Dalam penelitian selalu hati-hati dan tidak ceroboh, hal tersebut merupakan sikap ilmiah yaitu

Seorang peneliti dalam melakukan penelitian selain harus menggunakan metode ilmiah, juga harus menggunakan sikap ilmiah dalam bekerja. Sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang peneliti diantaranya adalah:
Seorang peneliti harus memiliki sifat rasa ingin tahu yang sangat besar sebagai dasar jika ingin melakukan suatu penelitian. Apa, bagaimana, mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, yang pada akhirnya seorang peneliti dapat mengungkapkan fenomena yang terjadi melalui suatu penelitian sehingga mendapatkan suatu jawaban atau hasil yang memuaskan.

Dalam penelitian selalu hati-hati dan tidak ceroboh, hal tersebut merupakan sikap ilmiah yaitu
Ilustrasi sikap ilmiah
Peneliti harus jujur dalam melakukan penelitian, data-data yang didapatkan harus sesuai dengan apa yang diteliti, tidak boleh melakukan manipulasi data. Sehingga hasil yang didapatkan dapat dipertanggungjawabkan

3. Tekun

Tidak mudah putus asa dalam melakukan penelitian. Kadang suatu penelitian harus diulang beberapa kali hingga mendapatkan hasil yang diharapkan, hal ini menyebabkan seorang peneliti harus memiliki sifat tekun dan pantang menyerah

4. Teliti

Bertindak berhati-hati dan tidak ceroboh, sehingga kesalahan kesalahan dalam penelitian dapat dihindari.

5. Objektif

Hasil dari penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi sehingga dapat menyebabkan data yang bersifar subjektif. Semua data yang diperoleh harus didasarkan pada fakta yang ditemukan dilapangan.

6. Terbuka

Peneliti harus memiliki sifat tebuka dengan mau menerima pendapat dari orang lain, sehingga diaharapakan penelitian yang dilakukan dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya

7. Toleran

Seorang ilmuwan harus bersedia menerima gagasan dari orang lain dan mau belajar serta membandingkan pendapatnya dari orang lain, dan tidak boleh memaksakan pendapat kepada orang lain.

8. Optimis

Seorang ilmuwan harus memiliki sifat optimis terhadapat penelitian yang sedang dilakukannya, tidak boleh memiliki sifat pesimis karena dapat menyebabkan peneiltian yang sedang dijalankan tidak akan berhasil karena dari awal sudah pesimis dengan penelitiannya.

9. Pemberani

Ilmuwan harus berani melawan semua ketidakbenaran, penipuan, dan kepura-puraan yang akan menghambat kemajuan.

10. Peduli lingkungan

Sikap peduli lingkungan juga harus dimiliki oleh ilmuawan agar lingkungan yang dijadikan tempat penelitian dan sekitarnya tidak mengalami kerusakan.

D. Kerja ilmiah

Ketrampilan kerja ilmiah harus dimiliki seorang peneliti antara lain adalah:

1. Kemampuan melakukan pengamatan(observasi)

Observasi dapat dilakukan dengan melalui pengamatan, pendenaran, perabaan, dan penciuman.


2. Kemampuan mengelompokkan objek-objek yang diteliti

Mengelompokkan atau mengklasifikasi meupakan kegiatan untuk memudahkan dalam mempelajari sesuatu. Setiap pengelompokkan memiliki dasar dan tujuan tertentu. Sebagai contoh:
  1. Pengelompokkan hewan berdasarkan cara perkembangbiakan, berdasarkan jenis makanan, atau bentuk kakinya
  2. Pengelompokkan daun berdasarkan ujung daun, ukuran daun, bentuk tulang daun

3. Kemampuan menafsirkan dan memprediksi

Menafsirkan adalah upaya untuk menjelaskan arti sesuatu yang kurang jelas dari hasil suatu pengamatan/observasi. Memperdiksi berarti meramalkan mengenai sesuatu yang akan terjadi berdasarkan hasil pengamatan.

4. Kemampuan mengidentifikasi variabel

Variabel adalah faktor-faktor yang berpengaruh yang memiliki nilai atau ukuran dan dapat berubah atau diubah. 3 jenis variabel:
a. Variabel bebas: variabel yang sengaja diubah atau dibuat bervariasi
b. Variabel terikat: variabel yang berubah sebagai akibat dari variabel bebas
c. Variabel kontrol: variabel yang tidak diberikan perlakuan ata dibuat sama

5. Kemampuan dalam mengajukan pertanyaan

Pertanyaan merupakan kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban. Sedangkan bertanya merupakan kegiatan meminta jawaban atau penjelasan suatu pertanyaan. Mengajukan pertanyaan dapat membantu dalam kerja ilmiah yaitu pada saat melakukan perumusan masalah. Pertanyaan dalam kegiatan ilmiah dibagi menjadi empat macam pertanyaan yang perlu dikembangkan oleh peneliti, diantaranya: 1. Pertanyaan untuk mengungkap fakta 2. Pertanyaan tentang prosedur 3. Pertanyaan tentang penggunaaan alat dan bahan 4. Pertanyaan untuk merancang kegiatan 6. Kemampuan dalam merencanakan percobaan

Kemampuan merencanakan percobaan sangat diperlukan untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian. Perencaan penelitian meliputi tujuan penelitian, variabel yang akan dilibatkan, langkah kerja, dan cara menganalisis data.

7. Kemampuan mengkomunikasikan hasil penelitian

Seorang peneliti harus bisa mengkomunikasikan hasil penelitian yang telah dilakukannya. Komunikasi hasil penelitian bisa dalam bentuk grafik, lisan, tulisan, gambar, dan diagram. Komunikasi yang paling penting adalah ketika melakukan publikasi ilmiah terhadap penelitiannya dalam bentuk laporan ilmiah, jurnal ilmiah, dan seminar ilmiah.

E. Kegunaan metode ilmiah

Metode ilmiah sangat penting untuk memajukan ilmu pengetahuan, karena setiap ilmu pengetahuan yang didapatkan terjadi melalui proses proes ilmiah menggunakan metode ilmiah. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mencari jawaban dari suatu permasalahan atau memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi.

Beberapa kegunaan metode ilmiah diantaranya:

1. Membantu pemecahan masalah dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan 2. Menguji ulang hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif 3. Memecahkan atau menentukan jawaban dari rahasia alam yang sebelumnya masih menjadi teka teki.


Belum lengkap jika belum belajar ini:


A. DEFINISI METODE ILMIAH Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis. Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.

B. TUJUAN MEMPELAJARI METODE PENULISAN ILMIAH Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa yang akan datang. Untuk karena itu dalam penulisan ilmiah kita tidak bias asal tulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dala penulisan ilmiah. Dalam penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita mempelajari metode ilmiah : – Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis – Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis

– Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah

C. SIKAP ILMIAH Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” . Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek. Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain : 1. Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu merupakan awal atau dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi mendapatka sesuatu yang baru. 2. Jujur Dalam melakukan penelitian, seorangsainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya. 3. Tekun Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat. 4. Teliti Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik. 5. Objektif Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain. 6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling

hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.

D. KEGUNAAN METODE ILMIAH Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain : 1. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan. 2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.

3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka teki.

E. KRITERIA METODE ILMIAH Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut: 1. Berdasarkan Fakta Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis. 2. Bebas dari Prasangka Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya menunjukan bahwa ada ketidaksesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana. 3. Menggunakan Prinsip Analisa Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam. 4. Menggunakan Hipotesa Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti. 5. Menggunakan Ukuran Obyektif Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan. 6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi

Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya. Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.

F. LANGKAH – LANGKAH METODE ILMIAH 1. Karakterisasi (Observasi dan Pengukuran)\ Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur. 1. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah. 2. Melakukan Eksperimen Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variable bebas, variabel terikat, dan variable kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variable yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap. – Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen. – Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama. 3. Menyimpulkan hasil eksperimen Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangilangkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik danteruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis : – Jangan ubah hipotesis – Jangan abaikan hasil eksperimen – Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai – Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian – Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang e/ksperimen.

Sumber:

http://shofidzulfikar41.blogspot.com/2013/05/pengertian-metode-ilmiah-tujuan.html