Dalam sebuah arisan diikuti oleh 8 peserta laki-laki dan 10 peserta perempuan

Dalam sebuah arisan diikuti oleh 8 peserta laki-laki dan 10 peserta perempuan
Siapa yang pernah ikut arisan? Hampir semua orang pernah ikut arisan, mungkin juga termasuk Anda. Arisan merupakan kegiatan yang diidentikkan dengan perempuan, terutama ibu-ibu rumah tangga. Sebenarnya tidaklah demikian, arisan dapat diselenggarakan dan diikuti oleh siapapun, baik perempuan maupun laki-laki, baik ibu-ibu, bapak-bapak, atau juga muda-mudi.

Penyelenggaraan arisan memiliki banyak tujuan. Selain untuk memperoleh penghasilan atau utang tanpa bunga, kegiatan arisan juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan keakraban diantara anggota keluarga, rekan kerja, komunitas, atau masyarakat lingkungan sekitar. Berkenaan dengan hal tersebut, arisan sering kali berfungsi sebagai forum untuk saling bertukar pendapat atau merembukkan berbagai masalah yang terjadi di lingkungan setempat.

Definisi arisan

Seolah sudah membudaya di masyarakat, sebenarnya apa sih arisan itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arisan merupakan kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi diantara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan di sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.

Dari definisi tersebut jelas bahwa arisan memiliki dua poin penting yakni mengumpulkan uang dan melaksanakan pertemuan secara berkala. Tak heran jika banyak orang yang menjadikan arisan sebagai sarana untuk memperoleh pendapatan atau setidaknya utang tanpa bunga. Dari pengumpulan uang dari anggota atau peserta arisan, ditentukan pemenang dengan sistem undian. Artinya, setiap anggota arisan memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemenang. Namun, faktor keberuntungan sering kali berperan dalam menentukan siapa yang keluar menjadi pemenang pada setiap periode. Jadi, pemenang arisan bisa siapa saja, asal tercatat sebagai anggota kelompok arisan tersebut.

Perbedaan arisan biasa dengan sistem lelang

Arisan pada umumnya dilakukan secara berkelompok dengan mengumpulkan uang dalam jumlah yang sama setiap periodenya, kemudian dilakukan pengundian atau kocokan untuk menentukan pemenangnya. Bagi anggota yang namanya keluar dari kocokan, maka dialah pemenangnya yang berhak untuk mendapatkan uang yang telah terkumpul dari seluruh anggota. Anggota yang telah keluar sebagai pemenang arisan, tidak dapat lagi menjadi pemenang, kecuali mengikuti lebih dari satu sehingga di kocokan terdapat namanya lebih dari satu. Inilah sistem arisan yang umum disebut dengan arisan biasa atau konvensional.

Ditinjau dari sisi keadilan, arisan dengan sistem biasa atau konvensional ini dirasakan kurang adil karena lebih menguntungkan anggota yang menjadi pemenang di awal-awal periode. Bagaimana tidak? Bagi yang memperoleh arisan di awal periode sama saja mendapatkan pinjaman tanpa beban bunga. Sementara yang mendapatkan arisan pada periode terakhir sama dengan menabung tanpa imbalan bunga. Padahal nominal uang yang diterima bagi oleh pemenang di awal maupun di akhir periode arisan jumlahnya sama. Penantian yang panjang bagi pemenang terakhir tidak membuahkan tambahan apapun, sehingga terkesan hanya melatih kesabaran saja.

Kelemahan arisan biasa atau sistem konvensional ini menciptakan ide-ide arisan dengan sistem baru. Salah satunya adalah sistem tembakan atau yang lebih dikenal dengan sistem lelang. Apa itu arisan sistem lelang? Secara fundamental arisan sistem lelang tidak jauh berbeda dengan arisan biasa, yakni kegiatan mengumpulkan uang dalam perkumpulan yang dilakukan secara berkala. Hanya saja, sistem pengundian pemenangnya yang berbeda.

Pada arisan sistem lelang, pemenang pertama adalah orang yang berperan sebagai ketua arisan, yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan uang arisan dari para anggota dan siap ‘nombok’ atau menalangi jika ada anggota yang tidak menyetorkan uang arisan setiap periodenya. Dari tanggung jawab yang cukup berat tersebut, ketua kelompok arisan mendapat ‘kehormatan’ menjadi pemenang di awal periode arisan. Nominal uang arisan yang diterima pun penuh dari seluruh anggota. Karena telah menang di awal periode, ketua kelompok arisan tidak boleh mengikuti lelang pada periode-periode arisan berikutnya.

Dalam sistem arisan lelang, pemenang arisan ditentukan berdasarkan pada hasil lelang. Sistemnya, ketua kelompok arisan menawarkan kesempatan pada anggota yang belum pernah memenangkan arisan untuk mengikuti lelang di setiap periodenya. Biasanya anggota yang mengikuti lelang adalah mereka yang sedang membutuhkan uang. Jika dalam satu periode terdapat empat orang yang mengikuti lelang, maka pemenangnya ditentukan berdasarkan nilai lelang tertinggi yang ditawarkan. Nilai lelang umumnya berkisar antara 10% hingga 25% dari jumlah iuran arisan. Untuk memberikan gambaran yang jelas, berikut ilustrasi contoh arisan sistem lelang.

Suatu kelompok berjumlah 10 orang mengadakan arisan sistem lelang dengan uang iuran sebesar Rp 500.000,- setiap periodenya. Pada periode pertama, pemenang arisan adalah ketua kelompok sehingga mendapatkan uang sejumlah Rp 4.500.000,- (asumsinya pemenang tidak ikut membayar iuran/setoran arisan). Pada periode berikutnya diadakan lelang terdapat 3 orang anggota yang sedang membutuhkan uang sehingga mengikuti lelang dengan harapan menjadi pemenang pada periode tersebut. Dari ketiga orang yang mengikuti lelang diperoleh penawaran sebagai berikut:

  •  A memberikan penawaran sebesar Rp 50.000,-
  •  B memberikan penawaran sebesar Rp 75.000,-
  • C memberikan penawaran sebesar Rp 100.000,-

Berdasarkan penawaran dari ketiga anggota yang mengikuti lelang diperoleh bahwa C memberikan penawaran dengan nilai paling besar, maka arisan dimenangkan oleh C. Namun, nominal uang yang diterima oleh C tidaklah penuh, karena anggota lainnya yang belum memenangkan arisan hanya membayar sebesar Rp 400.000,- (Rp 500.000,- – Rp 100.000,-). Pada periode kedua ini hanya ketua kelompok yang membayar penuh sebesar Rp 500.000,-. Jadi, jumlah uang arisan yang dimenangkan oleh C sebesar Rp 3.700.000,- dengan rincian:

  • Setoran ketua kelompok = Rp 500.000,-
  • Setoran anggota 8 orang x Rp 400.000,- = Rp 3.200.000,-

Total uang arisan = Rp 3.700.000,-

Sistem lelang tersebut akan berlanjut hingga berakhirnya masa periode arisan. Kok jumlah arisan yang diterima lebih sedikit, gak adil dong? Mungkin pertanyaan tersebut muncul dalam benak Anda. Secara nominal jumlah memang pemenang arisan lelang menerima jumlah yang lebih sedikit karena dari setoran yang seharusnya dibayarkan oleh anggota dikurangi dengan nilai lelang yang ditawarkan. Meski demikian, pemenang lelang diuntungkan karena mendapatkan uang arisan di saat membutuhkannya. Sementara bagi pemenang terakhir, ia akan mendapatkan jumlah nominal uang arisan penuh, tetapi membayar lebih kecil dari yang seharusnya di setiap periodenya.

Jadi perbedaan dari arisan biasa dengan sistem lelang dapat disimpulkan dalam tabel berikut.

Arisan Biasa Arisan Lelang
  • Pemenang arisan ditentukan berdasarkan undian/kocokan
  • Jumlah uang yang disetorkan setiap periode arisan sama
  • Pemenang arisan tidak dapat diprediksi
  • Pemenang arisan belum tentu anggota yang membutuhkan uang
  • Jumlah uang arisan yang diterima pemenang sama setiap periodenya
  • Pemenang arisan ditentukan berdasarkan lelang
  • Jumlah uang yang disetorkan setiap periode arisan berbeda, tergantung pada nilai lelang yang ditawarkan
  • Pemenang arisan bisa diprediksi
  • Pemenang arisan adalah anggota yang paling membutuhkan uang
  • Jumlah uang arisan yang diterima pemenang tidak selalu sama setiap periodenya

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang arisan lelang dan perbedaan arisan biasa dengan arisan lelang, semoga bermanfaat bagi Anda semua.

Dalam sebuah arisan diikuti oleh 8 peserta laki-laki dan 10 peserta perempuan
Mendengar kata arisan pasti yang terlintas dalam pikiran adalah sekumpulan ibu rumah tangga. Arisan memang identik dengan perempuan, khususnya ibu rumah tangga. Namun sebenarnya jika ditelisik lebih dalam, tidaklah demikian. Arisan bisa dimainkan oleh siapa saja baik perempuan maupun laki-laki atau kombinasi dari keduanya tanpa memandang batasan usia.

Arisan dapat dipahami sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengumpulkan uang secara teratur pada tiap periode tertentu, dan masing-masing anggota kelompok akan menjadi pemegang yang berhak mendapatkan uang tersebut secara bergilir atau bergantian. Aktivitas ini berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat bahkan telah menjadi budaya. Bagaimana tidak? Setiap kelompok atau komunitas kecil di masyarakat sering kali disertai dengan aktivitas arisan, mulai dari lingkup keluarga, RT, RW, kantor, sekolah, komunitas, paguyuban, hingga organisasi masyarakat.

Arisan memiliki beragam tujuan, di antaranya adalah untuk menjalin silaturahmi, keakraban, dan kebersamaan. Nominal uang yang dikumpulkan sebagai iuran tak selalu menjadi tujuan utama. Artinya, meski sedikit tak jadi masalah asal bisa terjalin silaturahmi diantara para anggota kelompok. Tak hanya memiliki manfaat sosial, arisan juga bermanfaat secara finansial. Bagi anggota yang keluar sebagai pemenang akan mendapatkan pinjaman tanpa bunga. Mengingat sistemnya kocokan atau undian, maka masing-masing anggota harus bersabar menunggu gilirannya tiba menjadi pemenang arisan.

Besarnya animo masyarakat terhadap arisan memunculkan ragam arisan yang bervariasi, mulai dari yang biasa atau konvensional hingga online. Apa saja ragam arisan yang berkembang dan marak di tengah-tengah masyarakat? Simak uraiannya berikut ini.

Pada umumnya arisan dimulai dengan adanya pertemuan anggota kelompok arisan pada periode tertentu yang telah disepakati bersama, dilanjut dengan mengumpulkan sejumlah uang yang masing-masing anggota mengeluarkan nominal yang sama. Setelah uang arisan terkumpul semuanya, kemudian dilakukan pengocokan nama-nama anggota kelompok arisan. Nama anggota yang keluar dari kocokan akan menjadi pemenang yang berhak untuk mendapatkan uang arisan tersebut. Inilah yang disebut dengan arisan biasa atau konvensional. Sistemnya tak selalu harus kocokan, bisa juga penomoran di mana pemenang arisan didasarkan pada urutan nomor yang telah diundi lebih dulu.

Arisan biasa dianggap memiliki kelemahan, karena tidak memperhatikan tingkat kebutuhan anggota. Artinya, tidak ada jaminan bahwa yang keluar sebagai pemenang adalah anggota yang paling membutuhkan. Selain itu, anggota yang mendapat arisan di awal periode lebih diuntungkan daripada yang mendapat di periode-periode berikutnya. Pemenang arisan di awal periode akan mendapatkan pinjaman tanpa bunga, sedangkan pemenang di akhir-akhir periode seolah memberi pinjaman tanpa bunga.

Arisan tembak disebut juga sebagai arisan lelang. Ide arisan ini muncul dari adanya kelemahan pada ragam arisan biasa. Pada arisan tembak ini, tingkat kebutuhan anggota menjadi perhatian. Artinya, bisa dipastikan pemenangnya adalah anggota yang sedang membutuhkan uang. Mekanismenya untuk pemenang pertama adalah orang yang ditunjuk sebagai ketua kelompok arisan, dengan konsekuensi bertanggung jawab mengumpulkan uang arisan dari para anggota dan memberikan talangan bagi anggota yang gagal bayar. Pada periode berikutnya, dilakukan pengundian bagi anggota yang sedang butuh uang.

Ilustrasinya arisan tembak diikuti oleh 10 orang dengan uang iuran sebesar Rp 1 juta. Pada periode pertama, ketua kelompok akan mendapatkan uang sebesar Rp 10 juta. Sementara diketahui pada periode kedua terdapat 3 orang anggota yang sedang membutuhkan uang, maka ketua akan melakukan lelang arisan pada ketiga anggota tersebut. Masing-masing diberikan secarik kertas untuk menuliskan nilai lelang yang ditawarkan untuk anggota lainnya. Misal A menawarkan Rp 50.000,-, B berani Rp 100.000,- dan C memberikan tawaran Rp 150.000,-. Pemenang lelang didasarkan pada tawaran tertinggi, yakni C. Dari hasil lelang tersebut, anggota kelompok yang belum mendapatkan arisan harus membayar uang arisan sebesar Rp 850.000,-, namun untuk sang ketua yang sudah memperoleh arisan tetap menyerahkan penuh Rp 1 juta tanpa ada potongan. Mekanisme ini berlanjut hingga periode terakhir.

Arisan tembak dinilai lebih menguntungkan dibandingkan arisan biasa, karena pemenang adalah orang yang benar-benar sedang membutuhkan uang. Selain itu, bagi pemenang terakhir akan diuntungkan karena ia menerima uang arisan secara penuh, meski tak selalu membayar iuran penuh setiap bulannya.

Arisan sistem gugur merupakan sekelompok orang yang menyetorkan dana secara periodik dalam jangka waktu tertentu, di mana anggota yang telah putus atau memperoleh arisan tidak diwajibkan lagi membayar setoran. Ragam arisan dengan sistem ini umumnya diaplikasikan pada barang seperti sepeda motor, ponsel, bahkan properti. Mekanismenya, pengelola mengumpulkan sejumlah orang dan menetapkan nominal setoran per bulan juga jangka waktunya, misalnya arisan dengan setoran Rp 500.000,- selama 36 bulan. Pengundian arisan bisa dilakukan setiap bulan, per 3 atau 4 bulan sekali. Nah, anggota yang mendapat undian akan mendapatkan barang yang menjadi objek arisan dengan ketentuan tidak diwajibkan membayar setoran pada bulan berikutnya alias gugur. Jika dalam jangka waktu yang telah ditentukan terdapat anggota yang belum mendapatkan barang objek arisan, maka pada bulan ke-37 uang yang telah disetorkan dikembalikan seluruhnya dan biasanya plus bonus dalam jumlah tertentu.

Arisan sistem menurun merujuk pada nominal setoran yang tidak sama antara anggota yang satu dengan lainnya. Nominal setoran ditentukan sesuai dengan urutannya, di mana urutan tertinggi nominalnya lebih besar dibandingkan dengan urutan di bawahnya. Apa kelebihan dari ragam arisan ini? Urutan pada arisan sistem menurun menunjukkan orang yang berhak mendapatkan arisan. Misalnya arisan diikuti oleh 5 orang dengan urutan nominal setoran sebagai berikut:

– Si A : Rp 150.000,- – Si B : Rp 125.000,- – Si C : Rp 100.000,- – Si D : Rp 75.000,-

– Si E : Rp 50.000,-

Dari urutan tersebut, setiap anggota akan putus arisan sebesar Rp 500.000,- secara bergiliran. Giliran pertama adalah penyetor nominal tertinggi, yakni si A, dilanjut si B, dan seterusnya.

Sesuai dengan namanya arisan online dimainkan dengan perantara dunia maya, utamanya media sosial. Diantara anggota arisan bisa jadi saling kenal, bisa juga tidak. Sistemnya bisa saja flat bisa juga menurun, di mana anggota bisa memilih urutan dan nominal setoran yang disanggupinya. Arisan jenis ini cukup riskan dan berisiko tinggi, bahkan rawan penggelapan. Banyak kasus penipuan berkedok arisan dengan sistem online ini.

Meski tampak sederhana, memilih arisan yang tepat bukanlah perkara mudah. Tak sedikit orang yang tergiur dengan iming-iming hasil yang ditawarkan tanpa mempertimbangkan risikonya. Apapun jenis arisannya, ada baiknya jika memilih untuk mengikuti arisan yang memberikan manfaat baik secara sosial maupun finansial.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang macam-macam sistem arisan, semoga bermanfaat bagi Anda semua.