pusat kebugaran, pusat kecantikan, rumah sakit, dan lain sebagainya.

Baca juga: Apa Itu Kepribadian dan Unsur-unsurnya dalam Antropologi

Baca juga artikel terkait PRANATA SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/ibn)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Ibnu Azis
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Pranata Ekonomi – Pengertian, Makalah, Ciri, Fungsi Dan Faktor – Pranata ekonomi muncul sejak jamaah mulai membutuhkan barang serta jasa yang dihasiIkan dengan orang lain. Akibatnya lahirlah perdagangan dan yang biasa, yaitu dengan barter hingga yang kompleks dan ditonton dengan adanya sistem pembagian tugas dalam menghasilkan sebuah produk.

Dari contoh contoh diatas yang termasuk pranata ekonomi dan asosiasi ekonomi adalah nomor

Pengertian Pranata Ekonomi

Pranata ekonomi adalah pranata yang menangani masalah kesejahteraan materiil, yaitu yang mengatur hobi atau cara-cara berproduksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang lalu jasa yang diperlukan teruntuk kelangsungan hidup manusia.

Pranata ekonomi lahir ketika orang-orang mulai mengadakan pertukaran barang secara rutin, membagi-bagi tugas, dan mengakui adanya tuntutan dari seseorang terhadap orang lain (Horton & Hunt, 1987:364).

Kaidah yang mengatur masalah produksi, distribusi, pemakaian barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia itulah dalam terminologi sosiologi disebut pranata ekonomi. Dengan kata lain, pranata ekonomi adalah sarana yang distandarisasi untuk memelihara ketertiban dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa.

Menurut Jonathan M. Turner, yang dimaksud pranata ekonomi adalah sekelompok status sosial, norma umum dan peran relatif stabil dan saling berhubungan di sekitar pengumpulan sumber-sumber daya produksi dan distribusi barang serta jasa. Proses produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang makin penting dan berbelit-belit adalah faktor utama yang melatarbelakangi munculnya pranata ekonomi.

Elemen Dasar Proses Dan Struktur Ekonomi

Secara garis besar, beberapa faktor yang menentukan struktur pranata ekonomi adalah:

  1. Gathering atau pengumpulan adalah proses pengumpulan barang atau sumber daya alam dari lingkungannya.
  2. Production atau produksi adalah proses mengubah sumber daya alam menadi barang-barang atau komoditi tertentu sehingga dapat digunakan oleh subsistem lainnya.
  3. Distributing atau distribusi adalah proses pembagian barang dan komoditi pada subsistem-subsistem lainnya.
  4. Servicing atau jasa adalah organisasi dari elemen-elemen ekonomi yang tidak tercakup dalam proses produksi, tetapi diperlukan untuk menunjang proses ekonomi lainnya (bank).

Sementara itu, yang dimaksud elemen dasar proses ekonomi yang mempengaruhi variasi struktur pranata ekonomi adalah:

Disamping luas tanah, kualitas, atau produktivitas, tanah merupakan indikator untuk menentukan besarnya produksi dan pendapatan yang bakal diperoleh pemilik atau pengelola tanah itu.

Baca Juga :  Pengertian Pasar Output

Tenaga kerja adalah elemen proses ekonomi yang mempunyai peranan dalam proses produksi. Menurut Kay (1981), tenaga kerja terdiri dari dua unsur, yaitu jumlah dan kualitas. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk proses produksi dipenuhi dari tenaga kerja keluarga yang tersedia. Sedangkan kualitas tenaga kerja tergantung dari keterampilan, kondisi fisik, pengalaman dan latihan.

Modal

Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama elemen proses ekonomi lain terutama tanah dan tenaga kerja untuk menghasilkan barang-barang baru. Di lingkungan masyarakat pedesaan, usaha penciptaan modal biasanya dilakukan melalui dua cara, yakni: dengan cara menyisihkan kekayaan atau sebagian hasil produksinya untuk disimpan dan diinvestasikan kembali; dan melalui pinjaman atau kredit dari berbagai sumber dana yang ada (Suyanto, et.al, 2002)

Secara umum, yang di,aksud teknologi adalah pengetahuan tentang dunia dan lingkungan yang ada dalam kebudayaan suatu masyarakat. Di dalam masyarakat yang makin modern, kedudukan teknologi makin lama makin dominan dan penting kendati dalam beberapa hal, teknologi sering menimbulkan alienasi (keterasingan) pada manusia.

Kewiraswastaan adalah struktur dan proses dalam masyarakat yang meningkatkan organisasi dan integrasi elemen-elemen dasar dalam proses ekonomi.

Baca Juga : Pasar Input

Perkembangan Masyarakat Dan Tipe Pranata Ekonomi

Secara rinci, beberapa macam masyarakat yang akan dibahas adalahmasyarakat pencari makan dan pemburu; masyarakat prakapitalis; masyarakat hortikultura; masyarakat kapitalis; dan masyarakat sosialis.

Menurut sejarahnya, awal kehidupan manusia adalah kelompok masyarakat pencari makanan (food gathering) seperti buah, sayur, akar atau ubi dan pemburu binatang serta berusaha hidup dari menangkap ikan (hunting abd fishing). Kehidupan masyarakat tersebut berada dalam kekuasaan alam karena teknologi dan pengetahuan tentang bagaimana mengontrol lingkungan masih relatif rendah.

Kehidupan kelompok masyarakat pemburu dan penangkap ikan disebut kelompok lokal (local bands). Kelompok ini berjumlah sekitar 25-30 orang pria, wanita, dan anak-anak yang bekerja dalam upaya menopang kehidupan mereka. Masing-masing kelompok kurang lebih otonom secara ekonomi merupakan unit yang hidup secara swasembada.

Menurut Sanderson (1993:91), penerapan pertanian terjadi pertama kali di daerah Timur Tengah dan kemudian menyebar ke Eropa. Tanaman terpenting yang banyak didomestifikasi adalah gandum dan gerst, sementara binatang yang banyak dipelihara masyarakat adalah biri-biri, kambing dan babi. Masyarakat pertanian awal ini disebut masyarkat hortikultura sederhana.

Jumlah masyarakat hortikultura sederhana sekitar 100-200 orang. Mereka umumnya tinggal di daerah hutan lebat dan penanam teknik pertanian ladang berpindah. Masyarakat hortikultura sederhana telah mampu menghasilkan makanan dalam jumlah yang lebih banyak dari yang dikonsumsi, namun kehidupan mereka bukan berarti lebih tinggi standarnya dari masyarakat pemburu.

Baca Juga : Manajemen Kinerja

Masyarakat agraris (yang merupakan awal bagi pembentukan masyarakat prakapitalis) muncul sekitar 5.000-6.000 tahun yang lalu di Mesir dan Mesopotamia. Masyarakat agraris hidup pada pertanian murni. Mereka telah mengenal bajak, memperkerjakan binatang untuk menggarap ladang dan menggunakan pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan tanah. Masyarakat agraris juga telah mengenal sistem irigasi untuk memenuhi kebutuhan air ladangnya.

Di dalam masyarakat agraris, tenaga kerja yang terlibat dalam sektor pertanian jumlahnya besar. Pada masyarakat taraf ini mulai dikenal sistem sewa tanah. Pada masyarakat agraris, polarisasi sosial-ekonomi masyarakat terlihat mencolok dimana pihak yang menjadi elite adalah para bangsawan yang umumnya sekaligus sebagai tuan tanah.
Pranata ekonomi yang berkembang pada masyarakat prakapitalis ini adalah feodalisme. Menurut Horton & Hunt (1987), yang dimaksud dengan feodalisme adalah seperangkat lembaga ekonomi dan politik yang berkembang dalam masyarakat yang mengalami peralihan dari masyarakat suku ke masyarakat bangsa dan didasarkan atas sejumah hak dan kewajiban timbal-balik.

Masyarakat Kapitalis

Yang dimaksud masyarakat kapitalis adalah masyarakat yang hidup dengan sistem ekonomi yang didasarkan pada pemilikan pribadi atas sarana produksi dan distribusi untuk kepentingan pencarian laba pribadi ke arah pemupukan modal melalui prinsip-prinsip persaingan bebas. Masyarakat kapitalis muncul bersamaan dengan terjadinya revolusi industri sekitar abad XVII dan abad XVIII. Menurut Karl Marx, di dalam masyarakat kapitalis, pola perilaku ekonomi bukan sekedar usaha pencarian keuntungan, tetapi lebih dari itu. Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang memungkinkan beberapa individu menguasai sumber daya produksi vital yang mereka gunakan untuk meraih keuntungan maksimal. Marx menyebut para individu itu sebagai kaum borjuis.

Kegiatan ekonomi yang paling utama padamasyarakat kapitalis terjadi di pabrik dan pasar. Barang diproduksi dalam jumlah besar dan diperjualbelikan di pasar bebas. Pada masyarakat kapitalis, rasionalisasi dan komersialisasi telah mencapai puncaknya. Motivasi para produsen untuk memproduksi barang bukan karena pertimbangan manfaatnya, tetapi lebih pada kepentingan untuk memperoleh uang. Seperti dikatakan Sanderson (1993:112), di dalam masyarakat kapitalis modern atau masyarakat industri adalah suatu ekonomi produksi untuk dijual atau ekonomi di mana produksi untuk dijual lebih diprioritaskan daripada produksi untuk dipakai.

Baca Juga : Manajemen Logistik

Masyarakat Ekonomi Sosialis

Masyarakat sosialis yang pertama muncul pada tahun 1917, ketika Rusia diguncang Revolusi Bolshevik dan menjadi Uni Sovyet. Di dalam masyarakat sosialis, segeap koordinasi ekonomi (termasuk tingkat harga, gaji, dan jenis barang yang diproduksi serta distribusinya) ditentukan oleh suatu badan sebagai pusat perencanaan. Biasanya hal ini dilakukan oleh negara. Pemilikan pribadi hampir ditiadakan kecuali barang-barang konsumsi.

Industrialisasi pada masyarakat sosialis dikontrol ketat oleh negara. Hampir semua sektor pertanian telah dinasionalisasi, dan orang-orang bekerja untuk negara.

Fungsi Dan Akibat Kehadiran Pranata Ekonomi

Dari contoh contoh diatas yang termasuk pranata ekonomi dan asosiasi ekonomi adalah nomor

Secara umum, fungsi manifes pranata ekonomi adalah mengatur hubungan antarpelaku ekonomi dan meningkatkan produktifitas ekonomi semaksimal mungkin. Pranata ekonomi juga berfungsi untuk mengatur distribusi serta pemakaian barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia.

Kehadiran pranata ekonomi di dalam kehidupan masyarakat tidak selalu menjamin bagi terciptanya ketertiban dalam berbagai kegiatan usaha yang dilakukan antarpelaku ekonomi. Horton dan Hunt (1987) mencatat beberapa akibat yang tidak direncanakan dari kiprah lembaga ekonomi yaitu:

  1. Kemungkinan kehadiran pranata ekonomi merusak kebudayaan tradisional. Kebiasaan pemilik hak atas tanah, dan banyak lagi pola kehidupan yang telah mapan mengalami perubahan akibat perkembangan imdustri.
  2. Kehadiran pranata ekonomi menyebabkan timbulnya anomi (kekaburan norma) dan alienasi (rasa keterasingan) diantara para pelaku ekonomi.
  3. Meningkatnya kegiatan ekonomi dalam banyak hal telah menyebabkan timbulnya kerusakan lingkungan. Pencemaran dan kerusakan ekologis hutan misalnya, terjadi dimana-mana akibat eksploitasi yang berlebihan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga : Ekonomi Industri

Hubungan Pranata Ekonomi Dengan Pranata Lain

Seperti pranata sosial lainnya, keberadaan pranata ekonomi tidaklah berdiri sendiri melainkan saling berkaitan dengan pranata sosial yang lain. Perubahan yang terjadi di dalam pranata ekonomi mendorong dan mempengaruhi perubahan pada pranata sosial lain, baik itu pranata keluarga, pendidikan, polotik, maupun pranata agama.

Di dalam masyarakat tradisional, sejumlah besar kegiatan ekonomi diorganisir dan muncul dari pranata keluarga. Setiap anggota keluarga langsung siap berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Keluarga bukan saja menjadi pusat dan sumber tenaga kerja, tetapi juga menjadi media sosialisasi untuk meneruskan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan ekonomi.

Di dalam masyarakat tradisional, [ranata pendidikan umumnya berfungsi untuk menanamkan dan melestarikan norma-norma budaya non-ekonomi. Pranata pendidikan waktu itu diperlukan untuk menjadikan manusia religius dan memiliki bekal moral yang diperlukan untuk pergaulan sosial.

Peran pranata pendidikan dalam kegiatan ekonomi mulai ,emguat ketika lembaga ini berkembang makin modern dan canggih. Kurikulum dan jenjang lembaga pendidikan yang tersusun sedemikian rupa secara sengaja dipersiapkan untuk menghasilkan tenaga kerja dan mencetak sumber daya manusia yang responsif dan kreatif dalam menciptakan teknologi yang dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi.

Baca Juga : Pengertian Sistem Ekonomi Menurut Para Ahli

Di dalam masyarakat tradisional, pranata agama berfungsi untuk mendorong manusia terlibat dalam peran-peran dan tingkah laku ekonomi karena agama mengurangi rasa cemas dan takut. Pranata agama juga berfungsi menciptakan norma-norma sosial yang mempengaruhi pranata ekonomi.

Pasar

Pada masyarakat hortikultura, peran pasar mulai menonjol. Pasar merupakan tempat untuk tukar-menukar surplus produksi warga masyarakat. Dalam perkembangannya hingga sekarang ini, pasar menjadi lembaga yang paling penting dalam institusi ekonomi.

Dilihat dari keberadaan, pasar terbagi menjadi dua yaitu pasar niskala dan pasar nyata. Pasar niskala adalah pasar yang abstrak dimana barang yang diperdagangkan tidak sampai ke pasar dan proses jual beli hanya didasarkan pada contoh barang saja. Sedangkan pasar nyata adalah pasar yang proses jual belinya terjadi secara langsung di mana penjual dan pembeli bertemu dalam suatu tempat untuk melakukan proses tukar-menukar atau berjual beli barang dagangan.

Sementara itu dari karakteristiknya, secara garis besar terdapat dua tipe pasar, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar modern banyak berkembang di perkotaan yang ditandai sifatnya yang impersonal dan harga barang-barang yang dijual ditentukan dengan sistem bandrol.

Sedangkan pasar tradisional menurut Geertz, bukanlah sekedar lapangan dengan bangsal-bangsal dan bangau-bangau yang terletak di tengah kota di mana orang diperbolehkan saling tipu. Tetapi lebih dari itu, pasar adalah suatu lembaga perekonomian dan cara hidup yang keseluruhannya dibentuk dan bergerak dinamis seiring dengan perkembangan pasar itu sendiri.

Unsur-Unsur Pranata Ekonomi

Pranata ekonomi adalah seperangkat aturan yang mengatur tentang kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang dan jasa sehingga terwujud kesejahteraan dan ketertiban masyarakat.Pranata ekonomi memiliki 3 unsur utama, yaitu :

Produksi

Produksi dalam arti sempit adalah kegiatan/usaha seseorang atau suatu badan usaha untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contoh, petani menghasilkan padi dan palawija, nelayan menangkap ikan di laut, dan bank memberikan jasa kredit. Adapun produksi dalam arti luas adalah kegiatan/usaha untuk menaikkan/meningkatkan/menambah manfaat/kegunaan suatu barang. Misalnya, kegiatan mengolah ketela pohon menjadi tepung tapioka hingga menjadi krupuk dan mengolah kapas menjadi benang hingga menjadi kain.

Pada masyarakat primitif, tujuan produksi hanyalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan keluarga karena saat itu masyarakat belum mengenal pertukaran barang. Sejalan dengan kemajuan peradaban yang mencetak masyarakat menjadi modern, tujuan produksi pun mengalami perkembangan, yaitu :

  1. untuk memenuhi kebutuhan pasar/masyarakat dan memuaskan konsumen.
  2. berusaha menghasilkan barang yang berkualitas tinggi.
  3. untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
  4. mendapatkan keuntungan, dan
  5. untuk memuaskan pemilik modal.

Tujuan produksi diatas dapat tercapai dengan melaksanakan motif produksi, yaitu berusaha mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan apabila terpaksa rugi, berusaha rugi yang sekecil-kecilnya. Motif produksi ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan selalu dijadikan pedoman bagi produsen dalam menjalankan usahanya.

Selanjutnya, untuk menjalankan kegiatan produksi, kita memerlukan faktor-faktor produksi. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang berguna untuk menjalankan atau melancarkan kegiatan/proses produksi barang dan jasa. Adapun faktor-faktor produksi terdiri dari:

Faktor produksi asli adalah faktor produksi pokok yang harus ada agar dapat menghasilkan barang dan jasa. Faktor produksi ini terdiri dari dua hal, yaitu:

Faktor produksi alam adalah segala sesuatu yang disediakan atau diberikan oleh alam yang bermanfaat dalam menjalankan proses produksi. Sebagai contoh, tanah yang subur untuk pertanian dan perkebunan, air terjun untuk pembangkit tenaga listrik, dan tanah sebagai lokasi kegiatan produksi.

  • Faktor Produksi Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk kepentingan produksi. Tenaga kerja ini dibedakan menjadi:

  1. tenaga kerja terdidik (skilled labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu untuk memiliki pengetahuan atau keahlian tertentu. Misalnya dokter, guru, manajer, dan sebagainya.
  2. tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan untuk memiliki keterampilan sesuai dengan bidang pekerjaannya. Misalnya sopir dan juru ketik.
  3. tenaga kerja yang tidak terdidik dan terlatih (unskilled labour), yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan atau pelatihan tertentu untuk menekuni pekerjaannya. Misalnya pencuci piring, pesuruh, pekerja kasar, dan sebagainya.

Baca Juga : Ekonomi Manajerial

Agar dapat memberikan keuntungan besar, tenaga kerja yang dipilih harus memiliki produktivitas tinggi.

Faktor produksi turunan adalah faktor produksi yang terbentuk dari hasil kerja sama faktor produksi asli/alam dan tenaga kerja. Misalnya, petani menanam tembakau sehingga hasilnya dapat dijual untuk mendapatkan uang sebagai modal penanaman kembali atau untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi sehingga terbentuk tenaga ahli. Faktor produksi turunan terdiri dari:

Faktor produksi modal adalah semua hasil kerja yang dapat digunakan uneuk menghasilkan barang/jasa dalam proses produksi lebih lanjut. Modal dapat berupa uang tunai yang ditabung di bank (tabungan atau deposito), barang yang dapat digunakan untuk proses produksi (mesin, gedung, tanah, alat transportasi), keahlian yang dapat digunakan untuk melancarkan proses produksi, dan goodwill (harapan ke depan) untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

  • Faktor Produksi Keahlian Pengusaha / Skill

Faktor produksi keahlian pengusaha/skill adalah kemampuan atau keahlian seorang pengusaha untuk mengorganisasi dan mengelola kegiatan badan usaha. Pada era modern, seorang pengusaha harus memilii kemampuan di bidang permodalan, ilmu pengetahuan, teknologi, serta pengembangan inovasi agar mampu bersaing dalam pasar global. Orang yang memiliki kemampuan semacam ini disebut wiraswasta atau enterpreneur.

Distribusi

Distribusi adalah kegiatan yang dilakukan dalam usaha menyalurkan barang dan jasa agar dapat sampai ke konsumen atau dapat tersedia di daerah dekat konsumen. Dengan adanya distribusi, daerah produsen yang jauh dari konsumen bisa didekatkan sehingga konsumen merasa mudah untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses distribusi, yaitu :

  1. Keadaan dan sifat penduduk di wilayah tersebut.
  2. Kebutuhan masyarakat sebagai konsumen barang dan jasa yang didistribusikan.
  3. Daya beli konsumen sesuai dengan harga barang dan jasa yang didistribusikan.
  4. Tradisi/kesukaan masyarakat wilayah yang bersangkutan sesuai dengan barang dan jasa yang didistribusikan.

Konsumsi

Konsumsi dalam pranata ekonomi bukanlah suatu barang (makanan, minuman, dan sebagainya) yang habis dalam pemakaian, baik secara langsung atau secara berangsur-angsur. Dalam ekonomi, konsumsi merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang menghabiskan kegunaan, manfaat, atau nilai suatu barang dan jasa. Misalnya, penjual sate membeli daging untuk membuat sate dan penumpang kereta api membeli tiket.

  1. Untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang dan jasa.
  2. Untuk meningkatkan kemakmuran, sesuai dengan tingkat kemajuan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta untuk memenuhi tuntutan dunia modern.
  3. Untuk mendorong laju perkembangan perekonomian baik investasi, produksi, kesempatan kerja maupun peningkatan pendapatan masyarakat.

Faktor intern :

  1. Besarnya pendapatan.
  2. Sifat konsumen.
  3. Kebutuhan terhadap barang dan jasa.
  4. Keinginan konsumsi.
  5. Tingkat peradaban dan kebudayaan seseorang..
  6. Tingkat pengetahuan yang dimiliki.

Faktor ekstern :

  1. Kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
  2. Lingkungan konsumen berada.
  3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  4. Berkembangnya pola hidup demonstration effect.
  5. Masuknya kebudayaan dari luar.
  6. Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  7. Kebijakan lembaga keuangan.
  8. Situasi dan kondisi ekonomi makro.

Terkait dengan kegiatan ekonomi yang menghabiskan kegunaan nilai barang dan jasa, dapat ditangkap bahwa barang yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pasti mempunyai kegunaan dan nilai.

  1. Kegunaan tempat (place utility), yaitu nilai guna suatu barang apabila berada di tempat yang tepat sesuai keinginan manusia. Misalnya vas bunga yang diletakkan di meja lebih berguna daripada diletakkan di lantai.
  2. Kegunaan elemen (element utility), yaitu nilai guna suatu barang apabila mudah dibagi-bagi. Misalnya, emas dan perak berguna karena mudah dibagi-bagi sampai jumlah yang terkecil sehingga warisan berupa emas dan perak akan lebih berguna daripada meja marmer.
  3. Kegunaan waktu (time utility), yaitu nilai guna suatu barang pada saat yang tepat (pada waktu diperlukan). Misalnya, payung akan lebih berguna pada saat hujan.
  4. Kegunaan milik (owner utility), yaitu nilai guna suatu barang ketika sudah menjadi milik sendiri. Misalnya, rumah kayu milik sendiri jauh lebih berguna daripada rumah gedung yang disewa.
  5. Kegunaan bentuk (form utility) , yaitu nilai guna suatu barang apabila bentuknya sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya, akar pohon jati di hutan akan berguna apabila dibentuk menjadi meja antik.
  6. Kegunaan pelayanan (service utility), yaitu nilai guna suatu barang apabila barang tersebut dapat melayani kebutuhan manusia. Misalnya, kalkulator dapat membantu manusia untuk menghitung dalam waktu cepat.
  1. Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia secara umum dan digunakan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Misalnya, beras mempunyai nilai pakai objektif karena dapat dimasak menjadi nasi untuk memenuhi kebutuhan makan setiap orang.
  2. Nilai pakai subjektif, yaitu arti yang diberikan oleh seseorang secara subjektif terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, buku tulis memiliki nilai yang lebih tinggi bagi pelajar daripada bagi petani.
  1. Nilai tukar objektif, yaitu jumlah barang yang dapat diperoleh suatu barang dalam pertukaran secara umum. Misalnya, harga beras Rp 6.000,- per kg dan jagung Rp 3.000,- per kg. Nilai tukar objektif beras dan jagung adalah 1 kg beras sama dengan 2 kg jagung.
  2. Nilai tukar subjektif, yaitu arti yang diberikan oleh seseorang secara subjektif terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat ditukarkan dengan barang lain. Misalnya, Pak Ali dan Pak Bejo memiliki motor yang sama merk, jenis, dan tahun pembuatannya. Keduanya mau menjual motor tersebut. Pak Ali menawarkan harga Rp 13.000.000,- sedangkan Pak Bejo Rp 12.000.000,-. Harga yang ditawarkan keduanya tidak sama karena mereka memiliki pertimbangan subjektif yang berbeda.

Nah seperti itulah Semoga dapat menjadi tambahan wawasan untuk kita semua amin … 🙂

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan